"Pak Smith," panggil Pedro. Dia tiba-tiba menghampiri Smith, lalu memeriksa nadinya. Kemudian, Pedro mengambil obat dan jarum suntik dari laci. Sesudah itu, dia menyuntikkan obat ke tubuh Smith.Wajah Smith perlahan memucat dan matanya hampir terpejam. Sepertinya, dia akan kehilangan kesadaran. Namun, Smith menggenggam tangan Paula dengan erat dan menatap Paula dengan penuh penantian. Dia berusaha untuk tidak pingsan.Paula tahu Smith berniat memaksanya untuk tidak pulang ke ibu kota besok. Namun, Paula tidak bisa memenuhi keinginan Smith.Smith seperti kehilangan kendali. Dia membuka mulut, tetapi dia tidak bisa bersuara. Paula merasa sedih melihat kondisi Smith.Berdasarkan sifat Paula, seharusnya dia sudah menyetujui Smith dari tadi. Dengan begitu, Smith bisa tidur dengan tenang.Namun, Paula teringat dengan Darwin yang menunggunya di ibu kota. Jadi, Paula tetap memutuskan untuk pulang. Paula berkata dengan lirih, "Maaf, Kakek. Besok aku harus pulang."Smith yang kecewa memejamkan m
Menurut cerita yang dilihat Paula di drama serial, seharusnya sekarang dia berebut harta dengan penerus yang dibimbing kakeknya. Kenapa Pedro dan Martin malah bersikap baik kepada Paula?"Menyerahkan kekayaanku? Ini kekayaan Pak Smith, bukan milikku," sahut Pedro. Dia tersenyum seraya mengangkat alisnya."Tapi, kalau aku nggak kembali, cepat atau lambat kekayaan ini akan menjadi milik kamu dan Martin," timpal Paula yang langsung mengutarakan pemikirannya.Pedro tersenyum lebar. Paula merasa Pedro terlihat sangat menawan saat tersenyum. Pedro menanggapi, "Kamu lihat kondisiku, belum tentu aku bisa berumur panjang. Untuk apa aku punya uang yang begitu banyak?""Aku membantu Pak Smith mengurus perusahaan hanya untuk membalas kebaikannya karena sudah membesarkanku. Kamu tenang saja. Aku nggak mengincar kekayaan Pak Smith, begitu pula dengan Kak Martin," lanjut Pedro.Ekspresi Pedro sangat serius saat berbicara. Wajah Paula memerah, dia merasa dirinya terlalu picik. Paula membalas, "Maaf, b
"Kakek sudah menghabiskan banyak uang," bisik Paula. Dia tahu jika sekarang dirinya tidak menerima kalung ini, dia akan mempermalukan Smith.Pedro menatap Paula lekat-lekat. Dia tidak memberi tahu Paula kalung ini bukan dibeli Smith. Pedro sudah membeli kalung ini sejak lama untuk Paula.Merias wajah membutuhkan waktu yang lama. Paula melihat Pedro sudah menunggu sangat lama, jadi dia menyarankan Pedro untuk beristirahat. Nanti Paula akan mencari Pedro setelah selesai.Namun, Pedro menolak, "Nggak apa-apa. Aku juga lagi senggang."Pedro duduk di belakang Paula. Jadi, Paula bisa langsung melihat Pedro dari cermin begitu mendongak. Untung saja, Pedro tidak terus memandangi Paula seperti tadi. Paula baru merasa lebih rileks.Sementara itu, Harry dan Tristan belum menemukan Paula setelah mencari di 2 lokasi yang dikirim Darwin. Jadi, mereka mencoba mengirim pesan kepada Paula lagi.[ Tuan Putri, kami ingin mengunjungi kakekmu. Apa kalian punya waktu? ]Sebelumnya, Paula memang tidak berani
Pedro mengangguk. Dia bahkan tersenyum menyanjung karena takut Paula pergi. Pedro berucap, "Tentu saja boleh."Paula teringat Pedro hanya anak angkat Smith. Jadi, Pedro harus mematuhi semua perintah Smith. Paula merasa seharusnya tadi dia tidak marah kepada Pedro. Namun, dia juga tidak ingin meminta maaf pada Smith.Jika Smith tidak mengizinkan Paula pulang, Pedro pasti akan membela Smith dan membantunya mencegat Paula. Kemudian, Paula tidak menghiraukan Pedro lagi. Dia langsung mengirim lokasinya kepada Harry dan Tristan.Pedro berdiri dan berkata dengan lembut, "Mereka nggak dapat undangan. Takutnya mereka nggak bisa masuk. Aku kabari bawahan dulu."Paula yang merasa bersalah membalas, "Maaf merepotkanmu. Terima kasih."Pedro melambaikan tangannya, lalu meninggalkan ruangan. Namun, dia tidak terlalu serius saat berpesan kepada pengawal. Sesudah itu, Pedro pergi ke kamar Smith.Martin masih berada di kamar Smith. Dia sedang melembapkan bibir Smith dengan kapas lidi yang dicelup ke air
