Cindy menghembuskan nafasnya lega, akhirnya ia dan Lala memenangkan olimpiade matematika dengan mendapat juara pertama nasional antar SMA.
"Cindy, kita berhasil" ucap Lala terharu.
Cindy tersenyum dan membalas pelukan Lala merasa ingin menangis sekarang, ia tak menyangka usaha nya selama ini berhasil. Sesuai hadiah, pemenang pertama olimpiade ini akan langsung mendapatkan beasiswa di salah satu perguruan tinggi bergengsi di negeri paman sam.
Cindy senang bukan kepalang, impiannya masuk ke dalam perguruan tinggi impiannya pun terkabul berkat kerja kerasnya sendiri. Rasanya sangat melegakan meskipun ia harus mengorbankan apapun termasuk sahabatnya sendiri.
*****
"Apa kalian sudah mendengar berita hari ini??"
"Berita apa?"
"Cindy dan Lala memenangkan olimpiade."
"Wahhhhh...keren!!! Aku tak sabar bertemu den
Suasana benar-benar menjadi hening setelah Dylan menyatakan perasaannya kepada Cindy. Sementara itu Cindy masih terlihat kaget akan pengakuan Dylan yang selama ini ia anggap sekedar teman saja."Cindy, bagaimana?" tanya Dylan lagi.Cindy benar-benar tidak tahu harus menjawab apa karena sejujurnya ia sama sekali tidak memiliki perasaan lebih pada lelaki itu. Namun jika ia menolak, ia merasa tidak enak kepadanya. Dan sepertinya dewi fortuna sekarang berpihak padanya karena tiba-tiba entah bagaimana ceritanya ia bisa bertemu dengan Lala."Cindy?""Lala??""Hai? Eh, ada Dylan juga?"Cindy menghembuskan nafas lega karena terselematkan oleh kedatangan Lala. Sedangkan Dylan hanya menahan emosinya karena Cindy belum sempat menjawab ungkapan cintanya.Mengapa anak cupu ini harus datang sih? Batin Dylankesal."Lala, mengapa kau
Rated 18+Brakkkk...Pintu mobil Jefrey tertutup dengan keras. Jefrey pun masuk ke dalam gedung apartemennya sembari menyeret Cindy dibelakangnya. Kekayaan yang dimiliki keluarga Jefrey, membuatnya dengan bebas tinggal sendirian di apartemennya sendiri tanpa pengawasan."Lepaskan aku!" ujar Cindy berusaha melepaskan diri. Namun usahanya sia-sia, lelaki itu tampak tidak mengindahkan permintaannya.Klikkk...klikkk..klikkk..Pippp..Pintu apartemennya terbuka setelah ia berhasil memasukkan sandi keamanan yang terpasang di pintunya. Walaupun Cindy dengan segala usahanya menolak, Jefrey tetap saja menang dengan tenaganya."Mengapa mau membawaku kesini??" protes Cindy."Diam!!!" bentak Jefrey tiba-tiba.Cindy pun mengatupkan mulutnya rap
Cindy mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia melihat ke sekelilingnya, tunggu ini bukan kamarnya. Ia pun memilih bangun lalu penampakan pakaian berserakan menyadarkannya akan kejadian semalam antara dirinya dan Jefrey.Sekarang Cindy sadar kalau ia sedang berada di apartemen Jefrey, dan ia masih ingat dengan jelas adegan semalam, entah sudah berapa ronde dilaluinya bersama lelaki itu, yang jelas, Cindy sangat kewalahan dengan gairah Jefrey semalam. Ia merasa sangat capek dan disisi lain, entah mengapa ia masih merasa canggung. Untung saja dia tidak ada disini sekarang."Sudah bangun?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul.
"Jef?!"Michelle menghampiri Jefrey yang baru saja berangkat ke sekolah. Karena kebetulan ia juga baru saja datang, Michelle tampak begitu senang bisa datang ke sekolah dengan waktu bersamaan. Dan berbeda dari Michelle, Jefrey justru tampak memasang ekspresi sebaliknya setelah mengetahui keberadaan gadis itu."Ck,Dia lagi!""Astaga, Jef. Bukankah ini sebuah kebetulan yang tidak biasa? Bagaimana bisa aku dan kau datang diwaktu bersamaan?"Jefrey berdecih, lelaki itu menertawakan apa yang barusan Michelle katakan. Ada apa dengan dia akhir-akhir ini?
