Share

Bab 166

Zahira hanya tersenyum memandang ke arah suaminya dan keluar dari kamar. Ia langsung kamar Sebastian untuk melanjutkan memeriksa Zia.

Tanda petir bibi ini tampung dulu ya air seninya. "Eliza memberikan wadah kecil untuk Zia.

"Apa mau buang air kecil?" Sebastian mengusap kepala istrinya.

"Ya mas," jawab Zia yang mencoba untuk duduk.

"Mas gendong saja sayang." Sebastian tidak tega melihat istrinya yang tampak begitu lemah. Pada akhirnya pria bertubuh tinggi itu menggendong tubuh istrinya ke kamar mandi.

"Mas jangan gini, malu sama Zahira." Zia menyembunyikan wajah cantik didada bidang suaminya.

"Santai aja mereka juga biasa kok kayak gitu." Sebastian tidak menghiraukan colotehan istrinya. Dia terus saja menggendong Zia dan membawanya ke kamar mandi.

"Mas keluar dulu." Zia mengusir Sebastian.

Sebas mengulum senyumnya sambil memegang Zia. Apa istrinya itu lupa bahwa setiap malam ia akan melihat semuanya hingga ke lubang terkecil sekalipun.

"Sayang, tidak usah malu dengan mas. Kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status