"Buka pintunya, biarkan aku melihatmu. Aku khawatir padamu." Darwin agak menyesal sekarang. Sedari awal Paula memang agak takut padanya, ditambah lagi setelah digoda Darwin sekarang, Paula jadi mengabaikan Darwin sepenuhnya.Setelah menunggu cukup lama di luar, Darwin tadinya ingin membuka pintu kamar dengan kunci cadangan. Namun ternyata Paula telah membukanya dari dalam duluan. Wajah Paula masih agak merona dan matanya juga masih berkaca-kaca, sepertinya dia baru saja menangis."Maafkan aku, ya?" tanya Darwin dengan satu tangannya yang menghalangi pintu. Dia takut Paula akan mengurung diri lagi di kamar. Melihat Paula hanya tertunduk dan diam, Darwin mendekatinya dan bertanya, "Ya?""Geli." Paula memegang telinganya dan berjalan mundur beberapa langkah.Darwin akhirnya berhasil masuk ke kamar itu. Saat melihat selimut yang kusut di ranjangnya, entah mengapa Darwin merasa agak senang."Ada hal penting yang mau kubicarakan padamu," ujar Paula dengan ekspresi tegas. "Kita bicara di luar
Setelah merasa pikirannya sudah mulai tenang, Darwin mengemudikan mobilnya untuk kembali ke perusahaan. Dia mencurahkan semua fokusnya dan menyibukkan diri dengan pekerjaan. Awalnya Darwin mengira dia bisa melupakan Paula dengan cara seperti ini, tapi wajah wanita itu malah terus-menerus timbul dalam benaknya."Pak, Bu Paula sudah mencabut gugatannya di kantor polisi," lapor asistennya dengan hati-hati.Emosi yang telah berusaha diredam oleh Darwin selama seharian ini, langsung meledak pada saat ini juga."Bu Paula juga menandatangani surat damai, lalu memasak beberapa hidangan untuk menjenguk Richie," lapor asistennya dengan suara yang semakin lirih. Ekspresi Darwin seketika menjadi semakin muram. Kebetulan pada saat ini, Terry meneleponnya."Aku sudah lepaskan cucu Keluarga Sasongko itu, kamu nggak usah ikut campur lagi. Waktu kamu jatuh ke kolam saat masih kecil dulu, Angga yang menolongmu. Kalau bukan karena dia, nyawamu sudah lama melayang. Kamu berutang nyawa padanya, jadi anggap
"Untuk apa buru-buru? Aku baru bebas, buang sial saja dulu," kata Richie sambil meregangkan pinggangnya. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan keluarga yang lebih hebat daripada Keluarga Antoro di ibu kota ini. Richie merasa tidak puas karena dia tertimpa sial kali ini.Selama ditahan di kantor polisi dua hari ini, Richie terus memikirkan Paula. Sikap dan ekspresi membosankan Paula yang selalu mengikutinya dulu kembali hidup dalam ingatannya. Richie tiba-tiba teringat, sepertinya Paula memang tulus memperlakukannya dengan baik. Oleh karena itu, Richie jadi semakin tidak bisa merelakan Paula kepada Keluarga Sasongko.Tidak masalah kalau dia tidak bisa menang melawan Keluarga Sasongko untuk saat ini. Setidaknya dia bisa mengacaukan hubungan Paula dengan Keluarga Sasongko terlebih dahulu."Richie, kamu nggak boleh begitu." Dulu Paula merasa Richie hanya suka bermain dan bercanda. Setelah insiden kali ini, Paula baru sadar bahwa Richie memang orang yang berhati busuk."Aku memang o
"Aku nggak salah kenal, gaya lukisanmu jelas-jelas sama dengan FishyFish. Kamu pasti dia! Aku sudah jadi penggemarnya selama ini, nggak akan salah!"Saat melihat nama akunnya, ternyata pria ini memang penggemar yang sering dilihatnya. Penggemar ini sering memintanya mengunggah episode baru dan bahkan mengatakan akan mengirim pisau jika Paula terus membuat cerita yang menyiksa tokoh utama wanitanya.Namun sejak pertunangannya dengan Richie dibatalkan, Paula dikejutkan dengan berita kehamilannya dan sibuk mencari uang. Karena itulah, dia sudah lama tidak membuat komik baru. Selain itu, Paula menambahkan beberapa elemen cinta dalam komiknya kali ini. Namun sekarang, setelah karakter utama pria dan wanita saling mengungkapkan perasaan, dia merasa tidak bisa lagi melanjutkan ceritanya. Dia ingin menyerah membuat komik ini, tapi takut penggemar di hadapannya ini tidak bisa menerima kenyataan dan akan berbuat ekstrem."Minggir. Kalau nggak, aku akan menggugatmu karena mengusikku," kata Paula
Paula melirik ke tempat mobil diparkirkan. Ternyata tempat itu adalah sebuah restoran. Paula mengatupkan bibirnya sekilas, lalu berkata, "Mau makan?"Setelah berkata demikian, perutnya malah keroncongan. Darwin tersenyum tipis, lalu mengelus hidung Paula dan berjalan masuk ke restoran. "Ikuti aku," katanya.Setibanya di ruangan privat, Paula melihat ruangan itu telah dipenuhi orang. Dia berdiri di depan pintu dengan canggung dan ingin pergi meninggalkan tempat itu.Orang-orang di ruangan itu berasal dari kalangan konglomerat generasi kedua dan semuanya membawa pasangan. Ada beberapa orang yang pernah dilihat Paula sebelumnya karena sering mengikuti Richie. Mereka tentu tahu jelas hubungan antara Paula dan Richie, ada juga yang bahkan ikut menindas Paula di masa lalu. Sepertinya mereka semua berada di bar saat itu.Wajah Paula tampak pucat. Dia tidak ingin berhadapan dengan mereka dan bahkan lebih tidak ingin Darwin terlibat dalam pembicaraan mereka tentang dirinya.Namun, Darwin sepert
"Apa yang dia bilang?" tanya Darwin dengan santai seolah-olah tidak peduli sama sekali."Dia tanya aku bagaimana cara menggodamu dan menyuruhku mengajarinya," jawab Paula dengan terus terang. Darwin menatap Susan dengan tatapan dingin, lalu berkata pada orang yang keluar dari ruang privat bersamanya, "Urus orang kalian ini."Saat keluar dari restoran, Paula tidak melihat sosok Susan lagi. Dia hanya samar-samar mendengar suara tangisan dari dalam ruangan itu. Suara tangisannya sama seperti suara tangisan anak kecil saat mereka menindas putri pembantu di rumah dulu.Setelah pulang ke apartemen dan membersihkan dirinya, Paula merasa ragu-ragu saat ingin mengetuk pintu ruang kerja Darwin."Masuklah," ucap Darwin dengan nada dingin.Paula masuk dengan ragu-ragu. Dia melihat Darwin sedang duduk di hadapan komputer dengan mengenakan pakaian rumahan dan kacamata berbingkai emas. Penampilannya saat ini jauh berbeda dengan biasanya. Kini dia terlihat lebih lembut dan anggun."Terima kasih," kata
Paula mengetikkan kata-kata penolakan di ponselnya, tapi akhirnya tidak jadi mengirimkannya. Spirit Animation adalah Impian bagi semua komikus. Dulu Paula berniat untuk mengumpulkan pengalaman dan reputasi dari karya digitalnya, lalu perlahan-lahan masuk ke perusahaan ini setelah lulus kuliah nanti. Dia bisa bekerja sama dengan tim komikus terbaik di negeri ini dan menjadi sukses.Namun sekarang saat kesempatannya sudah berada di depan mata, Paula malah tidak bisa menyetujuinya. Hal ini benar-benar menyiksa baginya. Harry benar-benar menyebalkan. Padahal Paula sudah berulang kali menolaknya, tapi dia masih saja bersikeras membuat Paula bimbang."Aahh!" teriak Paula sambil memukul bantal untuk melampiaskan emosinya.Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk. Paula buru-buru berdiri dan memeriksa piamanya, lalu beranjak untuk membuka pintu kamar."Ada apa?" tanya Darwin sambil bersandar di samping pintu. Tangannya masih memegang gelas susu yang diantarkan Paula tadi. Ekspresinya tampak santai da
Bahkan Rhea saja tidak bisa mengingat nama Spirit Animation, Darwin juga seharusnya tidak akan ingat dengan perusahaan ini bukan?"Paman biasanya selalu di kantor pusat, dia jarang ke kantor cabang. Kenapa?" Rhea membalikkan badan dan menguap, berencana untuk melanjutkan tidurnya."Nggak apa-apa. Aku ada teman yang bekerja di sana, jadi cuma sekadar bertanya. Kamu lanjutkan saja tidurmu."Setelah Paula menutup telepon itu, dia merias diri dengan gembira dan pergi untuk wawancara. Tak lama kemudian, Darwin yang sedang berada di bandara untuk menunggu penerbangannya, mendapat sebuah pesan dari asistennya.Isinya adalah foto Paula yang sedang berdiri di depan pintu masuk Spirit Animation dan sepatah kalimat di bawahnya.[ Bu Paula sedang wawancara kerja di anak perusahaan Grup Sasongko, Spirit Animation. ]Melihat Paula yang tersenyum dengan percaya diri sambil mengenakan setelan profesional, Darwin tidak tahan untuk menyimpan foto itu. Paula suka komik, wajar saja dia tidak ingin kerja s