Aleksa merasa demannya sudah turun dan kepalanya sudah tidak pusing lagi. Ia bergegas menyiapkan makan malam, karena waktu sudah hampir menjelang malam. Ibu dan anak itu sedang tidak dirumah , entah kemana yang pasti Aleksa ingin segera menyelesaikan pekerjaannya sebelum mereka datang.
"Hah akhirnya beres juga"katanya seraya membuang nafas lega.Dari garasi rumah terdengar suara mobil, Aleksa mengintip dari jendela bahwa Tante Lina dan Yira sudah datang."Aleksa ambil barang belanjaan saya di bagasi dan taro di meja itu" Yira memerintah nya.Aleksa yang tau itu, segera bergegas menuju kearah yang di maksud. Mengambil semua barang, lalu meletakkan nya di meja sesuai yang di perintahkan.Setelah meletakan barang-barang itu, Aleksa bermaksud kembali ke dalam kamarnya namun langkahnya terhenti saat suara Bu Lina memerintah dirinya."Kami haus, ambilkan minum"Tanpa suara Aleksa bergegas menuju dapur, setelahnya ia memberikan minuman yang di minta ibu dan anak itu."Jika tidak ada keperluan sebaiknya pergi dari sini sebelum saya menumpahkan minuman ini di wajahmu" ucap Lina.Tatapan ibu dan anak itu memandanginya dengan sangat sinis.Aleksa sudah biasa mendapat perlakukan seperti ini, jadi ia selalu mengabaikan semua ucapan itu walau kadang membuatnya sakit.Aleksa berlalu menuju kamar meninggalkan mereka yang masih asik membahas soal perkuliaha Yira. Dari kamar Aleksa bisa mendengar bahwa Yira akan masuk ke perguruan tinggi dengan megambil jurusan kedokteran. Berbeda dengan diri nya yang harus mengubur impian itu dalam-dalam lantaran dirinya tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dirinya merasa sedikit iri dengan kehidupan Yira saat ini."Bu, dulu Aleksa ingin sekali menjadi dokter supaya bisa menyembuhkan penyakit ibu, maafkan aleksa yang tidak bisa mencapai impian itu"Aleksa merasa sesak di dadanya setelah mengingat wajah kedua orang tuanya yang begtu menyayangi nya. Kini iya harus menerima semua penderitaan yang menimpanya.Aleksa berkeinginan untuk bekerja saja sehabis mendengar kelulusan nya nanti, ia berniat izin ke Tante Lina supaya dia bisa bekerja dan Tante Lina tidak perlu repot-repot lagi menghidupi dirinya.Ia juga tidak ingin berlama-lama di rumah itu yang terasa neraka bagi nya.Setelah makan malam Aleksa membersihkan diri dan bersiap untuk tidur karena besok ia akan ke sekolah untuk mengambil surat kelulusannya.*****Pagi hari pun tiba, setelah mengerjakan pekerjaan rumah Aleksa pun berangkat ke sekolah dengan menggunakan angkot.Aleksa mengambil amplop sendiri, berbeda dengan teman-teman lain yang di dampingi orang tua nya. Penampakan ini membuat Aleksa sangat sedih lantaran dirinya sudah tidak memiliki orang tua."Lulusan terbaik tahun ini di raih oleh Aleksa Puriatmaja, silakan bisa maju kedepan dengan wali nya"Pembawa acara mempersilahkan nya untuk maju.Aleksa melangkah ke depan seorang diri, melihat Aleksa yang maju tanpa pendamping seorang guru pun mempertanyakannya."Aleksa di mana wali kamu" ? tanya salah Sorang guru"Maaf Bu Aleksa sendirian tidak ada wali"Aleksa tertunduk menahan kesedihannya, sebagian dari mereka yang melihatnya merasa sangat simpati karna sangat menyedihkan melihat seorang siswi di hari bahagianya datang seorang diri sedangkan siswa dan siswi lain di dampingi orang tua mereka.Beberapa guru memang sudah tahu bahwa Aleksa anak yatim piatu, namun mereka sempat mengira bahwa Aleksa bisa saja meminta Tante Lina untuk mendampinginya.Aleksa teringat bahwa semalam memang meminta Tante Lina untuk datang menjadi wali nya di acara kelulusan itu. namun, Tante Lina menolak dengan alasan tidak Sudi menjadi wali gadis yang membawa sial di keluarganya. Aleksa tidak mau memaksa, sehingga memutuskan untuk datang sendirian.