Semua murid terlihat tengah berada di halaman sekolah. Mereka kini tengah mengantri untuk masuk ke dalam bus dan berangkat ke lokasi perkemahan untuk mengadakan acara tahunan.Cindy, Jefrey, William, Irene, Leon, dan Jessica juga nampak melakukan hal yang sama seperti lainnya. Mereka berenam kebetulan satu bus, Jefreybmengajak Cindy agar satu kursi dengannya, sementara Irene dengan William dan Leon tentu saja dengan Jessica, sesuai pasangan masing-masing.Selang beberapa menit, akhirnya mereka masuk ke dalam bus. Jefrey menarik Cindy agar duduk di bangku paling belakang bus itu. Bahkan Jefrey menyuruh semua orang untuk minggir agar tidak menghalangi jalannya
"Jessica!"Cindy berusaha membangunkan Jessica yang kebetulan tidur di sampingnya. Ia benar-benar kebelet ingin buang air kecil, tapi Jessica tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun."Hei, Jess! Temani aku sebentar saja. Aku mau buang air kecil."Dan usahanya untuk mengajak Jessica gagal karena gadis itu masih tidak meresponnya. Jika mengajak Irene pun juga percuma saja karena gadis itu adalah ratunya tidur. Karena sudah tidak tahan, pada akhirnya ia tidak punya pilihan dan memberanikan diri untuk buang air kecil sendirian. Ya, hanya sebentar, semoga saja ia berani.
Selama kurang lebih tiga hari dua malam perkemahan ini berlangsung, akhinya malam ini kegiatan api unggun sekaligus penutupan kegiatan ini akan dilaksanakan. Cindy tidak menyangka, waktu berjalan begitu cepatnya. Padahal ia begitu menikmati kegiatan tahunan ini, dimana ia bisa melepaskan kejenuhan yang ia dapatkan selama tinggal di keramaian kota. "Ndy?" Cindy menoleh ke sumber suara ketika namanya dipanggil. Ternyata orang itu adalah Dylan, ia kini sedang berjalan-jalan menikmati udara sore tidak jauh dari tempat perkemahan. Sore itu sudah tidak ada kegiatan lain karena malam ini sudah penutupan, jadi ia pun memutuskan untuk berjalan-jalan. "Dylan?" Dylan tersenyum. "Kok sendirian? teman-temanmu mana?" tanyanya. "Hmm, mereka ada di tenda. Aku hanya ingin jalan-jalan sore saja, kan besok kita harus kembali ke kota." jawab Cindy nampak sedih. "Ah, begitu." Dylan mengangguk mengerti dan kemudian ia teringat akan sesuatu. Tib
"Jadi, Jefrey tidak pulang ke rumah?" Cindy mengurut dahinya ketika tahu kabar dari William jika lelaki itu juga tidak berada di rumahnya. Ia tidak tahu dimana harus mencari keberadaannya sementara nomornya saja tidak bisa dihubungi. Bahkan setelah kepulangannya dari kegiatan itu, ia buru-buru menemui Jefrey di apartemennya, dan dia tidak ada disana. "Sebenarnya apa masalah kalian sih? Mengapa Jefrey tiba-tiba menghilang seperti ini?" tanya William penasaran, pasalnya Cindy sama sekali tidak memberitahu apa yang sedang terjadi diantara mereka. Cindy menghembuskan nafasnya. "Sepertinya Jefrey sudah salah paham denganku. Waktu dimana ia ingin menemuiku, disaat bersamaan aku juga sedang bersama Dylan." "Wait, jadi maksudmu Jefrey marah setelah melihatmu bersama Dylan?" William menebak apa yang barusan Cindy ceritakan tentang permasalahan mereka berdua. Cindy mengangguk mengiyakan. "Pertemuanku dengan Dylan waktu itupun tidak disengaja, aku sedang berjala