Share

Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku
Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku
Penulis: Rina Novita

Bab 1

"Bunda, kok photo profil hape Ayah foto tante-tante? Ini foto siapa, Bun?"

Apaaa?

Aku tersentak mendengar pertanyaan Giska, anakku satu-satunya yang berusia tujuh tahun.

Aku segera membuka kontak ponsel Mas Agung di aplikasi berwarna hijau, dan meng-klik photoprofilnya. Benar saja. Ada foto seorang wanita muda berpakaian seksi dengan rambut sebahu. Segera saja aku save foto itu di galeriku.

"Oh itu mungkin teman sekantor Ayah Gis, biasa teman-teman Ayah suka pada iseng," jawabku mencari alasan yang tepat. Agar dia tak berburuk sangka pada Ayahnya.

Dan benar saja, sekitar tiga menit kemudian foto profil itu telah berganti  menjadi gambar kaligrafi. Mungkin saja tadi Mas Agung salah pencet. Tapi kenapa dia bisa menyimpan foto wanita itu. Lalu siapa sebenarnya wanita itu? Aku harus menyelidikinya.

Akupun mengirim foto tersebut menggunakan aplikasi hijau kepada seseorang.

[ Do, tolong cek ini foto siapa , cepet nggak pake lama ]

Dido adalah teman sekantor suamiku. Dia adalah orang kepercayaan Om Beni sang direktur utama. Om beni adalah sahabat dekat almarhum Papa. Sejak aku kecil Om Beni sangat menyayangiku. Atas bantuan Om Benilah Mas Agung yang hanya lulusan SMA bisa mendapatkan pekerjaan dan jabatan yang bagus di perusahaan itu. Hanya saja Mas Agung tidak menyadarinya.

[ Ini sih foto si Yuyun, Ra. Karyawan di sini. Tapi belum lama dia kerja di sini dan belum menjadi karyawan tetap pula. Emang kenapa Ra]

[ Tolong kirim nomor ponselnya ke aku, Do ]

Setelah Dido mengirim nomor ponsel si Yuyun, segera aku save di aplikasi berlogo hijau. Kulihat Foto profil wanita itu persis  sama dengan foto profil ponsel suamiku. Tulisan kaligrafi yang sama.

Aneh. Kok bisa sama?

Aku memutuskan untuk menghubungi suamiku.

"Halo , Assalamualaikum Mas."

(.....)

Di angkat. Tapi tidak ada suara.

"Halo,  kamu di mana Mas."

"Ha-lo maaf , i-ni dengan s-siapa?" Terdengar sahutan dari sebrang sana.

Deg.

Suara perempuan. Siapa dia?

"Halo, ini siapa? Kenapa ponsel suami saya ada sama anda?" tanyaku gusar.

tut ... tut ... tut ...

Kok di matikan?

Aku makin penasaran. Apa mungkin kamu menghianatiku, Mas?

--------------

Suara mobil memasuki halaman. Sepertinya Mas Agung pulang. Tumben masih siang sudah pulang.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, Mas. Kok tumben sudah pulang ?"

"Dek, lihat ponsel Mas, nggak? Sejak tadi dicari-cari nggak ketemu. Sampai-sampai Mas ikut meeting dengan Pak Beni sejak tadi pagi nggak pegang ponsel."

Apa? Mas Agung sejak pagi meeting dengan Om Beni?

Diam-diam aku minta Dido untuk mengecek kebenarannya.

[Pak Agung sejak pagi memang meeting bareng Pak Beni, Ra. Ada apa sih sebenarnya?]

Aku sedikit lega membaca jawaban Dido.

"Kamu yakin Mas, nggak tau ponselnya di mana?"selidikku.

"Iya Dek, tapi kalau nggak ada di rumah, mungkin di kantor. Tadi Mas buru-buru di ajak Pak Beni ke lapangan." Sepertinya Mas Beni tidak berbohong.

"Hmm ... kayaknya ... ponsel Mas sama Yuyun," ujarku hati-hati.

"Hah? A-apa ?" Raut wajah suamiku nampak begitu cemas.

"Kenapa, Mas? Kok kaget gitu ?"

"Wah bahaya kalau ponsel aku sama Dia, Dek. Dia wanita nggak bener." Mas Agung kelihatan bingung, mondar-mandir.

"Maksud Mas?"

"Di-Dia beberapa kali menggodaku di kantor. Bukan cuma aku, tapi beberapa teman di kantor pernah dia ganggu. Bahkan Pak Bandi sampai ribut sama istrinya. Tapi kamu tenang aja. Aku sudah lapor ke Pak Beni. Kemungkinan dia akan di keluarkan bulan depan.

Aku merasa lega mendengar penjelasan suamiku. Walaupun belum percaya seratus persen. Hal ini bisa aku cek lagi nanti dengan Dido dan Om Beni.

"Ayo Dek,  ikut ."

"Loh, kemana ,Mas?"

"Aku tahu kamu belum yakin dengan penjelasan Mas tadi. Pasti si Yuyun sudah bikin kamu nggak tenang. Sekarang kamu ikut aku ke kantor. Biar kamu yang mintain ponselku ke Yuyun."

Mas Agung menggandengku ke mobil. Kamipun pergi menuju kantornya.

Semoga suamiku benar-benar tidak tergoda oleh  Yuyun si pelakor itu.