******Di tempat lain Candra melajukan mobil nya menuju ke arah perusahaan Primary Adicipta. Perusahaan ini bergerak di bidang Property dan Periklanan. Itulah kenapa pemilik perusahaan ini sangat kaya dan menjadi orang terpandang di negaranya saat ini. Selain memiliki rekan bisnis dalam negeri perusahaan ini juga memiliki rekan bisnis hingga manca negara.tit tit titsssrttttSeorang wanita tiba-tiba muncul, yang membuat Candra mengerem secara mendadak untuk menghindari kecelakaan."Wanita sialan"Umpat Candra yang keluar dari mobil sambil membanting pintu mobilnya. Candra berjalan kearah wanita itu dengan raut wajah yang nampak kesal, walau bagaimana pun Candra tetap harus memastikan bahwa wanita yang hampir di tabrak nya baik-baik saja.Wanita itu lagi-lagi adalah Aleksa.Kebetulan sehabis mengikuti acara kelulusan Aleksa bergegas ke arah kota dengan maksud ingin mencari pekerjaan. Namun sebelum mendapatkan nya kejadian sial lagi-lagi menimpa dirinya."Apa kau ingin mati" ?Candra menarik kerah baju Aleksa yang membuat Aleksa sedikit tersentak. Ia sangat ketakutan apalagi melihat raut wajah Candra yang berubah merah akibat menahan emosi yang seperti sudah di ubun-ubun."Ma maafkan saya tuan"Jawab aleksa dengan suara yang gemetar.Aleksa ingin menundukan kepalanya karena ia tidak sanggup memandang wajah pria yang tepat berada di hadapannya saat ini, namun sebelum itu terjadi buru-buru tangan Candra mencekram pipinya yang sontak membuat tatapan keduanya bertemu."Apa seperti ini sikapmu ketika orang mengajakmu berbicara"Candra sambil mengamati wajah wanita itu, menunggu jawaban dari Aleksa."Saya sudah sangat hati-hati saat menyebrang, namun tuan terlalu mengebut"Aleksa memberanikan berbicara untuk membela dirinya bahwa ia tidak sepenuhnya bersalah.Aleksa tahu pria ini pasti akan sangat marah setelah mendengar ucapannya tadi.Benar saja suara Candra kembali terdengar, kali ini ia benar-benar murka karena wanita ini berani membantahnya."Apa kau mengatakan ini salahku"?Kali ini Candra mencekram pipi Aleksa lebih kuat lagi hingga urat-urat di tangannya muncul."Lepaskan saya tuan, sakit"Aleksa yang merasa cengkraman itu semakin kuat. Ia menepuk-nepuk tangan Candra yang tanpa pria itu sadari tindakan nya itu menyakiti Aleksa.Sesekali Candra mengamati wajah itu, Candra merasa pernah melihatnya tapi entah dimana. Rasanya wajah ini tidak asing bagi nya."Tuan tolong lepaskan sakit"Kata Aleksa lagi dengan suara yang sudah hampir tidak bisa didengar.Candra melepaskan cengkraman nya dan mendorong Aleksa hingga tubuh wanita itu tersungkur di aspal lalu berlalu meninggal Aleksa seorang diri."Uhuk uhuk"Aleksa mencoba ngatur nafasnya yang hampir habis dan memasok oksigen sebanyak-banyaknya supaya iya bisa bernafas dengan normal. Ia memegangi area pipinya yang memerah akibat cengkraman tadi, hinggatak lama ia di kagetkan kembali dengan suara klakson mobil Candra.Tit tit titSuara