Share

Bab 166

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Zahira hanya tersenyum memandang ke arah suaminya dan keluar dari kamar. Ia langsung kamar Sebastian untuk melanjutkan memeriksa Zia.

Tanda petir bibi ini tampung dulu ya air seninya. "Eliza memberikan wadah kecil untuk Zia.

"Apa mau buang air kecil?" Sebastian mengusap kepala istrinya.

"Ya mas," jawab Zia yang mencoba untuk duduk.

"Mas gendong saja sayang." Sebastian tidak tega melihat istrinya yang tampak begitu lemah. Pada akhirnya pria bertubuh tinggi itu menggendong tubuh istrinya ke kamar mandi.

"Mas jangan gini, malu sama Zahira." Zia menyembunyikan wajah cantik didada bidang suaminya.

"Santai aja mereka juga biasa kok kayak gitu." Sebastian tidak menghiraukan colotehan istrinya. Dia terus saja menggendong Zia dan membawanya ke kamar mandi.

"Mas keluar dulu." Zia mengusir Sebastian.

Sebas mengulum senyumnya sambil memegang Zia. Apa istrinya itu lupa bahwa setiap malam ia akan melihat semuanya hingga ke lubang terkecil sekalipun.

"Sayang, tidak usah malu dengan mas. Kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 167

    "Hira akan menjadi kakak, kakak yang manis." Lagi-lagi Zahira melihatkan deretan giginya yang putih dan bersih. "Zahira, kamu tidak bercanda?" Sebastian memandang Zahira dengan jantung berdebar kencang."Tidak, sekali lagi Hira ucapin selamat. Untuk selanjutnya, Paman bisa membawa Bibi periksa ke dokter spesialis kandungan."Sebastian memandang istrinya dengan wajah tersenyum namun mata berkaca-kaca. "Sayang apa kamu dengar tadi apa yang dikatakan Zahira?"Zia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Apa beneran Zia a hamil mas?""Hasil alat tes kehamilan ini 99% akurat Bibi. Namun kita nggak juga sih berani mengatakan 99% jadi kita bisa mengatakannya 95% akurat jadi kemungkinan hasil ini salah sulit." Zahira menjawab dengan yakin."Jadi Bibi hamil?" Zia memandang Zahira dengan mata berkaca-kaca. Kabar ini sungguh membuat ia bahagia. Sebastian tidak menuntut untuk memiliki anak dalam waktu cepat. Namun pria itu selalu mengatakan tentang anak. Tampak jelas bahwa Sebastian merinduka

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 168

    Zahira masuk ke dalam kamar, dilihatnya Arion yang sedang berbaring di atas tempat tidur. Di sana sudah ada dokter Vandra dan juga Lily."Mbak Lily, Hira kangen." Zahira langsung berpelukan dengan bodyguard cantiknya.Lily tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Saya juga sangat kangen dengan nona Zahira."Setelah Vandra menjadi wakil direktur di rumah sakit milik Zahira. Pria itu meminta agar Lily menjadi asisten pribadinya. Kondisi Lily yang sedang terluka dan patah hati, pasti langsung menyetujui. Karena ia ingin melupakan Sebastian. Jalan terbaik menjauh seperti ini."Dokter Vandra, Saya baru saja berencana menghubungi anda." Zahira tersenyum memandang rekan seprofesinya itu. Jika dulu Zahira yang hormat kepada dokter Vandra. Namun sekarang tentu berbeda, karena Zahira pemilik rumah sakit tempat ia bekerja."Suamimu sudah menghubungiku dan kebetulan kami sudah berada di dekat sini. Ada urusan yang harus aku bicarakan denganmu. "Dokter Vandra pun tersenyum. "Sudah berapa hari su

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 169

    Setelah menyelesaikan buang air kecil, Zahira mulai menguji alat tes kehamilan dengan memakai air seninya. Dia pun menunggu beberapa menit hingga alat itu sudah menunjukkan garis dua. "Hubby." Zahira tersenyum dan memperlihatkan alat tes kehamilan di tangannya. "Apa maksudnya?" tanya Arion sambil memegang alat tes kehamilan tersebut. "Hira hamil, positif," jelas Zahira. Tidak ada respon yang diberikan Arion. Tubuhnya membeku ketika mendengar bahwa istrinya sedang hamil. "Hubby, apa gak senang?" Zahira bertanya dengan kesal. Zahira sempat berpikir bahwa responden Arion akan melebihi Sebastian, ketika mengetahui kehamilannya. Ternyata tidak, Arion hanya diam. Arion masih terdiam menatap istrinya. "Hubby gak suka ya Hira hamil." Zahira kesal dan berniat meninggalkan Arion. Mata Arion terbuka lebar mendengar perkataan Zahira. Pria bertubuh tinggi dan tegap itu menarik tangan Zahira dan kemudian memeluknya. "Kamu tidak bercanda?" Arion sedikit berbisik di daun telinga Zahira. "

