Share

Bab 147

"Kok cemberut?" Sebastian bertanya dengan wajah tidak berdosa.

Zia memandang Sebastian sekilas kemudian melengos dengan wajah kesal.

"Sayang, kenapa gak dijawab." Sebastian tersenyum kecil ketika melihat istrinya yang sedang marah.

"Zia kesal sama mas," jawab Zia tanpa memandang wajah tampan suaminya.

"Kok gitu?" Lagi-lagi Sebastian menunjukkan ekspresi tidak bersalahnya.

"Mas, lihat rambut Zia, gak kering-kering. Baru aja kering, keramas lagi. Gitu terus-terusan." Zia dengan kesal melilitkan handuk di rambutnya. Mana suhu udara di puncak sangat dingin, dan dia justru keramas setiap saat.

Sebastian hanya diam sambil memandang ke rambut istrinya yang sudah dililit handuk.

"Minum obat aja satu hari 3X, sedang Zia harus keramas 1 hari 5 kali. Ini sudah over dosis namanya." Zia mengomeli suaminya.

Bukan hanya lelah keramas saja, tubuhnya juga terasa remuk dan lelah. Bahkan tidurnya juga sering terganggu karena ulah Sebastian.

"Sayang, usia ku sudah tidak muda lagi karena itu aku harus t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status