Share

GADIS POLOS MILIK PRESDIR KEJAM
GADIS POLOS MILIK PRESDIR KEJAM
Author: Orsi

Bab 1

"Aleksa bangun ini sudah siang"

Suara wanita paruh baya berteriak dari balik pintu sambil menggedor pintu dengan keras.

Wanita itu adalah Tante Lina pemilik rumah yang dirinya tinggali saat ini.

Aleksa yang mendengar suara keras Tante nya buru-buru mengangkat tubuh nya dari tikar tempat ia tidur. Aleksa hanya diberi tikar untuk alas tidur namun Aleksa sudah sangat beruntung, menurutnya tidur Dengan beralaskan tikar tidak begitu buruk

"Maaf Tante Aleksa sedang tidak enak badan"

Aleksa berdiri tepat di depan pintu yang sedikit terbuka, hingga terlihat raut wajahnya yang nampak lemah dengan bibir yang pucat.

"Jangan alasan, kamu di sini cuma numpang jangan malas-malasan"

"Boleh kah Aleksa istirahat sebentar tante, jika udah mendingan Aleksa akan segera membereskan semua pekerjaan rumah"

Aleksa memohon supaya tantenya mengerti kondisi nya, namun tetap saja bu Lina tidak akan membiarkan nya beristirahat walau pun itu cuma sedetik.

"Kamu pikir km siapa di rumah ini, tidak ada istirahat, cepat km kerjakan pekerjaan rumah piring dan pakaian sudah sangat menumpuk"

Bu Lina menarik Aleksa dari balik pintu.

Aleksa yang merasa tubuhnya sangat lemah tersungkur saat sebuah tangan menariknya dengan kuat.

"Ada apa si ma, pagi-pagi kok udah berisik sih"

Yira yang sedari tadi mendengar suara keributan, seketika terbangun dan menghampiri sumber suara.

"Ini nih anak tidak tau diri, enak aja mau minta istirahat, dengan alasan tidak enak badan.

Yira mengalihkan pandangannya ke arah Aleksa yang masih tersungkur di lantai.

"Eh wanita sialan kamu numpang di rumah ini, jadi kerjakan apa yang kami perintahkan anggap aja itu untuk membayar karna kami sudah memberimu makan dan tumpangan"

Ucapan Yira itu sangat membuat hati Aleksa sakit. Namun, iya seolah tidak dapat membalas ucapan itu karena mungkin yang di katakan Yira ada benarnya.

Akhirnya iya pun bangkit memaksakan tubuhnya yang lemah dan kepalanya yang terasa masih sangat sakit.

"B-baik Tante akan saya kerjakan"

Tampa membantah Aleksa bergegas menuju dapur.

Aleksa hidup sebatang kara, iya sudah tidak memiliki orang tua. Ayah nya meninggal karena srangan jantung, 4 bulan kemudian ibunya menyusul karena penyakit kangker yang telah lama di deritanya. Satu-satunya keluarga yang merawatnya saat ini adalah tante Lina dan pamannya. Paman Aleksa sangat baik memperlakukan diri nya di bandingkan dengan Tante nya dan Yira. Namun nasib buruk menimpa paman yang mengalami kecelakaan dan meninggal dunia tak lama setelah dirinya tinggal di rumah itu. itulah yang menyebab kan Tantenya dan Yira sangat membenci diri nya karena di anggap pembawa sial di keluarga itu.

Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, Aleksa bergegas untuk memasak sarapan di dapur.

Ia ingin segera menyelesaikan masakannya, supaya dia bisa segera merebahkan tubuhnya. Beruntungnya saat ini Aleksa sudah tidak datang ke sekolah lagi setelah ujian nasional, ia hanya menunggu pengumuman kelulusannya. Jika tidak mungkin Aleksa akan mendapat hukuman di sekolah juga karna sering terlambat.

"Tante Aleksa sudah selesai memasak, silakan sarapan lah dulu.

Mendengar suara itu kedua mata milik ibu dan anak itu berbalik memandangi dirinya dengan tatapan tidak suka.

Tadinya Yira dan ibunya sedang asik membahas soal perkuliahan untuk Yira setelah ia lulus nanti. Namun karena kedatangan Aleksa di hadapan mereka membuat keduanya melengos pergi.

"Dari tadi masak kok lelet bangat, sana kerjakan yang lain, aku ingin muntah jika berlama-lama melihat wajahmu"

Yira berlalu pergi menuju meja makan di susul ibu nya yg ikut mengacung kan tatapan melotot kearah Aleksa.

Aleksa hanya menunduk menahan diri untuk tidak memasukan perkataan Tante nya dan Yira ke dalam hati, mengingat kata-kata ini hampir setiap hari di lontarkan padanya.

Aleksa mengangkat kepala setelah Bu Lina dan Yira berlalu meninggalkannya, ia bergegas menuju ke kamar untuk beristirahat sejenak sambil menunggu Tante nya dan yira selesai makan karena ibu dan anak itu akan memperbolehkan dirinya makan setelah mereka selesai itu pun jika masih ada sisa, terkadang Aleksa hanya memakan nasi putih tanpa sayur dan lauk. Namun ia tetap harus meng sukurinya karna walau bagai mana pun Tantenya sudah sangat baik mau mengizinkan dia untuk tetap tinggal di rumah itu.

