Share

Bab 101

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-24 23:59:42
"Apa-apaan Kamu, Sandy? Tolong lepasin aku!"

Sera melotot dan bicara dengan nada tinggi..

"Astaga! Maaf, maaf!" Sontak Sandy melepaskan genggaman tangannya. Namun kunci mobil itu masih berada ditangannya

"Jadi siapa yang nyetir?" tanya Sera kesal

"Aku aja."

"Kamu yakin? Katanya pusing," sanggah Sera sambil mencibir.

"Aku malah nggak yakin kalau Kamu yang nyetir. Bisa-bisa semakin pusing kepalaku. Ayo!"

"Ish! Dasar Es batu!" umpat Sera yang mulai melangkah mengikuti Sandy menuju mobilnya.

"Asal kamu tau, San. Keluar kota pun Aku sudah biasa nyetir mobil sendiri. Jadi Kamu jangan meremehkan Aku!" Sera masih mengungkapkan rasa kesalnya. Ia terus bicara sambil memasang sabuk pengamannya

"Halaaah, paling-paling keluar kotanya ke Bogor atau Bandung. Iya, kan?"

Sera terdiam dan membuang pandangannya ke luar jendela. Ia sedikit malu, karena apa yang dikatakan oleh Sandy memang benar. Arief dan Pras tidak pernah membiarkannya menyetir jauh.

Dia pernah keluar kota pun karena saat itu k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Yuki Inong
ceritanya ribet novel lain udah pada tamat ini masih muter aja gak maju maju ceritanya mengesalkan
goodnovel comment avatar
Taty Koem Hartaty
ngapain harus ada sandy??
goodnovel comment avatar
Dea Hartawan
gak bisa ya lsg nikah aja gak pake tunangan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 102

    "Selamat Pagi .., Giska, Om Bule datang." Pagi-pagi sekali Pras sudah tiba di rumah Sera. Seperti biasa, pria tampan berwajah kebarat-baratan itu langsung masuk ke dalam rumah Sera. Ia menuju ruang makan. Karena biasanya Sera dan Giska sedang sarapan pagi itu. Sementara di meja makan, Sandy sudah duduk berhadapan dengan Sera dan Giska. Dari ruangan itu jelas terdengar suara Pras yang sedang menuju ke sana. "Jadi seperti ini kalian setiap hari? Pria itu keluar masuk rumah ini sesukamya. Apa dia tidak punya sopan santun?" Sandy bergumam sambil memotong rotinya. Sera menahan rasa sesak mendengar ucapan Sandy barusan. Namun ia tak mau ada keributan pagi ini. Apalagi ada Giska diantara mereka. Wanita cantik itu juga tak mau merusak moment bahagia Giska yang akan menghadiri hari Ayah di sekolahnya hari ini. "Hai, Pras. Sarapan sekalian, yuk!" Pras menoleh saat mendengar ajakan Sera sambil tersenyum. Namun selera makannya tiba-tiba lenyap ketika melihat ada Sandy di meja makan itu. "M

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 103

    Setelah Giska tenang, Pras kembali menjalankan mobilnya menuju sekolah Giska. Karena hari ini hampir seluruh siswa datang bersama orang tuanya, area parkir di halaman sekolah itu sudah sangat padat. "Ayo, ayo cepat Om! Aku udah nggak sabar. Semua teman-temanku pasti memuji Om Bule yang ganteng." "Astaga, Giska!" Sera nyaris terpekik mendengar celotehan Giska. Ia sadar, putrinya itu sudah mulai beranjak remaja. Dua tahun lagi sudah akan masuk SMP. Pras hanya bisa senyum-senyum sambil geleng-geleng kepala mendengar ucapan Giska. "Nah, kita sudah sampai.Tuan putri Giska biar Om yang bukain pintunya!" Pras turun dan membukakan pintu untuk gadis kecil itu. Ia tak mau mood Giska kembali buruk. "Om, Aku boleh minta sesuatu, nggak?" Sebelum turun dari mobil, Giska bertanya malu-malu. "Apalagi, Sayang. Ayo cepat turun. Kasian Om Bulenya sudah nungguin itu!" sanggah Sera yang gemas pada putrinya. "Boleh. Giska mau apa?" Pras kembali duduk di sebelah Giska. Sementara Sera sudah menunggu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-06
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 104

