Share

Bab 170

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-30 12:04:08
Begitu menyedihkannya nasib seorang Sherina Irawan. Namun, apakah ada yang merasa kasihan terhadap gadis itu?

Meskipun hidupnya sudah diambang Kematian?

Jawabnya tentu saja tidak.

Siaran langsung yang dilakukan para wartawan, mendapatkan komentar negatif dari netizen. Hampir semua komentar mendoakan kematiannya.

Dalam waktu 15 menit, motor yang dikendarai seorang wartawan, sampai di rumah sakit. Seorang perawat datang dengan membawa tempat tidur. Setelah meletakkan tubuh Serina di atas bangsal, perawat langsung mendorong bangsal itu ke ruangan UGD.

Pak Andi berada di depan ruangan dengan penuh kecemasan. Tidak lama kemudian pihak kepolisian datang dan bergabung dengan dosen tersebut.

"Bagaimana kondisi Sherina?" Tanya Briptu Amri.

"Belum tahu, dokter belum keluar," jawab pak Andi.

Sherina dikenal sebagai mahasiswi yang baik dan pintar. Bahkan putri bungsu Heru itu, bergabung dengan organisasi kemanusiaan. Ia selalu memberikan bantuan untuk mahasiswa yang mengalami mu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Siti Salmiah
waduuuhh ngilang lama bngget ya thoor
goodnovel comment avatar
Siti Salmiah
thooor mana ini kelanjutan nya thooorrr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 171

    Bu Mona terlihat sangat cemas dan juga frustasi. Mengapa para mahasiswa yang selalu dikenal sebagai kelompok cendikia, bisa berbuat seperti ini. Apakah rasa kemanusiaan mereka sudah mati? Apakah pantas Sherina yang menanggung semua dosa keluarganya. "Lalu bagaimana pak, nyawa Sherina bisa tidak tertolong jika kita tidak dapat pendonor.""Saya akan pergi mencari pendonor di sekitar rumah sakit. Biasanya orang-orang di sini banyak yang mau menjadi pendonor darah." Kata pak Andi. Para tukang gojek dan pedagang yang mangkal disekitar rumah sakit, biasanya mau mendonorkan darah, asalkan pihak keluarga mau memberikan uang sesuai dengan kesepakatan."Semoga kita bisa mendapatkan banyak pendonor. Apa pak Andi butuh di temani?" Tanya ibu Mona. "Tidak usah," jawab pak Andi."Berapa mereka minta uang untuk satu kantong darah, pak?" Tanya ibu Mona."Dengar kabar 1 hingga 1,5 juta.""Jika pak Andi tidak ada uang, kebetulan saya ada. Bapak bisa pakai."Pak Andi menganggukkan kepalanya. "Nanti ji

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 172

    "Kenapa tidak bilang kalau ingin mengambil darahku?" Pria bertubuh tinggi itu duduk dengan wajah pucat setelah mendonorkan darahnya. "Hanya mengambil darah, tidak ada yang perlu ditakutkan. Setelah mendonorkan darah, mas bisa hidup lebih baik." Briptu Ambri berkata dengan santai. "Kau tahu sendiri aku sangat tidak suka dengan jarum-jarum seperti ini." Pria itu memandang ngeri jarum yang digunakan untuk mengambil darahnya. "Seorang pembalap takut jarum suntik? aneh sekali." Briptu Ambri tersenyum mengejek. "Pembalap duduk di atas mobil sambil megang setir bukan main jarum.""Hari ini mas Alex sudah menjadi pahlawan. Satu kantong darah ini sudah menyelamatkan satu nyawa." Polisi berwajah manis itu tersenyum sambil menepuk pundak Alex."Untuk siapa?" Alex bertanya sambil mengambil minuman kotak sari kacang ijo. "Sherina." Jawab Briptu Ambri. "Sherina, Anak Heru?" Alex sedikit terkejut mendengar jawaban Briptu Ambri."Iya," jawab Bribtu Ambri singkat."Kenapa dia?" Alex tidak menya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 173

    Arion beranggapan bahwa penderitaannya sudah berakhir setelah memanjat pohon mangga, namun ternyata belum. Pria berwajah tampan itu diminta istrinya mengupas kulit mangga. "Paman, bergetah, Aku tidak suka tanganku kena getah." Arion berkata dengan suara yang sangat pelan agar Zahira tidak mendengarnya. "Jangan mengeluh ini untuk anakmu." Sebastian mengingatkan Arion. Sebastian duduk santai sambil mengupas mangga untuk istrinya. Sedangkan istri-istri Mereka tampak kompak membuat kuah rujak. "By, sudah siap belum?" tanya Zahira."Sedikit lagi sweet heart," jawab Arion."Cepat ya by, soalnya bumbu rujak kami sudah hampir selesai." "Iya." Arion menganggukkan kepalanya. Arion sangat senang ketika sukses mengupas 1 butir mangga. Sesuai perintah sang istri, daging mengiris diiris tipis-tipis dan memasukkannya ke dalam piring."Mas, sudah selesai." Zia berkata sambil memandang mangga yang sudah didalam Piring. "Sudah sayang," jawab Sebastian dengan tersenyum menunjukkan mangga yang su

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 174

    Alex dan Bribtu Ambri duduk di depan ruangan operasi Sherina. Sudah 3 jam operasi berlangsung, namun belum ada tanda-tanda pintu ruangan itu akan terbuka.Sedangkan dua orang dosen, sudah izin pulang sejak 1 jam yang lalu."Aku sangat pusing dalam kasus ini. Padahal dalang kejahatan sudah di tangkap. Mereka juga sedang menunggu persidangan pertama. Namun mengapa pembencinya harus melampiaskan kemarahan mereka terhadap Sherina." Bribtu Ambri berkata dengan tatapan tertuju ke arah pintu. "Siapapun, pasti akan membenci anak seorang pembunuh," jawab Alex. Tidak terkecuali dirinya sendiri. Perbuatan keji Heru, membuat ia ikut membenci Sherina. Jika tadi tahu darahnya untuk Sherina, mungkin Alex tidak akan mau memberikannya. Namun melihat nasib Putri bungsu Heru yang seperti ini, ada rasa kasihan terhadap gadis tersebut."Apa yang harus aku lakukan mas? Saat ini keselamatan Sherina sudah terancam. Jika dia selamat, mungkin pelaku akan kembali datang. Bahkan mungkin akan muncul pembunuh lai

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 175

    Arion duduk di ruang kerjanya. Kondisi tubuhnya yang lemah karena bawaan kehamilan Zahira, membuat pria itu beristirahat selama 2 hari. "Kepala ku benar-benar pusing." Arion memijat pelipis keningnya yang terasa pusing. Karena beristirahat selama 2 hari, pekerjaannya menjadi menumpuk."Apa Zahira sudah bangun?" Arion menghentikan pekerjaannya yang membuat kepala semakin pusing. Senyum tercetak di bibirnya ketika mengingat sang istri. Padahal baru berpisah beberapa jam saja, tapi mengapa sudah rindu seperti ini. Dengan tidak sabar pria itu meraih ponselnya di atas meja. Dilihatnya jam yang sudah menunjukkan jam 10 pagi, seharusnya bumil itu sudah bangun. Namun mengapa tidak membalas pesan darinya. Ada rasa kesal ketika Zahira tidak membalas pesan darinya. Apakah sikapnya yang mendadak manja dan selalu ingin diperhatikan seperti ini karena pengaruh kehamilan sang istri?Sungguh aneh, Zahira yang sedang hamil, seharusnya Zahira yang minta dimanja dan diperhatikan, namun mengapa jadi t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 176

    Setelah melakukan transfusi darah, Alex menunggu operasi Sherina selesai. Setelah selesai operasi, ia masih tidak pulang ke rumah, karena Ambri yang merupakan adik sepupunya, meminta agar Alex menemaninya sampai kondisi Sherina dinyatakan stabil dan bisa dirujuk ke RS yang lain. Bribtu Ambri sengaja tidak membiarkan anggotanya ikut serta mengawal, karena takut diketahui oleh para wartawan. Subuh jam 5 pagi, Sherina baru di rujuk ke rumah sakit yang lain. Informasi tentang Sherina benar-benar di tutup rapat. Bahkan mobil yang membawa Sherina keluar dari rumah sakit, bukan mobil ambulans. Di jam 6:30 pagi, Alex baru pulang ke rumah untuk mandi dan berganti pakaian. "Tuan Alex baru pulang?" Sapa asisten rumah tangganya.Alex tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Bagaimana kabar Celine, mbok?" Tanya Alex."Non Celine sangat baik tuan. Hari ini ada kegiatan lomba mewarnai disekolahnya. Lomba bertema ibu dan anak, karena ini untuk memperingati hari ibu." Mbok Darmi berkata dengan waja

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 177

    Alex terduduk lemas di kursi kerjanya. Tubuhnya tidak bertenaga, kepala juga terasa pusing. Mungkin karena melakukan transfusi darah dan juga tidak tidur semalaman. "Paman Alex, kenapa wajahmu sangat pucat? "Arion duduk di kursi yang ada di depan Alex. Setelah bertanya tentang keadaan Alex, Arion kembali sibuk dengan ponsel ditangannya. Bisa dikatakan sejak menikah, pria itu mengalami penyakit bucin akut."Apa pekerjaanmu sangat banyak sehingga tidak bisa tidur?" Tanya Sebastian dengan wajah serius. Mendapatkan perhatian dari kedua bos besarnya, tentu saja membuat Alex senang. Siapa tahu setelah ini dia akan diberikan cuti panjang. "Semalam aku tidak tidur." Alex mengusap wajahnya. "Kenapa tidak tidur? "Arion memperhatikan wajah Alex yang tampak lesu. "Apa karena Paman Alex kesepian?"Perkataan Arion benar-benar membuat Alek kesal. "Wajar saja dia kesepian, dia sudah menduda sekitar 4 tahun." Sebastian berkata sambil mengangkat 4 jarinya. Kelakuan paman dan keponakan itu membua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 178

    Alex memandang Arion. Memilih rumah untuk Arion bukanlah hal yang mudah. Semuanya harus sesuai ketentuan dari Arion. Berbeda dengan Sebastian, yang lebih memilih untuk menerima tanpa banyak protes."Masalah rumah sudah siap. Sebaiknya kalian bawa dulu para istri untuk melihatnya, jika ada yang tidak cocok, akan aku rubah sesuai selera," saran Alex. Sepertinya cuti panjang hanyalah mimpi untuk Alex. Pada kenyataannya, kedua bosnya sedang di mabuk cinta. Dengan seperti ini pekerjaannya pasti akan semakin bertambah."Ya aku akan membawa Zahira ke sana." Arion tersenyum senang. Ketika membayangkan wajah bahagia sangat istri."Aku juga akan mengajak Zia melihat rumah baru kami," kata Sebastian.Alex hanya diam sambil menganggukkan kepalanya. "Apa kamu tidak mau tahu tentang kondisi Sherina?" Alex memandang Arion.Selama ini Arion yang begitu dekat dengan Sherina. Namun kenyataan pahitnyaa justru orang yang paling disayangi merupakan anak dari pembunuhan kedua orangtuanya."Aku tidak mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21

Bab terbaru

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 211

    "Mas, aku gugup." Fatimah berkata sambil terus menggenggam tangan Alex. Hari ini adalah hari yang sangat ia nantikan. Dimana perban wajah dan perban mata akan dibuka. Namun entah mengapa Fatimah merasa takut dan juga gugup. Bagaimana jika operasi wajahnya gagal. Bisa saja wajahnya akan tampak menyeramkan. Atau mata yang tidak bisa melihat. "Jangan takut, operasi kamu pasti berjalan dengan sangat baik. Setelah ini kamu akan menjadi wanita tercantik." Alex paham dengan apa yang dirasakan calon istrinya. Karena itu dia menghibur calon istrinya tersebut. "Setelah buka perban, ternyata hasilnya di luar harapan. Apakah Mas masih mau dengan aku?" Fatimah berkata dengan nada sedih. Rasa cintanya sudah sangat besar untuk Alex, ia tidak akan sanggup jika kehilangan pria tersebut."Di luar harapan seperti apa maksudnya?" Alex tersenyum dan kemudian mencium punggung tangan Fatimah. "Banyak kan hasil operasi yang gagal. Misalnya saja setelah operasi wajahnya jadi aneh, atau mungkin menyeramkan

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 210

    Meskipun diminta untuk beristirahat, namun Alex tidak menuruti perintah Vandra. Dengan setia ia menunggu Fatima di depan ruangan observasi. "Tuan Alex, nona Fatimah sudah sadar." Dokter yang memantau kondisi Fatimah langsung memberi tahu Alex. Mereka sangat kagum melihat cinta Alex yang begitu tulus untuk Fatimah. Didunia ini sangat langka bisa di temukan pria seperti Alex. Pria yang mencintai tanpa memandang fisik. "Benarkah? Apakah saya bisa langsung melihatnya?" Alex yang sudah tampak kelelahan, langsung bersemangat ketika mendengar kabar tentang calon istrinya."Silahkan." Dokter berkaca mata itu membersihkan Alex untuk masuk. "Jika nanti nona Fatimah meminta minum, anda berikan saja minum sedikit. Di sana sudah ada gelas minum serta takarannya. Nona Fatimah boleh minum persatu jam." Dokter berkaca mata itu menjelaskan.Dengan cepat Alex menganggukkan kepalanya. Ia langsung masuk ke ruangan operasi. Hal pertama yang dirasakannya, rasa sakit dan perih. Ia tidak bisa membayangkan

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 209

    Alex menunggu di depan ruang operasi bersama dengan Arion dan Sebastian. Namun karena operasi berjalan sangat lama, Arion dan Sebastian pulang. Kini tinggal Alex seorang yang menunggu. 20 jam menunggu akhirnya lampu yang menyala di ruang operasi dipadamkan. Ini pertanda bahwa operasi telah selesai. Namun tetap saja Alex merasakan jantungnya yang berdebar dengan cepat. Bagaimana jika operasi tidak berjalan dengan baik. Hal itu rasanya tidak mungkin, mengingat tim dokter yang disediakan oleh Arion bukanlah tim Dokter sembarangan. Bahkan Arion mendatangkan dokter-dokter dari luar negeri yang memang sudah terkenal dengan kemampuan dibidangnya masing-masing. Pintu ruangan terbuka, tim Dokter pun keluar dari dalam ruangan. "Dokter Vandra, bagaimana kondisinya?" Alex langsung bertanya dengan Vandra yang merupakan ketua tim."Operasi berjalan dengan lancar namun pasien masih dalam keadaan kritis. Dalam artian kita akan menunggu selama 24 jam untuk memantau kondisi pasien. Jika kondisi pa

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 208

    Arion sibuk mengganti popok putrinya yang sedang pup. Dengan sangat telaten, pria tampan itu membersihkan pantat bayinya dengan tisu basah. Setelah bersih barulah memasangkan popok yang baru. Arion sangat menikmati perannya menjadi seorang ayah. Ketika putri kecilnya menangis, ia yang bangun lebih dulu. Jika bayi cantik itu bangun karena merasa tidak nyaman dan meminta diganti pipok, Arion tidak akan membangunkan istrinya, dia yang akan menganggti sendiri."Anak Daddy sudah wangi." Arion tersenyum dan mencium pipi bulat putrinya. "Kamu sangat cantik, Mirip mommy." Arion berkata sambil memandang Zahira yang tertidur lelap. Bayi cantik itu memandang Arion dengan bibir bulat. Seakan ia sedang berbicara dengan Daddy nya. Wajah bayi cantik itu sangatlah sempurna. Hidung mancung, bibir kecil, warna kulit putih kemerahan dan rambut yang berwarna coklat. Meskipun paras wajahnya mirip Zahira, namun warna kulit, hidung, mata, Serta alis, milik sang Daddy. Sepertinya bayi cantik itu sangat p

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 207

    "Paman, sudah 1 bulan aku disini. Aku bosan mencium aroma obat dan juga aroma desinfektan. Aku rindu aroma kamar. Aku rindu dengan tempat tidur yang empuk seperti di dalam kamar ku. Paman, Aku ingin pulang. Apa Paman bisa meminta izin dengan dokter?" Tanya Shelina. Alex diam beberapa saat. "Ya Paman, aku sudah tidak mau lagi merasakan seperti ini. aku ingin pulang saja. Aku sudah lelah merasakan jarum suntik yang selalu menusuk kulit ku. Aku juga sudah bosan minum obat, hingga lidah ku terasa pahit. Aku ingin menikmati hidup, makan yang banyak tanpa larangan. Minum-minum yang manis dan segar. Aku juga ingin makan bakso dengan cabe rawit." Shelina sudah seperti orang yang pasrah dan putus asa. Ia tidak ingin menghabiskan sisa umurnya di atas tempat tidur pasien. "Kamu jangan bicara seperti itu. Dokter sedang mengatur jadwal operasi kamu. Ada orang yang bersedia mendonorkan mata serta ginjalnya." Alex memberi tahu Shelina. Setelah mendengar ini, ia berharap Shelina akan bersemang

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 206

    Mendengar perkataan Arion, Zahira pun menganggukkan kepalanya. Dia kembali mengejan. Satu kali, dua kali hingga 3 kali, akhirnya terdengar suara bayi memenuhi ruangan. Suaranya benar-benar ngebas dan melengking. "Bisa dipastikan bakal jadi rocker." Dokter yang membantunya berkata dengan tertawa. Bayi perempuan itu benar-benar sangat cantik dengan hidung yang mancung seperti Daddy nya. Sedangkan bibir kecil seperti mommy nya. "Ini tidak mirip dengan dokter Zahira." Dokter itu langsung memberikan penilaian sambil mengamati wajah cantik bayi tersebut."Iya, mirip dengan Daddy nya," kata suster yang satunya. "Ini mirip dokter Zahira." Suster yang sedang membersihkan bayi cantik itu ikut berbicara. "Mirip sekali dengan dokter Zahira," kata dokter anak yang sedang memeriksa detak jantung bayi. Arion dan Zahira tampak kebingungan ketika melihat tim medis yang ribut memperdebatkan masalah anak yang mirip ibu atau mirip ayahnya. "Sebaiknya kalian jangan berkelahi. Kami membuat dan saling

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 205

    Didalam mobil Sebastian duduk di posisi tengah. Sedangkan Zahira di sebelah kiri dan Zia disebelah kanan. Pria itu tampak kewalahan ketika menghadapi istri, serta istri dari keponakannya. Rambutnya ditarik dari sebelah kanan dan kiri. Hingga dia harus merasakan sakit di kulit kepalanya. Mengapa kedua wanita ini begitu sangat kejam hingga menyiksanya seperti ini. Sebenarnya yang salah siapa, apakah calon anak dan juga calon keponakannya? Sebastian hanya bisa pasrah ketika rambutnya di tarik dari segala arah. Bukan hanya rambut saja yang ditarik Zahira dan Zia, tangan kiri kanan juga menjadi sasaran kesakitan kedua wanita tersebut.Selama perjalanan ke rumah sakit, Sebastian merasakan penderitaan yang luar biasa. Kedua wanita itu yang akan melahirkan, namun dia juga merasakan kesakitan yang tidak kalah hebatnya. Belum lagi Zia yang mengomel karena menganggap ini semua karena ulah Sebastian.Namun rasa kesal di hatinya mendadak hilang ketika melihat wajah Zia yang begitu sangat kesaki

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 204

    Mpok Siti berlari ke rumah Sebastian tanpa memutuskan sambungan telepon dengan Arion. "Tuan Sebastian!" Empok Siti langsung memanggil Sebastian. "Ada apa mpok." Sebastian tampak sedang panik. Pria itu baru saja keluar dari kamar sambil memapah istrinya."Tuhan Sebastian, Nyonya Zahira sedang kesakitan. Sedangkan Tuan Arion sekarang di rumah sakit. Jika menunggu tuan Arion pulang, takutnya Nyonya Zahira kelamaan menahan sakitnya. Apakah tuan bisa membawa Nyonya Zahira ke rumah sakit." Mpok Siti berkata dengan tergesa-gesa. Tampak jelas bahwa wanita paruh baya itu benar-benar panik dan mencemaskan kondisi majikannya. "Zia juga sedang kesakitan mau melahirkan. Saya juga mau ke rumah sakit. Baiklah sekalian saja saya akan membawa mereka langsung ke rumah sakit," kata Sebastian "Nyonya Zia juga akan melahirkan?" Mpok Siti terkejut ketika mendengar perkataan dari Sebastian. "Iya, Mpok tolong bawakan tas ke mobil." Sebastian menunjuk tas yang sudah disiapkannya."Baik Tuan." Mpok Siti

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy RizhĀ Ā Ā Bab 203

    "Paman, segera temukan orang yang menyiram Sherina dengan air keras. Aku yakin pelakunya sama dengan orang yang menikam Shelina." Arion berkata dengan wajah marah.Meskipun Heru begitu kejam terhadapnya namun ia tidak sepenuhnya membenci Shelina. Rasa sayang terhadap Shelina tidak akan pernah hilang begitu saja.Melihat Shelina sakit hingga tubuhnya kurus seperti ini saja sudah membuat dia sedih. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada yang mau mendonorkan ginjal untuk gadis malang tersebut."Baik," jawab Alex. Tanpa di perintahkan Arion, ia akan mencari orang itu sampai dapat. "Berikan perawatan terbaik untuk Sherina. Aku ingin dia ditangani oleh dokter kulit terbaik. Begitu juga dengan matanya. Jika perlu kamu boleh mendatangkan dokter dari luar negeri. "Arion berkata sambil memandang Dokter Vandra yang duduk di depannya. "Baiklah, aku memiliki teman yang merupakan dokter terbaik di dunia. Aku akan mengundangnya datang ke sini. Aku yakin dia pasti bersedia untuk memb

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status