Sepulang nya dari rumah utama, Candra merebahkan tubuhnya yang terasa remuk. dirinya tertidur pulas hingga tak terasa hari sudah pagi dan matahari sudah terbit. Candra yang sudah bangun dari tidurnya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai semuanya Candra bergegas menuju ke arah mobil yang sedari tadi menunggu dan siap mengantar nya ke manapun ia mau.
Setelah 35 menit berkendara Candra akhirnya sampai ke kantor, ia berjalan ke arah lift menuju ke ruangannya di ikuti Farhan yang berjalan di belakangnya. Candra kini sudah berada di depan pintu, namun sebelum membuka pintu itu ia berbalik."Minta OG baru itu untuk membersihkan ruangan saya""Baik tuan saya permisi"Farhan berjalan menuju ruang pantry karena karyawan OG lebih sering berada di sana. Sesampainya di ruang pantry benar saja Aleksa dan Ida sedang ada di ruangan itu."Aleksa, tolong bersihkan ruangan tuan Candra"Aleksa merasakan sesuatu yang aneh jangan-jangan bos nya itu sedang menyiapkan rencana baru untuk mengerjainya, tapi ia juga tidak dapat menolak perintah dari atasannya itu."Baik tuan, akan saya bersihkan"Aleksa mengbil perlengkapan yang akan di butuhkannya nanti. Sesampainya di sana, ia mengetuk pintu hingga suara dari dalam mempersilahkan dirinya masuk."masuk"Candra seperti sudah tahu bahwa yang akan masuk adalah Aleksa sehingga ia tidak mengalihkan pandangannya sama sekali ke arah pintu, Sementara Aleksa yang sudah berada di ruangan tetap berdiri menunggu perintah tanpa melakukan apapun."Aku meminta mu untuk membersihkan ruangan ku, apa kau ingin tetap berdiri di sana"Mendengar ucapannya Aleksa pun bergegas membersihkan ruangan itu, mengelap meja dan kaca serta merapikan dokumen yang tidak pada tempat nya. Sedangkan Candra tetap fokus pada beberapa dokumen yang ada di meja nya Hingga tidak ada percakapan apapun di antara keduanya di ruangan itu kecuali hanya terdengar suara kertas yang di bolak balik sejak tadi.Setelah kurang lebih 30 menit Aleksa selesai membersihkan kan ruangan itu dan ia izin pamit kepada Candra yang tengah duduk di meja nya."T-tuan sudah selesai, apakah saya sudah boleh pergi""Hmm"Hanya respon itu yang keluar dari mulut Candra.Laki-laki ini memang tidak tahu terimakasih. Namum, itu bukan masalah bagi Aleksa ia hanya ingin buru-buru keluar dari ruangan itu"Apa kau sudah selesai" tanya Ida sekembalinya Aleksa."Sudah mba, mba butuh bantuan""Engak, aku juga udah hampir selesai"Aleksa berjalan ke arah dispenser untuk mengambil air minum."Oh iya kamu kemaren kemana aja, kok lama banget ke ruangan pak Candra nya"Aleksa baru ingat bahwa semalam ia melupakan Ida yang menunggu nya, ia jadi merasa sangat bersalah."Apa mba menunggu ku"Ida hanya mengangguk kan kepala"Tapi gak begitu lama, aku pikir kamu udah pulang makanya aku juga memutuskan pulang. Emang nya ada masalah apa"?"Engak ada masalah mba, kemaren cuma di minta beresin ruangan tuan Candra makanya agak lama""Hemm kamu sama pak Candra gak ngapa-ngapain kan" goda Ida"Mba Ida awas nanti bikin gosip"Ida hanya tersenyum, ia begitu suka menggoda Aleksa yang sangat polos. Apa lagi saat melihat wajah Aleksa yang kini berubah merah semu.Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, Candra mengemasi dokumen di mejanya dan hendak bersiap pergi meninggalkan ruangan itu.Namun, sebelum dirinya melangkahkan kaki seorang pria paruh baya masuk ke ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.Candra melihat sekilas dah fokus kembali menata berkas seolah mengabaikan sosok yang berjalan menghampiri nya saat ini. Dirinya tidak mengeluarkan sepatah kata pun bahkan untuk menyapa pria itu pun tidak. Pria tadi pun kini sudah berada tepat di hadapannya."Candra, kamu harus menerima perjodohan dengan Aqila dia wanita yang pantas untuk mu"Seperti nya Candra sudah bisa menebak apa yang akan ayahnya bicarakan, sehingga raut wajah nya berubah menjadi sangat murung."Bukankah sudah ku katakan bahwa untuk jangan mencampuri urusan peribadi ku"Ucap Candra yang kemudian menyambar jas di kursi dan melangkah melewati papa nya yang berada tepat di depannya. Namun, sebelum dirinya melewati pintu pria itu dengan segera menghentikan nya."Cobalah menerima Aqila, dia gadis yang baik, memiliki karir yang bagus, semua orang-orang mendambakan dirinya. Semua yang terbaik ada pada dirinya, lantas wanita seperti apa lagi yang kamu mau"Ucapan Anton ini membuat langkah Candra berhenti, Sontak Candra pun berbalik memandang ke arah papa nya."Kalau begitu kenapa tidak papa saja yang menikah dengannya""Jaga ucapanmu Candra"Anton terpancing emosi setelah mendengar ucapan Candra yang asal bicara."Bukankah itu kenyataannya, kalian selalu memaksaku untuk mengikuti yang kalian inginkan, namun kali ini aku tidak akan menuruti nya, kalian bisa batalkan perjodohan itu aku tidak tertarik"Candra tidak habis pikir bagaimana bisa orang tua nya mencarikan dirinya wanita sesuai yang mereka inginkan, tanpa tau wanita seperti apa yang dirinya mau. Candra benar-benar dibuat tidak tahan berlama-lama berada di ruangan itu."Jaga ucapan mu Candra kau ....Emosi Anton semakin meningkat akibat perkataan putranya itu, ia ingin membalas ucapan putranya itu, namun buru-buru Candra menyelanya."Aku sudah memiliki wanita pilihan ku jadi kalian tidak perlu khawatir aku tidak menikah. Jika kalian mau, aku akan mengenal kan nya pada kalian. sekarang papa tahu alasan kenapa aku menolak perjodohan ini kan, katakan juga pada mama"Pria ini benar-benar murka dengan putranya yang seolah menentang dirinya. Ia sangat bersikeras memaksa Candra menerima perjodohan ini, namun ia paham sifat putranya ini lebih keras dari batu. Sekuat apapun usahanya, jika Candra sudah menolak, putra nya itu tidak akan menarik kembali kata-kata nya.sehingga untuk saat ini Anton lebih memilih mengalah dan mengikuti apa yang putranya itu inginkan."Baik lah, jika kau memang sudah memiliki kekasih kau bisa mengenalkannya pada kami aku ingin melihat seperti apa kekasih mu itu, Kapan kau bisa mengenal kan nya?""Tentu aku akan membawa nya secepat mungkin"Setelah mengucapkan itu Candra langsung berbalik keluar meninggalkan ruangannya, dan menghentakkan pintu dengan keras lantaran ia sangat kesal dengan ayah nya.Kau .......Anton ingin berbicara, namun ia memilih tidak melanjutkan lantaran sosok putra nya itu sudah menghilang.Setibanya di villa Candra merebahkan tubuhnya yang lelah karena seharian bekerja. Ia teringat perkataan ayahnya saat tadi di kantor. Entah kenapa orang tua nya memaksanya agar ia menerima perjodohan dengan Aqila. menurut Candra Aqila memang cantik namun entah kenapa dirinya sama sekali tidak tertarik dengan wanita itu. Candra menyesal mengatakan dirinya sudah memiliki kekasih, ucapannya tadi membuat masalah baru bagi nya, di tambah ia harus mengenalkan kekasihnya kepada orang tuanya segera mungkin karena jika tidak orang tua nya itu pasti akan merengek-rengek lagi memaksa dirinya untuk menerima Aqila. "Sialan" Candra mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia tidak ingin memikirkan masalah ini, namun bagaimana pun ia harus mencari cara supaya terbebas dari perjodohan dengan Aqila.******Pagi-pagi sekali Candra sudah sampai di kantor, hal ini bukan menjadi kebiasaannya bahkan beberapa karyawan belum ada yang datang secepat itu karena jam operasional biasanya baru akan di mulai pukul 8 sed