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 170

    Begitu menyedihkannya nasib seorang Sherina Irawan. Namun, apakah ada yang merasa kasihan terhadap gadis itu? Meskipun hidupnya sudah diambang Kematian? Jawabnya tentu saja tidak. Siaran langsung yang dilakukan para wartawan, mendapatkan komentar negatif dari netizen. Hampir semua komentar mendoakan kematiannya. Dalam waktu 15 menit, motor yang dikendarai seorang wartawan, sampai di rumah sakit. Seorang perawat datang dengan membawa tempat tidur. Setelah meletakkan tubuh Serina di atas bangsal, perawat langsung mendorong bangsal itu ke ruangan UGD. Pak Andi berada di depan ruangan dengan penuh kecemasan. Tidak lama kemudian pihak kepolisian datang dan bergabung dengan dosen tersebut. "Bagaimana kondisi Sherina?" Tanya Briptu Amri. "Belum tahu, dokter belum keluar," jawab pak Andi. Sherina dikenal sebagai mahasiswi yang baik dan pintar. Bahkan putri bungsu Heru itu, bergabung dengan organisasi kemanusiaan. Ia selalu memberikan bantuan untuk mahasiswa yang mengalami mu

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 171

    Bu Mona terlihat sangat cemas dan juga frustasi. Mengapa para mahasiswa yang selalu dikenal sebagai kelompok cendikia, bisa berbuat seperti ini. Apakah rasa kemanusiaan mereka sudah mati? Apakah pantas Sherina yang menanggung semua dosa keluarganya. "Lalu bagaimana pak, nyawa Sherina bisa tidak tertolong jika kita tidak dapat pendonor.""Saya akan pergi mencari pendonor di sekitar rumah sakit. Biasanya orang-orang di sini banyak yang mau menjadi pendonor darah." Kata pak Andi. Para tukang gojek dan pedagang yang mangkal disekitar rumah sakit, biasanya mau mendonorkan darah, asalkan pihak keluarga mau memberikan uang sesuai dengan kesepakatan."Semoga kita bisa mendapatkan banyak pendonor. Apa pak Andi butuh di temani?" Tanya ibu Mona. "Tidak usah," jawab pak Andi."Berapa mereka minta uang untuk satu kantong darah, pak?" Tanya ibu Mona."Dengar kabar 1 hingga 1,5 juta.""Jika pak Andi tidak ada uang, kebetulan saya ada. Bapak bisa pakai."Pak Andi menganggukkan kepalanya. "Nanti ji

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 172

    "Kenapa tidak bilang kalau ingin mengambil darahku?" Pria bertubuh tinggi itu duduk dengan wajah pucat setelah mendonorkan darahnya. "Hanya mengambil darah, tidak ada yang perlu ditakutkan. Setelah mendonorkan darah, mas bisa hidup lebih baik." Briptu Ambri berkata dengan santai. "Kau tahu sendiri aku sangat tidak suka dengan jarum-jarum seperti ini." Pria itu memandang ngeri jarum yang digunakan untuk mengambil darahnya. "Seorang pembalap takut jarum suntik? aneh sekali." Briptu Ambri tersenyum mengejek. "Pembalap duduk di atas mobil sambil megang setir bukan main jarum.""Hari ini mas Alex sudah menjadi pahlawan. Satu kantong darah ini sudah menyelamatkan satu nyawa." Polisi berwajah manis itu tersenyum sambil menepuk pundak Alex."Untuk siapa?" Alex bertanya sambil mengambil minuman kotak sari kacang ijo. "Sherina." Jawab Briptu Ambri. "Sherina, Anak Heru?" Alex sedikit terkejut mendengar jawaban Briptu Ambri."Iya," jawab Bribtu Ambri singkat."Kenapa dia?" Alex tidak menya

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 173

    Arion beranggapan bahwa penderitaannya sudah berakhir setelah memanjat pohon mangga, namun ternyata belum. Pria berwajah tampan itu diminta istrinya mengupas kulit mangga. "Paman, bergetah, Aku tidak suka tanganku kena getah." Arion berkata dengan suara yang sangat pelan agar Zahira tidak mendengarnya. "Jangan mengeluh ini untuk anakmu." Sebastian mengingatkan Arion. Sebastian duduk santai sambil mengupas mangga untuk istrinya. Sedangkan istri-istri Mereka tampak kompak membuat kuah rujak. "By, sudah siap belum?" tanya Zahira."Sedikit lagi sweet heart," jawab Arion."Cepat ya by, soalnya bumbu rujak kami sudah hampir selesai." "Iya." Arion menganggukkan kepalanya. Arion sangat senang ketika sukses mengupas 1 butir mangga. Sesuai perintah sang istri, daging mengiris diiris tipis-tipis dan memasukkannya ke dalam piring."Mas, sudah selesai." Zia berkata sambil memandang mangga yang sudah didalam Piring. "Sudah sayang," jawab Sebastian dengan tersenyum menunjukkan mangga yang su

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 174

    Alex dan Bribtu Ambri duduk di depan ruangan operasi Sherina. Sudah 3 jam operasi berlangsung, namun belum ada tanda-tanda pintu ruangan itu akan terbuka.Sedangkan dua orang dosen, sudah izin pulang sejak 1 jam yang lalu."Aku sangat pusing dalam kasus ini. Padahal dalang kejahatan sudah di tangkap. Mereka juga sedang menunggu persidangan pertama. Namun mengapa pembencinya harus melampiaskan kemarahan mereka terhadap Sherina." Bribtu Ambri berkata dengan tatapan tertuju ke arah pintu. "Siapapun, pasti akan membenci anak seorang pembunuh," jawab Alex. Tidak terkecuali dirinya sendiri. Perbuatan keji Heru, membuat ia ikut membenci Sherina. Jika tadi tahu darahnya untuk Sherina, mungkin Alex tidak akan mau memberikannya. Namun melihat nasib Putri bungsu Heru yang seperti ini, ada rasa kasihan terhadap gadis tersebut."Apa yang harus aku lakukan mas? Saat ini keselamatan Sherina sudah terancam. Jika dia selamat, mungkin pelaku akan kembali datang. Bahkan mungkin akan muncul pembunuh lai

Bab terbaru

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 190

    Sherina tersenyum memandang pria yang sudah berdiri di depan apartemennya. Kali ini pria itu datang tidak sendiri namun dengan seorang gadis kecil. "Paman sudah pulang dari luar kota ya?" Tanya Sherina dengan tersenyum manis. Sudah satu minggu ia tidak bertemu dengan Alex. Ada rasa rindu ketika tidak melihat pria tersebut. Mungkin karena hanya Alex, satu-satunya orang yang perduli dan mau dekat dengannya. "Ya baru saja," jawab Alex dengan sedikit tersenyum.Pria berwajah tampan itu tidak datang sendiri. Kali ini ia datang bersama dengan gadis kecilnya yang cerewet."Sebenarnya papi sangat lelah, tapi aku yang memaksanya untuk datang ke sini. Aku ingin bertemu dengan kak Sherin," celoteh gadis kecil berusia 5 tahun tersebut.Sherina gemas melihat Celine bercerita. Apa lagi bibirnya yang yang tipis maju hingga beberapa centi. Shelina menundukkan tubuhnya. Kemudian menyapa gadis kecil memakai bando berwarna merah tersebut. "Hai cewek cantik."Celine memandang Sherina dengan tersenyum

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 189

    Satu bulan sudah Sherina berapa di rumah sakit. Hari ini dia sudah diperbolehkan pulang. Tidak ada sahabat atau kerabat yang menjemputnya. Karena itu ia akan pulang sendiri. Sebenarnya Alex sudah berjanji untuk menjemputnya dari rumah sakit. Namun ternyata pria itu mendadak di tugaskan ke luar kota selama 1 Minggu.Saat ini ia memakai masker, kaca mata hitam serta topi. Sherina tidak ingin ada orang yang mengenalinya. Sherina mengambil barang-barangnya yang hanya tas kuliah dan satu buah tas kecil yang berisi pakaian dalam, beberapa baju dan barang-barang keperluan wanita. Semua barang ini Alex yang memberikannya. Selama berada di rumah sakit, pria itu selalu menemani Sherina. Bahkan Alex menemani ketika Sherina cuci darah untuk yang pertama kalinya. Efek dari penusukan yang dialaminya, Sherina menderita gagal ginjal. Karena itu ia harus cuci darah 1 kali dalam seminggu.Kasus penikaman terhadapnya tidak dilanjutkan karena tidak ada bukti. Sherina juga meminta pihak kepolisian menut

