Share

God Destiny

Penulis: JJeve
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-11 20:21:41

Garrand sangat menyadari semua murni kesalahan mereka berdua, atau mungkin itu karena mimuman yang sudah ia tenggak di sebuah pesta pelepasan masa lajang seorang teman.

Siapa Sarra Bellou? Ia tidak terlalu mengenal wanita itu. Garrand hanya tahu dia adalah calon istri Luca, ia juga mengenal pria pirang itu sebagai sahabat dari calon istrinya--Lorena.

Dia memang pernah bertemu dengan Sarra hanya dua kali saja dalam hidupnya termasuk saat pesta sialan yang sudah mengubah jalan hidupnya menjadi kacau.

Ia hanya tahu wanita itu adalah keturunan keluarga bangsawan yang kental dengan tatakrama--Bellou. Bagaimana ia bisa terdampar di kamar Sarra? Sungguh ia tidak tahu, tapi yang pasti mereka bergumul malam itu.

Tidak ada yang bisa menggambarkan bagaimana malam itu bisa dikatakan seperti malam paling liar bagi dirinya dengan seorang wanita.

Gila ....!!

Garrand merasa gila karena untuk meminta maaf saja ia tidak bisa, kata maaf tidak akan mengembalikan segalanya--termasuk apa yang sudah ia ambil dari Sarra, pantas jika wanita itu membencinya.

Dia diusir dari rumah tanpa membawa sepeser pun harta yang ia miliki dalam hidupnya, begitupun dengan Sarra yang bahkan tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan kejadian yang mereka alami.

Sekarang ia tidak punya kesempatan untuk mengembalikan kepercayaan keluarganya terlebih setelah ia membuat pernikahan Luca dan Lorena gagal.

...

Garrand membuka mata, aroma roti panggang yang sudah matang tercium, membuat ia sadar bahwa hari sudah berganti. Berapa lama ia tidur? Pastinya tidak lebih dari tiga jam.

Dia melihat Sarra keluar dari dapur, rambut panjang nya yang biasa digerai sekarang tersanggul rapi, mungkin itu supaya tidak mengganggu saat ia melakukan pekerjaan.

Garrand mengingat kembali dirinya seperti benalu, padahal sebelumnya ia adalah seorang pria yang bertanggung jawab pada hal apapun. Ia tidak pernah kekurangan apalagi menjadi beban orang lain terlebih pada seorang wanita.

Lalu sekarang, ia merasa menjadi pria bodoh dengan membiarkan Sarra terlantar dan bekerja sendirian. Ia tahu sebelumnya wanita itu adalah kebanggan keluarganya.

Lalu sekarang? Sarra tidak lebih dari wanita kelas bawah yang dimata keluarga nya ia dianggap rendah. Apakah ia harus bertanggung jawab atau menikahi wanita itu?

Namun, Garrand meragukan itu, Sarra sangat membencinya, tidak mungkin dia mau menikah dengan pria yang sudah membuat hidupnya kacau, terlebih mereka tidak saling mencintai.

"Sarapan tidak akan datang kepadamu jika bukan kau sendiri yang menghampirinya," ucap Sarra, entahlah apakah ia tidak bisa mengatakan hal yang lebih sederhana untuk menyuruh Garrand segera sarapan.

Ucapan Sarra menyadarkan Garrand dari segala lamunannya, ia beranjak kemudian bergabung bersama Sarra di meja makan yang di atasnya sudah tersedia dua piring roti dan dua gelas susu hangat.

"Kupikir kau tidak suka susu, tapi itu lebih baik dari pada kau minum kopi," ucap Sarra ketika melihat Garrand hanya menatap pada segelas susu yang ia siapkan.

Garrand hanya bisa tersenyum, sebagai seorang yang tidak saling mengenal, Sarra cukup peka pada keadaan.

Garrand memang tidak suka susu, sebagai mantan direktur ia terbiasa minum kopi yang selalu disiapkan sekretarisnya di kantor.

"Aku akan memakan apapun yang kau siapkan," jawabnya dengan tulus.

Benar segelas susu saat ini jauh lebih berharga dari segelas kopi yang biasa Garrand nikmati dan seolah tak berarti.

Namun, sekarang sudah berbeda, apapun yang diberikan Sarra akan menjadi sumber kehidupan bagi Garrand, setidaknya sebelum semuanya kembali membaik.

...

Seorang wanita cantik duduk di sebuah mini bar apartemen pribadinya, ia sedang menikmati kesendirian yang benar-benar menyiksa.

Dia rindu kekasihnya yang sudah melakukan kesalahan, pria itu lupa diri dan malah bercinta dengan calon istri dari sahabatnya sendiri.

Lorena Reyes, tidak bisa menghilangkan bayangan Garrand dan Sarra yang sudah bergumul di tempat tidur yang sama.

Dia sakit hati, benar-benar sakit. Bukan karena ia tidak percaya pada kekasihnya itu, semua murni hanya perasaan cemburu.

Dia yakin bahwa Garrand sangat mencintai dirinya, tapi sekarang dia harus menelan pil pahit kekecewaan karena Garrand harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

"Hentikan! Kau sudah terlalu banyak minum, Lorena!" Seorang pria mengambil paksa sebuah gelas yang berada di tangan Lorena, padahal wanita itu sudah mengisinya kembali dengan cairan bening yang mengandung alkohol.

"Biarkan aku, Luca! Aku ingin melupakan segalanya," tolak Lorena pada sang sahabat. Ia menepis tangan Luca dan menenggak sekaligus isi gelas tersebut.

"Seharusnya bukan kau yang berada di sisiku," ucap Lorena dengan nada suara khas orang mabuk. Ia melirik pada sang lawan bicara yang sejak tadi setia berada di sampingnya, menemani minum walaupun keduanya tidak terus berbicara.

Sejak datang ke apartemen Lorena atas permintaan wanita itu, mereka berdua hanya bisa terdiam sambil minum, walaupun hanya Lorena yang lebih banyak minum.

Luca tidak bisa berbuat apapun karena dia juga merasakan hal yang sama, dia merindukan wanita bertubuh mungil--Sarra Bellou kekasihnya, atau mungkin mantan kekasihnya.

"Jangan menyiksa dirimu! Bukankah kau tahu mereka juga menderita?" Luca kembali berkata dan sekarang ia mendengar isakan dari arah sampingnya.

Lorena menyandarkan kepala di bahu Luca, wanita itu menangis dan melepaskan semua yang mengganjal dalam perasaannya. Sudah lebih dari satu bulan ia menahan perasaan yang awalnya benci dan kecewa, berubah menjadi iba dan sekarang ia tersiksa.

"Jangan sampai orang tua kita juga bersedih! Apapun yang mereka lakukan itu karena rasa sayang pada kita," tambah Luca. Memang benar mereka adalah anak tunggal, jadi wajar saja jika menjadi anak kesayangan orang tua masing-masing.

"Orang tua kita tidak ingin melihat anak-anaknya tersakiti." Luca mengusap puncak kepala Lorena sebagai bentuk bahwa ia peduli sebagai seorang sahabat sejak kecil.

Lorena mengangguk dengan cepat, tentu ia juga memahami hal itu. Ayah dan ibunya merasa sakit hati untuk dirinya terhadap Garrand, mereka berpikir tidak ada toleransi untuk pengkhianatan yang menimpa putri kesayangan.

"Apakah kita berdua harus pamit?" tanya Lorena masih dengan suara tangisannya. Hidungnya memerah dan mata yang sembab terlihat di wajah wanita cantik itu.

"Aku tidak kuasa untuk mengatakan ini pada Sarra, aku takut tidak bisa pergi meninggalkannya," jawab Luca.

Apa yang bisa dilakukan untuk menghilangkan semua rasa sakit? Luca dan Lorena memutuskan untuk pergi sejauh mungkin dan menghindar, berharap bisa melupakan masalah yang mereka hadapi.

Mereka berharap waktu dan tempat lain akan mengobati dan memulihkan segalanya, walaupun hal itu adalah keinginan dari orang tua mereka berdua.

"Jadi hanya sampai di sini saja, ya?" Lorena berkata dengan begitu lirih. Masih terasa sulit untuk menerima kenyataan bahwa rencana manis hidupnya akan berubah menjadi pahit.

Apakah itu rencana Tuhan?

TBC

See you next chap ...

