Tidak akan ada yang tahu apa yang berada di dalam hati setiap manusia kecuali Tuhan dan dirinya sendiri. Baik atau buruk tidak ada yang bisa menebaknya.Bahkan hati hanya menyimpan semua keinginan yang tidak bisa didapat, hati juga mampu menyimpan rahasia yang tidak boleh terungkap....Tanpa Garrand meminta sebenarnya Sarra memang berniat untuk menjaga bayi di dalam perutnya itu, bahkan jika ia harus membesarkannya seorang diri.Sekarang ia tahu rasanya menjadi wanita yang sempurna. Benar, menurut Sarra tingkat sempurna seorang perempuan adalah bisa mengandung apalagi jika bayi itu milik pria yang ia cintai.Kembali Sarra merasakan desiran di dada saat mengingat siapa pemilik bayi yang ada diperutnya, ia tidak tahu hanya saja detak jantungnya melaju cepat seperti akan meledak.Saat ini wanita muda yang menyanggul rambutnya itu sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga pria yang belakangan menjadi teman hidupnya.Seperti biasa Garrand masih tidur di sebuah sofa lusuh, dan pria
Kemarahan dan rasa kecewa adalah dua hal yang berdampingan. Masalah yang terus terjadi sebelum masalah lain terselesaikan membuat keadaan semakin tidak terkendali.Seorang wanita menatap pria yang berada di hadapannya, acara masak paginya menjadi kacau setelah si pria memberinya kejutan yang besar."Melarikan pengantin orang lain? Apa kau sudah gila?" "Aku mencintainya, aku tidak bisa hidup tanpa dirinya.""Omong kosong, kau pikir cinta itu segalanya? Apa yang kau tahu tentang cinta?" "...""Cinta hanyalah sebuah pemikiran, seperti kepingan puzzle yang sulit untuk dirangkai." "Jika kau berpikir seperti itu, maka kau akan menderita saat kau jatuh cinta suatu hari nanti!" "Aku tidak peduli!"...
Sarra menatap sebal pada pria yang berada dibalik jeruji besi. Dugaannya benar, Garrand ditangkap karena dilaporkan oleh keluarga Lorena atas tuduhan penculikan.Sepertinya keluarga Lorena juga membenci Garrand setelah semua yang ia lakukan pada putri kesayangan mereka.Sejak dua bulan yang lalu dia tidak menemukan ketenangan sama sekali karena masalah yang sudah ia timbulkan sendiri.Tidak, Garrand juga punya andil atas apa yang terjadi saat ini dalam hidup mereka berdua. Seandainya keduanya tidak membuat masalah maka semua hal yang mereka alami saat ini tidak perlu terjadi.Seandainya ...Seandainya ...
Garrand sangat menyadari semua murni kesalahan mereka berdua, atau mungkin itu karena mimuman yang sudah ia tenggak di sebuah pesta pelepasan masa lajang seorang teman. Siapa Sarra Bellou? Ia tidak terlalu mengenal wanita itu. Garrand hanya tahu dia adalah calon istri Luca, ia juga mengenal pria pirang itu sebagai sahabat dari calon istrinya--Lorena. Dia memang pernah bertemu dengan Sarra hanya dua kali saja dalam hidupnya termasuk saat pesta sialan yang sudah mengubah jalan hidupnya menjadi kacau. Ia hanya tahu wanita itu adalah keturunan keluarga bangsawan yang kental dengan tatakrama--Bellou. Bagaimana ia bisa terdampar di kamar Sarra? Sungguh ia tidak tahu, tapi yang pasti mereka bergumul malam itu. Tidak ada yang bisa menggambarkan bagaimana malam itu bisa dikatakan seperti malam paling liar bagi dirinya dengan seorang wanita. Gila ....!! Garrand merasa gila karena untuk meminta maaf saja ia tidak bisa, kata maaf tidak akan mengembalikan segalanya--termasuk apa yang sudah ia
Pukul 19:00 ...Di sebuah rumah mewah bergaya klasik, sebuah keluarga berkumpul untuk makan malam. Seorang pria paruh baya serta istrinya. Jangan lupakan seorang gadis remaja yang juga sudah bergabung di tempat tersebut.Mereka makan dengan tenang, tapi hal itu tidak menyembunyikan perasaan tidak nyaman satu sama lain, terlebih untuk si gadis remaja.Sudah lebih dari satu bulan, acara makan keluarga tersebut terasa begitu hambar dan juga sepi tanpa kehangatan.Keluarga itu sudah kehilangan putri sulung yang mereka sayangi. Semua tidak lain karena aib yang sudah diperbuat sang putri, seperti tidak ada kata maaf bagi pembuat masalah.
"Hey, sedang apa kau di sini, Wanita Jalang?!!"Sarra terkejut saat tiba-tiba ada seorang wanita yang menghampiri dirinya. Mata Sarra membulat sempurna karena wanita itu adalah ibu Lorena.Demi Tuhan, degup jantung Sarra berpacu cepat, tapi beruntung Garrand segera menarik tubuhnya yang hampir saja didorong oleh mantan calon mertua pria dingin tersebut."Oh, dua pengkhianat sudah berada di sini? Siapa yang mengizinkan kalian datang kemari, huh?" Wanita itu masih meluapkan kemarahan pada Garrand dan juga Sarra."Lorna!!" Sungguh Sarra ingin pergi sekarang, ia tidak sanggup untuk melihat satu orang lagi yang pastinya juga merasa benci pada dirinya.
Sedikit keterangan: Nama tokoh, tempat (setting) dan kejadian dalam cerita semua hanyalah fiksi dan karangan semata, jika ada kesamaan dengan cerita lain, itu murni hanya kebetulan, karena cerita ini murni dari pemikiranku....Dia yang paling kejam dan tanpa toleransi. Meninggalkan segalanya tanpa pernah menoleh kembali, ia bahkan tidak peduli jika masih ada yang tertinggal di belakang sana.Tidak ada yang yang akan tahu bagaimana dan apa yang terjadi besok, karena hanya dia yang akan membawamu pada masa itu, dan dialah Sang Waktu....Sarra menikmati rasa dan aroma dari teh hangat yang i
Kebodohan memang terkadang dimiliki setiap orang di dalam hidupnya. Baik itu yang ringan atau yang berat sekalipun, berujung penyesalan atau yang ringan adalah kekecewaan."Satu kebodohan jika kau menerjang hujan lebat saat kau sedang sakit," gerutu Sarra saat memeras kain kompres."Kau memang merepotkan!" ketusnya lagi. Saat pulang tadi ia mendapati teman satu atapnya sedang demam tinggi dengan pakaian yang masih basah.Pria yang sedang berbaring di sofa terlihat tidak berdaya. Walaupun terdengar marah, Sarra masih mau merawat dirinya yang sedang sakit."Karena aku tahu kau pasti tidak ingin berjalan di bawah satu payung bersamaku," jawab si pria dengan suara yang hampir serak."Aku merasa tidak enak hati kalau menolak permintaan Nyonya Maria," tambah pria itu lagi.Sarra menatap Garrand yang memejamkan mata, pria itu menderita sekarang. Sejak pagi ia mengeluh sakit pungg