Di ruangan nampak hening tidak ada suara baik dari Aleksa atau pun Candra. Keduanya diam membisu, Candra menunggu jawaban Aleksa sedangkan Aleksa sendiri ragu akan menerima tawaran itu atau tidak. posisi Aleksa saat ini benar-benar terpojok bagaimanapun juga dirinya aangat membutuhkan pekerjaan ini untuk bertahan hidup namun ia juga enggan untuk pura-pura menjadi kekasih bos nya itu. Membayangkan nya saja membuat Aleksa takut apa lagi jika sudah menjalani perannya nanti, Aleksa bisa saja mati di tangan bosnya yang arogan itu."Tidak aku tidak mau, silakan jika tuan ingin memecat saya"Candra tidak menyangka bahwa Aleksa akan mengatakan itu, pasal nya selama ini tidak pernah seorang pun wanita yang menolak ajakannya baru kali ini ada yang berani membantah dirinya."Kau yakin dengan keputusanmu, Aleksa.? Jika kau ingin uang aku akan membayar mu berapapun yang mau inginkan asal kau menerima tawaran ku" Candra kembali berdiri dan berjalan perlahan-lahan ke arah Aleksa. Ucapan Candra ini
Kini ia telah sampai diruangan yang sebenarnya dirinya sendiri enggan berlama-lama disana. Aleksa segera membersihkan ruangan itu tanpa mempedulikan keberadaan candra yang diam-diam mengamati keseriusan wanita itu dalam melakukan tugasnya."Kemari lah, Aleksa"Suara Candra membuat wanita itu menghentikan aktifitas nya. Aleksa mendekat ke arah meja tempat dimana bos nya itu duduk. Entah kenapa setiap kali berada didekat laki-laki itu Aleksa selalu merasa guggup."Ada apa tuan""Tulis alamatmu dan nomor telpon mu di sini"Candra menyodorkan selembar kertas dan pena ke arah wanita itu dan menunggu tangan Aleksa meraih benda itu."Kenapa? Apa kau buta huruf?" Ucap candra lagi setelah lama menunggu respon Aleksa. Aleksa pun meraih pena lalu mulai menuliskan alamat nya di kertas itu, namun ia tidak menuliskan nomor telponnya disana."Jika tidak di berikan nomor telpon mu, lantas bagaimana aku bisa menghubungi mu?""Saya tidak punya handphone tuan"Candra mengeryit kan dahinya sedikit bingu
Sesampainya di ruangan Candra langsung menuju meja kerjanya dan mengambil paper bag yang di dalamnya berisi handphone, kemudian menyerahkan nya kepada Aleksa."Ini untuk mu"Aleksa mengambil paper bag itu dengan ragu, ia sangat tidak nyaman jika menggunakan kan barang yang tidak ia beli menggunakan uang nya sendiri. "T-tuan bsilahkan potong gaji saya untuk membayar handphone ini"Candra kembali menatap Aleksa dengan tatapan dingin."Kau pikir dengan membeli satu handphone membuat ku akan miskin? benar-benar payah"Aleksa terdiam mendengar ucapan Candra, dirinya tidak berani lagi bersuara. Ia hanya menunduk kan kepalanya, menunggu sampai bos nya itu meminta dirinya keluar."Sudah ada nomor ku disana, aku akan menghubungi mu jika ada yang ku butuhkan, sekarang kau boleh pulang""Baik tuan saya permisi""Dan ingat kapan pun aku membutuhkan mu kau harus siap"Sambung Candra lagi sebelum Aleksa benar-benar keluar dari ruangannya.Di luar hari sudah gelap di tambah cuaca yang mendung yang s