Bab terkait

  • Evanescent   Lost The Love

    Pukul 19:00 ...Di sebuah rumah mewah bergaya klasik, sebuah keluarga berkumpul untuk makan malam. Seorang pria paruh baya serta istrinya. Jangan lupakan seorang gadis remaja yang juga sudah bergabung di tempat tersebut.Mereka makan dengan tenang, tapi hal itu tidak menyembunyikan perasaan tidak nyaman satu sama lain, terlebih untuk si gadis remaja.Sudah lebih dari satu bulan, acara makan keluarga tersebut terasa begitu hambar dan juga sepi tanpa kehangatan.Keluarga itu sudah kehilangan putri sulung yang mereka sayangi. Semua tidak lain karena aib yang sudah diperbuat sang putri, seperti tidak ada kata maaf bagi pembuat masalah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-11
  • Evanescent   The Desire

    "Hey, sedang apa kau di sini, Wanita Jalang?!!"Sarra terkejut saat tiba-tiba ada seorang wanita yang menghampiri dirinya. Mata Sarra membulat sempurna karena wanita itu adalah ibu Lorena.Demi Tuhan, degup jantung Sarra berpacu cepat, tapi beruntung Garrand segera menarik tubuhnya yang hampir saja didorong oleh mantan calon mertua pria dingin tersebut."Oh, dua pengkhianat sudah berada di sini? Siapa yang mengizinkan kalian datang kemari, huh?" Wanita itu masih meluapkan kemarahan pada Garrand dan juga Sarra."Lorna!!" Sungguh Sarra ingin pergi sekarang, ia tidak sanggup untuk melihat satu orang lagi yang pastinya juga merasa benci pada dirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • Evanescent   The Pretender

    Sedikit keterangan: Nama tokoh, tempat (setting) dan kejadian dalam cerita semua hanyalah fiksi dan karangan semata, jika ada kesamaan dengan cerita lain, itu murni hanya kebetulan, karena cerita ini murni dari pemikiranku....Dia yang paling kejam dan tanpa toleransi. Meninggalkan segalanya tanpa pernah menoleh kembali, ia bahkan tidak peduli jika masih ada yang tertinggal di belakang sana.Tidak ada yang yang akan tahu bagaimana dan apa yang terjadi besok, karena hanya dia yang akan membawamu pada masa itu, dan dialah Sang Waktu....Sarra menikmati rasa dan aroma dari teh hangat yang i

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • Evanescent   Everything Is Lie

    Kebodohan memang terkadang dimiliki setiap orang di dalam hidupnya. Baik itu yang ringan atau yang berat sekalipun, berujung penyesalan atau yang ringan adalah kekecewaan."Satu kebodohan jika kau menerjang hujan lebat saat kau sedang sakit," gerutu Sarra saat memeras kain kompres."Kau memang merepotkan!" ketusnya lagi. Saat pulang tadi ia mendapati teman satu atapnya sedang demam tinggi dengan pakaian yang masih basah.Pria yang sedang berbaring di sofa terlihat tidak berdaya. Walaupun terdengar marah, Sarra masih mau merawat dirinya yang sedang sakit."Karena aku tahu kau pasti tidak ingin berjalan di bawah satu payung bersamaku," jawab si pria dengan suara yang hampir serak."Aku merasa tidak enak hati kalau menolak permintaan Nyonya Maria," tambah pria itu lagi.Sarra menatap Garrand yang memejamkan mata, pria itu menderita sekarang. Sejak pagi ia mengeluh sakit pungg

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • Evanescent   Half Memory

    Warna fantasi fisikmu, filosofi dan anatomi tubuhmu membawaku pada gairah yang terlarang.Kau menunjukkan pikiran cinta dan aku terjebak dalam pesona keindahan dari beningnya sinar matamu.Aku tidak berdusta, aku tidak berbohong, kau cantik, sangat cantik.Aku tidak mengganggu, tapi aku sudah terganggu. Seperti minuman hangat yang melewati tenggorokan.Warna bibir yang ranum seperti anggur yang ingin kuteguk. Kau indah dan sempurna....Garrand sudah pulih, semua berkat Sarra yang sudah merawatn

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-12
  • Evanescent   It's The Way You Make Me Feel

    Hidup seperti bermain kartu saat kau sudah mengeluarkan kau tidak akan bisa mengambil atau harus mengulang lagi dari awal. Hidup seharusnya seperti mengemudi dengan navigasi penunjuk arah. Namun, tanpa ada panduan kau akan tersesat. Kau tidak tahu ke mana arah untuk dituju dan kapan cinta mendatangimu kau tidak akan pernah tahu. ... Tidak seperti yang dibayangkan, ternyata Lewis Conty adalah tempat yang sangat ramai, tempat itu cukup padat penduduk, walaupun gaya pakaian mereka bisa dikatakan masih sederhana dan sedikit kuno.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-03
  • Evanescent   The Passion

    Matahari terbit di pegunungan memang terlihat lebih indah, sama hal nya seperti ketika melihat matahari terbenam di pantai.Berbeda dengan suasana kota yang hanya terdengar suara deru kendaraan, di pedesaan suasana hening yang menenangkan menyelimuti hampir di semua bagian bukit.Namun, suasana ceria begitu terasa, karena penduduk desa bangun lebih pagi untuk memulai aktifitas, sekali lagi berbeda dengan keadaan di kota di mana waktu tersebut justru ada sebagian orang yang baru beranjak naik ke tempat tidur untuk beristirahat....Sarra terbangun sambil menggeliat, sepertinya ia tidur cukup lelap tadi malam padahal udara terasa begitu dingin di kamarnya. Mungkin itu karena ia lelah dari perjalanan kemarin.Wanita muda itu keluar kamar dan mendapati si pria bernama Garrand yang masih lelap dalam tidurnya--mungkin.Garrand terlihat melipat tangan, mungkin karena ia merasa kedinginan, hanya berselimut tipis di tengah udara dingin jelas itu seperti percuma.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-31
  • Evanescent   The Rain & Thunder

    Sarra berlari di tengah hujan dengan tubuh yang basah kuyup, ia tidak menyangka bahwa hujan akan turun begitu lebat.Semua memang karena kebodohannya yang berpikir bahwa hujan hanyalah air dan itu tidak perlu ditakutkan.Dia panik dan lupa caranya kembali, penglihatannya terbatas karena air hujan membuat keadaan sekitar tidak cukup jelas untuk dilihat.Sepertinya ia juga lupa pada buah apel yang sudah ia petik dan ditinggalkan begitu saja.Tanah pegunungan tergerus air dan Sarra kesulitan untuk melangkah karena tanah yang menjadi lunak. Dia juga melihat beberapa pohon tumbang oleh sapuan angin kencang."Tolong aku!!" Ketakutan mulai merasuk dalam pikiran wanita muda itu.Terjebak sendirian di bawah hujan di tempat yang asing membuat wanita itu merasa putus asa, dia berlari mencari tempat aman, mungkin ada rumah terdekat dengan pegunungan.Berteduh di bawah pohon bukanlah hal tepat untuk saat ini, karena bisa saja petir menyambar atau pohon itu akan tumbang karena badai.Masih berpikir

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-17

Bab terbaru

  • Evanescent   Love Temtation

    Tidak akan ada yang tahu apa yang berada di dalam hati setiap manusia kecuali Tuhan dan dirinya sendiri. Baik atau buruk tidak ada yang bisa menebaknya.Bahkan hati hanya menyimpan semua keinginan yang tidak bisa didapat, hati juga mampu menyimpan rahasia yang tidak boleh terungkap....Tanpa Garrand meminta sebenarnya Sarra memang berniat untuk menjaga bayi di dalam perutnya itu, bahkan jika ia harus membesarkannya seorang diri.Sekarang ia tahu rasanya menjadi wanita yang sempurna. Benar, menurut Sarra tingkat sempurna seorang perempuan adalah bisa mengandung apalagi jika bayi itu milik pria yang ia cintai.Kembali Sarra merasakan desiran di dada saat mengingat siapa pemilik bayi yang ada diperutnya, ia tidak tahu hanya saja detak jantungnya melaju cepat seperti akan meledak.Saat ini wanita muda yang menyanggul rambutnya itu sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dan juga pria yang belakangan menjadi teman hidupnya.Seperti biasa Garrand masih tidur di sebuah sofa lusuh, dan pria

