Edisi Kelas

Edisi Kelas

By:  Cira  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings
61Chapters
3.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Anti pacaran. Setiap orang memiliki pilihan hidup untuk dijalani. Begitu juga dengan Cira sebagai pelajar ia lebih memilih untuk fokus belajar demi impian. Bagi Cira pacaran hanyalah hubungan bersifat sementara. Dan seiring berjalannya waktu keadaan berubah. Ketika Aska masuk ke dalam kehidupannya.

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Amilia Ami
semangat .........
2021-09-21 21:46:30
1
user avatar
Cira
Terima kasih sudah mampir di Edisi Kelas.........
2021-09-19 14:44:32
2
61 Chapters

Prolog

  "Jadi, Gimana?" tanya Aska, seketika suasana menjadi lebih hening. Cira diam menunduk, dengan pernyataan Aska. Di koridor, depan kelas. Setelah semua kelas telah bubar saat beberapa menit yang lalu. Murid - murid berdesakan, tidak sabar keluar kelas menyandang tasnya. Di sana hanya ada mereka berdua.  "Aku nggak sedang ngancam kamu Ra, Kenapa takut gitu ngeliat aku." katanya memecahkan keheningan. "Aku pikir kamu bakalan terbiasa dengan kedekatan kita selema beberapa bulan ini. Perlahan Cira mengangkat kepalanya. Menatap Aska dengan ragu. "Jangan jawab sekarang. Pikir aja dulu." sarannya mengurangi sedikit beban hati Cira. Cira mengangguk pelan. Belum bisa bersuara. Seakan saat ini pita suaranya tertahan oleh rasa takut. "Aku antar pulang." ajaknya. Cira kembali mengangguk pelan. Ia menuruni anak tangga dan tersandung.  "Gerogi banget emangnya." kata Aska menahan tawa. "Kamu serius nggak
Read more

Voting

Belum komplit rasanya kalau tidak ada ketua kelas yang akan jadi pesuruh oleh para guru untuk kepentingan di kelas, setelah melewati tiga hari tanpa melakukan apapun dan menunggu kabar dari wali kelas untuk pelajaran selanjutnya. Hari ini kelas X.5 akan melakukan pemungutan suara dengan menuliskannya di secari kertas. Tiga peserta siap untuk dipilih melalui voting, tanpa basa basi semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada pertarungan seperti peliknya pemilihan ketua osis.              Seorang cowok berkumis tipis, berbadan besar bernama Ade, telah terpilih menjadi ketua kelas, dengan perbandingan suara terbanyak, dengan jumlah 30 suara dari empat puluh murid. Kemenangan yang telak dan tak bisa diganggu gugat oleh siapapun. Semuanya bersorak senang atas kemenangannya, terutama para cewek berparas cantik yang duduk melingkar di sekelilingnya. Saat pemilihan berlangsung Cira menulis nama kandidat lain, menurutnya Ade tidak cocok menjadi ketua
Read more

Telepon Masuk

Cira mempunyai kebiasaan membaca sebelum tidur,  di kamarnya terdapat rak buku khusus untuk meletakkan berbagai macam buku hiburan dengan genre romantis dan comedy. Ada juga beberapa buku fantasi. Dari novel, komik dan kumpulan kisah lainnya yang tersusun rapi di rak berukuran kecil. Malam ini Cira mencoba membaca buku novel ‘Harry Potter’ di bawah selimut, karena malam ini cukup dingin disertai dengan angin kencang diluar. Buku yang baru dibelinya dengan harga murah dari pedagang kaki lima yang ada di pasar. Pedagang satu-satunya yang menjual buku bekas di sana.Buku terjemahan pertama yang pernah dibacanya, mencoba memahami cerita tersebut sangat lama. Sudah satu minggu membaca buku tersebut dengan penuh pemahaman dan detail setiap kata yang tertulis. Bahkan rangkaian kata yang menjadi sebuah kalimatpun hanya sedikit yang bisa dipahaminya.            Cira mengulang beberapa halaman cerita &lsquo
Read more

Masih Penasaran

Cira masuk dengan ragu. Ia tahu kalau Aska sedang duduk bersama temannya yang berkacamata, si kurus yang pintar. Tempat duduk mereka berada di dekat  pintu. Setiap melintas, tatapan mereka tak lepas dari Cira yang berjalan seperti layaknya model. Cira kini telah diberi julukan oleh teman sekelas si model yang angkuh. Cira baru tahu dari temannya Awan, bahwasannya para cewek tukang gossip di kelas telah memberinya julukan yang menjengkelkan. Inilah yang membuatnya semakin malas untuk masuk ke dalam kelas.             Cara berjalan Cira memang seperti itu. Lurus ke depan sedikit menaikkan dagu dan melenggokkan sedikit pinggulnya. Body yang kurus serta rambut panjang dengan poni yang baru dipotong sebagai penampilan baru.             Tidak ada yang menyukai dan berteman dengan Cira kecuali Awan.          
Read more

Tugas Kelompok

Cira menatap papan tulis yang berisikan rangkuman penuh dengan tulisan spidol, membuatnya mengantuk dan malas untuk mencatatnya kembali ke buku tulis. Belum lagi cuaca panas menyelimuti kelas ini yang dipenuhi dengan bau keringat. Hanya ada dua kipas angin yang bergantung di atap kelas, itu pun sudah hampir rusak dilempari anak cowok yang berperilaku seperti monyet. Mereka sering melakukannya di kelas dengan bangga serta tawa ngakak hingga terdengar ke luar kelas. Terkadang guru yang sedang mengajar di kelas sebelah merasa terganggu dengan keributan yang dilakukan, hingga mendatangi kelas mereka dengan  ancaman hukuman. Baru sebulan di sini. Kelas sepuluh empat sudah dicap nakal oleh para guru.            Tidak ada yang dapat mendiamkan kelas X.4 kecuali ketua kelas. Dialah sumber keributan di kelas. Yang mengajak teman lainnya untuk bersenang senang selama masa SMA.       
Read more