    Menjelang siang acara sudah selesai. "Bunda, Papa, yuk Kita pulang!"Giska nampak sangat bahagia. Kedua tangannya menggandeng Sera dan Pras. Sesekali ia melompat kegirangan saking bahagianya.. "Giska, dia itu bukan Papa kamu beneran, kan?" Tiba-tiba langkah mereka terhenti saat seorang anak laki-laki seumuran Giska berdiri menghadang jalan. "Dion! Ini Papa Aku. Kamu tadi liat kan di panggung?" Suara Giska mulai serak. Pras mengusap lembut punggung gadis kecilnya. Kemudian ia berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan anak laki-laki yang dipanggil Giska dengan sebutan Dion itu. "Hai, nama kamu Dion? Kamu pasti seorang laki-laki jagoan!" Pras tersenyum pada Dion. Dion mengangguk dengan senyuman bangga." Kamu tau? Seorang jagoan itu harus bisa melindungi teman-temannya. Bukan malah membuat temannya sedih." "Iy-iyaa, Om." Senyum di wajah Dion mendadak lenyap. "Nah sekarang coba kamu katakan, siapa yang bilang kalau Om akan menikah dengan tante kamu?" Dion mendadak diam sambil men

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 105

    "Silakan jika ingin melihat-lihat ruangan di restoran ini!" Seorang wanita muda berpakaian formil yang merupakan manager restoran, mempersilakan Sera untuk masuk. Restoran itu adalah tempat yang akan digunakan untuk acara pertunangan Pras dan Sera nanti. Sementara itu, Pras sedang mengurus administrasi di sebuah ruangan yang berbentuk mini office. "Terimakasih!" Sera menggandeng Giska mengelilingi restoran yang bernuansa natural.. Banyak pepohonan dan taman bermain dengan area terbuka. "Bundaaa, ada kolam ikannya di sana!" Giska nampak sangat menyukai.tempat itu. Pikiran Sera masih terbagi-bagi. Hingga hari ini ia belum bicara pada Mama Celine.. "Bagaimana? Kamu suka?"Tiba-tiba Pras sudah berada di belakang Sera. Wanita itu terkejut hingga membuyarkan lamunannya. "Suka. Suka banget. Kamu lihat tuh, anakmu juga terkagum-kagum sama suasana restoran ini." Sera menunjuk Giska yang sedang serius memandang kolam ikan di bawah saung-saung yang terbuat dari bambu. Senyum pria bule itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 106

    "Tirta ...? Kamu Ada di sini?" Sarah hampir memekik menyadari keberadaan Pras yang tiba-tiba sudah berdiri di dekat pintu. Netra pria bule berwajah tampan itu menatap tajam wajah tante Sarah yang sudah memucat. "Apa maksudnya ini? Kenapa Indah dan Ibunya Dion ada di sini?" Pras bicara dalam hati sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana. Ia menatap satu persatu wanita di ruangan itu. "Hai, Tirta Apa Kabar? Ternyata kamu ini masih keluarga Mbak Sarah? Ya ampun ternyata dunia ini sempit ya!" Melihat ketegangan di wajah Pras, Indah bangkit dari sofa dan melangkah menghampiri Pria itu. Tirta Prasetya tersenyum sinis. Ia sudah curiga adanya sesuatu yang disembunyikan oleh ketiga wanita di depannya. Sementara wanita bertubuh gemuk yang merupakan Ibu dari Dion, teman Giska, tak berani berkutik. Wanita itu hanya menunduk diam di kursi tempat ia duduk. "Ayo silakan duduk, Tirta. Ada apa ini? Kok tumben malam-malam ke sini?' Sarah menghampiri keponakannya itu dan membawanya duduk

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 107

    "Siang nanti Aku mau jemput Mama ke bandara. Kamu mau ikut?" Sandy menghabiskan sarapannya. Sera menggeleng lemah. "Aku tunggu di rumah aja. Aku akan mempersiapkan kamar untuk Mama." Sandy menghempas napas kasar. Ia tau Sera hanya beralasan saja. Pikiran pria itu sedikit kalut setelah mendengar kabar pertunangan Sera dan Pras yang ternyata lebih cepat dari perkiraannya.. "Aku ke kantor dulu," ujar Sandy lirih. Ia lalu berdiri dan melangkah melewati Sera yang masih menikmati sarapannya. Sandy masuk ke dalam mobilnya. Sepanjang perjalalnan ke kantor, ia teringat akan percakapan dirinya dengan Mama Celline lewat ponsel semalam. "Pokoknya Mama mau semua harta milik Arief jatuh ke tanganmu." "Tapi, Ma, bagaimana jika sudah menjadi atas nama putra mereka yang bernama Pangeran itu?" "Kamu jangan bodoh, Sandy. Kalau kamu bisa menikahi Sera, semua akan menjadi lebih mudah." "Tapi Sera sudah punya kekasih dan mereka hendak bertunangan dalam waktu dekat ini," sahut Sandy tak bersemang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-15
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 108

    "Mama Celline?'" Sera nyaris terlonjak melihat kedatangan Ibu mertuanya. "Hallo Sera sayang!" Celline langsung masuk dan memeluk Sera dengan erat. "Mama Apa kabar? Maaf ya, tadi Aku nggak ikut jemput." ujae Sera setelah merenggangkan pelukannya. "Nggak apa-apa, Sayang. Oh ya, apa.ini cucuku?" Pandangan Celline beralih pada Pangeran yang tenang dalam gendongan Pras. "Oh ya, Ma. K-kenalkan ini Tirta Prasetya," Dengan gugup Sera memperkenalkan Pras.pada Celline. Namun ia belum berani mengatakan bahwa ia akan bertunangan dengan Pras besok. "Pras mengaangguk sopan pada Celline saat wanita paruh baya itu menoleh padanya. Namun wajah Celline nampak tidak bersahabat. "Silakan masuk, Ma! Sebentar Aku antar Pras ke depan." Celline mengangguk samar. Pandangannya tak lepas pada Pras yang menurutnya tak asing. Ia terus memperhatikan Pras yang melangkah keluar bersama Sera. "Kenapa rasanya Aku tak asing dengan wajahnya?" gumam Celiine. "Kenapa, Ma?" Sandy yang baru saja masuk, terheran m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-03
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 109

    "Aku minta maaf karena memberitahukan kabar ini secara mendadak. Sebab Pras memang baru melamarku beberapa hari yang lalu." Sera berusaha menjelaskan. Celline melirik kesal pada Sandy. Andai saja putranya itu bergerak lebih cepat, tentu pertunangan ini tidak akan terjadi, pikirnya. Sandy paham kalau Mamanya sangat marah padanya..Pria itu hanya bisa menunduk. "Maaf,Sera. Seharusnya kamu membicarakan hal ini dulu dengan Mama..Tidak main ambil keputusan sendiri. Bagaimanapun juga, pangeran adalah anak Arief. Pewaris tunggal semua harta benda milik Arief, termasuk perusahaan. Enak banget dong calon tunanganmu itu dapat perusahaan besar dan seluruh harta peninggalan Arief." Nada bicara Celline semakin meninggi. "Astaga Mama ..., Pras sama sekali tidak berminat mengambil perusahaan ataupun harta milik Arief. Semasa hidupnya, Arief memang menitipkan Aku dan anak-anak pada Pras. Itu pesan terakhir Arief pada Pras." "Halaah! Itu bisa-bisanya Dia aja. Gampang sekali kamu dibohongi." Emosi C

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05

Bab terbaru

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 254

    Wajah Arnold dan Elena menegang melihat sang dokter berdiri di ambang pintu. "Bagaimana, Dok?" Elena pun tak sabar mendengar kondisi Ida dan bayinya. "Selamat, Pak. Anak Bapak perempuan dan sehat," ujar dokter wanita itu hingga Arnold dan Elena bernapas lega untuk sesaat. Namun wajah sepasang suami istri itu masih cemas karena belum mendengar bagaimana kondisi Ida. "Bagaimana kondisi ibunya, Dok?" tanya Arnold gemetar. "Bapak suaminya?" Sang dokter memandang intens pada Arnold. "Iy-iyyaa, Dok." Arnold tergagap merasa bersalah karena tidak pernah menemani Ida periksa ke rumah sakit. "Pak, kondisi Bu Ida saat ini ... kritis. Pendarahannya masih berusaha kita hentikan. Mohon bantu doa!" Arnold terhenyak setelah mendengar ucapan dokter. Ia tidak bisa bicara apapun hingga dokter itu berbalik meninggalkan dia dan Elena di ruang tunggu. "Ya Tuhan, suami macam apa aku ini. Elena ... Elena ... Ida kritis. Aku harus bagaimana?" Arnold mengguncang-guncangkan tubuh Elena. Ia tampak frus

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 253

    "Ida, kamu baik-baik saja, kan? Apa Arnold mengurusmu dengan baik?" Tanya Elena panik ketika Ida menghubunginya. Suara Ida terdengar serak dan parau hingga Elena merasa khawatir. "Kak, kapan kak Elena kembali ke Indonesia? Aku ingin Kak Elena ada di sini saat aku melahirkan." "Loh, memangnya Arnold kemana? Apa dia masih nggak peduli sama kamu?" Elena makin cemas. Selama ini ia memang jarang sekali menerima panggilan dari Arnold, kecuali ada masalah kantor yang harus mereka bicarakan. "Bang Arnold ... katanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, Kak." Elena menghela napas kasar. Dari suara Ida yang ia dengar, ia mendugaa adik madunya itu sedang dalam masalah. Tapi sepertinya wanita yang sedang hamil tua itu masih menutupinya. "Baiklah, Ida. Aku akan selesaikan pekerjaanku di sini. Aku usahakan secepatnya kembali sebelum kamu melahirkan. Kamu dan bayimu harus sehat, oke?" "Terima kasih, Kak. Terima kasih!" Setelah menutup panggilan dari Ida, Elena mengirim pesan pada Arnold agar su

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 252

    Serani kembali memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya telah melayang karana diangkat oleh Pras. Kedua tangan kokoh suaminya itu menggendongnya ala bridal menuju sebuah ranjang berukuran sangat luas. Ranjang cantik itu dikelilingi kelambu tipis namun indah, serta taburan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma harum semerbak pada kamar itu. "Dokter bilang, kita sudah boleh ..., ehm jadi ... boleh, kan?" Pras membaringkan tubuh Serani perlahan di atas pembaringan yang begitu mewah dan nyaman. Sera tersenyum dengan wajah bersemu kemerahan saat pras sudah berada di atasnya. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. "Aku juga rindu, Pras!" Wanita cantik itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Pras, hingga pria itu tak lagi bisa menunggu. Ia pun mulai memberikan kecupan demi kecupan pada wajah Serani. Hingga kecupan itu berlanjut menjadi lumatan dan sesapan pada bibir Sera yang telah membuatnya candu. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, beberapa menit kemudian keduanya telah mele

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 251

    "Sayang, sudah bangun?" Pras membelai wajah Sera. Istrinya itu mengerjap karena baru saja terjaga dari tidurnya. Sera memiringkan tubuhnya menghadap pada Pras. "Sudah pukul berapa, Pras?" "Pukul enam pagi. Kita jadi ke kantor, kan hari ini? Sera pun bangkit. "Tentu, Pras. Kamu juga mulai ke kantor, kan?" "Ya, Sayang. Oh ya, bagaiman stok ASI baby Raja? Apa sudah cukup?" "Lebih dari cukup," sahut Sera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam Pras menyusul Sera ke kamar mandi yang ternyata memang tidak dikunci. Sera sepertinya lupa, karena sejak setelah melahirkan Raja, Sera selalu tak lupa mengunci pintu. "Praaass ...!" Sera memekik melihat Pras sudah berdiri di belakangnya, sementara ia baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Jantung Pras berdebar melihat tubuh polos istrinya yang hampir dua bulan tidak ia sentuh. Pagi ini Pras memberanikan diri mendekati Sera setelah sore kemarin dokter mengatakan bahwa Sera telah pulih. Istrinya itu juga telah melewati mas

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 250

    "Abang, kita pulang sekarang?" Ida duduk di atas brankar. Jarum infus di tangannya baru saja dilepas. Wajah wanita itu masih terlihat pucat. "Sebentar!" Jawaban singkat dan tanpa menoleh dari Arnold lagi-lagi membuat Ida harus menarik napas panjang, guna menghalau rasa nyeri yang terus menderanya. Sejak kepergian Elena tadi, Ida melihat Arnold bolak balik mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ia menduga. Arnold mencoba menghubungi Elena tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Ida hanya diam menunggu Arnold yang masih mondar-mandir di depannya. Tiur yang berjanji akan datang lagi ternyata tidak jadi kembali. "Ya sudah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan, kan?" Arnold hanya memandangi Ida yang sedang berusaha turun dari brankar dengan tubuh yang lemah. "Permisi, Bu Ida pakai kursi roda ini saja. Tubuhnya masih sangat lemah." Seorang petugas UGD menyodorkan sebuah kursi roda. Ida yang sudah berdiri di tepi brankar perlahan duduk di kursi roda itu. Lalu petugas itu mendorong kurs

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 249

    "Ya, Sekali lagi selamat atas kehamilan istri Bapak. Sore ini pasien boleh pulang setelah hasil observasi bagus." Arnold hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter. Ia masih terdiam hingga dokter yang memeriksa Ida kembali ke ruangannya. Apa yang barusan ia dengar sungguh diluar dugaannya. "B-baang. Apa Abang tidak suka aku hamil?" tanya Ida dengan suara parau. Dadanya sesak karena tidak menemukan sedikitpun kebahagian di wajah Arnold setelah mendengar kehamilannya. Ia justru melihat Arnold bingung dan terkejut. Ida mencoba menekan rasa sedih dan kecewa yang ia rasakan. "Apa karena bukan Kak Elena yang hamil?" tanya Ida lagi. Kali ini ia berusaha lebih kuat untuk mendengar jawaban dari Arnold. "Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Mamak dan bapak pasti senang. Aku ke depan dulu." Arnol pun meninggalkan Ida menuju ruang tunggu yang berada di depan UGD. "Hanya mamak dan bapak yang senang. Bang Arnold tidak." Ida menekan dadanya yang terasa penuh sesak. Berusaha agar air matanya tid

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 248

    Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 247

    "Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 246

    Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.

DMCA.com Protection Status