Paula menggigit bibirnya dan tidak berani menatap Darwin. Di piringnya tiba-tiba bertambah sepotong ikan asam manis. Tiba-tiba Darwin berkata dengan nada menggodanya, "Kalau ingin tahu sesuatu, langsung tanyakan saja padaku."Paula semakin menundukkan kepalanya menatap piringnya. Tiba-tiba notifikasi ponselnya berdering lagi. Paula membuka pesan WhatsApp itu dengan hati-hati. Ternyata kali ini adalah pesan dari Darwin.Darwin mengirimkan fotonya saat berselancar di laut. Di bawah sinar matahari, Darwin tertawa dengan sangat ceria. Sejak mengenalnya sampai sekarang, Paula belum pernah melihatnya tertawa sebahagia itu. Di bawahnya, tubuh Darwin terlihat kekar tapi tidak berlebihan. Otot perutnya juga terlihat jelas. Di bawah celana renangnya ....Paula buru-buru menutup ponselnya. Entah apa yang dipikirkannya sejak tadi."Bisa berenang nggak?" tanya Darwin dengan nada sedikit bercanda. Paula meliriknya sekilas, tapi tidak sadar bahwa wajahnya kini merona merah dan kedua matanya tampak je
"Buka pintunya, biarkan aku melihatmu. Aku khawatir padamu." Darwin agak menyesal sekarang. Sedari awal Paula memang agak takut padanya, ditambah lagi setelah digoda Darwin sekarang, Paula jadi mengabaikan Darwin sepenuhnya.Setelah menunggu cukup lama di luar, Darwin tadinya ingin membuka pintu kamar dengan kunci cadangan. Namun ternyata Paula telah membukanya dari dalam duluan. Wajah Paula masih agak merona dan matanya juga masih berkaca-kaca, sepertinya dia baru saja menangis."Maafkan aku, ya?" tanya Darwin dengan satu tangannya yang menghalangi pintu. Dia takut Paula akan mengurung diri lagi di kamar. Melihat Paula hanya tertunduk dan diam, Darwin mendekatinya dan bertanya, "Ya?""Geli." Paula memegang telinganya dan berjalan mundur beberapa langkah.Darwin akhirnya berhasil masuk ke kamar itu. Saat melihat selimut yang kusut di ranjangnya, entah mengapa Darwin merasa agak senang."Ada hal penting yang mau kubicarakan padamu," ujar Paula dengan ekspresi tegas. "Kita bicara di luar
Setelah merasa pikirannya sudah mulai tenang, Darwin mengemudikan mobilnya untuk kembali ke perusahaan. Dia mencurahkan semua fokusnya dan menyibukkan diri dengan pekerjaan. Awalnya Darwin mengira dia bisa melupakan Paula dengan cara seperti ini, tapi wajah wanita itu malah terus-menerus timbul dalam benaknya."Pak, Bu Paula sudah mencabut gugatannya di kantor polisi," lapor asistennya dengan hati-hati.Emosi yang telah berusaha diredam oleh Darwin selama seharian ini, langsung meledak pada saat ini juga."Bu Paula juga menandatangani surat damai, lalu memasak beberapa hidangan untuk menjenguk Richie," lapor asistennya dengan suara yang semakin lirih. Ekspresi Darwin seketika menjadi semakin muram. Kebetulan pada saat ini, Terry meneleponnya."Aku sudah lepaskan cucu Keluarga Sasongko itu, kamu nggak usah ikut campur lagi. Waktu kamu jatuh ke kolam saat masih kecil dulu, Angga yang menolongmu. Kalau bukan karena dia, nyawamu sudah lama melayang. Kamu berutang nyawa padanya, jadi anggap
"Untuk apa buru-buru? Aku baru bebas, buang sial saja dulu," kata Richie sambil meregangkan pinggangnya. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan keluarga yang lebih hebat daripada Keluarga Antoro di ibu kota ini. Richie merasa tidak puas karena dia tertimpa sial kali ini.Selama ditahan di kantor polisi dua hari ini, Richie terus memikirkan Paula. Sikap dan ekspresi membosankan Paula yang selalu mengikutinya dulu kembali hidup dalam ingatannya. Richie tiba-tiba teringat, sepertinya Paula memang tulus memperlakukannya dengan baik. Oleh karena itu, Richie jadi semakin tidak bisa merelakan Paula kepada Keluarga Sasongko.Tidak masalah kalau dia tidak bisa menang melawan Keluarga Sasongko untuk saat ini. Setidaknya dia bisa mengacaukan hubungan Paula dengan Keluarga Sasongko terlebih dahulu."Richie, kamu nggak boleh begitu." Dulu Paula merasa Richie hanya suka bermain dan bercanda. Setelah insiden kali ini, Paula baru sadar bahwa Richie memang orang yang berhati busuk."Aku memang o