Tidak ada percakapan selama perjalanan menuju kantor. Rasa penasaranku pada wanita yang bernana Yuyun itu makin menjadi karena melihat kegelisahan pada sikap suamiku. Mobil ini ber-AC tapi dia berkeringat. Ia membawa mobilnya pun dengan kecepatan rendah. Apa dia sengaja?

"Selamat sore Pak Agung," sapa security kantor saat kami memasuki pintu utama.

"Sore Pak Amir, apa semua karyawan sudah pulang?"

"Sebagian sudah, Pak. Tapi Pak Beni dan  beberapa karyawan masih ada di lantai atas. Oh ya, Pak. Ini tadi ada titipan ponsel milik Bapak dari Mbak Yuyun sebelum dia pulang tadi." Pak Amir memberikan amplop coklat yang berisi ponsel suamiku.

Aku melihat senyum kelegaan pada wajah Mas Agung. Entah lega karena ponselnya ditemukan atau karena aku tidak jadi bertemu dengan si Yuyun itu.

"Oh ya terimakasih, Pak Amir," jawab suamiku.

"Dek, Aku ke lantai atas dulu ya."

"Ya. Mas."

Aku duduk di depan receptionis. Sudah lama sekali aku tidak ke sini. Om Beni banyak merubah kantor ini menjadi lebih bagus dan tertata rapi.

"Seraaaa!" Dido histeris terkejut saat melihatku. Sepertinya Ia baru saja dari luar.

Mataku membelalak melihatnya. Segera aku kedipkan sebelah mataku dengan maksud memberi kode. Syukurlah Dido langsung paham. Karena tidak ada satupun yang mengetahui persahabatanku dengan Dido, termasuk suamiku. Hanya Om Beni seorang yang tahu. Karena Dido di terima kerja di kantor ini atas referensiku.

Akhirnya Dido hanya tersenyum dan mengangguk sambil berlalu dari hadapanku. Beruntung tidak ada karyawan lain yang melihat.

Tiba-tiba ponselku berbunyi. Ternyata ada panggilan masuk dari Om beni.

"Sera, kamu naik ke ruangan Om sebentar ya."

"Tapi Om...."

"Sudah ga apa-apa naik aja. kantor juga sudah sepi," sela Om beni.

"Baiklah Om. Sera ke sana sekarang."

Aku segera menuju ruangan Om Beni yang berada di lantai atas.

"Bagaimana kabarmu, Sera ?" Om Beni memulai percakapan. Nampak wajahnya serius.

"Sera baik, Om," jawabku yang duduk di hadapannya kini. Ruangan Om beni sepi.

Di lantai ini sudah tidak ada karyawan. Mungkin mereka sudah pulang. Mas Agung pun tak terlihat batang hidungnya. Di lantai dua aku hanya melihat Dido dan dua orang karyawan.

"Sera, Om sudah tua. Sudah tidak sanggup memimpin perusahaan Bapakmu ini. Perusahaan ini sudah berkembang cukup pesat. Membutuhkan pemimpin yang lebih muda dan produktif. Sudah saatnya Om kembalikan padamu."

Sebenarnya Om Beni memang sudah mulai sakit-sakitan. Mungkin benar sudah saatnya aku memimpin langsung perusahaan ini.

"Baiklah, Om. Tapi aku mohon hal ini tetap di rahasiakan dulu. Jangan sampai Mas Agung tau dulu bahwa sebenarnya aku pemilik perusahaan ini."

"Kalau memang itu maumu, Om ikuti permainanmu saja. Jadi, kapan kamu mulai bisa aktif ? untuk laporan keuangan dan lainnya kamu bisa minta Dido kirim email ke kamu."

"Sera akan mengabari secepatnya. Kalau begitu Sera pamit ya, Om. Takut nanti Mas Agung nyariin." Aku segera pamit untuk keluar menemui Mas Agung.

Ting

Sebuah pesan dari Dido.

[Ra , Aku lihat suamimu lagi berdua sama Yuyun di belakang kantor]

Apaa? Bukannya tadi Yuyun sudah pulang ? Sebaiknya aku cek sendiri sekarang. Dido nggak mungkin bohong.

Dengan langkah cepat aku langsung menuju ke belakang kantor. Di sana sebenarnya adalah tempat parkir motor karyawan. Sedangkan mobil Mas Agung ada di depan kantor. Berarti dia memang sengaja menemui pelakor itu.

Aku menatap nanar sepasang manusia yang sedang berbicara di bawah pohon besar itu. Dari tempatku berdiri ini tidak jelas apa yang mereka bicarakan. Tapi nampak keakraban yang tak wajar di antara mereka.

Wanita itukah yang bernama Yuyun?  Masih muda, tapi menurutku tidak begitu cantik. Namun sikapnya berbicara dengan suamiku seperti wanita penggoda. Sesekali mereka saling menyentuh. Hebat kamu Mas. Pintar sekali kamu menutupi kelakuanmu selama ini.

Baiklah, Mas. Silahkan lanjutkan permainanmu. Kamu akan pingsan jika tau siapa aku sebenarnya. Tidak salah aku merahasiakan ini semua selama delapan tahun. Tunggu pembalasanku.

Komen (54)
goodnovel comment avatar
Tika Sustika
Bagus ceritanya...lanjut....seru
goodnovel comment avatar
Mei Setyawati
lanjut bacaa
goodnovel comment avatar
Jasmani
waduh, dasar laki gak tau diri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status