"Kakek sudah menghabiskan banyak uang," bisik Paula. Dia tahu jika sekarang dirinya tidak menerima kalung ini, dia akan mempermalukan Smith.Pedro menatap Paula lekat-lekat. Dia tidak memberi tahu Paula kalung ini bukan dibeli Smith. Pedro sudah membeli kalung ini sejak lama untuk Paula.Merias wajah membutuhkan waktu yang lama. Paula melihat Pedro sudah menunggu sangat lama, jadi dia menyarankan Pedro untuk beristirahat. Nanti Paula akan mencari Pedro setelah selesai.Namun, Pedro menolak, "Nggak apa-apa. Aku juga lagi senggang."Pedro duduk di belakang Paula. Jadi, Paula bisa langsung melihat Pedro dari cermin begitu mendongak. Untung saja, Pedro tidak terus memandangi Paula seperti tadi. Paula baru merasa lebih rileks.Sementara itu, Harry dan Tristan belum menemukan Paula setelah mencari di 2 lokasi yang dikirim Darwin. Jadi, mereka mencoba mengirim pesan kepada Paula lagi.[ Tuan Putri, kami ingin mengunjungi kakekmu. Apa kalian punya waktu? ]Sebelumnya, Paula memang tidak berani
Pedro mengangguk. Dia bahkan tersenyum menyanjung karena takut Paula pergi. Pedro berucap, "Tentu saja boleh."Paula teringat Pedro hanya anak angkat Smith. Jadi, Pedro harus mematuhi semua perintah Smith. Paula merasa seharusnya tadi dia tidak marah kepada Pedro. Namun, dia juga tidak ingin meminta maaf pada Smith.Jika Smith tidak mengizinkan Paula pulang, Pedro pasti akan membela Smith dan membantunya mencegat Paula. Kemudian, Paula tidak menghiraukan Pedro lagi. Dia langsung mengirim lokasinya kepada Harry dan Tristan.Pedro berdiri dan berkata dengan lembut, "Mereka nggak dapat undangan. Takutnya mereka nggak bisa masuk. Aku kabari bawahan dulu."Paula yang merasa bersalah membalas, "Maaf merepotkanmu. Terima kasih."Pedro melambaikan tangannya, lalu meninggalkan ruangan. Namun, dia tidak terlalu serius saat berpesan kepada pengawal. Sesudah itu, Pedro pergi ke kamar Smith.Martin masih berada di kamar Smith. Dia sedang melembapkan bibir Smith dengan kapas lidi yang dicelup ke air
"Aku memang nggak tunjukkan pada Pak Smith. Jadi, Pak Smith masih menganggap Paula teperdaya oleh pesona Darwin. Paula dibutakan oleh cinta," ucap Pedro.Pedro mengakui perbuatannya yang curang, tetapi dia juga bersyukur karena tidak menunjukkan dokumen itu kepada Smith.Smith memang membatalkan pernikahan Pedro dengan Paula. Hanya saja, dia membiarkan Pedro mengejar Paula dengan kemampuan sendiri. Jika Smith melihat dokumen itu, dia pasti akan menyuruh Pedro menyerah seperti Martin.Martin memperingatkan Pedro dengan ekspresi dingin, "Kamu tahu Pak Smith paling nggak suka dibohongi."Wajah Pedro memucat. Dia memohon kepada Martin dengan mata memerah, "Kak, tolong bantu aku. Ini nggak adil bagiku. Masa aku nggak berhak mengejar Paula?""Kalau makin banyak berkorban, kamu akan terjerumus. Untuk apa kamu berbuat seperti ini?" timpal Martin. Dia mendesah, sudah jelas dia tidak berniat membantu Pedro.Martin sudah mendampingi Smith selama bertahun-tahun. Dia tahu jelas perbuatan Pedro akan
Martin mendengus dan melepaskan Pedro. Kemudian, tirai di dalam ruangan dibuka. Paula yang mengenakan gaun berdiri di atas platform. Dia terlihat sangat menawan."Paula memakai gaun yang kupilih," gumam Pedro dengan ekspresi gembira. Di antara belasan gaun, Paula malah menyukai gaun yang dipilih Pedro. Mereka benar-benar berjodoh!"Wah, aku nggak pernah melihat wanita secantik kamu," puji penata rias sambil menutup mulutnya.Paula tersenyum canggung, lalu turun dari platform. Dia mengambil ponsel dan memberikannya kepada Martin sembari berujar, "Tolong foto aku."Martin mengangkat alisnya, lalu mengatur posisi kamera dan memotret Paula beberapa kali. Harus diakui, Paula sangat cantik setelah berdandan.Dulu, Paula terlihat polos. Namun, sekarang dia terlihat seksi dan dewasa. Paula tampak makin menawan.Pedro memberikan secangkir teh kepada Paula dan berucap, "Paula, gaun ini sangat cocok untukmu."Kebetulan, Pedro melihat Paula sedang mengirim pesan kepada Darwin.[ Dandananku hari in
