Share

21. Cemburu

Penulis: UmmiNH
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-29 19:21:22

Hari sudah beranjak siang, Nadia masih sibuk di dapur membuatkan kue pesanan sang kakek, para pelayan hanya menonton sambil memperhatikan.

"Nyonya pintar memasak ya ?"

"Iya, bukan cuma masakan aja, bikin cemilan juga dia lihai sekali. Gak salah tuan besar menjodohkan tuan muda dengan nyonya."

Kurang lebih begitulah penilaian para pelayan. Berbeda dengan yang lain yang memperhatikan Nadia sambil terkagum-kagum, Farza malah duduk sambil menyangga dagunya dengan kedua tangan. Dia begitu fokus menatap Nadia sambil berbicara dalam hati.

Nyonya memang cukup sempurna. Dia cantik, baik, penyayang, gak sombong, pinter masak sama yang lainnya juga. Pasti kalau sudah punya anak dia bakalan jadi ibu dambaan semua anak. Tapi kok sayang, tuan sepertinya tidak menerima nyonya dengan sepenuh hati. Batinnya berkata.

"Ah, akhirnya selesai juga, saya akan membawakan ini untuk kakek. Dan yang ini... Kalian bisa memakannya. Bagi-bagi ya ?" Ucap Nadia sambil tersenyum.

Para pelayan pun tersenyum sumri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   22. Mulai Posesif

    Nadia masuk kedalam kamar, dia sangat terkejut dengan keadaan kamar yang berantakan seperti ada monster yang sudah mengamuk disana. Nadia taj sengaja menedang sepatu saat melangkahkan kakinya. Dia berjongkok untuk meraih sepatu itu."Ini sepatu tuan. Kapan tuan pulang ?" Ucap Nadia. Dia pun melihat tas kerjanya yang tergeletak di dekat lemari pakaian. Dia pun memungutnya dan menyimpannya, di tempat biasa. Saat Nadia sedang membereskan kekacauan itu, Arian keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Nadia langsung memalingkan wajahnya dan melanjutkan kegiatannya."Tuan, kapan anda pulang ?" Tanya Nadia sambil membereskan bantal sofa."Apa pedulimu ?" Tanya Arian dengan ketus sambil menggunakan pakaiannya. Nadia sedikit tersentak dengan sikap suaminya yang tiba-tiba saja kembali acuh dan ketus.Nadia pun tak bersuara lagi, dia hendak menyimpan laptop di atas nakas, melihat laptop di pelukan Nadia, Arian dengan refleks memegang lengan Nadia, membuat langk

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   23. Sambutan Dari Ibu Tiri

    Nadia berjalan dengan percaya diri memasuki kampung halamannya, orang-orang terus menatapnya sambil berbisik-bisik, mereka hanya menunjuk-nunjuk dirinya tanpa berani berkata langsung. Saat dia berdiri tegak di depan rumah peninggalan orangtuanya, hatinya sedikit terenyuh mengingat krnabgan-kenangan yang masih dapat diingatnya di rumah ini. Dimana kehidupan masa lalunya sangat indah dan damai layaknya keluarga kecil yang bahagia. Orang-orang sudah berkerumun di salah satu rumah yang terletak tak jauh dari rumah Nadia, masih dengan saling berbisik-bisik dan menunjuk-nunjuk kearahnya. "Bu... Permisi..." Teriak Nadia sambil mengetuk pintu. Tak menunggu lama, bayangan seseorang dari jendela pun terlihat mendekat dan pintu langsung terbuka. Sosok yang di bencinya langsung muncul dengan mata melotot, dia mengarahkan tatapannya memindai Nadia dari ujung kepala hingga ujung kaki."Apa dia... Nadia ?! Apa iya ? Tapi kok dia terlihat berbeda, dia terlihat lebih cantik dan modis. Apa yang terj

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   24. Kemarahan Arian

    "Saya tau anda sengaja mengurung Nadia di dalam, saya tidak akan membiarkannya terus-terusan anda tindas." Ucap Tris dengan gigi rapat saking kesalnya. Leni beringsut mundur, dia memegang lengan Silvi yang kini berdiri di sampingnya. Silvi pun memegangi tangan ibunya untuk membuatnya tenang. Tris melirik kunci yang masih menggelantung di lubangnya. Dia melirik Leni lagi dengan tatapan sengitnya. Tanpa menunggu lama dia langsung memutar kunci, membukakan pintu untuk nyonyanya keluar. "Tris..." Ucap Nadia begitu pintu terbuka. Tatapannya beralih pada Leni serta Silvi yang sudah berada di sana juga. "Ayo nyo... " Tris yang keceplosan pun langsung menggelengkan kepalanya."Ayo Nad, kita keluar. Kamu sudah selesai, kan membawa barangmu ?" "Ya, sudah." Jawab Nadia yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi. Tris langsung menarik tangan Nadia menuju luar, sedangkan Nadia pun hanya diam tanpa memprotes. Sepeninggal Nadia serta Tris, Leni menghembuskan nafasnya dengan lega."Ya ampu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   25. Kejujuran Tris

