Ketika Natalie berjalan menuju altar untuk menikahi tunanganya, Cavero. Dia terkejut yang berdiri di atas altar bukanlah tunangannya melainkan Darren Carter, pria yang pernah menerobos masuk ke tempatnya dan mengemis pertolongan. Natalie terpaksa menikah dengan Darren untuk menyelamatkan tunangannya. Natalie selalu berpikir bahwa Darren lah dalang di balik pernikahan palsu ini, namun, Darren mengatakan dia melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan adik perempuannya. Keduanya terjebak dalam pernikahan palsu, berita pernikahan itu menjadi booming karena Darren adalah pria terkaya dengan status duda yang baru dia lepas setelah setahun. Natalie sangat membenci ketika dia berdekatan dengan Darren dan selalu harus berpura-pura tersenyum di depan umum. Namun, dia tak bisa menghindari gairah cinta Darren yang selalu memaksa Natalie untuk terikat meskipun, Natalie selalu ingin lari dan menemukan Cavero. Apakah Natalie bisa lari dari penjara cinta suaminya? ataukah dia harus terjebak selamanya dengan pria yang dia benci? 18+ for explicit content
Lihat lebih banyakNatalie Sanford adalah anak satu-satunya Victor Sanford and Grace Sanford, pemilik rumah sakit internasional di Bali. Natalie bekerja sebagai seorang kepala dokter dan salah satu direktur rumah sakit. Dia memiliki klinik praktek sendiri di sekitar rumah pribadinya. Natalie suka melakukan penelitian di rumah itu akan tetapi, dia masih tinggal bersama dengan bersama dengan orangtuanya. Dia tidak ingin meninggalkan orangtuanya sendirian tanpa kehadirannya.
"Natalie, bagaimana dengan tugas hari ini?" salah seorang dokter senior menghampiri Natalie dan mempertanyakan perihal pekerjaan Natalie.
"Sudah, tim analisis hanya mengatakan bahwa dia menderita kanker otak. Namun, kami menemukan peluru jenis baru yang bersarang di kepala Feni." jelas Natalie.
"Apa yang membuat dia meninggal? Peluru atau kankernya? Karena dia tidak pernah memeriksakan diri ke rumah sakit, tidak ada rekam medis dan dia tinggal sendirian di desa. Dia meninggal secara misterius di rumahnya. Ketika rumahnya sedang terkunci, bagaimana mungkin orang bisa masuk dan menembak kepalanya?" karena belum mendapat kejelasan, dokter Aslan pun bertanya.
"Tidak ada yang lain, dokter. Tubuhnya bersih, hanya terdapat sedikit sel kanker di dalam tubuhnya, jadi, dia meninggal karena pelurunya." Aslan terlihat tidak puas dengan jawaban Natalie, dia berdecak kesal, "Lain kali, yakinlah pada jawabanmu, Natalie. Kita akan berperang untuk mendapatkan keadilan yang sesungguhnya. Satu kesalahan kecil bisa mempengaruhi hasil yang akan kita dapatkan." Aslan tersenyum menyeringai dan memberi semangat kepada Natalie mau membantu timnya untuk melakukan penelitian ini.
Natalie telah memberikan klinik itu sepenuhnya kepada gurunya, Aslan. Dia sebetulnya tidak berminat untuk mempelajari lebih banyak tentang tubuh manusia yang terlalu complex menurutnya. Dia cukup menjadi dokter umum saja kadang-kadang merasa pusing dengan para pasien pribadinya yang sangat bandel. Meskipun, Natalie masih memiliki kepemilikan atas bangunan itu dan dia juga masih praktek disana, tetap saja dia memberikan kebebasan untuk penelitian Aslan.
Usia Natalie masih cukup muda yaitu 23 tahun dan di usia mudanya dia sudah mendapatkan kepercayaan dari ayahnya untuk memegang kendali rumah sakit. Sanford memiliki bisnis lain seperti club, sekolah internasional bahkan mereka memiliki Villa dan resort di Bali. Natalie bekerja dan menyenangkan dirinya sendiri, dia memiliki seorang kekasih bernama, Cavero. Seorang pria yang membuat dirinya jatuh cinta waktu mereka bertemu di perkebunan 3 tahun yang lalu. Cavero bekerja sebagai seorang pengusaha minyak goreng dan memiliki perkebunan kelapa sawit sendiri.
Hubungan mereka berjalan dengan baik, sebuah long-term relationship yang terjalin. Tidak ada konflik yang banyak antara Natalie maupun Cavero. Mereka selalu menjalani pekerjaan dan studi mereka masing-masing. Intinya bagi Natalie hubungannya dengan Cavero hanyalah untuk sekedar menjalin keintiman bersama dan berbagi kasih serta solusi. Keduanya tidak pernah saling ikut campur dalam pekerjaan masing-masing. Natalie juga tak terobsesi untuk mengetahui bisnis apa yang kini sedang dijalankan oleh Cavero baik Cavero yang tidak mau tau dengan apa yang dilakukan oleh Natalie.
Ketika mereka bertemu, mereka sering bergantian untuk mentraktir, kadang makan siang kadang makan malam. Mereka selalu bercerita tentang keluarga mereka dan sering membahas tentang film ataupun lagu yang mereka sukai. Menurut Natalie, Cavero adalah tipe pacar yang sangat sederhana, dia tidak pernah melibatkan orang lain dalam hubungan pribadinya. Cavero juga tipe pria yang membedakan antara urusan pribadi dan pekerjaan.
"Natalie, I know I love you and so are you. Tapi, malam ini akan menjadi malam yang spesial untuk cinta kita karena aku ingin memulai sesuatu yang baru dengan langkah yang seru. Will you marry me?" Cavero menunduk di hadapan Natalie yang sedang duduk di kursi. Mereka berada di tengah-tengah tamu restaurant yang lain dan jantung Natalie berdebar-debar dengan cepat, dia sangat gugup untuk menjawab permintaan kekasihnya.
"YESSS!!!" seru Natalie dengan kegirangan, Cavero spontan memeluk kekasihnya dan para pengunjung yang menyaksikan itu pun bertepuk tangan.
"Aku gak nyangka kamu akan melamar aku secepat ini, kenapa terburu-buru karena waktu itu kamu bilang kamu tidak siap, Cav?" Natalie kembali duduk dan melanjutkan makan.
"Aku cuma ingin kamu bahagia, kamu jangan khawatir. Persiapan pernikahan tidak akan lama." Cavero menyentuh pipi Natalie, tangannya terasa begitu dingin dan Cavero juga terlihat berkeringat padahal restoran dilengkapi dengan air conditioner.
"Kamu kenapa?" Natalie melotot menatap kekasihnya, "Gak, gak apa-apa. Kamu makan aja makanannya, nanti dingin." jawab Cavero terbata-bata.
Natalie tak ingin telalu peduli dengan hal itu akan tetapi, dia menyadari sikap Cavero yang aneh malam ini. Cavero tidak pernah bersikap seperti itu sebelumnya dan sikap Cavero malam ini juga aneh. Cavero melamar Natalie secara mendadak dan tiba-tiba, memang itu sebuah kejutan akan tetapi, sikap Cavero setelahnya membuat Natalie merasa aneh. Cavero tidak pernah bekeringat dan merasa gugup setiap kali mereka berkencan. Cavero juga tidak pernah berbicara terbata-bata dan tidak jelas.
"Kamu ada masalah apa sih?" Natalie melihat sikap Cavero yang semakin panik ketika melihat ponselnya, "Aku harus pergi, sayang. Kamu bisa kan pulang sendiri? Aku pastikan akan menikahi kamu secepatnya." Cavero dengan terburu-buru mencium kening Natalie dan meninggalkan tunangannya di restoran sendirian. Cavero terlalu panik dan dia bahkan belum sempat memakan makanannya.
Natalie tidak bisa mencegah kepergian Cavero. Dia sudah mengirimkan pesan kepada Cavero tentang apa yang sedang terjadi saat ini dan kenapa Cavero begitu gugup malam ini. Namun, tidak ada balasan apa pun sampai Natalie sampai di tempatnya bekerja. Dia sengaja tidak pulang malam ini karena masih ada yang harus dia kerjakan. Tertulis dengan jelas di plakat depan gerbang klinik milik Natalie, 'dr. Natalie Carter, personal doctor'.Natalie membuka gerbangnya secara otomatis dan dia mengunci kembali tempat itu.
Natalie harus menyelesaikan pekerjaannya malam ini karena besok dia sudah mulai berhadapan dengan pasien lagi. Dia masuk ke ruang pribadinya dan membuka laptopnya untuk melihat data dan membalas email yang masuk. Dia meminta ARTnya, Sarni untuk membuatkan teh. Dia melihat tidak ada yang banyak untuk dikerjakan karena itu Natalie sampai tertidur. Dia terbangun ketika mendengar suara teriakan seorang pria di depan ruangannya.
To be continued...
"Lihatlah video ini!!" Natalie duduk di samping suaminya dan memperlihatkan video yang dikirim oleh Christoper melalui ponselnya. Darren juga sama terkejutnya melihat hal itu akan tetapi, dia tau beberapa alasan mengapa semua ini bisa terjadi dan dia tak yakin jika istrinya mau menerima fakta ini. "Aku tau, kamu pasti frustasi akan tetapi, dia tak memiliki hubungan dengan Arslan. Semua ini murni niatnya sendiri. Jika kamu terima fakta tersebut, aku tidak keberatan menceritakan semuanya dan aku mohon kamu lupakan saja. Demi aku, Nat?" Darren memegang kedua telapak tangan istrinya dan memelas. Namun, Natalie justru berkaca-kaca dan berat sepertinya mengabulkan keinginan istrinya. "Natalie, kalau kamu di posisiku. Apakah kamu mau jika orang yang kamu sayang terluka dan menderita? seperti aku yang tak ingin kamu untuk terluka. Tolonglah, kali ini saja." Darren terus memelas akan tetapi, Natalie justru tak bisa menahan tangis air matanya. Tangisnya pecah di hadapan suaminya.Dia bukan ha
"Natalie Carter. Senang sekali bisa melihatmu lagi." Natalie tak sadar ada yang datang dari belakangnya dan menaruh pisau di lehernya sebagai ancaman. Dia tidak bisa bergerak karena tangan sebelah pria itu menahan badannya sementara satu tangannya yang tadinya memegang ponsel mencoba untuk melawan akan tetapi, dia kalah cepat dengan pria yang memakai baju hitam dan bertopeng. Arslan datang dengan kejutan dari depan pintu. Dia tak menggunakan topeng, hanya saja menggunakan cincin yang memiliki mata biru beda dengan anggota yang lain yang memiliki mata hijau. Dia tersenyum lebar dan tatapannya benar-benar menakuti Natalie. Dia berteriak dan minta untuk dilepaskan serta bertanya apa mau Arslan dengan datang kemari. "Jika aku hancur, kalian juga akan hancur. Perdagangan senjata dan obat-obatan illegal yang dikirim Victor melalui kapal Carter. Semuanya akan terbongkar." ucap Arslan dengan memasang wajahnya yang menyeringai mendekat ke hadapan Natalie. "Kamu tentunya sudah tau siapa aku,
Beberapa tahun yang lalu....flashback.Dia dilahirkan di sebuah rumah kecil di tengah hutan. Pakaiannya terbuat dari baju yang sudah tak terpakai dan banyak tambalan di bajunya yang terlihat lusuh. Dia bermain bersama teman sebayanya dan bahagia di saat itu. Namun, masalah uang selalu menjadi hal utama yang ingin diselesaikan. Ada banyak kebutuhan dalam hidup ini sehingga harus bijak dalam mengelola keuangan. Dia kehilangan kedua orangtuanya dan tinggal sendiri dalam panti asuhan. Dia memutuskan untuk keluar dari panti asuhan dan bekerja di kapal yang berlayar dari tempat ke tempat. Dia menemukan sebuah ide dan berbisnis dari temannya yang sempat meninggal dan dia iseng membelah dadanya, menyimpan organ itu rapi di dalam pendingin kemudian menjualnya. Penjualan itu tentu membuahkan hasil yang tak sedikit. Seiring berjalannya waktu, dia memiliki klinik sendiri setelah salah seorang pria kaya memesan organ jantung untuk anak-anak untuk menyelamatkan anak mereka. Saat itu, dia memiliki
Natalie terkejut ketika dia sudah sampai di bandara dan dia menerima telpon dari Nolan yang mengabarkan bahwa kondisi suaminya saat ini sedang kritis karena tertembak. Dia segera menuju ke rumah sakit dan menangis khawatir di sepanjang perjalanan. Dia tak tau harus mengatakan apa akan tetapi, dia hanya berharap kepada yang Maha Kuasa agar suaminya baik-baik saja dan dapat melewati masa-masa buruk ini. "Apa yang terjadi, Nolan?" Natalie berlari ke arah Nolan dan memegang erat kerah baju Nolan yang memerah karena ada noda darah. Dia berteriak khawatir dan Nolan hanya bisa menenangkan Natalie dalam pelukannya. "Darren akan baik-baik saja, percayalah. Dia hanya terkena 2 peluru." Natalie spontan melepaskan pelukan Nolan dan menatap mata Nolan dengan serius."Apa katamu, bagaimana bisa hal itu terjadi? bukankah dia mengatakan dia akan mundur dan berhenti saat itu. Apa akibatnya jika membunuh Ford. Mereka sama bahayanya dengan Liam." sekarang Nolan yang menatap Natalie serius sementara Nat
Natalie mencoba menelpon suaminya akan tetapi, tak ada jawaban lagi sementara mobilnya sudah terparkir di depan rumah seseorang. Rumah itu memiliki desain sederhana dan minimalis tak terletak di suatu komplek akan tetapi, berada di desa dan dekat dengan kearifan lokal dapat dibuktikkan dengan masyarakatnya yang masih berkeliling mengenakan baju adat untuk merayakan sesuatu. "Dok, kita sudah sampai di lokasi." ucap Shena sembari melihat ponsel yang menunjukkan petanya. "Kamu yakin dia mau bertemu disini?" tanya Natalie yang tak begitu yakin dengan tempatnya. "Ini sudah sesuai dengan mapnya. Kita masuk saja." Natalie masih ragu sehingga dia tak mau keluar dari mobil."Telpon dia terlebih dahulu, aku ingin tau apakah dia benar-benar disini atau tidak." perintah Natalie karena dia ingin memastikan bahwa tempat ini aman. Shena pun menelpon pria tersebut dan pria itu menegaskan dia sedang menunggu di dalam. Bahkan, dia melambaikan tangannya melalui jendela agar Natalie percaya bahwa tempat
Natalie tak tau siapa yang harus dipercaya saat ini apalagi ada kenjanggalan di rumah sakitnya sehingga, dia hanya berdiskusi dengan para teknisi mengenai pintu itu dan dia meminta kepada mereka untuk membuka pintu itu. Karena Natalie adalah petinggi rumah sakit sehingga mereka tak berani menolak permintaan Natalie."Salah satu dari kalian pasti tau kenapa ruangan itu di dirikan?" tanya Natalie menatap semua orang yang ada di ruang rapatnya dengan tatapan tajam. "Ini adalah file otopsi Bella Carter dan dia di otopsi oleh dokter Clinton lalu, mengapa file ini ada di klinik pribadi milik saya?" Natalie melemparkan dokumen itu tepat ke hadapan Clinton. Dia sedang emosi kali ini akan tetapi, dia sudah memeriksa siapa mereka sehingga dia tau tidak akan ada keterlibatan dari pelaku. "Kami diperintah, Dokter. Kami diperintah 20 tahun yang lalu untuk membangun tempat itu dengan cepat. Kami terima karena kami dibayar 2x lipat dari gaji kami biasanya. Mereka juga memberi kami bonus dan rumah b
Darren berangkat dengan jet pribadi bersama dengan Nolan. Dia sudah merencanakan semuanya bersama Nolan. Mereka diundang Lincoln untuk makan malam di kastil Lincoln karena dia ingin mengumumkan hal penting. Tentu saja, hal tersebut bukanlah sebuah kebetulan. Louis telah menghubungi ayahnya dan pembunuhan itu tentu saja bukan rencana Louis melainkan rencana Lincoln yang sudah lelah dengan kehadiran polisi yang ingin menggeledah rumahnya. Darren termenung memikirkan istrinya yang sudah pasti khawatir tentang dirinya. Namun, hidup istri dan anaknya jauh lebih penting ketimbang hidupnya. Dia menatap ke arah jendela dan melupakan satu hal bahwa dia adalah puitis yang hebat. Setiap kata di setiap sajaknya begitu bermakna khususnya untuk istrinya yang sangat menyukai sajaknya. "Ada yang mengatakan lebih baik menjadi pujangga daripada sakit hati karena jatuh cinta." ucap Nolan menghampiri Darren yang sedang menikmati kesendiriannya. "Jatuh cinta dan sakit hati itu adalah hal biasa. Namun,
"Kamu mengatakan aku menikah untuk alasan lain. Alasan apa selain menyelamatkan reputasi orangtuaku dan aku?" Karena suaminya sempat terdiam beberapa saat. Dia tak punya pilihan lain selain mengulangi apa yang sempat Darren ucapkan ketika mereka berada di mobil."Karena aku mencintaimu, Natalie. Sejak malam itu sehingga takdir mempertemukan kita dalam pelaminan itu. Bukankah kamu percaya bahwa keajaiban takdir itu ada?" Darren tersenyum manis karena otaknya bekerja di tengah malam."Tentu saja, aku percaya. Takdir tidak pernah salah dan aku beruntung menikah dengan pria yang tulus mencintai aku." Natalie mengelus telapak tangan suaminya seperti biasa. Dia juga menggandeng suaminya untuk pergi ke ranjang dan istirahat karena mereka akan kembali bekerja besok."Aku tidak tau jika selama ini keluarga kita adalah penipu. Aku sangat kecewa sebetulnya mendengar semua itu. Aku merasa mereka tidak menganggap aku ada sehingga mereka harus menyembunyikan semuanya dariku." Gumam Natalie sembari
Natalie mengenakan dress warna hitam yang elegan dan suaminya juga serba hitam kecuali baju hemnya yang berwarna putih. Mereka menghadiri acara makan malam yang diadakan oleh Louis dan Stacy. Meskipun Natalie masih kesal dia tak sengaja bertemu dengan kerabat Doni yang kini menjabat sebagai manajer di butik yang sempat dia dan suaminya kunjungi sebelum pulang ke rumah Darren. Natalie kini menerima permintaan suaminya untuk kembali tinggal bersamanya."Kenapa kebetulan sekali kamu memiliki bukti transfer itu?" tanya Natalie di sepanjang perjalanan menuju ke ruang makan. "Jika kamu berpikir itu sebuah kebetulan, tentu saja itu bukan sebuah kebetulan, Natalie." Natalie mengernyitkan dahinya mendengar jawaban suaminya.Lantas dia bertanya lagi karena penasaran, "Jadi, kamu sudah merencanakan semua ini dan kamu yang membunuh mereka, begitu." Darren berhenti mendengar tuduhan istrinya. "Karena aku tau ini akan terjadi. Siapapun yang ikut campur dalam urusan mereka pasti akan terbunuh." jela
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen