Jefrey baru saja kembali ke apartemennya setelah mengantar Cindy pulang, perasaannya saat ini benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ia sangat bahagia sekali, karena akhirnya Cindy memberinya kesempatan setelah ia memintanya dengan segala bentuk keseriusan dan ketulusan dari dalam benaknya yang paling dalam. Dan Jefrey masih mengingat dengan jelas bagaimana Cindy menitipkan kepercayaannya lagi kepadanya, tentu saja Jefrey berjanji, ia akan menjaga kepercayaannya dan bertanggung jawab penuh menyembuhkan luka wanita itu.
"Oh, aku harus memberitahu William tentang hal ini. Pria itu pasti akan senang."
Dia pun menekan nomor William di ponselnya dan kemudian mengubunginya. Tidak berapa telepon itupun tersambung.
"Halo, Wil?"
Jefrey mengernyitkan dahinya ketika mendengar bukan William lah yang mengangkat teleponnya, ia tahu suara ini. Dia pasti sedang berduaan dengan Irene.
"Ck, mentang-mentang mau nikah, nempel terus." sindir Jefrey halus,
Jefrey dan Cindy resmi menjalin hubungan kembali setelah usaha William mempertemukan mereka di pesta ulang tahun Peters Smith, yang kebetulan bukan hanya teman SMP Jefrey, namun juga merupakan teman sejurusan Cindy di kampusnya itu. William mencari celah itu agar kedua sahabatnya itu bisa menyelesaikan permasalahan mereka empat tahun lalu dengan bonus, mereka kembali bersatu. Ya, William menjadi otak dibalik bersatunya Jefrey dan Cindy kembali. karena pria itu tahu jika sebenarnya kedua orang itu masih mencintai satu sama lain.Maka dari itu, Cindy maupun Jefrey begitu menghargai William. Namun belum genap sehari hubungan mereka menyatu, mereka berdua sudah dikejutkan dengan kabar tidak mengenakkan dari Korea, dimana Irene menghubungi Cindy seraya menangis tersedu-sedu. Irene mengabarkan jika William mengalami kecelakaan yang begitu parah, hingga membuatnya harus masuk ruang unit gawat darurat dan sedang menjalani masa kritisnya. Hal itu tentu saja langsung membuat Cindy dan
"Aku sudah menduganya, ada yang tidak beres dengan kejadian ini." Jessica baru saja kembali ke Korea bersama Leon, setelah pulang dari Sydney. Hari ini kedua orang itu datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan William. Mereka juga tahu jika Lisa Watson menemui William dan menanyakan keberadaan Jefrey segala. Dan Jessica tidak tahu apa motif dibalik sikap wanita itu yang tiba-tiba kembali muncul di permukaan."Apakah kalian sudah melapor kepada polisi karena alasan ini? Wanita itu patut dicurigai." timpal Leon. Jefrey dan Cindy menatap satu sama lain, tidak ada Irene disana karena mereka tidak ingin hal ini semakin menambah beban pikiran wanita itu. Karena keadaan emosinya yang masih belum stabil."Kita tidak boleh sembarangan melaporkan orang, meski wanita itu patut dicurigai, namun kita masih belum memiliki bukti. Bukankah begitu, Jef?""Ah iya, aku setuju dengan perkataan Cindy. Kita tidak bisa asal menuduh, karena tidak ada bukti kuat yang mengarah jika Lis
“Akhir-akhir ini aku melihat kau dengan Jefrey terlihat tidak akur. Apakah sudah terjadi sesuatu di antara kalian?” Irene bertanya kepada Cindy yang duduk di sampingnya. Cindy hanya menoleh sebentar ke arah Irene, kepalanya mengangguk mengiyakan pertanyaan yang dilayangkan wanita itu.“Kau tidak perlu khawatir, Irene. Di dalam sebuah hubungan, pertengkaran kecil akan sering terjadi.” Jelas Cindy, dan hal itu membuat Irene tersenyum.“Kau benar, Ndy. Tapi sepertinya pertengkaran di antara kalian itu tampak begitu serius. Jika terjadi sesuatu, kau bisa menceritakannya kepadaku. Aku tidak mau melihat kedua sahabatku akhirnya berpisah lagi karena ego masing-masing.” Irene nampak menasehati dan menawarkan jasa curhat cuma-cuma kepada Cindy. Wanita itu hanya menggeleng dan tersenyum. Cindy tidak mau menceritakan masalahnya tentang Jefrey, karena hal ini menyangkut tentang seorang Lisa Watson dan sementara itu saat ini dia sedang dalam kecu
Sudah dua hari berlalu semenjak Cindy mendapatkan bocoran siapa pelaku dibalik kecelakaan William. Dan jawaban pria itu benar-benar di luar dugaan, kalau Lisa bukanlah pelakunya melainkan seseorang yang ia kenal dekat.Cindy tidak tahu bagaimana ia harus menyikapi hal ini, karena jujur saja saat ini ia masih sangat terkejut dan bertanya-tanya, siapa orang itu. Pasalnya William belum sempat mengatakan siapa orang itu, karena Irene tiba-tiba muncul."Ndy?" Lamunan Cindy mau tidak mau harus buyar ketika secara tiba-tiba Jefrey datang ke rumahnya. Tunggu, bagaimana caranya pria itu masuk? Sementara ia sudah melarang penjaga keamanan rumahnya untuk tidak memperbolehkan seorang Jefrey Antonio, masuk ke dalam rumahnya.Cindy memang belum berbaikan dengan pria itu, atau lebih tepatnya Cindy sendirilah yang belum mau berbaikkan dengannya. Entah mengapa Cindy selalu merasa kesal ketika mengingat Jefrey terus membela Lisa.Ia tahu ini kon
Teengggg...teengggg... Suara bel masuk berbunyi, semua murid berlari di sepanjang lorong untuk segera masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Sementara itu, seorang gadis sedang duduk di bangkunya, ia tampak menyenderkan kepalanya ke tembok seraya memerhatikan pelajaran yang diterangkan gurunya dengan acuh tak acuh. Bel masuk berbunyi sepuluh menit yang lalu, tetapi guru Lee malah datang lebih awal. Satu jam pelajaran saja belum berlalu, dan Cindy tidak bisa menyembunyikan rasa kantuknya apalagi ini adalah salah satu mata pelajaran yang paling tidak disukainya. Matematika adalah mimpi buruk bagi seorang Cindy Emilo diikuti mata pelajaran kimia dan fisika setelahnya. "Ck, kapan bel ganti pelajaran akan berbunyi?" ucapnya sambil mulai memejamkan matanya. Dan tidak disangka-sangka, tiba-tiba sebuah benda berukuran sedang cukup keras melesak cepat tepat mengenai kepalanya. "Akh!" Cindy otomatis meringis menahan sakit.
Tiga orang gadis kini tengah berjalan beriringan disepanjang lorong sekolah. Mereka terlihat bercanda bersama. Jessica, Cindy, dan Irene, tiga gadis populer di sekolah Smart High school yang digilai oleh para lelaki di sekolah itu.Selain cantik, mereka bertiga memiliki pesona tersendiri yang tak bisa diganggu gugat. Bahkan tak jarang banyak para gadis lain juga iri karena apa yang mereka miliki. Di sepanjang lorong itu mereka tak henti hentinya disapa, dan mereka hanya menanggapinya dengan senyuman."Kita mau kemana?" Tanya Cindy."Bagaimana kalau duduk di bangku itu saja?" usul Irene sambil menunjuk bangku yang berada di Taman sekolah."Baiklah, kajja!" ajak Jessica.Mereka bertiga pun duduk bersama di bangku tadi. Mereka kembali melanjutkan perbincangan mereka yang tampak tidak pernah ada habisnya."Jadi bagaimana hubunganmu dengan Leon?" tanya Cindy k
1 detik....2 detik.....3 detik...."Ehemmm!.."Leon berdehem memecah suasana yang terasa kaku setelah tantangan William. Lelaki itu benar-benar gila."Ya!! Apa kau gila,Wil??" ujar Cindy menyuarakan keterkejutannya."Waee??"Sementara itu, Jefrey terdiam ditempatnya mencerna kata-kata William yang menantang Cindy agar menciumnya setelah gadis itu memilih tantangan. Jefrey tahu betapa gilanya seorang William, tapi ia juga tidak tahu jika imbas kegilaan lelaki itu sekarang justru membuat jantungnya berdegup tak karuan. Ia bahkan juga sudah membayangkan bagaimana jadinya jika Cindy menciumnya nanti. Astaga, sepertinya dirinya sudah tidak waras. Ya, tidak sebelum Cindy datang dengan pakaian basahnya. Sialan!"Tak apa, jika kau menola
Rated 21+Jefrey membanting tubuh Cindy ke atas ranjang berukuran kingsize itu. Cindy segera memberingsut ke sudut ranjang. Jefrey menatap nyalang atas kelakuan Cindy barusan."Cindy, kau tak perlu malu-malu seperti itu."Kepala Cindy menggeleng kuat, ia benar-benar merasa ketakutan sekarang. Setelah Jefrey memaksanya untuk masuk ke dalam kamar, lelaki itu sepertinya sudah kehilangan akal."Jef, apa maksudmu memperlakukan aku dengan seperti ini?" ucap Cindy pada lelaki itu yang bersikap berbeda tidak seperti biasanya."Cindy, jangan berpura-pura polos. Dan ah, aku juga ingin menunjukkan jika seorang perempuan dan lelaki itu tidak bisa bersahabat.""Tidak! sekarang aku paham, jadi lepaskan aku!" jawab Cindy ketakutan."Apakah kau tidak ingin seperti yang lain? mari bersenang-senang. Kau pasti akan menyukainya."&nb