Share

62. Dua Pilar Cinta

Raihan segera meletakkan tas-tas itu di kamarnya. Setelahnya, pemuda itu bergegas mengambil wudu di kamar mandi untuk meredakan emosi. Ia sengaja tak melihat Rania saat gadis itu memperhatikannya di dapur. Ketika kembali memasuki kamar, lantas berbaring di kasur dengan bibir yang terus-menerus menggumamkan kalimat istigfar.

Di sisi lain, Rania mendelik penuh amarah ketika melihat kehadiran Raihan. Gadis itu berusaha tenang meski pada akhirnya amarahnya terlampiaskan pada potongan sayur yang tidak rata. Hatinya benar-benar terasa terbakar, panas dan menyengat.

Raihan dan Rania sama-sama diam ketika berada di meja makan. Keduanya fokus pada sajian. Meja makan sepi oleh candaan, tetapi panas dengan amarah yang berusaha dipendam oleh keduanya. Selepas makan malam, mereka memasuki kamar masing-masing.

Waktu terus merangkak. Detak jam serasa menghina keduanya memilih diam. Baik Raihan maupun Rania sama-sama dipecundangi amarah. Setiap kali mengingat kejadian sore tadi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status