“Akhir-akhir ini aku melihat kau dengan Jefrey terlihat tidak akur. Apakah sudah terjadi sesuatu di antara kalian?” Irene bertanya kepada Cindy yang duduk di sampingnya. Cindy hanya menoleh sebentar ke arah Irene, kepalanya mengangguk mengiyakan pertanyaan yang dilayangkan wanita itu.
“Kau tidak perlu khawatir, Irene. Di dalam sebuah hubungan, pertengkaran kecil akan sering terjadi.” Jelas Cindy, dan hal itu membuat Irene tersenyum.
“Kau benar, Ndy. Tapi sepertinya pertengkaran di antara kalian itu tampak begitu serius. Jika terjadi sesuatu, kau bisa menceritakannya kepadaku. Aku tidak mau melihat kedua sahabatku akhirnya berpisah lagi karena ego masing-masing.” Irene nampak menasehati dan menawarkan jasa curhat cuma-cuma kepada Cindy. Wanita itu hanya menggeleng dan tersenyum. Cindy tidak mau menceritakan masalahnya tentang Jefrey, karena hal ini menyangkut tentang seorang Lisa Watson dan sementara itu saat ini dia sedang dalam kecu
Sudah dua hari berlalu semenjak Cindy mendapatkan bocoran siapa pelaku dibalik kecelakaan William. Dan jawaban pria itu benar-benar di luar dugaan, kalau Lisa bukanlah pelakunya melainkan seseorang yang ia kenal dekat.Cindy tidak tahu bagaimana ia harus menyikapi hal ini, karena jujur saja saat ini ia masih sangat terkejut dan bertanya-tanya, siapa orang itu. Pasalnya William belum sempat mengatakan siapa orang itu, karena Irene tiba-tiba muncul."Ndy?" Lamunan Cindy mau tidak mau harus buyar ketika secara tiba-tiba Jefrey datang ke rumahnya. Tunggu, bagaimana caranya pria itu masuk? Sementara ia sudah melarang penjaga keamanan rumahnya untuk tidak memperbolehkan seorang Jefrey Antonio, masuk ke dalam rumahnya.Cindy memang belum berbaikan dengan pria itu, atau lebih tepatnya Cindy sendirilah yang belum mau berbaikkan dengannya. Entah mengapa Cindy selalu merasa kesal ketika mengingat Jefrey terus membela Lisa.Ia tahu ini kon
Teengggg...teengggg... Suara bel masuk berbunyi, semua murid berlari di sepanjang lorong untuk segera masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Sementara itu, seorang gadis sedang duduk di bangkunya, ia tampak menyenderkan kepalanya ke tembok seraya memerhatikan pelajaran yang diterangkan gurunya dengan acuh tak acuh. Bel masuk berbunyi sepuluh menit yang lalu, tetapi guru Lee malah datang lebih awal. Satu jam pelajaran saja belum berlalu, dan Cindy tidak bisa menyembunyikan rasa kantuknya apalagi ini adalah salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukainya. Matematika adalah mimpi buruk bagi seorang Cindy Emilo diikuti mata pelajaran kimia dan fisika setelahnya. "Ck, kapan bel ganti pelajaran akan berbunyi?" ucapnya sambil mulai memejamkan matanya. Dan tidak disangka-sangka, tiba-tiba sebuah benda berukuran sedang cukup keras melesak cepat tepat mengenai kepalanya. "Akh!" Cindy otomatis meringis menahan sakit.
