Candra bergegas masuk menuju ke ruangannya, dari pagi ia memang tidak datang ke kantor karena ia harus pergi ke suatu tempat untuk survei lokasi pembangunan resort milik nya.
Ia bersiap-siap karena sebentar lagi acara rapat akan di mulai sedangkan beberapa rekan bisnis nya sudah menunggu di ruang rapat sampai pada akhirnya yang di tunggu-tunggu akhirnya menapkaan diri.Sedangkan Aleksa dan Ida kembali melanjutkan pekerjaan. Mereka memiliki waktu 1 jam istirahat sehingga waktu tersebut cukup mereka gunakan untuk membuka rekening dibank yang lokasi nya masih di area kantor itu.1 jam berlalu, acara rapat berjalan dengan lancar, orang-orang penting yang menghadiri rapat itu juga sudah pulang.Karena acara rapat sudah selesai Bu Ajeng yang adalah senior OG di kantor itu memerintahkan Ida dan Aleksa untuk kembali membereskan ruang rapat."Ida, ibu minta kalian berdua untuk membereskan kembali ruang rapat tidak apa-apa kan" pinta Bu Ajeng."Gak apa-apa Bu, emang rapat nya sudah selesai"? tanya Ida"Kamu siapa namanya? tanya Bu Ajeng kepada Aleksa."Saya Aleksa Bu, saya OG baru di sini" Aleksa memperkenal diri."Ya sudah kalo begitu Aleksa bisa sekalian ikut membantu Ida membersihkan ruang rapat ya""Baik Bu kalau begitu kami permisi" jawab Ida dan Aleksa.Keduanya bergegas berjalan menuju ke arah ruangan rapat. Disana mereka tidak mendapati siapapun, mereka berfikir bahwa hanya mereka berdua saja yang ada di sana.Keduanya hampir tiba di depan pintu, namun Ida tiba-tiba menghentikan langkahnya karena iya melupakan sesuatu."Aleksa sepertinya aku lupa menaruh kunci loker ku, kamu gak apa-apa kan kalau masuk duluan nanti aku susul" kata Ida sambil meraba-raba saku celana nya berharap kunci itu ada di sana."ya udah gak apa-apa, mba Ida cari dulu aja kuncinya" jawab Aleksa."ya udah ini nampan nya boleh nitip kan" ? kata Ita lagi sambil menyerahkan nampan kepada Aleksa, lalu ia buru-buru berlari meninggalkan Aleksa seorang diri untuk mencari kuncinya. melihat Ida yang begitu nampak panik Aleksa hanya bisa geleng-geleng kepala lantas ia pun melanjutkan langkah nya.setibanya di depan pintu ruang rapat, Aleksa tidak mendengar suara apapun. sehingga iya berfikir bahwa semua orang di ruangan itu sudah pergi, ia menarik ganggang pintu dan masuk. namun Aleksa begitu terkejut setelah mendapati ada seorang pria yang masih berada di ruangan itu. pria itu sedang berdiri dengan posisi membelakangi, dari atas ia memandang ke arah jalan yang di padati dengan kendaraan yang berlalu-lalang.Aleksa tidak tahu siapa pria itu karena wajah nya tidak nampak. namun ragu-ragu Aleksa melangkah mendekati meja bermaksud ingin mengambil gelas-gelas yang ada di meja itu. sebelum dirinya mendekat, pria yang tadinya membelakangi dirinya memutar badan dan menoleh ke arahnya. Alangkah terkejutnya Aleksa saat mendapati wajah pria itu sama dengan wajah pria yang semalam di temui nya, begitu juga dengan Candra yang nampak sangat terkejut karna wanita itu juga yang sempat di lihat nya.Candra berjalan mendekat ke arah nya, Aleksa yang nampak panik buru-buru memasukan gelas di nampan berharap bisa keluar sebelum pria itu sampai di hadapannya. langkah kaki Candra yang semakin mendekat membuat Aleksa semakin tidak dapat berkonsentrasi hingga tanggan nya menyenggol satu gelas yang membuat gelas itu menggelinding jatuh ke lantai. Aleksa tidak memiliki waktu untuk keluar dari ruangan itu sehingga ia hanya berbalik badan membelakangi Candra berharap pria itu tidak mengenali wajahnya.Candra memasukan kedua tangan di saku celana dan memandang ke arah Aleksa dengan tatapan dingin. kini posisi nya sudah berada samping Aleksa."kamu pikir aku tidak mengenalimu"ucapan Candra membuat Aleksa semakin panik lantaran pria itu ternyata mengenali wajahnya."tu...tuan kenapa anda bisa di sini, bukankah saya sudah berjanji bahwa saya akan mengganti rugi kejadian semalam" jawab Aleksa dengan pandangan menunduk lantaran dirinya tidak berani menatap wajah pria yang berhadapan dengannya.Candra melihat seragam yang di kenakan Aleksa, sambil tersenyum mengejek."pakaian ini sangat cocok untuk mu" ucap Candra.Aleksa tahu bahwa Candra menghina dirinya, ia sungguh tidak tahan lagi berada lama-lama di ruangan ini dan ingin segera pergi dari tempat itu. Aleksa membalikan badannya ke arah pintu bermaksud ingin keluar. namun tangan Candra menarik nya dengan kuat."Mau kemana, bukan kah ini tugas mu cepat bereskan atau aku akan memecatmu" ucap Candra lagi.Setelah mendengar ucapkan itu Aleksa berjongkok untuk memungut serpihan gelas yang pecah akibat dirinya, ia tak berani untuk mengucapkan sepatah katapun lagi. Candra yang melihat itu merasa sangat puas lantas ia pun pergi melangkah keluar meninggalkan ruangan itu.Aleksa memperhatikan langkah Candra dari belakang hingga sosok itu tidak terlihat lagi dari balik pintu. Ia merasa lega setelah mendapati sosok itu sudah pergi, lalu ia pun dengan segera mengambil serpihan gelas yang tadinya tercecer hingga bersih.Tak lama terdengar suara langkah kaki lain, lebih tepatnya langkah kaki Ida yang berlari kecil memasuki ruangan itu."Aleksa maafkan aku sudah membuatmu membereskan semua ini sendirian" ucapnya merasa sangat bersalah."Gak apa-apa mba lagian ini udah selesai kok"jawab Aleksa.Ida berjalan mendekati Aleksa, matanya melihat ke arah serpihan pecahan kaca yang sudah dibersihkan, namun Aleksa buru-buru menjelaskan."gelasnya gak sengaja kesenggol dan pecah""tapi kamu gak kenapa-napa kan" tanya Ida lagi."aku gk apa-apa kok mba""Ya udah, kalo gitu biar aku aja yang bawa nampannya, kan dari tadi kamu udah beresin ini sendirian"Ida merasa bersalah lantaran telah membiarkan Aleksa membersihkan tempat itu sendirian. Ia mengambil nampan berisi gelas yang sudah tersusun rapi dan membawanya keluar dari ruangan itu untuk di bersihkan.Setelah keduanya sampai di pantry Ida meletakan gelas itu ke wastafel untuk di cuci, Aleksa yang mengikutinya dari belakang berdiri disebelahnya dengan maksud membantu Ida tapi tangannya buru-buru di tepis oleh Ida saat dirinya akan mengambil satu gelas dari wastafel."Aleksa karna kamu udah membereskan ini sendirian, jadi mencuci ini adalah bagianku""gak apa-apa mba aku bantu aja, lagian udah gak ada tugas lain"Ida menggandeng tangan Aleksa dan membawanya menuju ke arah salah satu kursi yang terletak di sana dan mendudukan tubuh Aleksa."Nah, kamu duduk aja istirahat di sini kamu pasti capek kan"Ida kembali dengan aktifitas nya mencuci gelas yang ada di westafel. Sementara Aleksa duduk di kursi tidak jauh dari tempat Ida mencuci."Mba Ida pemilik perusahaan ini namanya siapa, mba tau" tanya Aleksa sedikit penawaran."Yang punya kantor ini namanya pak Candra, emang kenapa tiba-tiba tanya itu apa udah ketemu sama pak Candra"? tanya Ida"Engak cuma pengen tau aja" jawab Aleksa."Dia bos yang sangat tampan tapi sikapnya dingin, dan aku dengar-dengar dia belum menikah""Memang dia umur berapa kok belum menikah"tanya Aleksa lagi."Umur nya 28 tahun makanya dia menjadi CEO idola semua wanita di sini""Apa mba juga mengidolakan nya"?"Iya""Kalo yang minta kita membersihkan ruang rapat tadi siapa" tanya Aleksa lagi."Itu pak Farhan asistennya tuan Candra, kamu naksir ya" goda Ida"Enak aja, mba aja kan mba lebih cocok sama dia""Mba mah mau aja, tapi dia nya yang gak mau sama mba" balas Ida lalu keduanya pun tertawa.Tak lama suara telpon yang ada di pantry berbunyi."Aleksa minta tolong angkat telpon nya"Aleksa yang mendapat perintah itu bergegas ke arah telpon."Halo""Buatkan kopi, antarkan ke ruangan saya"Sebelum Aleksa sempat menjawab suara dari seberang, sambungan telpon itu sudah lebih dulu terputus."Kenapa, bengong" tanya ida"Ada yang minta di buatkan kopi, mba tau siapa" ?"Itu tuan Candra, karena yang biasanya meminta kopi dan minta di antar ke ruangannya itu cuma dia. kalau untuk karyawan lain mereka buat sendiri. Oh iya Aleksa, mba boleh minta tolong buatkan kopi untuk tuan Candra sekalian antar ke ruangannya ya, itung-itung perkenalan supaya kamu tahu siapa bos kita"" tapi kan aku gak tau ruangannya mba""ruangannya ada di lantai 3 nanti kamu bisa pake lift, di sana ada Asisten pribadi nya namanya mba Nana kamu bisa tanya dia"Aleksa bergegas membuat secangkir kopi setelah selesai Aleksa bersiap membawa kopi ke lantai 3."Mba Ida aku antar kopinya dulu ya""Hati-hati jangan membuat kesalahan, nanti kamu di amuk" jawab Ida mencoba menakut-nakuti Aleksa.Aleksa bergegas menuju lift dan menekan tombol lantai 3 sesuai yang di jelaskan Ida, dan benar saja di sana ada seorang perempuan cantik tengah duduk di mejanya. "Mungkin itu mba Nana yang Ida masuk tadi, aku tanya mba Nana aja kali ya" kata Aleksa pada dirinya sendiri. Aleksa menghampiri perempuan itu "Permisi, mba saya di minta mengantarkan kopi untuk tuan Candra" Aleksa menyapanya dengan sopan sehingga wanita itu mengarahkan kan pandangannya."Apakah kamu karyawan baru di sini" tanya Nana "Iya mba saya Aleksa karyawan baru di sini, dan ini hari pertama saya bekerja""Kenalin Aku Nana asisten pribadinya tuan Candra dan ruangan tuan ada di sebelah sana kamu masuk aja"Nana menunjuk ke arah ruangan bos nya yang letaknya tidak jauh dari meja tempat ia duduk saat ini."Baik mba Nana terimakasih saya pamit dulu" ucap Aleksa "Baik" Aleksa berjalan menuju ke ruangan yang di maksud dan mengetuk pintu beberapa kali."Masuk"Setelah mendengar perintah itu tanpa menunggu waktu lama Alek
Terdengar suara dering telepon dari balik saku celana, Candra meraih benda pipih itu dan menempelkannya di samping telinga."Candra, pulang lah ke rumah utama, mama sudah menyiapkan acara makan malam"suara seorang wanita paruh baya terdengar dari seberang telpon. "Baik aku akan datang" balas Candra singkat lalu memutuskan panggilan nya.Dirinya bertanya-tanya apa maksud ibunya mengajak dirinya untuk ikut hadir di acara makan malam itu, bukan kah biasanya papa dan mamanya itu tidak pernah mengatur acara seperti ini. Kalau pun ada acara pertemuan keluarga biasanya akan di lakukan di restoran tidak di kediaman utama. "Tuan, mau saya antar kemana? tanya Farhan yang sedari tadi menunggu perintah."Kita kerumah utama"Farhan melaju menuju rumah utama, sesampainya di sana Candra melangkah masuk menuju ke arah taman yang di sana sudah hadir beberapa orang. Dari kejauhan Candra mengamati pasangan laki-laki dan perempuan yang jika di lihat perbedaan umur keduanya hampir sama dengan orang tua
Sepulang nya dari rumah utama, Candra merebahkan tubuhnya yang terasa remuk. dirinya tertidur pulas hingga tak terasa hari sudah pagi dan matahari sudah terbit. Candra yang sudah bangun dari tidurnya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai semuanya Candra bergegas menuju ke arah mobil yang sedari tadi menunggu dan siap mengantar nya ke manapun ia mau.Setelah 35 menit berkendara Candra akhirnya sampai ke kantor, ia berjalan ke arah lift menuju ke ruangannya di ikuti Farhan yang berjalan di belakangnya. Candra kini sudah berada di depan pintu, namun sebelum membuka pintu itu ia berbalik."Minta OG baru itu untuk membersihkan ruangan saya""Baik tuan saya permisi"Farhan berjalan menuju ruang pantry karena karyawan OG lebih sering berada di sana. Sesampainya di ruang pantry benar saja Aleksa dan Ida sedang ada di ruangan itu."Aleksa, tolong bersihkan ruangan tuan Candra"Aleksa merasakan sesuatu yang aneh jangan-jangan bos nya itu sedang menyiapkan rencana baru u
Setibanya di villa Candra merebahkan tubuhnya yang lelah karena seharian bekerja. Ia teringat perkataan ayahnya saat tadi di kantor. Entah kenapa orang tua nya memaksanya agar ia menerima perjodohan dengan Aqila. menurut Candra Aqila memang cantik namun entah kenapa dirinya sama sekali tidak tertarik dengan wanita itu. Candra menyesal mengatakan dirinya sudah memiliki kekasih, ucapannya tadi membuat masalah baru bagi nya, di tambah ia harus mengenalkan kekasihnya kepada orang tuanya segera mungkin karena jika tidak orang tua nya itu pasti akan merengek-rengek lagi memaksa dirinya untuk menerima Aqila. "Sialan" Candra mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia tidak ingin memikirkan masalah ini, namun bagaimana pun ia harus mencari cara supaya terbebas dari perjodohan dengan Aqila.******Pagi-pagi sekali Candra sudah sampai di kantor, hal ini bukan menjadi kebiasaannya bahkan beberapa karyawan belum ada yang datang secepat itu karena jam operasional biasanya baru akan di mulai pukul 8 sed
Di ruangan nampak hening tidak ada suara baik dari Aleksa atau pun Candra. Keduanya diam membisu, Candra menunggu jawaban Aleksa sedangkan Aleksa sendiri ragu akan menerima tawaran itu atau tidak. posisi Aleksa saat ini benar-benar terpojok bagaimanapun juga dirinya aangat membutuhkan pekerjaan ini untuk bertahan hidup namun ia juga enggan untuk pura-pura menjadi kekasih bos nya itu. Membayangkan nya saja membuat Aleksa takut apa lagi jika sudah menjalani perannya nanti, Aleksa bisa saja mati di tangan bosnya yang arogan itu."Tidak aku tidak mau, silakan jika tuan ingin memecat saya"Candra tidak menyangka bahwa Aleksa akan mengatakan itu, pasal nya selama ini tidak pernah seorang pun wanita yang menolak ajakannya baru kali ini ada yang berani membantah dirinya."Kau yakin dengan keputusanmu, Aleksa.? Jika kau ingin uang aku akan membayar mu berapapun yang mau inginkan asal kau menerima tawaran ku" Candra kembali berdiri dan berjalan perlahan-lahan ke arah Aleksa. Ucapan Candra ini
Kini ia telah sampai diruangan yang sebenarnya dirinya sendiri enggan berlama-lama disana. Aleksa segera membersihkan ruangan itu tanpa mempedulikan keberadaan candra yang diam-diam mengamati keseriusan wanita itu dalam melakukan tugasnya."Kemari lah, Aleksa"Suara Candra membuat wanita itu menghentikan aktifitas nya. Aleksa mendekat ke arah meja tempat dimana bos nya itu duduk. Entah kenapa setiap kali berada didekat laki-laki itu Aleksa selalu merasa guggup."Ada apa tuan""Tulis alamatmu dan nomor telpon mu di sini"Candra menyodorkan selembar kertas dan pena ke arah wanita itu dan menunggu tangan Aleksa meraih benda itu."Kenapa? Apa kau buta huruf?" Ucap candra lagi setelah lama menunggu respon Aleksa. Aleksa pun meraih pena lalu mulai menuliskan alamat nya di kertas itu, namun ia tidak menuliskan nomor telponnya disana."Jika tidak di berikan nomor telpon mu, lantas bagaimana aku bisa menghubungi mu?""Saya tidak punya handphone tuan"Candra mengeryit kan dahinya sedikit bingu
Sesampainya di ruangan Candra langsung menuju meja kerjanya dan mengambil paper bag yang di dalamnya berisi handphone, kemudian menyerahkan nya kepada Aleksa."Ini untuk mu"Aleksa mengambil paper bag itu dengan ragu, ia sangat tidak nyaman jika menggunakan kan barang yang tidak ia beli menggunakan uang nya sendiri. "T-tuan bsilahkan potong gaji saya untuk membayar handphone ini"Candra kembali menatap Aleksa dengan tatapan dingin."Kau pikir dengan membeli satu handphone membuat ku akan miskin? benar-benar payah"Aleksa terdiam mendengar ucapan Candra, dirinya tidak berani lagi bersuara. Ia hanya menunduk kan kepalanya, menunggu sampai bos nya itu meminta dirinya keluar."Sudah ada nomor ku disana, aku akan menghubungi mu jika ada yang ku butuhkan, sekarang kau boleh pulang""Baik tuan saya permisi""Dan ingat kapan pun aku membutuhkan mu kau harus siap"Sambung Candra lagi sebelum Aleksa benar-benar keluar dari ruangannya.Di luar hari sudah gelap di tambah cuaca yang mendung yang s
Aleksa kini sudah berada di ruangan bos nya itu,, melihat kedatangan Aleksa laki-laki itu pun mengarahkan pandangan nya menatap Aleksa."Permisi tuan ada apa mencari ku?"Aleksa bertanya seolah ingin mendengar penjelasan kesalahan apa lagi yang dirinya lakukan sehingga laki-laki ini lagi-lagi meminta nya datang menemui nya."Bersiaplah dengan tugas mu, karna mulai malam ini kau akan menjalankan peran mu""Maksud nya apa tuan"Tanya Aleksa tak mengerti."Sesuai kesepakatan kemarin bahwa kau menyetujui untuk berpura-pura menjadi kekasih ku. malam ini aku di minta untuk datang ke acara makan malam dan kau harus ikut dengan ku""Kenapa tuan mengajak ku untuk ikut, bukankah tuan akan makan malam?"Ucap Aleksa yang masih belum mengerti apa maksud ucapan Candra itu."Dasar bodoh"Candra menatap Aleksa dengan tatapan dingin, lalu iya melanjutkan ucapannya lagi."Kau hanya ikuti saja perintah ku, jangan membantah dan terlalu banyak tanya"Mendapati jawaban itu Aleksa tidak berani lagi membuka m