"Aleksa bangun ini sudah siang"
Suara wanita paruh baya berteriak dari balik pintu sambil menggedor pintu dengan keras.Wanita itu adalah Tante Lina pemilik rumah yang dirinya tinggali saat ini.Aleksa yang mendengar suara keras Tante nya buru-buru mengangkat tubuh nya dari tikar tempat ia tidur. Aleksa hanya diberi tikar untuk alas tidur namun Aleksa sudah sangat beruntung, menurutnya tidur Dengan beralaskan tikar tidak begitu buruk"Maaf Tante Aleksa sedang tidak enak badan"Aleksa berdiri tepat di depan pintu yang sedikit terbuka, hingga terlihat raut wajahnya yang nampak lemah dengan bibir yang pucat."Jangan alasan, kamu di sini cuma numpang jangan malas-malasan""Boleh kah Aleksa istirahat sebentar tante, jika udah mendingan Aleksa akan segera membereskan semua pekerjaan rumah"Aleksa memohon supaya tantenya mengerti kondisi nya, namun tetap saja bu Lina tidak akan membiarkan nya beristirahat walau pun itu cuma sedetik."Kamu pikir km siapa di rumah ini, tidak ada istirahat, cepat km kerjakan pekerjaan rumah piring dan pakaian sudah sangat menumpuk"Bu Lina menarik Aleksa dari balik pintu.Aleksa yang merasa tubuhnya sangat lemah tersungkur saat sebuah tangan menariknya dengan kuat."Ada apa si ma, pagi-pagi kok udah berisik sih"Yira yang sedari tadi mendengar suara keributan, seketika terbangun dan menghampiri sumber suara."Ini nih anak tidak tau diri, enak aja mau minta istirahat, dengan alasan tidak enak badan.Yira mengalihkan pandangannya ke arah Aleksa yang masih tersungkur di lantai."Eh wanita sialan kamu numpang di rumah ini, jadi kerjakan apa yang kami perintahkan anggap aja itu untuk membayar karna kami sudah memberimu makan dan tumpangan"Ucapan Yira itu sangat membuat hati Aleksa sakit. Namun, iya seolah tidak dapat membalas ucapan itu karena mungkin yang di katakan Yira ada benarnya.Akhirnya iya pun bangkit memaksakan tubuhnya yang lemah dan kepalanya yang terasa masih sangat sakit."B-baik Tante akan saya kerjakan"Tampa membantah Aleksa bergegas menuju dapur.Aleksa hidup sebatang kara, iya sudah tidak memiliki orang tua. Ayah nya meninggal karena srangan jantung, 4 bulan kemudian ibunya menyusul karena penyakit kangker yang telah lama di deritanya. Satu-satunya keluarga yang merawatnya saat ini adalah tante Lina dan pamannya. Paman Aleksa sangat baik memperlakukan diri nya di bandingkan dengan Tante nya dan Yira. Namun nasib buruk menimpa paman yang mengalami kecelakaan dan meninggal dunia tak lama setelah dirinya tinggal di rumah itu. itulah yang menyebab kan Tantenya dan Yira sangat membenci diri nya karena di anggap pembawa sial di keluarga itu.Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, Aleksa bergegas untuk memasak sarapan di dapur.Ia ingin segera menyelesaikan masakannya, supaya dia bisa segera merebahkan tubuhnya. Beruntungnya saat ini Aleksa sudah tidak datang ke sekolah lagi setelah ujian nasional, ia hanya menunggu pengumuman kelulusannya. Jika tidak mungkin Aleksa akan mendapat hukuman di sekolah juga karna sering terlambat."Tante Aleksa sudah selesai memasak, silakan sarapan lah dulu.Mendengar suara itu kedua mata milik ibu dan anak itu berbalik memandangi dirinya dengan tatapan tidak suka.Tadinya Yira dan