"Aku nggak salah kenal, gaya lukisanmu jelas-jelas sama dengan FishyFish. Kamu pasti dia! Aku sudah jadi penggemarnya selama ini, nggak akan salah!"Saat melihat nama akunnya, ternyata pria ini memang penggemar yang sering dilihatnya. Penggemar ini sering memintanya mengunggah episode baru dan bahkan mengatakan akan mengirim pisau jika Paula terus membuat cerita yang menyiksa tokoh utama wanitanya.Namun sejak pertunangannya dengan Richie dibatalkan, Paula dikejutkan dengan berita kehamilannya dan sibuk mencari uang. Karena itulah, dia sudah lama tidak membuat komik baru. Selain itu, Paula menambahkan beberapa elemen cinta dalam komiknya kali ini. Namun sekarang, setelah karakter utama pria dan wanita saling mengungkapkan perasaan, dia merasa tidak bisa lagi melanjutkan ceritanya. Dia ingin menyerah membuat komik ini, tapi takut penggemar di hadapannya ini tidak bisa menerima kenyataan dan akan berbuat ekstrem."Minggir. Kalau nggak, aku akan menggugatmu karena mengusikku," kata Paula
Paula melirik ke tempat mobil diparkirkan. Ternyata tempat itu adalah sebuah restoran. Paula mengatupkan bibirnya sekilas, lalu berkata, "Mau makan?"Setelah berkata demikian, perutnya malah keroncongan. Darwin tersenyum tipis, lalu mengelus hidung Paula dan berjalan masuk ke restoran. "Ikuti aku," katanya.Setibanya di ruangan privat, Paula melihat ruangan itu telah dipenuhi orang. Dia berdiri di depan pintu dengan canggung dan ingin pergi meninggalkan tempat itu.Orang-orang di ruangan itu berasal dari kalangan konglomerat generasi kedua dan semuanya membawa pasangan. Ada beberapa orang yang pernah dilihat Paula sebelumnya karena sering mengikuti Richie. Mereka tentu tahu jelas hubungan antara Paula dan Richie, ada juga yang bahkan ikut menindas Paula di masa lalu. Sepertinya mereka semua berada di bar saat itu.Wajah Paula tampak pucat. Dia tidak ingin berhadapan dengan mereka dan bahkan lebih tidak ingin Darwin terlibat dalam pembicaraan mereka tentang dirinya.Namun, Darwin sepert
"Apa yang dia bilang?" tanya Darwin dengan santai seolah-olah tidak peduli sama sekali."Dia tanya aku bagaimana cara menggodamu dan menyuruhku mengajarinya," jawab Paula dengan terus terang. Darwin menatap Susan dengan tatapan dingin, lalu berkata pada orang yang keluar dari ruang privat bersamanya, "Urus orang kalian ini."Saat keluar dari restoran, Paula tidak melihat sosok Susan lagi. Dia hanya samar-samar mendengar suara tangisan dari dalam ruangan itu. Suara tangisannya sama seperti suara tangisan anak kecil saat mereka menindas putri pembantu di rumah dulu.Setelah pulang ke apartemen dan membersihkan dirinya, Paula merasa ragu-ragu saat ingin mengetuk pintu ruang kerja Darwin."Masuklah," ucap Darwin dengan nada dingin.Paula masuk dengan ragu-ragu. Dia melihat Darwin sedang duduk di hadapan komputer dengan mengenakan pakaian rumahan dan kacamata berbingkai emas. Penampilannya saat ini jauh berbeda dengan biasanya. Kini dia terlihat lebih lembut dan anggun."Terima kasih," kata
Paula mengetikkan kata-kata penolakan di ponselnya, tapi akhirnya tidak jadi mengirimkannya. Spirit Animation adalah Impian bagi semua komikus. Dulu Paula berniat untuk mengumpulkan pengalaman dan reputasi dari karya digitalnya, lalu perlahan-lahan masuk ke perusahaan ini setelah lulus kuliah nanti. Dia bisa bekerja sama dengan tim komikus terbaik di negeri ini dan menjadi sukses.Namun sekarang saat kesempatannya sudah berada di depan mata, Paula malah tidak bisa menyetujuinya. Hal ini benar-benar menyiksa baginya. Harry benar-benar menyebalkan. Padahal Paula sudah berulang kali menolaknya, tapi dia masih saja bersikeras membuat Paula bimbang."Aahh!" teriak Paula sambil memukul bantal untuk melampiaskan emosinya.Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk. Paula buru-buru berdiri dan memeriksa piamanya, lalu beranjak untuk membuka pintu kamar."Ada apa?" tanya Darwin sambil bersandar di samping pintu. Tangannya masih memegang gelas susu yang diantarkan Paula tadi. Ekspresinya tampak santai da
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang