Cindy tengah merapikan seragamnya, dia sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Seperti biasa, ia suka sekali memerhatikan penampilannya sebelum berangkat sekolah. Cindy suka sekali mengucir rambutnya.
"Cindy?! Cepatlah keluar dari dalam kamarmu!" teriak mama Cindy dari luar.
" Iya ma." balas Cindy meneriaki mamanya.
"Cepat, sayang. Temanmu sudah menunggu!!!"
"Teman?? Jessica? Irene?"
Cindy segera mengambil tasnya dan bergegas keluar dari kamarnya untuk memastikan siapa yang datang. Ia sangat penasaran dan menduga-duga, pasalnya jika memang Irene ataupun Jessica datang menjemputnya, mereka akan menghubunginya lebih dulu. Dan ketika ia sudah berada di ruang tamu, orang itu sedang bersama mamanya. Cindy hanya bisa terkejut setelah mengetahui siapa dia.
"Dylan??"
"Pagi, Cindy." sapa lelaki itu.
"Mengapa kau bisa ada disini?"
"
"Aww!" ringis Dylan ketika Cindy berusaha mengobati lukanya akibat tinjuan Jefrey diwajahnya."Maaf, aku akan pelan-pelan."Dylan tersenyum, ia menghentikan Cindy yang begitu perhatian mengobati lukanya. Tentu saja hal itu membuat Dylan sangat senang."Terima kasih."Cindy menghela nafas, ia sangat menyayangkan tindakan Jefrey kepada Dylan. Entah apapun alasannya, ia tidak mau mendengarkan penjelasan Jefrey karena dia sudah bersikap kasar."Maafkan kelakuan Jefrey tadi ya, aku tak menyangka dia bisa melakukan ini padamu, anak itu benar-benar!!""Tidak apa-apa, mungkin dia marah karena aku dekat denganmu akhir-akhir ini.""Mengapa kau berkata begitu? Kau kan temanku. Lagipula aku lebih senang berteman dengan anak yang baik seperti dirimu daripada mereka."Dan diluar dugaan, tiba-tiba Jessica dan Irene yang secara diam-diam mengikuti
Jefrey melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimum. Emosinya kini sudah tak bisa ditahan lagi. Bagaimana tidak? Dengan kedua matanya sendiri, ia melihat William tiba-tiba datang dan langsung memeluk Cindy tanpa permisi.Apa yang ada di kepala William sebenarnya? Bukankah dia dekat dengan Irene? Tapi mengapa berani-beraninya dia memeluk Cindy-nya? Tentu saja Jefreyk tidak terima dan tidak kuasa melihat pemandangan itu dan memilih bergegas pergi.Walaupun dirinya terkenal dingin, ia juga punya hati. Dan entah sejak kapan hatinya terasa sakit, ahh.. itu dimulai sejak Jefrey jatuh cinta dengan sahabatnya sendiri, Cindy Emilo.********"William??"Cindy terlihat memastikan kalau ia tidak salah lihat. Ia kenal betul dengan parfum yang menguar dari orang di depannya ini. Bukannya apa-apa, Cindy sudah mengenal William
Cindy menghembuskan nafasnya lega, akhirnya ia dan Lala memenangkan olimpiade matematika dengan mendapat juara pertama nasional antar SMA."Cindy, kita berhasil" ucap Lala terharu.Cindy tersenyum dan membalas pelukan Lala merasa ingin menangis sekarang, ia tak menyangka usaha nya selama ini berhasil. Sesuai hadiah, pemenang pertama olimpiade ini akan langsung mendapatkan beasiswa di salah satu perguruan tinggi bergengsi di negeri paman sam.Cindy senang bukan kepalang, impiannya masuk ke dalam perguruan tinggi impiannya pun terkabul berkat kerja kerasnya sendiri. Rasanya sangat melegakan meskipun ia harus mengorbankan apapun termasuk sahabatnya sendiri.*****"Apa kalian sudah mendengar berita hari ini??""Berita apa?""Cindy dan Lala memenangkan olimpiade.""Wahhhhh...keren!!! Aku tak sabar bertemu den
Suasana benar-benar menjadi hening setelah Dylan menyatakan perasaannya kepada Cindy. Sementara itu Cindy masih terlihat kaget akan pengakuan Dylan yang selama ini ia anggap sekedar teman saja."Cindy, bagaimana?" tanya Dylan lagi.Cindy benar-benar tidak tahu harus menjawab apa karena sejujurnya ia sama sekali tidak memiliki perasaan lebih pada lelaki itu. Namun jika ia menolak, ia merasa tidak enak kepadanya. Dan sepertinya dewi fortuna sekarang berpihak padanya karena tiba-tiba entah bagaimana ceritanya ia bisa bertemu dengan Lala."Cindy?""Lala??""Hai? Eh, ada Dylan juga?"Cindy menghembuskan nafas lega karena terselematkan oleh kedatangan Lala. Sedangkan Dylan hanya menahan emosinya karena Cindy belum sempat menjawab ungkapan cintanya.Mengapa anak cupu ini harus datang sih? Batin Dylankesal."Lala, mengapa kau
Rated 18+Brakkkk...Pintu mobil Jefrey tertutup dengan keras. Jefrey pun masuk ke dalam gedung apartemennya sembari menyeret Cindy dibelakangnya. Kekayaan yang dimiliki keluarga Jefrey, membuatnya dengan bebas tinggal sendirian di apartemennya sendiri tanpa pengawasan."Lepaskan aku!" ujar Cindy berusaha melepaskan diri. Namun usahanya sia-sia, lelaki itu tampak tidak mengindahkan permintaannya.Klikkk...klikkk..klikkk..Pippp..Pintu apartemennya terbuka setelah ia berhasil memasukkan sandi keamanan yang terpasang di pintunya. Walaupun Cindy dengan segala usahanya menolak, Jefrey tetap saja menang dengan tenaganya."Mengapa mau membawaku kesini??" protes Cindy."Diam!!!" bentak Jefrey tiba-tiba.Cindy pun mengatupkan mulutnya rap
Cindy mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia melihat ke sekelilingnya, tunggu ini bukan kamarnya. Ia pun memilih bangun lalu penampakan pakaian berserakan menyadarkannya akan kejadian semalam antara dirinya dan Jefrey.Sekarang Cindy sadar kalau ia sedang berada di apartemen Jefrey, dan ia masih ingat dengan jelas adegan semalam, entah sudah berapa ronde dilaluinya bersama lelaki itu, yang jelas, Cindy sangat kewalahan dengan gairah Jefrey semalam. Ia merasa sangat capek dan disisi lain, entah mengapa ia masih merasa canggung. Untung saja dia tidak ada disini sekarang."Sudah bangun?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul.
"Jef?!"Michelle menghampiri Jefrey yang baru saja berangkat ke sekolah. Karena kebetulan ia juga baru saja datang, Michelle tampak begitu senang bisa datang ke sekolah dengan waktu bersamaan. Dan berbeda dari Michelle, Jefrey justru tampak memasang ekspresi sebaliknya setelah mengetahui keberadaan gadis itu."Ck,Dia lagi!""Astaga, Jef. Bukankah ini sebuah kebetulan yang tidak biasa? Bagaimana bisa aku dan kau datang diwaktu bersamaan?"Jefrey berdecih, lelaki itu menertawakan apa yang barusan Michelle katakan. Ada apa dengan dia akhir-akhir ini?
Semua murid terlihat tengah berada di halaman sekolah. Mereka kini tengah mengantri untuk masuk ke dalam bus dan berangkat ke lokasi perkemahan untuk mengadakan acara tahunan.Cindy, Jefrey, William, Irene, Leon, dan Jessica juga nampak melakukan hal yang sama seperti lainnya. Mereka berenam kebetulan satu bus, Jefreybmengajak Cindy agar satu kursi dengannya, sementara Irene dengan William dan Leon tentu saja dengan Jessica, sesuai pasangan masing-masing.Selang beberapa menit, akhirnya mereka masuk ke dalam bus. Jefrey menarik Cindy agar duduk di bangku paling belakang bus itu. Bahkan Jefrey menyuruh semua orang untuk minggir agar tidak menghalangi jalannya