Di tempat lain seorang lelaki berwajah tampan bernama Candra Adiciptra Wijaya yang berusia 28 tahun. Dia adalah CEO di perusahaan milik keluarganya yang saat ini di kelola oleh nya.

Ayah nya bernama Antonio Adicipta Wijaya dan ibunya bernama Helena Bonham Wijaya.

Mereka adalah keluarga terpandang dan sangat di hormati di negara itu.

Candra yang seorang CEO tentu saja memiliki jadwal yang cukup padat. iya harus memantau proyek, menghadiri rapat, namun di sisi lain iya juga harus membagi waktu bertemu dengan rekan bisnisnya. Walaupun pekerjaan ini menyita seluruh kehidupan dan dunia nya, ia selalu fokus dan gigih untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, itu lah kenapa ayahnya mempercayakan perusahaan ini dikelola oleh nya.

Siang ini Candra yang di temani asistennya Farhan Aditama buru-buru melajukan mobil menuju ke sebuah lokasi untuk memantau proyek pembangunan hotel milik nya. Namun, saat setengah perjalanan mobil yang di kendarai Farhan mendadak berhenti karena hampir menabrak seorang gadis.

ssrrtttt...

suara desitan mobil tiba-tiba mengerem.

Farhan nampak sangat panik namun berbeda dengan bos nya yang terlihat sangat marah.

Raut wajah yang tadinya tenang, kini berubah 99 derajat. Ia pun memerintah kan sistennya untuk turun melihat kondisi wanita yang masih berdiri di depan mobilnya.

"Cepat kamu lihat kondisi wanita itu"

"Baik tuan"

Candra keluar dari mobil untuk memastikan wanita itu dan berjalan perlahan-lahan mendekatinya

"Nona, apakah anda baik-baik saja? tanya nya.

Farhan bisa melihat raut wajah wanita itu sangat pucat.

"Sepertinya dia sangat shock" gumam Farhan dalam hati.

Saat berada lebih dekat dengan wanita itu, Farhan melihat wajah yang nampak pucat namun sangat cantik dan memukau.

kulit nya putih, badan yang langsing, rambut panjang se bahu, hidung mancung dan mata yang hitam bening yang mampu memikat siapa saja yang memandangnya, dan wanita itu adalah Aleksa.

"Nona, saya minta maaf"

Ucap Farhan lagi melihat tidak ada respon dari Aleksa

"Saya baik-baik saja tuan.

Jawab Aleksa yang masih menundukan kepala ke bawah sambil memainkan kuku jari-jarinya. Aleksa sangat takut, karena bagaimana pun iya merasa bersalah karena tidak begitu hati-hati sehingga hampir mencelakai orang lain.

Farhan mengamati wanita yang terlihat sangat polos itu, Iya mematung melihat wanita yang masih berada di posisi nya saat ini hingga suara klakson mobil mengagetkan keduanya. Mendengar itu ia lantas berbalik memandang ke arah mobil yang di sana masih ada bos nya.

Farhan yang tahu sifat dan karakter bos nya buru-buru berbalik arah namun sebelum itu ia menyempatkan diri untuk pamit.

"Baik nona kalau begitu saya permisi"

Aleksa hanya menundukkan kepala, memberi hormat dengan sedikit membungkukan tubunya lalu ia pun ikut membalikan badan dan pergi menuju Apotek untuk membeli beberapa obat.

Farhan membuka pintu mobil dan masuk, matanya melirik ke arah belakang mobil dan mendapati raut wajah Candra yang sudah tampak murung, seperti sedang menahan amarah.

"Aku tidak suka membuang-buang waktu, hanya untuk hal yang tidak penting" ucapnya

"Maaf tuan saya hanya memastikan wanita itu,

lagi pula jika terjadi sesuatu kita yang akan di salahkan"

Farhan membalas ucapan bos nya itu walau iya tahu percuma menjelaskan panjang lebar karena tetap saja bos nya ini tidak akan mau mengerti.

"Saya tidak peduli, yang salah wanita itu menyebrang tapi tidak hati-hati"

Tebakan Farhan benar bos nya ini selalu punya jawaban untuk membela dirinya, tapi ia tetap berusaha menjelaskan supaya bos nya itu bisa sedikit memaklumi.

"Tapi walau pun dia salah kita tetap harus beradap tuan, meminta maaf bukan hal yang sulit"

Farhan memperhatikan wajah Candra dari balik kaca mobil. Ia tau bos nya ini pasti akan sangat marah mendengar ucapannya.

" Apa kau mengajariku Farhan"

Ucap Candra yang terlihat sedikit kesal karena Farhan sedari tadi selalu menyela ucapannya.

"Tidak tuan tentu anda lebih paham dari pada saya" Balas Farhan yang akhirnya mengalah.

"Cepat bergegas dari sini, waktu ku sangat berharga, aku tidak mau gara-gara hal ini pekerjaan lain jadi terbengkalai"

"baik tuan"

Farhan mulai melajukan mobil ke arah yang di tuju. Dari kaca jendela sekilas Candra bisa melihat Aleksa wanita yang hampir saja di tabrak nya. Wajah itu mirip dengan seseorang di masa lalu. Namun, dengan segera Candra menepis pikirannya itu dan fokus menatap ke depan.

Candra memang terkenal sangat dingin, dia sangat mudah tersinggung dan marah. Waktu adalah hal yang paling berharga bagi nya sehingga ia tak akan mau berlama-lama mengurusi hal yang tidak penting baginya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status