Aleksa kini sudah berada di ruangan bos nya itu,, melihat kedatangan Aleksa laki-laki itu pun mengarahkan pandangan nya menatap Aleksa."Permisi tuan ada apa mencari ku?"Aleksa bertanya seolah ingin mendengar penjelasan kesalahan apa lagi yang dirinya lakukan sehingga laki-laki ini lagi-lagi meminta nya datang menemui nya."Bersiaplah dengan tugas mu, karna mulai malam ini kau akan menjalankan peran mu""Maksud nya apa tuan"Tanya Aleksa tak mengerti."Sesuai kesepakatan kemarin bahwa kau menyetujui untuk berpura-pura menjadi kekasih ku. malam ini aku di minta untuk datang ke acara makan malam dan kau harus ikut dengan ku""Kenapa tuan mengajak ku untuk ikut, bukankah tuan akan makan malam?"Ucap Aleksa yang masih belum mengerti apa maksud ucapan Candra itu."Dasar bodoh"Candra menatap Aleksa dengan tatapan dingin, lalu iya melanjutkan ucapannya lagi."Kau hanya ikuti saja perintah ku, jangan membantah dan terlalu banyak tanya"Mendapati jawaban itu Aleksa tidak berani lagi membuka m
Saat pintu mobil Alphard itu terbuka, Aleksa melihat Candra yang sedang duduk tenang tanpa peduli dengan keberadaan dirinya. Aleksa akui kali ini pria yang ia lihat benar-benar tampan. Pria itu duduk dengan posisi kedua tangan di lipat ke atas dada sehingga membuat ia terlihat semakin berwibawa."Aku tau aku memang tampan, cepat masuk atau kau ingin tetap berdiri di sana"Ucap Candra yang ternyata menyadari bahwa sedari tadi Aleksa terus menatap dirinya. Mendengar ucapan itu Aleksa pun langsung mengalihkan pandangan ke tempat lain untuk membuang rasa Malu nya."Farhan, tolong berhenti ke toko pakaian"Farhan mengiyakan perintah bos nya itu. Farhan menghentikan kan mobil nya pada sebuah butik yang kebetulan searah menuju ke rumah utama. Mereka segera turun untuk masuk ke dalam butik itu di susul dengan Aleksa yang mengikuti mereka dari belakang."Selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu"Ucap salah satu dari pegawai yang bekerja di sana, mereka tahu siapa yang menjadi client merek
Acara makan malam ini sungguh membuat Aleksa tidak nyaman, ia harus memasang wajah tidak tahu malu pada kedua orang tua Candra. Ditambah tatapan Candra yang terus memandangi dirinya dengan tajam benar-benar membuat nya tertekan batin. Apa yang salah dari Aleksa, kenapa wajah laki-laki ini seperti ingin menerkam dirinya."Aku sudah memenuhi acara makan malam kalian, sekarang saat nya kami pulang"Candra menarik tangan Aleksa yang berada di sampingnya. Laki-laki itu menyeret dirinya membuat ia berjalan terseok-seok. Aleksa berusaha menyeimbangkan diri supaya tubuhnya tidak terjatuh namun Candra nampaknya tidak peduli. Sedangkan kedua orang tua nya yang melihat itu tidak berani mengeluarkan sepatah kata apapun. Mereka hanya menatap dari kejauhan hingga Candra dan Aleksa tidak terlihat lagi."Kau selalu memanjakan nya lihatlah bagaimana sikap keras kepalanya sekarang, aku sudah mencarikan wanita yang baik untuk nya tapi ia malah memilih wanita murahan itu" Ucap Anton.Helena tidak berani
Candra memberikan 2 bungkus mie yang sengaja ia ambil supaya Aleksa bisa ikut makan bersamanya. Aleksa mengambil mie itu dan mulai memasak nya untuk Candra, setelah itu ia menaruh mie tersebut ke dalam sebuah mangkuk dan memberikannya kepada Candra. "Tuan makanlah saya naik ke atas dulu" Aleksa ingin pergi dari tempat itu namun tangan Candra lagi-lagi menghentikannya. "Temani aku makan, ini tidak akan habis jika ku makan sendiri" Candra menarik kursi dengan jarak yang tidak begitu jauh dari tempat ia duduk dan meminta Aleksa agar duduk disana. Aleksa menolak duduk bersebelahan dengan pria itu sehingga ia memilih untuk duduk di seberang Candra. Kedua nya makan tanpa ada obrolan apapun. Candra sesekali memandangi Aleksa sedangkan wanita itu tidak berani melihat ke arah Candra yang duduk tepat di hadapannya. Setelah menghabiskan mie nya Candra pergi meninggalkan Aleksa seorang diri di meja makan. Laki-laki itu pergi tanpa mengatakan apapun. Aleksa merasa sangat lega setelah kepe