Cuek

Suara bel berbunyi ketika Cira baru saja turun dari motor. Tanpa pamit Cira berjalan cepat, berpapasan dengan beberapa guru yang sama telatnya dengan Cira. Banyak sekali yang datang telat hari ini ke sekolah. Dari ujung gerbang terlihat siswa siswi yang bergeromblan mengejar waktu. Di sekolah ini mempunyai peraturan unik. Ketika ada yang terlambat, harus membeli tiket masuk kepada guru piket dengan harga 3.000 rupiah.                        Jika dihitung-hitung, ada puluhan orang yang membeli tiket masuk kelas. Uang hasil terlambat akan diberikan kepada pelajar yang kurang mampu dan berprestasi. Dengan kata lain adalah beasiswa untuk pelajar. Secara tidak langsung mereka menjadi donatur tetap sekolah bagi  pelajar yang dengan sukarela menyumbangkan uangnya tersebut untuk amal di akhirat kelak.          &n
Read more

Makanan Pedas

“Cepet jalannya.” kata Ara menembus keramaian di kantin sembari menarik tangan Cira agar jangan terpisah di kerumunan.            Ini pertama kalinya makan Cira berada di kantin sekolah sebelah. Sekolah satu satunya yang disebut komplek. Karena terdapat tiga sekolah dalam satu wilayah. SMA,SMK dan SMP. Dan Cira berada di sekolah SMA. Namun kebanyakan siswi SMA yang sering makan dikantin SMK. Semuanya bergabung menjadi satu di kantin yang berukuran besar ini.            Mereka berdesakan bersama di lautan manusia yang harus memenuhi kebutuhan perut, dan ini sangat menyesakkan.“Mending kita nggak usah makan aja deh.” kata Cira ketika wajahnya diserempet beberapa kali oleh tubuh yang lebih tinggi dari tubuhnya.“Tanggung, udah nyampai sini.” tegas Ara bersikukuh harus makan di kantin.   &n
Read more

Nol

Cira tersentak bangun dari tidurnya yang singkat, menyeka air liur yang menetes sedikit ke pipinya dan memperbaiki posisi duduk ketika suara guru sejarah yang lantang mengegetkannya. Dalam keadaan kesadaran penuh dan masih bingung. Semuanya menutup buku dan memasukkannya ke dalam laci dengan decakan kesal. Semuanya bersorak halus tidak setuju.            Cira sungguh tidak tahu apa yang terjadi selama ia tidur. Rasanya selamatidur Cira merasa sudah sampai di penghujung dunia berkelana di alam mimpinya. Cira menatap Awan dalam keadaan bingung dan mata memerah.“Simpan buku kamu.” kata Awan sembari mengeluarkan kertas dua lembar dari dari bagian tengah buku.“Ngapain?” tanya Cira masih bingung.“Kuis dadakan. Mampus kamu!” ujar Awan mempersiapkan alat tulis yang lengkap di atas meja “Nggak boleh minjem ya.”“Palingan nanti pinjam tipe x.&rdqu
Read more

Bukan Horor

Cira bergegas merapikan alat tulis yang berserakan di atas meja. Membiarkan Aska berdiri mematung di sampingnya, setelah pertanyaan yang tidak ingin di dengarnya. Seharusnya Aska tidak perlu bertanya tentang hal yang memalukan tersebut. Tidak ada yang mau mendapatkan nilai nol, karena semua orang sudah berusaha untuk mendapatkan nilai terbaik dan ini adalah keadaan darurat yang tidak bisa dihindarkan karena alasan sembelit.            Cira meninggalkan Aska yang sejak tadi menunggunya untuk melanjutkan kerja kelompok.“Kamu kemana?” tanya Aska. Namun tidak mengehentikan langkah Cira yang berlalu keluar kelas.            Cira berlari kecil menuruni anak tangga dengan terdesak, menuju toilet yang kini dipenuhi cewek di sekolah untuk berdandan dan diskusi. Di dalam toilet yang dibatasi dengan sekat-sekat menjadi lima kelompok semuanya terisi p
Read more

Toilet

Selagi menunggu jemputan abangnya, Cira kembali lagi ke toilet dengan berlari kecil sambil membungkuk menahan sembelit yang hampir keluar dari perutnya. Cira memilih toilet terdekat yang berada di sebelah ruang guru dan terletak di lantai dua. Toilet tersebut dilarang keras digunakan oleh murid dengan alasan kebersihan yang harus terjaga.Di toilet guru, kebersihannya sangat terjaga dan berukuran lebih besar serta wangi, tidak ada pemisahan antara toilet cewek dan cowok. Semuanya terpisah antara pintu ke pintu berjumlah tiga ruangan. Di samping toilet terdapat cermin berukuran besar dan dihiasi daun hijau di sekelilingnya serta bunga plastic sebagai penghias cermin agar tampak lebih bagus. Pantas saja para murid berbondong-bondong datang kesini hanya untuk melihat seluruh tubuhnya di depan cermin serta bergaya selfie dengan kamera belakang.            Sialnya, Cira bertemu kembali dengan ketiga kakak kelas yang pe
Read more
DMCA.com Protection Status