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 188

    Sherina hanya bisa menangis ketika melihat persidangan kedua orang tua beserta kakaknya lewat televisi. Mengapa harus seperti ini akhir dari keluarganya. Hanya pertanyaan ini yang selalu dipertanyakan Sherina. Setelah kasus kejahatan orang tuanya terungkap tidak ada lagi kebahagiaan. Dunianya gelap dan berkabut."Jujur aku tidak sanggup." kalimat itu yang keluar dari bibir pucat Sherina. Masalah seberat ini, ia harus memukulnya sendiri. Dengan kondisi tubuh yang lemah, mental tidak stabil, bagaimana mungkin Sherina bisa menjadi sosok yang kuat untuk keluarganya.Dengan perasaan yang bercampur aduk, ia menonton berita persidangan tersebut. Sherina seperti tidak mengenali sosok Heru Ema beserta Alina ketika semua perbuatan mereka di bacakan oleh jaksa penuntut. Ia berharap papi, mami dan juga Alina menolak tuduhan demi tuduhan. Namun ternyata tidak, mereka mengakui semua perbuatan yang telah mereka lakukan. Ia baru menyadari bahwa apa yang selama ini yang dimakan nya berasal dari cuc

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 187

    Lily merasakan sakit yang luar biasa ketika Heru memaparkan perbuatan yang telah dilakukannya terhadap Basri. Sebagai seorang anak dia ingin orang itu mati di tangannya. Namun ia harus menepati janji terhadap Sebastian."Kamu tidak boleh bersedih. Kedua orang tua beserta adik kamu sudah bahagia dan tenang disana. Kamu sudah berjuang menuntut keadilan untuk mereka. Heru beserta keluarganya akan membayar semuanya." Vandra yang duduk di sebelah Lily berusaha untuk menenangkan gadis cantik tersebut. Di mata orang, Lily merupakan gadis yang sangat kuat. Namun nyatanya tidak, dia hanyalah wanita biasa yang menjadikan air mata sebagai simbol kesedihan."Ya aku juga tahu hal itu, hanya saja hukuman yang mereka dapatkan belum sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan. Nyawa mereka tidak sepadan dengan nyawa kedua orang tua beserta adikku."Lily berkata dengan wajah merah. "Di dunia saja mereka sudah mendapatkan balasan yang sangat pedih. Apalagi di akhirat nanti. Mereka akan meninggalkan

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 186

    Wanita paruh baya itu duduk dengan menundukkan kepalanya. Air mata bentuk penyesalan tak henti-hentinya menetes ketika jaksa penuntut membacakan semua kejahatan yang dia lakukan. Setiap kejahatan yang dilakukannya di masa lalu diuraikan satu persatu oleh jaksa penuntut. Jika dulu ia akan merasa puas dan bangga karena apa yang direncanakan berjalan dengan sempurna. Setiap kali melakukan tindakan pembunuhan, tidak ada satu orangpun pihak kepolisian berhasil mengungkap pelakunya. Hal ini yang membuat Ema semakin bangga dengan kejeniusan yang dia miliki.Namun kini ia merasa ketakutan setiap kali mendengar jaksa penuntut membacakan semua bukti kejahatannya. Tubuhnya bergetar hebat ketika jaksa menuntut membacakan secara rinci bagaimana para korban meregang nyawa.Ema memang jenius, dia berada di belakang Heru. Setiap ide yang diberikannya selalu berjalan dengan sempurna. Namun sayang kelebihan yang diberikan sang pencipta digunakan untuk berbuat hal yang buruk. "Saudari Ema, peristiwa p

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 185

    "Paman Sebastian, sudah siap berangkat ke pengadilan?" Tanya Zahira dengan tersenyum dan kemudian duduk di kursi makan yang sudah di sediakan Arion. "Iya, kita akan pergi bersama-sama," jawab Sebastian dengan tersenyum hangat. "Kalau begitu kita sarapan dulu." Zahira memandang 4 porsi nasi goreng yang sudah disediakan Mpok Siti. Ternyata ART nya sangat hafal dengan kebiasaan pemilik rumah berserta tetangganya yang selalu datang sarapan pagi tanpa pernah absen. "Iya Bibi juga sudah sangat lapar." Zia tersenyum dan mulai memasukkan goreng ke mulutnya. "Paman apakah di rumahmu tidak ada sarapan?" Arion berbisik di dekat daun telinga Sebastian. "Ada," jawab Sebastian dengan santai sambil menyantap nasi gorengnya. "Terus kenapa setiap kali sarapan, makan siang dan makan malam, selalu datang ke rumahku?" "Aku juga malu melakukan ini semua, hanya saja Bibi mu yang tidak tahu malu. Setiap kali mau makan dia pasti akan meminta untuk makan di sini. Kau tenang saja, untuk masalah dapu

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 184

    Hari yang dinantikan akhirnya tiba. Ini merupakan momen pertama Arion berjumpa dengan Heru. Setelah peristiwa berdarah di mansion.Entah mengapa ia memiliki firasat bahwa pengikut Heru masih ada di lingkungannya. Kekayaan yang Heru miliki, tidaklah fantastis. Tidak mungkin jika dia sanggup mendanai semua aksi kejahatannya. Setelah Heru tertangkap, Arion belum benar-benar tenang. Tidak mungkin jika pamannya itu bergerak sendiri. Nyali Heru tidak sekuat ini, terkecuali ada orang kuat dan hebat berdiri di belakangnya. Heru hanya pion, yang diimingi menjadi raja. Arion masih terus memantau setiap gerak-gerik orang-orang yang berada di dekatnya. Apakah itu di kantor ataupun orang-orang yang masih diberinya kepercayaan. Meskipun nasib Heru sudah jelas, belum tentu orang itu bisa diam. Bisa saja orang yang selama ini membantu Heru, memanfaatkan situasi dan mencari keuntungan. "Hubby." Zahira menggenggam erat tangan suaminya. Suara Zahira, sentuhan lembut tangannya, menarik kesadaran Ar

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 183

    Kesedihan yang tadi dirasakan Sherina berangsur berkurang ketika mendengar perkataan Briptu Amri. "Briptu Ambri nggak bohong kan?""Tidak, saat ini lebih baik kamu tidak muncul di depan publik." Sherina dengan cepat menganggukkan kepalanya. Sejak tadi dia memikirkan untuk bisa datang ke persidangan. Walau bagaimanapun setelah kejadian penusukan yang dilakukan oleh pembencinya, Sherina takut untuk bertemu dengan orang. "Paman Alex." Sherina tersenyum sambil menyapa Alex yang sejak tadi hanya diam dan mendengarkan obrolan antara Sherina dan Ambri."Apa kamu masih ingat wajah orang yang menusuk kamu? "Betul Amri ini kembali ke kasus Sherina. Sherina menggelengkan kepalanya. Kejadian itu begitu sangat cepat hingga dia tidak bisa mengingat dengan jelas. Namun ketika orang itu menusukkan pisau di perutnya Sherina masih sempat memandang wajahnya. Sherina kembali diam sambil terus mengingat di mana barisan orang itu berada. Sherina kembali menggelengkan kepalanya."Kamu yakin tidak ingat

  • Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh   Bab 182

    Didalam kamar ini tidak ada suara apapun yang terdengar. Hanya suara hembusan napas panjang, pendek yang menjadi bukti bahwa ada seorang gadis yang sedang berbaring lemah diatas tempat tidur.Luka tusukan yang dialaminya begitu sangat parah. Satu ginjalnya harus segera dioperasi karena takut akan ada efek lain yang lebih buruk lagi. Namun dokter mengatakan bahwa operasi masih bisa menunggu hingga sampai 6 bulan mendatang. Berharap Sherina mendapatkan pendonor sebelum 6 bulan. Untuk sementara waktu, ia harus menjalani pengobatan rutin serta cuci darah.Selama dua Minggu tidak sadarkan diri, begitu banyak informasi yang tidak dia ketahui. Sherina ingin melihat berita online di ponselnya. Namun saat ini ia tidak tahu handphone nya ada dimana. Setelah sadar selama 3 hari, tidak ada satu orangpun yang datang menjenguknya. Hanya beberapa orang pihak kepolisian yang menanyakan kronologi kejadian.Terlalu sibuk dengan pikirannya hingga ia tidak menyadari keberadaan Briptu Ambri."Halo Sheri

DMCA.com Protection Status