Paula mengganti sepatu hak tinggi. Dia menggandeng lengan Smith dan berjalan masuk ke aula.Begitu pintu terbuka, tatapan puluhan orang tertuju pada Paula. Mereka memandang Paula dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang menatap dengan heran, sinis, dan kagum.Paula melihat beberapa orang yang biasanya hanya bisa dilihat di majalah atau berita. Saat ini, mereka semua memandang Smith dengan tatapan hormat dan kagum."Tenang. Ini tempat kita," bisik Smith sambil menepuk-nepuk telapak tangan Paula.Paula mengangguk. Dia menunjukkan senyuman yang sudah dia latih sejak awal.Setelah menyampaikan serangkaian ucapan selamat, pembawa acara berseru, "Sekarang mari kita sambut bintang tamu hari ini. Bu Paula, silakan naik ke panggung."Paula naik ke panggung didampingi Smith, Martin, dan Pedro."Pak Smith, katanya kamu membangun kastel ini khusus untuk Bu Paula. Bisa ceritakan kisahmu dengan Bu Paula?" tanya pembawa acara. Dia tersenyum seraya menyerahkan mikrofon kepada Smith.Smith menceritak
Smith telah menantikan acara keluarga ini selama belasan tahun. Dia telah mengorbankan harta ratusan miliar untuk membantu Paula mengatasi rintangan. Memikirkan ini, Paula tidak tega untuk membuat Smith malu dan sedih.Pedro memanfaatkan kesempatan untuk meraih tangan Paula. Dia berbisik di telinga Paula, "Ini hanya formalitas. Jangan buat Pak Smith marah."Paula menggigit bibir. Dia tidak menyetujui ataupun menolak. Dia dan Pedro berada dalam situasi tegang di atas panggung.Tatapan Pedro penuh dengan kecemasan. Dia takut Paula akan menentang rencana Smith dan takut Paula akan membenci dirinya karena hal ini.Smith batuk dua kali, lalu berbicara dengan lantang untuk menarik perhatian para tamu. Katanya, "Sekarang, aku umumkan Paula dan Pedro ...."Semuanya memandang kedua orang yang berada di atas panggung sambil bergosip. Ada gadis yang diam-diam menyukai Pedro dan tidak senang pada Paula. Ada juga keluarga yang ingin menjadi besan Smith. Mereka berdesah karena tidak berkesempatan me
"Apa-apaan ini! Kamu mau meninggalkan kakekmu demi seorang pria?" teriak Smith. Dia berjalan dengan cepat dan gemetaran ke arah Paula.Lantaran takut Smith akan jatuh karena terlalu emosi, Paula buru-buru mengulurkan tangan untuk memapah Smith. Akan tetapi, tangannya malah ditepis dengan kuat."Kakek, aku sudah bilang sejak awal kalau aku punya suami dan anak. Kakek yang bersikeras. Kalau Kakek nggak mau acara ini menjadi berantakan, sebaiknya akui Darwin sebagai cucu menantumu," ucap Paula."Jangan harap! Kamu tahu apa yang sudah dia lakukan? Kamu sudah tertipu olehnya!" teriak Smith sembari memandang Paula dengan marah.Paula terlihat bingung. Menurutnya, Darwin tidak melakukan kesalahan terhadapnya.Darwin melirik Pedro dengan sinis, lalu berkata dengan tegas pada Smith, "Kakek, Martin paling paham seperti apa karakterku. Kalau kamu sudah tahu, tapi masih nggak mau mengakuiku, itu berarti aku memang belum cukup baik.""Aku akan memperlakukan Paula dengan lebih baik dan berusaha menj
Pedro bersandar di pundak Paula sambil menunjukkan senyuman untuk memprovokasi Darwin. Darwin mengernyit. Dia menarik pergelangan tangan Paula dan melarangnya menyentuh Pedro. Paula baru menerima segelas air dari pelayan, tetapi tangannya ditarik. Hal ini membuat air tumpah ke dadanya. Gaunnya seketika basah."Uhuk, uhuk. Air ...," ujar Pedro yang batuk sampai wajahnya merah. Dia mengulurkan tangan untuk meminta air. Lehernya terlihat begitu tegang."Bawakan segelas air lagi," perintah Paula dengan sedikit kesal.Pelayan segera membawakan segelas air lagi. Paula awalnya ingin meminta pelayan untuk langsung memberikan air kepada Pedro. Tidak disangka, Darwin mengambil gelas itu.Darwin memegang dagu Pedro, mengangkat kepalanya, dan langsung menuangkan air ke dalam mulutnya.Pedro seperti orang yang tenggelam. Kedua tangannya terus meronta sampai dua kancing kemeja Darwin terlepas. Adegan ini sangat aneh bagi Paula, terlihat seperti adegan dewasa.Setelah dicekoki segelas air, Pedro ter
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang