Terdengar suara dering telepon dari balik saku celana, Candra meraih benda pipih itu dan menempelkannya di samping telinga."Candra, pulang lah ke rumah utama, mama sudah menyiapkan acara makan malam"suara seorang wanita paruh baya terdengar dari seberang telpon. "Baik aku akan datang" balas Candra singkat lalu memutuskan panggilan nya.Dirinya bertanya-tanya apa maksud ibunya mengajak dirinya untuk ikut hadir di acara makan malam itu, bukan kah biasanya papa dan mamanya itu tidak pernah mengatur acara seperti ini. Kalau pun ada acara pertemuan keluarga biasanya akan di lakukan di restoran tidak di kediaman utama. "Tuan, mau saya antar kemana? tanya Farhan yang sedari tadi menunggu perintah."Kita kerumah utama"Farhan melaju menuju rumah utama, sesampainya di sana Candra melangkah masuk menuju ke arah taman yang di sana sudah hadir beberapa orang. Dari kejauhan Candra mengamati pasangan laki-laki dan perempuan yang jika di lihat perbedaan umur keduanya hampir sama dengan orang tua
Sepulang nya dari rumah utama, Candra merebahkan tubuhnya yang terasa remuk. dirinya tertidur pulas hingga tak terasa hari sudah pagi dan matahari sudah terbit. Candra yang sudah bangun dari tidurnya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai semuanya Candra bergegas menuju ke arah mobil yang sedari tadi menunggu dan siap mengantar nya ke manapun ia mau.Setelah 35 menit berkendara Candra akhirnya sampai ke kantor, ia berjalan ke arah lift menuju ke ruangannya di ikuti Farhan yang berjalan di belakangnya. Candra kini sudah berada di depan pintu, namun sebelum membuka pintu itu ia berbalik."Minta OG baru itu untuk membersihkan ruangan saya""Baik tuan saya permisi"Farhan berjalan menuju ruang pantry karena karyawan OG lebih sering berada di sana. Sesampainya di ruang pantry benar saja Aleksa dan Ida sedang ada di ruangan itu."Aleksa, tolong bersihkan ruangan tuan Candra"Aleksa merasakan sesuatu yang aneh jangan-jangan bos nya itu sedang menyiapkan rencana baru u
Setibanya di villa Candra merebahkan tubuhnya yang lelah karena seharian bekerja. Ia teringat perkataan ayahnya saat tadi di kantor. Entah kenapa orang tua nya memaksanya agar ia menerima perjodohan dengan Aqila. menurut Candra Aqila memang cantik namun entah kenapa dirinya sama sekali tidak tertarik dengan wanita itu. Candra menyesal mengatakan dirinya sudah memiliki kekasih, ucapannya tadi membuat masalah baru bagi nya, di tambah ia harus mengenalkan kekasihnya kepada orang tuanya segera mungkin karena jika tidak orang tua nya itu pasti akan merengek-rengek lagi memaksa dirinya untuk menerima Aqila. "Sialan" Candra mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia tidak ingin memikirkan masalah ini, namun bagaimana pun ia harus mencari cara supaya terbebas dari perjodohan dengan Aqila.******Pagi-pagi sekali Candra sudah sampai di kantor, hal ini bukan menjadi kebiasaannya bahkan beberapa karyawan belum ada yang datang secepat itu karena jam operasional biasanya baru akan di mulai pukul 8 sed
Di ruangan nampak hening tidak ada suara baik dari Aleksa atau pun Candra. Keduanya diam membisu, Candra menunggu jawaban Aleksa sedangkan Aleksa sendiri ragu akan menerima tawaran itu atau tidak. posisi Aleksa saat ini benar-benar terpojok bagaimanapun juga dirinya aangat membutuhkan pekerjaan ini untuk bertahan hidup namun ia juga enggan untuk pura-pura menjadi kekasih bos nya itu. Membayangkan nya saja membuat Aleksa takut apa lagi jika sudah menjalani perannya nanti, Aleksa bisa saja mati di tangan bosnya yang arogan itu."Tidak aku tidak mau, silakan jika tuan ingin memecat saya"Candra tidak menyangka bahwa Aleksa akan mengatakan itu, pasal nya selama ini tidak pernah seorang pun wanita yang menolak ajakannya baru kali ini ada yang berani membantah dirinya."Kau yakin dengan keputusanmu, Aleksa.? Jika kau ingin uang aku akan membayar mu berapapun yang mau inginkan asal kau menerima tawaran ku" Candra kembali berdiri dan berjalan perlahan-lahan ke arah Aleksa. Ucapan Candra ini
Kini ia telah sampai diruangan yang sebenarnya dirinya sendiri enggan berlama-lama disana. Aleksa segera membersihkan ruangan itu tanpa mempedulikan keberadaan candra yang diam-diam mengamati keseriusan wanita itu dalam melakukan tugasnya."Kemari lah, Aleksa"Suara Candra membuat wanita itu menghentikan aktifitas nya. Aleksa mendekat ke arah meja tempat dimana bos nya itu duduk. Entah kenapa setiap kali berada didekat laki-laki itu Aleksa selalu merasa guggup."Ada apa tuan""Tulis alamatmu dan nomor telpon mu di sini"Candra menyodorkan selembar kertas dan pena ke arah wanita itu dan menunggu tangan Aleksa meraih benda itu."Kenapa? Apa kau buta huruf?" Ucap candra lagi setelah lama menunggu respon Aleksa. Aleksa pun meraih pena lalu mulai menuliskan alamat nya di kertas itu, namun ia tidak menuliskan nomor telponnya disana."Jika tidak di berikan nomor telpon mu, lantas bagaimana aku bisa menghubungi mu?""Saya tidak punya handphone tuan"Candra mengeryit kan dahinya sedikit bingu
Sesampainya di ruangan Candra langsung menuju meja kerjanya dan mengambil paper bag yang di dalamnya berisi handphone, kemudian menyerahkan nya kepada Aleksa."Ini untuk mu"Aleksa mengambil paper bag itu dengan ragu, ia sangat tidak nyaman jika menggunakan kan barang yang tidak ia beli menggunakan uang nya sendiri. "T-tuan bsilahkan potong gaji saya untuk membayar handphone ini"Candra kembali menatap Aleksa dengan tatapan dingin."Kau pikir dengan membeli satu handphone membuat ku akan miskin? benar-benar payah"Aleksa terdiam mendengar ucapan Candra, dirinya tidak berani lagi bersuara. Ia hanya menunduk kan kepalanya, menunggu sampai bos nya itu meminta dirinya keluar."Sudah ada nomor ku disana, aku akan menghubungi mu jika ada yang ku butuhkan, sekarang kau boleh pulang""Baik tuan saya permisi""Dan ingat kapan pun aku membutuhkan mu kau harus siap"Sambung Candra lagi sebelum Aleksa benar-benar keluar dari ruangannya.Di luar hari sudah gelap di tambah cuaca yang mendung yang s
Aleksa kini sudah berada di ruangan bos nya itu,, melihat kedatangan Aleksa laki-laki itu pun mengarahkan pandangan nya menatap Aleksa."Permisi tuan ada apa mencari ku?"Aleksa bertanya seolah ingin mendengar penjelasan kesalahan apa lagi yang dirinya lakukan sehingga laki-laki ini lagi-lagi meminta nya datang menemui nya."Bersiaplah dengan tugas mu, karna mulai malam ini kau akan menjalankan peran mu""Maksud nya apa tuan"Tanya Aleksa tak mengerti."Sesuai kesepakatan kemarin bahwa kau menyetujui untuk berpura-pura menjadi kekasih ku. malam ini aku di minta untuk datang ke acara makan malam dan kau harus ikut dengan ku""Kenapa tuan mengajak ku untuk ikut, bukankah tuan akan makan malam?"Ucap Aleksa yang masih belum mengerti apa maksud ucapan Candra itu."Dasar bodoh"Candra menatap Aleksa dengan tatapan dingin, lalu iya melanjutkan ucapannya lagi."Kau hanya ikuti saja perintah ku, jangan membantah dan terlalu banyak tanya"Mendapati jawaban itu Aleksa tidak berani lagi membuka m
Saat pintu mobil Alphard itu terbuka, Aleksa melihat Candra yang sedang duduk tenang tanpa peduli dengan keberadaan dirinya. Aleksa akui kali ini pria yang ia lihat benar-benar tampan. Pria itu duduk dengan posisi kedua tangan di lipat ke atas dada sehingga membuat ia terlihat semakin berwibawa."Aku tau aku memang tampan, cepat masuk atau kau ingin tetap berdiri di sana"Ucap Candra yang ternyata menyadari bahwa sedari tadi Aleksa terus menatap dirinya. Mendengar ucapan itu Aleksa pun langsung mengalihkan pandangan ke tempat lain untuk membuang rasa Malu nya."Farhan, tolong berhenti ke toko pakaian"Farhan mengiyakan perintah bos nya itu. Farhan menghentikan kan mobil nya pada sebuah butik yang kebetulan searah menuju ke rumah utama. Mereka segera turun untuk masuk ke dalam butik itu di susul dengan Aleksa yang mengikuti mereka dari belakang."Selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu"Ucap salah satu dari pegawai yang bekerja di sana, mereka tahu siapa yang menjadi client merek