klakson itu seperti mengisyaratkan agar ia minggir. Aleksa menyadari itu lantas segera berdiri dan meminggirkan tubuhnya untuk memberi jalan pada pemilik mobil.Sesampainya di kantor Candra berjalan menuju ruangan dengan raut wajah yang nampak kesal, sepertinya kejadian yang di alaminya tadi membuat mood nya menjadi kacau. Siapa pun yang melihatnya akan tahu bahwa saat ini sosok yang memiliki wajah tampan bak pangeran itu sedang marah.Farhan asistennya yg melihat nya ikut bertanya-tanya barangkali ada masalah pekerjaan di kantor yang membuat bos nya itu nampak sangat kesal."Bukankah semua pekerjaan kantor sudah beres, tapi kenapa raut wajahnya muram seperti ini"?Farhan bertanya pada dirinya sendiri, namun iya pun tidak dapat menemukan jawabannya.Farhan yang sedikit ragu berjalan mengikuti Candra dari belakang.Farhan memberanikan diri untuk bertanya."Tuab apakah ada masalah""Dasar wanita sialan"Umpat Candra sambil merebahkan badannya di kursi kebenarannya."Wanita sialan? tapi siapa wanitanya?" Farhan bertanya lagi dalam hati.Candra mengalihkan pandangan ke arah Farhan yang masih mematung."Keluar dari sini, jika tidak ada kepentingan"Farhan nampak bingung menghadapi situasi ini karena ia pun tidak tahu akar masalahnya. Namun ia yang paham setelah mendengar perintah itu segera berlalu dari pada harus jadi amukan bos nya."Baik saya pamit tuan, jika membutuhkan sesuatu tuan bisa hubungi saya"Sepeninggalan asistenyna, Candra mulai mengecek beberapa kontrak kerjasama dan membacanya satu persatu hingga tidak terasa hari sudah menjelang sore dimana seluruh pegawai bersiap akan pulang. Candra membereskan berkas yang ada di atas mejanya dan berlalu menuju ke luar ruangan. Didepan kantor sudah ada sopir pribadi yang sedari tadi menunggu untuk mengantarnya pulang. Karena muak dengan kejadian hari ini Candra pun meminta supaya sopirnya mengantar nya ke arah Villa karena ia lebih suka menghabis kan waktu sendiri di Villa itu.Waktu sudah menunjukan pukul 11.30 malam, namun Candra belum mengantuk juga. Sedari tadi ia berusaha memejamkan matanya namun sia-sia, alih-alih mengantuk justru ia semakin dibuat gelisah. Candra mendudukkan badannya di atas ranjang, meraih kunci mobil yang di letakan di atas meja dan berlalu menuju parkiran. Ia melajukan mobil menuju ke sebuah bar, yang tidak terlalu jauh dari tempat nya. Ia bermaksud ingin minum, mungkin dengan sedikit minum bisa membuatnya mengantuk. Setelah sekitar 1 jam menghabiskan waktu dibar itu, Candra yang merasa sudah mengantuk pun berlalu pergi meninggalkan tempat itu. Ia tidak sabar ingin segera sampai ke Villa dan merebahkan tubuhnya untuk beristirahat.Jalanan nampak sepi, Candra menginjak pedal gas dan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Namun, saat memasuki jalanan gelap, dari arah yang berlawanan seseorang tiba-tiba berada tepat di depan nya. Candra tidak punya waktu untuk menekan rem, namun beruntung dirinya masih bisa membelokan setir. Sedan
Sekarang sudah tengah Malam, Aleksa tidak tahu kini harus kemana lantaran ia tidak memiliki uang dan tempat tinggal. Dirinya juga tidak berniat kembali kerumah, karena jika ia kembali pasti Lina dan Yira akan menyerahkan dirinya ke pak Nurdin.Aleksa buru-buru mencari tempat yang aman supaya bisa beristirahat. Ia tidak ingin berlama-lama di jalan mengingat malam-malam seperti ini tindakan kriminal ada di mana-mana. Aleksa terus berjalan ke arah kota sampai akhir nya ia menemukan sebuah rumah kosong yang bisa dirinya gunakan untuk sekedar beristirahat malam ini. Bagaimana pun besok ia harus mendapat kan pekerjaan supaya ia bisa menyewa kos-kosan untuk tempat tinggal nya.*********Hari menjelang pagi, Aleksa bangun dari tidur nya, ia hanya mengganti pakaiannya lalu pergi untuk mencari pekerjaan. Aleksa berjalan ke arah kota berharap ada beberapa toko yang mungkin membutuhkan karyawan.Aleksa memasuki toko satu persatu untuk bertanya apakah sedang membutuhkan karyawan, namun dari bebera
Candra bergegas masuk menuju ke ruangannya, dari pagi ia memang tidak datang ke kantor karena ia harus pergi ke suatu tempat untuk survei lokasi pembangunan resort milik nya. Ia bersiap-siap karena sebentar lagi acara rapat akan di mulai sedangkan beberapa rekan bisnis nya sudah menunggu di ruang rapat sampai pada akhirnya yang di tunggu-tunggu akhirnya menapkaan diri.Sedangkan Aleksa dan Ida kembali melanjutkan pekerjaan. Mereka memiliki waktu 1 jam istirahat sehingga waktu tersebut cukup mereka gunakan untuk membuka rekening dibank yang lokasi nya masih di area kantor itu.1 jam berlalu, acara rapat berjalan dengan lancar, orang-orang penting yang menghadiri rapat itu juga sudah pulang. Karena acara rapat sudah selesai Bu Ajeng yang adalah senior OG di kantor itu memerintahkan Ida dan Aleksa untuk kembali membereskan ruang rapat."Ida, ibu minta kalian berdua untuk membereskan kembali ruang rapat tidak apa-apa kan" pinta Bu Ajeng."Gak apa-apa Bu, emang rapat nya sudah selesai"?
Aleksa bergegas menuju lift dan menekan tombol lantai 3 sesuai yang di jelaskan Ida, dan benar saja di sana ada seorang perempuan cantik tengah duduk di mejanya. "Mungkin itu mba Nana yang Ida masuk tadi, aku tanya mba Nana aja kali ya" kata Aleksa pada dirinya sendiri. Aleksa menghampiri perempuan itu "Permisi, mba saya di minta mengantarkan kopi untuk tuan Candra" Aleksa menyapanya dengan sopan sehingga wanita itu mengarahkan kan pandangannya."Apakah kamu karyawan baru di sini" tanya Nana "Iya mba saya Aleksa karyawan baru di sini, dan ini hari pertama saya bekerja""Kenalin Aku Nana asisten pribadinya tuan Candra dan ruangan tuan ada di sebelah sana kamu masuk aja"Nana menunjuk ke arah ruangan bos nya yang letaknya tidak jauh dari meja tempat ia duduk saat ini."Baik mba Nana terimakasih saya pamit dulu" ucap Aleksa "Baik" Aleksa berjalan menuju ke ruangan yang di maksud dan mengetuk pintu beberapa kali."Masuk"Setelah mendengar perintah itu tanpa menunggu waktu lama Alek
Terdengar suara dering telepon dari balik saku celana, Candra meraih benda pipih itu dan menempelkannya di samping telinga."Candra, pulang lah ke rumah utama, mama sudah menyiapkan acara makan malam"suara seorang wanita paruh baya terdengar dari seberang telpon. "Baik aku akan datang" balas Candra singkat lalu memutuskan panggilan nya.Dirinya bertanya-tanya apa maksud ibunya mengajak dirinya untuk ikut hadir di acara makan malam itu, bukan kah biasanya papa dan mamanya itu tidak pernah mengatur acara seperti ini. Kalau pun ada acara pertemuan keluarga biasanya akan di lakukan di restoran tidak di kediaman utama. "Tuan, mau saya antar kemana? tanya Farhan yang sedari tadi menunggu perintah."Kita kerumah utama"Farhan melaju menuju rumah utama, sesampainya di sana Candra melangkah masuk menuju ke arah taman yang di sana sudah hadir beberapa orang. Dari kejauhan Candra mengamati pasangan laki-laki dan perempuan yang jika di lihat perbedaan umur keduanya hampir sama dengan orang tua
Sepulang nya dari rumah utama, Candra merebahkan tubuhnya yang terasa remuk. dirinya tertidur pulas hingga tak terasa hari sudah pagi dan matahari sudah terbit. Candra yang sudah bangun dari tidurnya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai semuanya Candra bergegas menuju ke arah mobil yang sedari tadi menunggu dan siap mengantar nya ke manapun ia mau.Setelah 35 menit berkendara Candra akhirnya sampai ke kantor, ia berjalan ke arah lift menuju ke ruangannya di ikuti Farhan yang berjalan di belakangnya. Candra kini sudah berada di depan pintu, namun sebelum membuka pintu itu ia berbalik."Minta OG baru itu untuk membersihkan ruangan saya""Baik tuan saya permisi"Farhan berjalan menuju ruang pantry karena karyawan OG lebih sering berada di sana. Sesampainya di ruang pantry benar saja Aleksa dan Ida sedang ada di ruangan itu."Aleksa, tolong bersihkan ruangan tuan Candra"Aleksa merasakan sesuatu yang aneh jangan-jangan bos nya itu sedang menyiapkan rencana baru u
Setibanya di villa Candra merebahkan tubuhnya yang lelah karena seharian bekerja. Ia teringat perkataan ayahnya saat tadi di kantor. Entah kenapa orang tua nya memaksanya agar ia menerima perjodohan dengan Aqila. menurut Candra Aqila memang cantik namun entah kenapa dirinya sama sekali tidak tertarik dengan wanita itu. Candra menyesal mengatakan dirinya sudah memiliki kekasih, ucapannya tadi membuat masalah baru bagi nya, di tambah ia harus mengenalkan kekasihnya kepada orang tuanya segera mungkin karena jika tidak orang tua nya itu pasti akan merengek-rengek lagi memaksa dirinya untuk menerima Aqila. "Sialan" Candra mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia tidak ingin memikirkan masalah ini, namun bagaimana pun ia harus mencari cara supaya terbebas dari perjodohan dengan Aqila.******Pagi-pagi sekali Candra sudah sampai di kantor, hal ini bukan menjadi kebiasaannya bahkan beberapa karyawan belum ada yang datang secepat itu karena jam operasional biasanya baru akan di mulai pukul 8 sed
Di ruangan nampak hening tidak ada suara baik dari Aleksa atau pun Candra. Keduanya diam membisu, Candra menunggu jawaban Aleksa sedangkan Aleksa sendiri ragu akan menerima tawaran itu atau tidak. posisi Aleksa saat ini benar-benar terpojok bagaimanapun juga dirinya aangat membutuhkan pekerjaan ini untuk bertahan hidup namun ia juga enggan untuk pura-pura menjadi kekasih bos nya itu. Membayangkan nya saja membuat Aleksa takut apa lagi jika sudah menjalani perannya nanti, Aleksa bisa saja mati di tangan bosnya yang arogan itu."Tidak aku tidak mau, silakan jika tuan ingin memecat saya"Candra tidak menyangka bahwa Aleksa akan mengatakan itu, pasal nya selama ini tidak pernah seorang pun wanita yang menolak ajakannya baru kali ini ada yang berani membantah dirinya."Kau yakin dengan keputusanmu, Aleksa.? Jika kau ingin uang aku akan membayar mu berapapun yang mau inginkan asal kau menerima tawaran ku" Candra kembali berdiri dan berjalan perlahan-lahan ke arah Aleksa. Ucapan Candra ini