  • Evanescent   Her Secret

    Flashback"Terima kasih, Nyonya Maria!" ucap Sarra setelah wanita lanjut usia pemilik toko buah memberinya teh hangat.Entah kenapa sejak beberapa hari terakhir dia merasakan tidak nyaman pada tubuhnya, ia selalu merasa mual dan pusing terutama di pagi hari.Sarra juga melihat wajahnya juga sedikit pucat dan kurang bergairah. Ia sering merasa mudah letih dan emosi yang tidak stabil.Sarra hanya berpikir mungkin itu karena ia terlalu tertekan atas masalah yang dihadapi, tapi satu masalah sudah berkurang karena Maria juga memberikan pekerjaan kepada Garrand.Keadaan tubuhnya semakin tidak baik, Sarra hanya tidak mengatakan hal itu karena tidak ingin orang lain cemas. 'Sayang, kau ingin buah apa?''Tentunya yang segar dan sedikit asam.''Jangan terlalu asam, itu tidak baik untuk bayi kita nantinya.''Aku mengidam dan itu tidak masalah.'Sarra yang menjaga toko hanya bisa tersenyum saat mendapat kedatangan pelanggan pasangan suami istri. Sepertinya sang istri sedang hamil muda karena per

  • Evanescent   To Say Good Bye

    Kali ini entah kesalahan apalagi yang ia buat, Garrand merasa kebingungan dengan sikap Sarra yang sulit ditebak.Setelah kembali pulang dari tempat kerja, ia bermaksud mengantar Sarra ke dokter untuk memeriksakan cidera kaki wanita tersebut.Namun, ia tidak mendapat respon yang baik dari lawan bicaranya. Setelah beristirahat dan makan malam sederhana yang diberikan Sarra, mereka menghabiskan waktu untuk berbincang di ruang tamu."Sebaiknya kita tidak tinggal bersama lagi, mulai besok kau bisa menempati rumah ini dan tetap bekerja pada Nyonya Maria, aku yakin dia tidak akan keberatan," ucap Sarra secara tiba-tiba."Kebetulan ada kerabat yang masih mau menampungku, jadi aku akan pergi dan tinggal bersama mereka," lanjut wanita muda tersebut.Garrand menatap tidak percaya, entah kenapa ungkapan Sarra membuat perasaannya begitu sakit.Seharusnya ia merasa senang karena itu artinya urusan dengan Sarra sudah selesai dan ia sudah bisa menjalani kehidupan walaupun sangat sederhana.Tidak, Gar

  • Evanescent   Heart Beat

    Sarra membuka mata, beberapa detik dia tidak ingat apa yang terjadi sampai ia mendapati wajah tampan seorang pria yang sedang tertidur pulas di hadapannya, jangan lupakan tangan pria itu yang berada di pinggang polosnya.Seketika wajah wanita muda itu memerah, ia tidak berani bergerak karena takut akan membuat si pria terbangun.Sarra ingin kembali tertidur untuk menghilangkan rasa malu karena saat ini ia merasa terlalu intim dengan si pria berwajah dingin.Netra bening kembali terbuka ia hanya mampu menatap Garrand yang terlelap. Pria itu memiliki wajah yang rupawan, tidak ada cela, garis rahang yang tegas, hidung mancung, serta bulu mata yang sedikit lebat.Sarra hanya bisa menggigit bibir, ia kembali menatap wajah itu. Bukan karena dia terpesona, melainkan dia sedang mengingat kembali mimpi yang baru saja ia alami.Dengan kata lain Sarra memang terbangun karena mimpi yang aneh baginya. Mimpi itu hanya berisi bayangan dirinya yang sedang merasa bahagia, dia memakai gaun putih dan b

