"Jangan, Kak, Nami menepis tangan James yang ingin masuk ke dalam celana dalamnya."Nami, biarkan aku menyentuhmu.""Jangan, aku mohon.""Aku sudah lama tidak menyentuh perempuan, please…." James menatap Nami dengan tatapan memohon. "Untuk saat ini aku belum bisa, bukankah Kakak pernah bilang tidak akan memaksaku?"James terkesiap, ia lalu meremas rambutnya. "Maafkan aku, Nami."Nami mengangguk."Tapi kalau untuk yang ini, boleh kan?"Nami yang tidak tahu apa maksud perkataan James hanya terkesiap ketika James kembali mencium bibir Nami dengan lahap. Kedua tangan James meremas pantat Nami.Nami menjerit dalam batinnya ia menyukai sentuhan James di tubuhnya. Bahkan tadi saat James mencubit puncak dadanya hampir saja ia mengizinkan James untuk menyentuhnya lebih dalam.Nami membalas ciuman James dan ciuman kali ini lebih panas dari sebelumnya. Karena Nami sudah mulai terbiasa dengan ciuman James yang menuntut. Keduanya saling bertukar saliva dan lidah mereka saling bertaut. Bahkan kin
James tidak menjawab, ia hanya mendesah.Amanda membuka sabuk lalu menurunkan celana James. Posisi James yang sedang duduk di sofa dan Amanda yang bersimpuh di hadapannya. Sudah bersiap memberikan kenikmatan kepada laki-laki pujaannya.James terlena dengan permainan tangan Amanda. Sehingga ia lupa tujuan awalnya ke hotel itu untuk membicarakan hubungannya dengan Amanda. James ingin mengakhirinya karena ia ingin menjalin hubungan serius dengan Nami. Namun saat ini James yang sudah di bawah pengaruh nafsu kelelakiannya yang menginginkan dipuaskan."Aku merindukannya, James." Amanda menjilat bibir bawahnya lalu membuka mulutnya lebar. Ia langsung mengecup puncak kepala kejantanannya James."Shit!" James mengumpat ketika bibir basah Amanda mulai menjilat puncak kejantanannya. Bibir basah itu terasa hangat ketika mengelilingi kejantanannya dari atas ke bawah hingga menyentuh dua bulir buah zakar miliknya."Amanda, jangan mempermainkanku," desis James.Amanda terkekeh lalu mengedipkan mata
"Aku tidak takut karena Ayahku juga mempunyai koneksi yang banyak. Seberapa kaya suamimu ingin menghancurkanku? Aku bisa terlindungi ketika aku melakukan panggilan satu telepon kepada ibuku bahwa aku ingin kembali ke keluarga Hill." ucap James sambil tersenyum meremehkan Amanda."Kurang ajar kamu, James, kamu tidak ingat bagaimana aku menolongmu saat kau kamu berada di jalanan dan membutuhkan uang? Akulah yang membantumu untuk menjalankan perusahaanmu yang diambang kehancuran.""Aku hanya meminjam uang, Amanda. Aku tidak pernah mengambil uangmu secara cuma-cuma. Bahkan hasil royalti dari sahammu pun aku bayarkan kepadamu. Walaupun kamu tidak menerimanya. Doni akan mengirimkan rekening yang berisikan hasil royalti selama dua tahun. Aku sedikit pun tidak mengambil uang darimu, camkan itu! Aku bukan lelaki pengemis.""Dan untuk hubungan kita di atas ranjang. Aku lebih banyak memuaskanmu. Jadi akulah yang rugi selama dua tahun ini. Harus menahan kesal untuk menyenangkanmu.""James, James,
"Lupakan tentang pertanyaanku." Nami mendorong tubuh James lalu bangkit dari tempat tidurnya. Ternyata James adalah laki-laki egois yang hanya menganggap dirinya suci dan ingin menyentuhnya. Namun ketika mendengar jika ada laki-laki yang pernah menyentuhnya James terlihat meragukan apa yang sedang diinginkannya saat ini."Hei, tunggu!" Kenapa kamu marah? Kakak tidak mengatakan apapun.""Keraguan di wajah Kakak sudah menjawab semuanya, Kak.""Sayang, jangan marah. Aku tidak bermaksud seperti itu. Kakak bukan laki-laki yang bersih, Kakak akan egois jika mempermasalahkan itu. Maafkan Kakak, Kakak mencintaimu dan sangat menginginkanmu saat ini." James meraih tangan Nami lalu meletakkannya di atas kejantanannya.Nami terkesiap, ini pertama kalinya ia merasakan kerasnya kejantanan seorang laki-laki dengan telapak tangannya."Dia tidak akan sekeras ini jika aku tidak menginginkanmu, Sayang." James mengecup tengkuk Nami lalu tangannya meremas pantatnya."Kak Oliv," napas Nami mulai memburu."
Gerakan jarinya James bergerak semakin cepat dan itu membuat jantung Nami berdetak menggila. Gelenyar-gelenyar aneh itu semakin membuatnya ingin mendapatkan sesuatu."Kak Oliv," desah Nami saat dirinya mengalami klimaks. Tubuhnya menegang, napasnya memburu dan pori-pori di tubuhnya meremang. Ini pertama kalinya ia merasakan hal aneh yang membuatnya nikmat. Rasa yang begitu melenakan dan ini diberikan oleh laki-laki yang dicintainya. James tersenyum puas saat jarinya yang berada di kewanitaannya Nami seperti tersedot ke dalam. Terhimpit oleh hangatnya kewanitaan Nami dan cairan lembut membasahi jari-jarinya James."Kak Oliv," panggil Nami dengan terbata."Ya, Sayang," James menarik jarinya dari kewanitaannya Nami lalu menjilat sisa-sisa cairan yang berada di jarinya.Nami membuka matanya, menatap wajah tampan James yang sekarang sedang menatapnya. Rasa canggung dan malu yang tadi dirasakannya telah berganti dengan perasaan yang memuja. Nami ingin lebih diperlakukan layaknya sepasang k
Kamu adalah milik Kakak dan Kakak tidak akan membiarkan orang lain menikmati keindahan tubuhmu. Catat itu!" James mencubit bibir Nami lalu mencium bibirnyaNami mendorong tubuh James. "Sudah cepat pergi lah dan cepat kembali aku tidak ingin terkurung sendirian di sini.""Kakak akan segera kembali, tunggu Kakak, ya?"James mengelus rambut cokelat Nami. Setelah Kakak kembali, kita lanjutkan yang tertunda tadi." James mengedipkan sebelah matanya.Pipi Nami bersemu merah lalu memalingkan mukanya."Hei, reaksi apa itu? Bukankah tadi kita sudah melakukannya walaupun belum sempurna?""Sudah sana, selesaikan dulu urusan Kakak.""Oke, Sayang, setelah selesai. Kita lanjutkan yang tadi, deal?""Aku tidak janji kalau Kakak terlambat pulang.""Tidak mungkin, dalam satu jam Kakak pasti akan sudah kembali.""Sana pergi.""Oke," James menjauhkan dirinya dari Nami lalu mengambil celana jeans dan kaos polo untuk dikenakannya. Nami menatap dari kejauhan dengan penuh kekaguman karena James memakai outfit
James mendesah lelah menatap Nami yang sudah tertidur lelap. Ia tidak menepati janjinya kepada Nami karena James pulang terlambat setengah jam kemudian. Malika yang menghalangi kepulangannya. Ingatan James melayang setengah jam yang lalu di ruang unit gawat darurat ketika Malika yang menangis histeris menghalangi James untuk meninggalkannya."James, aku mohon. Jangan tinggalkan aku. Sudah hampir dua bulan kita tidak bertemu. Saat ini aku sangat membutuhkanmu, please." James diam membeku, tidak mempedulikan tangisan Malika. Pikirannya saat ini memikirkan Nami yang ditinggalkan sendirian di apartemennya. "Doni akan mengurus biaya administrasi dan keperluan lo. Jika lo memerlukan sesuatu hubungi Doni, gue ada urusan.""Urusan apa? Sepenting apakah urusan itu sehingga kamu tidak ingin menemaniku sejenak saja di saat diriku terluka parah."James menghela napas, "bukan urusan lo. Sudah gue bilang lo tidak berhak mengatur hidup gue, "ucap James dingin."Aku tidak masalah jika harus berbagi
Rahang James mengeras ia sangat marah mendengar Malika menyebut nama Nami."Dengar May, gue peringatkan untuk tidak mengusik ketenangan gue. Lo tidak berhak apa-apa tentang hidup gue. Jangan sekali-kali lo membuat kerusuhan di hidup gue dengan mengusik Nami. Gue tidak akan segan untuk memberi lo pelajaran. Anggap ini adalah suatu ancaman dan ingat baik-baik dalam hati lo." Setelah selesai mengatakan ancaman kepada Malika. James segera meninggalkan ruang unit gawat darurat itu lalu ingin segera kembali ke apartemen menemui Nami.James menatap Nami yang sedang tertidur. Ia membuka selimut yang menutup tubuh Nami. Namun kemudian ia tersenyum melihat tubuh Nami yang kini sudah memakai piyama dengan motif kartun Disney. Nami memakai setelan piyama lucu yang berwarna pink dengan gambar kartun seperti anak usia remaja.James terkekeh mengingat pertemuannya dulu dengan Nami untuk yang pertama kalinya. "Dulu gue sangat kesal dengan lo. Menganggap lo gadis kecil yang tidak menarik. Tapi sepertin
Pov Nami Aku tidak menyangka Kak Oliv masih memperlakukanku dengan romantis. Bahkan ia tidak peduli ketika aku sudah hamil besar. Ia sudah paham bagaimana cara memperlakukan ibu hamil ketika bercinta. Aku perhatikan suamiku sangat rajin bertanya tentang seputar kehamilan dan kegiatan seks yang harus dihindari dengan wanita hamil. Ia tidak sungkan bertanya dan berkonsultasi. Aku juga sempat memergokinya sedang mencari artikel yang membahas percintaan dengan wanita hamil dengan segala resikonya. Tentu saja ia tidak lupa mencari tahu bagaimana posisi bercinta dengan ibu hamil agar aman untuk bayinya. "Kak," aku medongakkan wajahku ketika kejantanannya memompa kewanitaanku. Entah kenapa aku selalu bergairah ketika berdekatan dengannya. Mungkin karena efek hormon kehamilanku. Padahal dulu sebelum hamil aku tidak seperti ini. Tidak menginginkan percintaan setiap hari. Dulu Kak Oliv sering merayuku agar aku mau bercinta dengannya. Namun beda ketika aku hamil, tanpa dirayu pun kadang aku me
Pov James Delapan bulan kemudian. Aku menatap istri kecilku yang sedang terlelap dalam dekapanku dengan perutnya yang membuncit. Ia tidur miring menghadap ke arahku dengan perutnya yang diganjal oleh sebuah bantal kecil khusus. Setelah kepulangan kami dari bulan madu, Nami dinyatakan positif hamil. Saat itu aku sangat bahagia karena sesuai dengan harapan kedua orang tuaku yang menginginkan cucu. Nami langsung hamil. Aku yang dari pertama juga menginginkan seorang anak melarang Nami untuk melakukan program KB dan untungnya Nami menyetujuinya sehingga tidak ada penundaan kehamilan setelah pernikahan kami. Dan sekarang Nami sudah hamil tujuh bulan. Namun yang membuat aku heran badannya tidak mengalami perubahan hanya bagian perutnya saja yang membesar. Dengan tubuhnya yang mungil, kadang aku merasa kasihan karena sepasang kaki kecilnya harus menahan beban beberapa kilo yang berada di perutnya. Kami sudah pergi ke dokter melakukan USG untuk mengetahui jenis kelamin anak kami. Karena kami
POV James Aku tersenyum mengingat percintaan panas kami di jet waktu itu. Nami sangat liar, membuat gairahku naik beberapa kali lipat dibanding biasanya. "Kamu serius? Aku masih bertanya di saat Nami telah melepas kaosnya. Tentu aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku pun segera melepas semua pakaianku tanpa terkecuali. Langsung kudekati Nami lalu kupeluk tubuhnya yang hangat. Aku sangat merindukan momen ini. Sejak kami berbaikan, terhitung hanya beberapa kali kami bercinta. Aku haus kehangatan, aku ingin memasuki kewanitaannya yang sempit. Merasakan setiap pijatan lembut di kejantananku. Istri kecilku bagaikan candu untukku. Membuatku melayang dan puas pada saat yang bersamaan. "Kak Oliv," Nami mendesah saat kukecup tengkuknya. Tubuhnya menggeliat setelah mendapat rangsangan dari tanganku. "Kakak sudah memastikan semua kru tidak akan melihat kita?" tanya Nami dengan suara yang sudah terengah. "Tentu Sayang, aku tidak mungkin memperlihatkan percintaan kita kepada orang l
Lima jam sebelumnya. "Hei, kamu kan gadis tadi?" tanya Becky saat melihat Nami keluar dari kamar hotelnya. "Kamu bicara denganku?" Nami pura-pura tidak paham dengan maksud Becky. "Kemarin James memanggilmu Sayang." "Sayang? Apa maksudmu?" Hati Nami yang sedikit membaik berubah kesal dengan kehadiran Becky. "Laki-laki tampan yang bersamamu, ke mana dia?" Nami menghela napasnya, "aku tidak mengenalnya." "Kumohon pertemukan aku dengannya. Aku sangat mencintainya dan aku ingin menikah dengannya." "Dengar Nona aku tidak tahu tentang keberadaannya dan kamu ingin aku membawamu …." Nami terkesiap melihat Becky berlutut di hadapannya. "Tolonglah, aku mohon. Aku tidak bisa melupakannya. Aku mencoba bercinta dengan laki-laki lain tapi itu tidak bisa menghapus kenanganku bersama James. Hanya James yang bisa memuaskanku di ranjang. Perlakuannya sangat manis dan lembut. Sungguh aku tidak bisa melupakannya." Nami langsung emosi mendengar Becky menceritakan percintaan James dengannya. "Nona
"Babe!" James mencari Nami di kamarnya. Istrinya itu memutuskan pisah kamar setelah pertemuan mereka dengan Becky. Apalagi setelah James jujur mengatakan jika pernah bercinta dengan Becky. Nami langsung marah sehingga tidak mau tidur sekamar dengan James. Jangankan bulan madu indah, makan malam saja Nami tidak ingin bersama James. Dan pagi ini Nami sudah menghilang dari kamarnya. "Bodohnya gue, harusnya gue lebih mengawasi keberadaannya." James memang berada di kamar lain. Tapi ia mengawasi keberadaan Nami dari balik pintu. Tadinya ia akan menunggui di depan pintu kamarnya Nami. Namun karena beberapa pengunjung hotel menatapnya curiga, James memutuskan kembali ke kamarnya. Lagipula James takut Becky datang lagi dan membuat Nami semakin marah. "Ke mana dia, ya?" James berjalan mondar-mandir di lobi hotel. "Mungkin dia ke sana, menemui Takeshi." James terkesiap saat mengingat Takeshi. Teman Nami yang berpura-pura menjadi sepupunya dengan tujuan ingin memiliki Nami sebagai kekasih. "T
'Becky?' Alis Nami terangkat, siapa lagi wanita ini? Wanita yang mempunyai bentuk tubuh seperti model artis panas. Tinggi tubuh Becky sebatas telinga James. Rambutnya panjang di atas pinggul yang diwarnai merah. Kulitnya cokelat eksotis dan wajahnya cantik. Buah dada dan pantatnya menonjol sempurna. Jika dibandingkan dengan dirinya, sungguh Nami tidak ada apa-apanya. James langsung menarik tangan Nami untuk masuk ke dalam. Ia ingin menjelaskan identitas Becky agar tidak salah paham "James," Becky memeluk James dari belakang. Tubuh seksi wanita itu menempel dan kedua buah dada montoknya menekan punggung James. Mata Nami melotot, ia kesal karena Becky cuma mengenakan bikini two-piece dan saat ini buah dada montoknya tersingkap separuh. Puncak dada kecoklatan itu menyembul keluar dan Nami bisa melihat jika puncak dada itu sudah menegang, menandakan wanita seksi itu sedang bergairah. James langsung melepas tangan Becky, "maaf saya tidak mengenal Anda. Anda salah orang." "Tidak mungkin
"Lo sedang chat dengan siapa?" tanya James kepada Doni. "Dela, Bos." "Dela? Kalian berpacaran? " "Ck, Bos, saya hanya menganggap Dela sebagai adik kandung saya sendiri. Kami berteman dan bekerja sama selama dua tahun di Surabaya. Walaupun dia kadang menyebalkan, tapi Dela banyak membantu pekerjaan saya." James nenggedikkan bahunya, "gue udah putus dengan Dela. Kalau lo suka, deketin aja. Dela bukan cewek matre." "Ck, saya dan Dela teman biasa. Saya menyukai gadis lain." "Gadis macam apa? Siapa?" "Ups, Anda menjebak saya, Bos." Doni mendengkus. "Hahaha, gue udah anggap lo sebagai saudara kandung gue, Don. Lo bisa cerita ke gue, mungkin gue bisa bantu lo." "Tapi saya belum berhasil mendapatkan hatinya," keluh Doni. "Payah, bawa bunga, ajak dia makan malam. Setelah itu mampir di toko tas branded lalu ajak dia ke hotel untuk bercìnta." "Itu jurus Anda dulu saat menjadi playboy." gerutu Doni. James hanya tergelak saat menggoda Doni. "Harusnya Bos memberitahu saya bagaimana cara
"May," panggil Rico. Saat ini laki-laki itu sedang berada di sebuah rumah sakit swasta di mana Malika yang baru saja melahirkan.Malika memalingkan mukanya saat Rico membawa bayi laki-laki yang baru dilahirkannya. Ia masih belum menerima kenyataan jika hubungannya dengan James telah berakhir. Setelah terbongkarnya kebohongannya di restauran saat itu. Rico memaksa Malika untuk tinggal bersama di apartemennya. Bagaimanapun Rico ingin bertanggung jawab penuh kepada Malika dan bayinya. Walaupun Malika menunjukkan sikap yang menyebalkan. Rico tidak menyerah, ia bertekat akan meluluhkan hati Malika, terlebih ada bayi yang sudah dilahirkan oleh gadis itu. Darah daging yang diharapkan Rico bisa menjadi jembatan bersatunya hubungan antara dirinya dan Malika."Bawa dia pergi." Malika enggan melihat bayi yang baru saja dilahirkannya.Mendengar kata-kata ketus Malika, dokter dan suster saling berpandangan. Mereka heran karena baru pertama kali ini mereka mendengar seorang ibu yang tidak mau menima
James terkesiap mendengar penuturan Nami. Jadi yang menyebabkan Nami melarikan diri di hari pernikahan mereka karena Malika mengirimkan video percintaan mereka. 'Sial,' umpat James dalam hati. James mengetatkan rahangnya, tidak menyangka jika Malika akan begitu licik menggagalkan pernikahannya dengan merekam kegiatan panas mereka. 'Oh, malam di mana gue mabuk itu dia sengaja merekamnya lalu mengirimkannya kepada Nami.' James sangat menyesal karena telah berpikiran buruk kepada Nami selama dua tahun ini. Ternyata dirinya sendiri yang menyebabkan Nami patah hati lalu meninggalkan Jakarta hingga kecelakaan dan amnesia. Beruntung Nami selamat dan belum bisa dimanipulasi oleh Takeshi. Jika tidak, James akan menghukum dirinya sendiri karena kecerobohannya. Namun karena peristiwa itu James patut bersyukur karena hilang ingatan, Nami gampang didekati oleh James. Dan niatnya balas dendam urung dilaksanskan karena tanpa sadar James jatuh cinta kepada Nami. "Hei, dengar. Kakak sudah jujur pada