Tiga orang gadis kini tengah berjalan beriringan disepanjang lorong sekolah. Mereka terlihat bercanda bersama. Jessica, Cindy, dan Irene, tiga gadis populer di sekolah Smart High school yang digilai oleh para lelaki di sekolah itu.Selain cantik, mereka bertiga memiliki pesona tersendiri yang tak bisa diganggu gugat. Bahkan tak jarang banyak para gadis lain juga iri karena apa yang mereka miliki. Di sepanjang lorong itu mereka tak henti hentinya disapa, dan mereka hanya menanggapinya dengan senyuman."Kita mau kemana?" Tanya Cindy."Bagaimana kalau duduk di bangku itu saja?" usul Irene sambil menunjuk bangku yang berada di Taman sekolah."Baiklah, kajja!" ajak Jessica.Mereka bertiga pun duduk bersama di bangku tadi. Mereka kembali melanjutkan perbincangan mereka yang tampak tidak pernah ada habisnya."Jadi bagaimana hubunganmu dengan Leon?" tanya Cindy k
1 detik....2 detik.....3 detik...."Ehemmm!.."Leon berdehem memecah suasana yang terasa kaku setelah tantangan William. Lelaki itu benar-benar gila."Ya!! Apa kau gila,Wil??" ujar Cindy menyuarakan keterkejutannya."Waee??"Sementara itu, Jefrey terdiam ditempatnya mencerna kata-kata William yang menantang Cindy agar menciumnya setelah gadis itu memilih tantangan. Jefrey tahu betapa gilanya seorang William, tapi ia juga tidak tahu jika imbas kegilaan lelaki itu sekarang justru membuat jantungnya berdegup tak karuan. Ia bahkan juga sudah membayangkan bagaimana jadinya jika Cindy menciumnya nanti. Astaga, sepertinya dirinya sudah tidak waras. Ya, tidak sebelum Cindy datang dengan pakaian basahnya. Sialan!"Tak apa, jika kau menola
Rated 21+Jefrey membanting tubuh Cindy ke atas ranjang berukuran kingsize itu. Cindy segera memberingsut ke sudut ranjang. Jefrey menatap nyalang atas kelakuan Cindy barusan."Cindy, kau tak perlu malu-malu seperti itu."Kepala Cindy menggeleng kuat, ia benar-benar merasa ketakutan sekarang. Setelah Jefrey memaksanya untuk masuk ke dalam kamar, lelaki itu sepertinya sudah kehilangan akal."Jef, apa maksudmu memperlakukan aku dengan seperti ini?" ucap Cindy pada lelaki itu yang bersikap berbeda tidak seperti biasanya."Cindy, jangan berpura-pura polos. Dan ah, aku juga ingin menunjukkan jika seorang perempuan dan lelaki itu tidak bisa bersahabat.""Tidak! sekarang aku paham, jadi lepaskan aku!" jawab Cindy ketakutan."Apakah kau tidak ingin seperti yang lain? mari bersenang-senang. Kau pasti akan menyukainya."&nb
Jessica dan Irene terlihat berjalan beriringan di lorong sekolah menuju kelas. Seperti biasa, mereka selalu bercanda di tengah perjalanan mereka menuju kelas."Astaga, benarkah?""Iya, Aku benar-benar tidak menyangka ada orang sekonyol itu.""Benar, eh, kenapa Cindy belum datang ya??""Iya benar, kemana perginya gadis itu? Sejak di rumah William, dia jadi aneh.""Benar sekali, dia jadi aneh. Bagaimana jika kita ke kelas memastikan dia sudah datang atau belum?" ajak Jessica."Kajja!"Jessica dan Irene pun bergegas ke kelas untuk mencari keberadaan Cindy sekaligus mengikuti pelajaran pertama karena bel masuk sudah berbunyi.***********"Hoammm.. Ngantuk sekali!""Kalau bukan karena dia, aku tidak akan susah-susah berangkat pagi-pagi buta begini. Sialan, aku melewatkan jam sarapanku!
"Awww,, lepaskan."Cindy ditarik paksa oleh Jefrey. Pergelangan Cindy terasa perih karena tarikan Jefrey yang terlalu keras.Jefrey melepaskan tarikannya karena kini mereka sudah sampai di atap sekolah. Ketika ia memutuskan untuk tidur didalam kelas tadi, tiba-tiba ia merasa tangannya ditarik oleh seseorang yang ternyata adalah Jefrey."Apa yang kau lakukan,huh??" teriak Cindy tak terima karena Jefrey menyeretnya kesini. Merasa tak ada jawaban, Cindy merasa jengah dan bergegas pergi dari sana.Belum sempat berbalik, Cindy sudah ditarik Jefrey lagi dan langsung mendapatkan ciuman yang kasar pada bibirnya.Cindy membelalakan matanya, dia terkejut karena perlakuan Jefrey kepadanya.Jefrey menggigit bibir Cindy sehingga bibir gadis itu kini terbuka dan kesempatan itu tidak disia-siakan Jefrey untuk mengeksplor isi mulut Cindy.Cindy tersadar
Cindy tengah merapikan seragamnya, dia sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasa, ia suka sekali memerhatikan penampilannya sebelum berangkat sekolah. Cindy suka sekali mengucir rambutnya."Cindy?! Cepatlah keluar dari dalam kamarmu!" teriak mama Cindy dari luar." Iya ma." balas Cindy meneriaki mamanya."Cepat, sayang. Temanmu sudah menunggu!!!""Teman?? Jessica? Irene?"Cindy segera mengambil tasnya dan bergegas keluar dari kamarnya untuk memastikan siapa yang datang. Ia sangat penasaran dan menduga-duga, pasalnya jika memang Irene ataupun Jessica datang menjemputnya, mereka akan menghubunginya lebih dulu. Dan ketika ia sudah berada di ruang tamu, orang itu sedang bersama mamanya. Cindy hanya bisa terkejut setelah mengetahui siapa dia."Dylan??""Pagi, Cindy." sapa lelaki itu."Mengapa kau bisa ada disini?""