"Aku memang nggak tunjukkan pada Pak Smith. Jadi, Pak Smith masih menganggap Paula teperdaya oleh pesona Darwin. Paula dibutakan oleh cinta," ucap Pedro.Pedro mengakui perbuatannya yang curang, tetapi dia juga bersyukur karena tidak menunjukkan dokumen itu kepada Smith.Smith memang membatalkan pernikahan Pedro dengan Paula. Hanya saja, dia membiarkan Pedro mengejar Paula dengan kemampuan sendiri. Jika Smith melihat dokumen itu, dia pasti akan menyuruh Pedro menyerah seperti Martin.Martin memperingatkan Pedro dengan ekspresi dingin, "Kamu tahu Pak Smith paling nggak suka dibohongi."Wajah Pedro memucat. Dia memohon kepada Martin dengan mata memerah, "Kak, tolong bantu aku. Ini nggak adil bagiku. Masa aku nggak berhak mengejar Paula?""Kalau makin banyak berkorban, kamu akan terjerumus. Untuk apa kamu berbuat seperti ini?" timpal Martin. Dia mendesah, sudah jelas dia tidak berniat membantu Pedro.Martin sudah mendampingi Smith selama bertahun-tahun. Dia tahu jelas perbuatan Pedro akan
Martin mendengus dan melepaskan Pedro. Kemudian, tirai di dalam ruangan dibuka. Paula yang mengenakan gaun berdiri di atas platform. Dia terlihat sangat menawan."Paula memakai gaun yang kupilih," gumam Pedro dengan ekspresi gembira. Di antara belasan gaun, Paula malah menyukai gaun yang dipilih Pedro. Mereka benar-benar berjodoh!"Wah, aku nggak pernah melihat wanita secantik kamu," puji penata rias sambil menutup mulutnya.Paula tersenyum canggung, lalu turun dari platform. Dia mengambil ponsel dan memberikannya kepada Martin sembari berujar, "Tolong foto aku."Martin mengangkat alisnya, lalu mengatur posisi kamera dan memotret Paula beberapa kali. Harus diakui, Paula sangat cantik setelah berdandan.Dulu, Paula terlihat polos. Namun, sekarang dia terlihat seksi dan dewasa. Paula tampak makin menawan.Pedro memberikan secangkir teh kepada Paula dan berucap, "Paula, gaun ini sangat cocok untukmu."Kebetulan, Pedro melihat Paula sedang mengirim pesan kepada Darwin.[ Dandananku hari in
Paula mengganti sepatu hak tinggi. Dia menggandeng lengan Smith dan berjalan masuk ke aula.Begitu pintu terbuka, tatapan puluhan orang tertuju pada Paula. Mereka memandang Paula dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang menatap dengan heran, sinis, dan kagum.Paula melihat beberapa orang yang biasanya hanya bisa dilihat di majalah atau berita. Saat ini, mereka semua memandang Smith dengan tatapan hormat dan kagum."Tenang. Ini tempat kita," bisik Smith sambil menepuk-nepuk telapak tangan Paula.Paula mengangguk. Dia menunjukkan senyuman yang sudah dia latih sejak awal.Setelah menyampaikan serangkaian ucapan selamat, pembawa acara berseru, "Sekarang mari kita sambut bintang tamu hari ini. Bu Paula, silakan naik ke panggung."Paula naik ke panggung didampingi Smith, Martin, dan Pedro."Pak Smith, katanya kamu membangun kastel ini khusus untuk Bu Paula. Bisa ceritakan kisahmu dengan Bu Paula?" tanya pembawa acara. Dia tersenyum seraya menyerahkan mikrofon kepada Smith.Smith menceritak
Smith telah menantikan acara keluarga ini selama belasan tahun. Dia telah mengorbankan harta ratusan miliar untuk membantu Paula mengatasi rintangan. Memikirkan ini, Paula tidak tega untuk membuat Smith malu dan sedih.Pedro memanfaatkan kesempatan untuk meraih tangan Paula. Dia berbisik di telinga Paula, "Ini hanya formalitas. Jangan buat Pak Smith marah."Paula menggigit bibir. Dia tidak menyetujui ataupun menolak. Dia dan Pedro berada dalam situasi tegang di atas panggung.Tatapan Pedro penuh dengan kecemasan. Dia takut Paula akan menentang rencana Smith dan takut Paula akan membenci dirinya karena hal ini.Smith batuk dua kali, lalu berbicara dengan lantang untuk menarik perhatian para tamu. Katanya, "Sekarang, aku umumkan Paula dan Pedro ...."Semuanya memandang kedua orang yang berada di atas panggung sambil bergosip. Ada gadis yang diam-diam menyukai Pedro dan tidak senang pada Paula. Ada juga keluarga yang ingin menjadi besan Smith. Mereka berdesah karena tidak berkesempatan me