ibunya sedang asik membahas soal perkuliahan untuk Yira setelah ia lulus nanti. Namun karena kedatangan Aleksa di hadapan mereka membuat keduanya melengos pergi."Dari tadi masak kok lelet bangat, sana kerjakan yang lain, aku ingin muntah jika berlama-lama melihat wajahmu"Yira berlalu pergi menuju meja makan di susul ibu nya yg ikut mengacung kan tatapan melotot kearah Aleksa.Aleksa hanya menunduk menahan diri untuk tidak memasukan perkataan Tante nya dan Yira ke dalam hati, mengingat kata-kata ini hampir setiap hari di lontarkan padanya.Aleksa mengangkat kepala setelah Bu Lina dan Yira berlalu meninggalkannya, ia bergegas menuju ke kamar untuk beristirahat sejenak sambil menunggu Tante nya dan yira selesai makan karena ibu dan anak itu akan memperbolehkan dirinya makan setelah mereka selesai itu pun jika masih ada sisa, terkadang Aleksa hanya memakan nasi putih tanpa sayur dan lauk. Namun ia tetap harus meng sukurinya karna walau bagai mana pun Tantenya sudah sangat baik mau mengizinkan dia untuk tetap tinggal di rumah itu.Di tempat lain seorang lelaki berwajah tampan bernama Candra Adiciptra Wijaya yang berusia 28 tahun. Dia adalah CEO di perusahaan milik keluarganya yang saat ini di kelola oleh nya.Ayah nya bernama Antonio Adicipta Wijaya dan ibunya bernama Helena Bonham Wijaya.Mereka adalah keluarga terpandang dan sangat di hormati di negara itu.Candra yang seorang CEO tentu saja memiliki jadwal yang cukup padat. iya harus memantau proyek, menghadiri rapat, namun di sisi lain iya juga harus membagi waktu bertemu dengan rekan bisnisnya. Walaupun pekerjaan ini menyita seluruh kehidupan dan dunia nya, ia selalu fokus dan gigih untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, itu lah kenapa ayahnya mempercayakan perusahaan ini dikelola oleh nya.Siang ini Candra yang di temani asistennya Farhan Aditama buru-buru melajukan mobil menuju ke sebuah lokasi untuk memantau proyek pembangunan hotel milik nya. Namun, saat setengah perjalanan mobil yang di kendarai Farhan mendadak berhenti karena hampir menabrak seorang gadis.ssrrtttt...suara desitan mobil tiba-tiba mengerem.Farhan nampak sangat panik namun berbeda dengan bos nya yang terlihat sangat marah.Raut wajah yang tadinya tenang, kini berubah 99 derajat. Ia pun memerintah kan sistennya untuk turun melihat kondisi wanita yang masih berdiri di depan mobilnya."Cepat kamu lihat kondisi wanita itu""Baik tuan"Candra keluar dari mobil untuk memastikan wanita itu dan berjalan perlahan-lahan mendekatinya"Nona, apakah anda baik-baik saja? tanya nya.Farhan bisa melihat raut wajah wanita itu sangat pucat."Sepertinya dia sangat shock" gumam Farhan dalam hati.Saat berada lebih dekat dengan wanita itu, Farhan melihat wajah yang nampak pucat namun sangat cantik dan memukau.kulit nya putih, badan yang langsing, rambut panjang se bahu, hidung mancung dan mata yang hitam bening yang mampu memikat siapa saja yang memandangnya, dan wanita itu adalah Aleksa."Nona, saya minta maaf"Ucap Farhan lagi melihat tidak ada respon dari Aleksa"Saya baik-baik saja tuan.Jawab Aleksa yang masih menundukan kepala ke bawah sambil memainkan kuku jari-jarinya. Aleksa sangat takut, karena bagaimana pun iya merasa bersalah karena tidak begitu hati-hati sehingga hampir mencelakai orang lain.Farhan mengamati wanita yang terlihat sangat polos itu, Iya mematung melihat wanita yang masih berada di posisi nya saat ini hingga suara klakson mobil mengagetkan keduanya. Mendengar itu ia lantas berbalik memandang ke arah mobil yang di sana masih ada bos nya.Farhan yang tahu sifat dan karakter bos nya buru-buru berbalik arah namun sebelum itu ia menyempatkan diri untuk pamit."Baik nona kalau begitu saya permisi"Aleksa hanya menundukkan kepala, memberi hormat dengan sedikit membungkukan tubunya lalu ia pun ikut membalikan badan dan pergi menuju Apotek untuk membeli beberapa obat.Farhan membuka pintu mobil dan masuk, matanya melirik ke arah belakang mobil dan mendapati raut wajah Candra yang sudah tampak murung, seperti sedang menahan amarah."Aku tidak suka membuang-buang waktu, hanya untuk hal yang tidak penting" ucapnya"Maaf tuan saya hanya memastikan wanita itu,lagi pula jika terjadi sesuatu kita yang akan di salahkan"Farhan membalas ucapan bos nya itu walau iya tahu percuma menjelaskan panjang lebar karena tetap saja bos nya ini tidak akan mau mengerti."Saya tidak peduli, yang salah wanita itu menyebrang tapi tidak hati-hati"Tebakan Farhan benar bos nya ini selalu punya jawaban untuk membela dirinya, tapi ia tetap berusaha menjelaskan supaya bos nya itu bisa sedikit memaklumi."Tapi walau pun dia salah kita tetap harus beradap tuan, meminta maaf bukan hal yang sulit"Farhan memperhatikan wajah Candra dari balik kaca mobil. Ia tau bos nya ini pasti akan sangat marah mendengar ucapannya." Apa kau mengajariku Farhan"Ucap Candra yang terlihat sedikit kesal karena Farhan sedari tadi selalu menyela ucapannya."Tidak tuan tentu anda lebih paham dari pada saya" Balas Farhan yang akhirnya mengalah."Cepat bergegas dari sini, waktu ku sangat berharga, aku tidak mau gara-gara hal ini pekerjaan lain jadi terbengkalai""baik tuan"Farhan mulai melajukan mobil ke arah yang di tuju. Dari kaca jendela sekilas Candra bisa melihat Aleksa wanita yang hampir saja di tabrak nya. Wajah itu mirip dengan seseorang di masa lalu. Namun, dengan segera Candra menepis pikirannya itu dan fokus menatap ke depan.Candra memang terkenal sangat dingin, dia sangat mudah tersinggung dan marah. Waktu adalah hal yang paling berharga bagi nya sehingga ia tak akan mau berlama-lama mengurusi hal yang tidak penting baginya.Aleksa merasa demannya sudah turun dan kepalanya sudah tidak pusing lagi. Ia bergegas menyiapkan makan malam, karena waktu sudah hampir menjelang malam. Ibu dan anak itu sedang tidak dirumah , entah kemana yang pasti Aleksa ingin segera menyelesaikan pekerjaannya sebelum mereka datang."Hah akhirnya beres juga" katanya seraya membuang nafas lega.Dari garasi rumah terdengar suara mobil, Aleksa mengintip dari jendela bahwa Tante Lina dan Yira sudah datang."Aleksa ambil barang belanjaan saya di bagasi dan taro di meja itu" Yira memerintah nya.Aleksa yang tau itu, segera bergegas menuju kearah yang di maksud. Mengambil semua barang, lalu meletakkan nya di meja sesuai yang di perintahkan.Setelah meletakan barang-barang itu, Aleksa bermaksud kembali ke dalam kamarnya namun langkahnya terhenti saat suara Bu Lina memerintah dirinya."Kami haus, ambilkan minum" Tanpa suara Aleksa bergegas menuju dapur, setelahnya ia memberikan minuman yang di minta ibu dan anak itu."Jika tidak ada keper
Waktu sudah menunjukan pukul 11.30 malam, namun Candra belum mengantuk juga. Sedari tadi ia berusaha memejamkan matanya namun sia-sia, alih-alih mengantuk justru ia semakin dibuat gelisah. Candra mendudukkan badannya di atas ranjang, meraih kunci mobil yang di letakan di atas meja dan berlalu menuju parkiran. Ia melajukan mobil menuju ke sebuah bar, yang tidak terlalu jauh dari tempat nya. Ia bermaksud ingin minum, mungkin dengan sedikit minum bisa membuatnya mengantuk. Setelah sekitar 1 jam menghabiskan waktu dibar itu, Candra yang merasa sudah mengantuk pun berlalu pergi meninggalkan tempat itu. Ia tidak sabar ingin segera sampai ke Villa dan merebahkan tubuhnya untuk beristirahat.Jalanan nampak sepi, Candra menginjak pedal gas dan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Namun, saat memasuki jalanan gelap, dari arah yang berlawanan seseorang tiba-tiba berada tepat di depan nya. Candra tidak punya waktu untuk menekan rem, namun beruntung dirinya masih bisa membelokan setir. Sedan
Sekarang sudah tengah Malam, Aleksa tidak tahu kini harus kemana lantaran ia tidak memiliki uang dan tempat tinggal. Dirinya juga tidak berniat kembali kerumah, karena jika ia kembali pasti Lina dan Yira akan menyerahkan dirinya ke pak Nurdin.Aleksa buru-buru mencari tempat yang aman supaya bisa beristirahat. Ia tidak ingin berlama-lama di jalan mengingat malam-malam seperti ini tindakan kriminal ada di mana-mana. Aleksa terus berjalan ke arah kota sampai akhir nya ia menemukan sebuah rumah kosong yang bisa dirinya gunakan untuk sekedar beristirahat malam ini. Bagaimana pun besok ia harus mendapat kan pekerjaan supaya ia bisa menyewa kos-kosan untuk tempat tinggal nya.*********Hari menjelang pagi, Aleksa bangun dari tidur nya, ia hanya mengganti pakaiannya lalu pergi untuk mencari pekerjaan. Aleksa berjalan ke arah kota berharap ada beberapa toko yang mungkin membutuhkan karyawan.Aleksa memasuki toko satu persatu untuk bertanya apakah sedang membutuhkan karyawan, namun dari bebera
Candra bergegas masuk menuju ke ruangannya, dari pagi ia memang tidak datang ke kantor karena ia harus pergi ke suatu tempat untuk survei lokasi pembangunan resort milik nya. Ia bersiap-siap karena sebentar lagi acara rapat akan di mulai sedangkan beberapa rekan bisnis nya sudah menunggu di ruang rapat sampai pada akhirnya yang di tunggu-tunggu akhirnya menapkaan diri.Sedangkan Aleksa dan Ida kembali melanjutkan pekerjaan. Mereka memiliki waktu 1 jam istirahat sehingga waktu tersebut cukup mereka gunakan untuk membuka rekening dibank yang lokasi nya masih di area kantor itu.1 jam berlalu, acara rapat berjalan dengan lancar, orang-orang penting yang menghadiri rapat itu juga sudah pulang. Karena acara rapat sudah selesai Bu Ajeng yang adalah senior OG di kantor itu memerintahkan Ida dan Aleksa untuk kembali membereskan ruang rapat."Ida, ibu minta kalian berdua untuk membereskan kembali ruang rapat tidak apa-apa kan" pinta Bu Ajeng."Gak apa-apa Bu, emang rapat nya sudah selesai"?
Aleksa bergegas menuju lift dan menekan tombol lantai 3 sesuai yang di jelaskan Ida, dan benar saja di sana ada seorang perempuan cantik tengah duduk di mejanya. "Mungkin itu mba Nana yang Ida masuk tadi, aku tanya mba Nana aja kali ya" kata Aleksa pada dirinya sendiri. Aleksa menghampiri perempuan itu "Permisi, mba saya di minta mengantarkan kopi untuk tuan Candra" Aleksa menyapanya dengan sopan sehingga wanita itu mengarahkan kan pandangannya."Apakah kamu karyawan baru di sini" tanya Nana "Iya mba saya Aleksa karyawan baru di sini, dan ini hari pertama saya bekerja""Kenalin Aku Nana asisten pribadinya tuan Candra dan ruangan tuan ada di sebelah sana kamu masuk aja"Nana menunjuk ke arah ruangan bos nya yang letaknya tidak jauh dari meja tempat ia duduk saat ini."Baik mba Nana terimakasih saya pamit dulu" ucap Aleksa "Baik" Aleksa berjalan menuju ke ruangan yang di maksud dan mengetuk pintu beberapa kali."Masuk"Setelah mendengar perintah itu tanpa menunggu waktu lama Alek
Terdengar suara dering telepon dari balik saku celana, Candra meraih benda pipih itu dan menempelkannya di samping telinga."Candra, pulang lah ke rumah utama, mama sudah menyiapkan acara makan malam"suara seorang wanita paruh baya terdengar dari seberang telpon. "Baik aku akan datang" balas Candra singkat lalu memutuskan panggilan nya.Dirinya bertanya-tanya apa maksud ibunya mengajak dirinya untuk ikut hadir di acara makan malam itu, bukan kah biasanya papa dan mamanya itu tidak pernah mengatur acara seperti ini. Kalau pun ada acara pertemuan keluarga biasanya akan di lakukan di restoran tidak di kediaman utama. "Tuan, mau saya antar kemana? tanya Farhan yang sedari tadi menunggu perintah."Kita kerumah utama"Farhan melaju menuju rumah utama, sesampainya di sana Candra melangkah masuk menuju ke arah taman yang di sana sudah hadir beberapa orang. Dari kejauhan Candra mengamati pasangan laki-laki dan perempuan yang jika di lihat perbedaan umur keduanya hampir sama dengan orang tua
Sepulang nya dari rumah utama, Candra merebahkan tubuhnya yang terasa remuk. dirinya tertidur pulas hingga tak terasa hari sudah pagi dan matahari sudah terbit. Candra yang sudah bangun dari tidurnya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai semuanya Candra bergegas menuju ke arah mobil yang sedari tadi menunggu dan siap mengantar nya ke manapun ia mau.Setelah 35 menit berkendara Candra akhirnya sampai ke kantor, ia berjalan ke arah lift menuju ke ruangannya di ikuti Farhan yang berjalan di belakangnya. Candra kini sudah berada di depan pintu, namun sebelum membuka pintu itu ia berbalik."Minta OG baru itu untuk membersihkan ruangan saya""Baik tuan saya permisi"Farhan berjalan menuju ruang pantry karena karyawan OG lebih sering berada di sana. Sesampainya di ruang pantry benar saja Aleksa dan Ida sedang ada di ruangan itu."Aleksa, tolong bersihkan ruangan tuan Candra"Aleksa merasakan sesuatu yang aneh jangan-jangan bos nya itu sedang menyiapkan rencana baru u
Setibanya di villa Candra merebahkan tubuhnya yang lelah karena seharian bekerja. Ia teringat perkataan ayahnya saat tadi di kantor. Entah kenapa orang tua nya memaksanya agar ia menerima perjodohan dengan Aqila. menurut Candra Aqila memang cantik namun entah kenapa dirinya sama sekali tidak tertarik dengan wanita itu. Candra menyesal mengatakan dirinya sudah memiliki kekasih, ucapannya tadi membuat masalah baru bagi nya, di tambah ia harus mengenalkan kekasihnya kepada orang tuanya segera mungkin karena jika tidak orang tua nya itu pasti akan merengek-rengek lagi memaksa dirinya untuk menerima Aqila. "Sialan" Candra mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia tidak ingin memikirkan masalah ini, namun bagaimana pun ia harus mencari cara supaya terbebas dari perjodohan dengan Aqila.******Pagi-pagi sekali Candra sudah sampai di kantor, hal ini bukan menjadi kebiasaannya bahkan beberapa karyawan belum ada yang datang secepat itu karena jam operasional biasanya baru akan di mulai pukul 8 sed