  • Evanescent   The Rain & Thunder

    Sarra berlari di tengah hujan dengan tubuh yang basah kuyup, ia tidak menyangka bahwa hujan akan turun begitu lebat.Semua memang karena kebodohannya yang berpikir bahwa hujan hanyalah air dan itu tidak perlu ditakutkan.Dia panik dan lupa caranya kembali, penglihatannya terbatas karena air hujan membuat keadaan sekitar tidak cukup jelas untuk dilihat.Sepertinya ia juga lupa pada buah apel yang sudah ia petik dan ditinggalkan begitu saja.Tanah pegunungan tergerus air dan Sarra kesulitan untuk melangkah karena tanah yang menjadi lunak. Dia juga melihat beberapa pohon tumbang oleh sapuan angin kencang."Tolong aku!!" Ketakutan mulai merasuk dalam pikiran wanita muda itu.Terjebak sendirian di bawah hujan di tempat yang asing membuat wanita itu merasa putus asa, dia berlari mencari tempat aman, mungkin ada rumah terdekat dengan pegunungan.Berteduh di bawah pohon bukanlah hal tepat untuk saat ini, karena bisa saja petir menyambar atau pohon itu akan tumbang karena badai.Masih berpikir

  • Evanescent   The Passion

    Matahari terbit di pegunungan memang terlihat lebih indah, sama hal nya seperti ketika melihat matahari terbenam di pantai.Berbeda dengan suasana kota yang hanya terdengar suara deru kendaraan, di pedesaan suasana hening yang menenangkan menyelimuti hampir di semua bagian bukit.Namun, suasana ceria begitu terasa, karena penduduk desa bangun lebih pagi untuk memulai aktifitas, sekali lagi berbeda dengan keadaan di kota di mana waktu tersebut justru ada sebagian orang yang baru beranjak naik ke tempat tidur untuk beristirahat....Sarra terbangun sambil menggeliat, sepertinya ia tidur cukup lelap tadi malam padahal udara terasa begitu dingin di kamarnya. Mungkin itu karena ia lelah dari perjalanan kemarin.Wanita muda itu keluar kamar dan mendapati si pria bernama Garrand yang masih lelap dalam tidurnya--mungkin.Garrand terlihat melipat tangan, mungkin karena ia merasa kedinginan, hanya berselimut tipis di tengah udara dingin jelas itu seperti percuma.

  • Evanescent   It's The Way You Make Me Feel

    Hidup seperti bermain kartu saat kau sudah mengeluarkan kau tidak akan bisa mengambil atau harus mengulang lagi dari awal. Hidup seharusnya seperti mengemudi dengan navigasi penunjuk arah. Namun, tanpa ada panduan kau akan tersesat. Kau tidak tahu ke mana arah untuk dituju dan kapan cinta mendatangimu kau tidak akan pernah tahu. ... Tidak seperti yang dibayangkan, ternyata Lewis Conty adalah tempat yang sangat ramai, tempat itu cukup padat penduduk, walaupun gaya pakaian mereka bisa dikatakan masih sederhana dan sedikit kuno.

  • Evanescent   Half Memory

    Warna fantasi fisikmu, filosofi dan anatomi tubuhmu membawaku pada gairah yang terlarang.Kau menunjukkan pikiran cinta dan aku terjebak dalam pesona keindahan dari beningnya sinar matamu.Aku tidak berdusta, aku tidak berbohong, kau cantik, sangat cantik.Aku tidak mengganggu, tapi aku sudah terganggu. Seperti minuman hangat yang melewati tenggorokan.Warna bibir yang ranum seperti anggur yang ingin kuteguk. Kau indah dan sempurna....Garrand sudah pulih, semua berkat Sarra yang sudah merawatn

  • Evanescent   Everything Is Lie

    Kebodohan memang terkadang dimiliki setiap orang di dalam hidupnya. Baik itu yang ringan atau yang berat sekalipun, berujung penyesalan atau yang ringan adalah kekecewaan."Satu kebodohan jika kau menerjang hujan lebat saat kau sedang sakit," gerutu Sarra saat memeras kain kompres."Kau memang merepotkan!" ketusnya lagi. Saat pulang tadi ia mendapati teman satu atapnya sedang demam tinggi dengan pakaian yang masih basah.Pria yang sedang berbaring di sofa terlihat tidak berdaya. Walaupun terdengar marah, Sarra masih mau merawat dirinya yang sedang sakit."Karena aku tahu kau pasti tidak ingin berjalan di bawah satu payung bersamaku," jawab si pria dengan suara yang hampir serak."Aku merasa tidak enak hati kalau menolak permintaan Nyonya Maria," tambah pria itu lagi.Sarra menatap Garrand yang memejamkan mata, pria itu menderita sekarang. Sejak pagi ia mengeluh sakit pungg

DMCA.com Protection Status