    Tris mengayunkan kakinya dengan yakin, dia berkali-kali menghembuskan nafas panjang. Tris berjalan melewati tangga, dia mengetuk pintu terlebih dulu sebelum masuk."Masuk !" Satu perintah itu membuat Tris lagi-lagi menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Dia memutar gagang pintu dan kemudian melangkah memasuki ruangan kerja Arian. Di sana tuannya itu sedang duduk menyandar di kursi kebesarannya, menunjukkan posisinya yang mempunyai kekuasaan di sana."Tuan ?" Tris menyapa sambil menganggukkan kepalanya. Arian menggerakkan tangannya, memberi isyarat pada Tris supaya duduk.Tris yang mengerti itu langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan Arian. Dalam hati dia terus bertanya-tanya, apakah dia melakukan kesalahan sehingga di panggil secara pribadi seperti ini. Melihat sorot mata Arian pun membuat Tris semakin yakin jika ada sesuatu yang cukup serius yang pastinya melibatkan dirinya."Tris, saya ingin bertanya sesuatu."ucap Arian yang sudah meyimpan kedua tangannya di atas meja

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   26. Kesungguhan

    Arian masih memangku kepalanya dengan kdua tangan. Dia mencengkram kepalanya dengan kuat hingga jika ada yang melihatnya pasti beranggapan kalau dia sedang dalam fase frustasi tingkat tinggi.Arian merasa begitu terjebak dalam situasi yang tidak biasa dia mengerti. Bahkan perkataan yang keluar dari mulut Tris tadi pun masih meninggalkan tanda tanya besar dalam benaknya. Mungkin ,dia harus lebih banyak belajar lagi dalam menghadapi masalah seperti ini. "Hahh... Yang aku bisa pahami hanyalah bahwa dia tak mempunyai niatan buruk. Tapi apakah dia memang serius dengan ucapannya ?" Arian mulai mengangkat kepalanya, dia menyandarkannya di punggung kursi dan membuatnya kursinya berputar. "Eh, tunggu-tunggu ! Aku ini sedang apa sih ? Kenapa aku sampai setres begini karena wanita itu ? Kenapa ?" ***Di balkon kamar kakek, Nadia sedang menceritakan apa saja yang tadi dia lakukan bersama Tris di toko. Nadia pun menceritakan dengan antusias tentang rancangan toko barunya yang akan mulai di per

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   27. Cobaan Macam Apa Ini ?

    Arian masih mematung di posisinya semula, dia meneguk salivanya dengan susah payah. Sesuatu terasa terdorong di bawah sana, Arian menengok ke arah bawah, dapat di lihat sebuah tonjolan di bawah perutnya. Arian menghela nafasnya dengan lesu, dia pun akhirnya masuk lagi kekamar mandi. Beberapa saat kemudian, Arian sudah keluar dari kamar mandi dengan air yang masih menetes dari rambuttnya. Dia berjalan meraih handuk yang masih terlipat dengan raoi di dalam lemari, kemudian menggosokkannya di rambut. Setelah dirasa cukup kering, Arian pun membalikkan badannya menuju tempat tidur, namun dengan cepat dia memalingkan wajahnya lagi saat melihat posisi Nadia yang masih belum berubah. Perlahan dia memajukkan kakinya ke dekat tempatt tidur dengan wajahnya yang masih menghadap ke samping, dia perlahan menaiki tempat tidur dan meraba-raba di sana, niatnya dia ingin membenarkan selimut supaya menutupi tubuh istrinya supaya tak mengganggu juniornya, tapi Arian malah di buat terkejut dengan sesuatu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   28. Rencana

    Pagi hari tiba, dia menggeluat dan mebgerjapkan matamya yang masih terasa perih. Arian memindai sekeliling, dia tidur di kamar ? Bukannya semalam dia keluar dan mengobrol bersama Tris di taman ? Arian merasakan kepalanya yang sedikit berdenyut, mungkin itu akibat dari tidurnya yang baru beberapa saat. Arian pun berjalan menuju kamar mandi, sengaja dia mandi emnggunakan air dingin, berharap supaya bisa menyegarkan kepala serta matanya. Lumayan, gumam Arian saat dia selesai dengan mandinya. Arian mendekati lemari baju dan memilih pakaian, setelah dia mengambil satu set pakaian, dia melihat ada pakaian yang sudah tergeletak di atas nakas. Arian celingukan mengedarkan pandang ke seluruh titik."Nadia ? Dia sudah tidak ada." Gumamnya. Arian pun menyimpan kembali baju pilihannya dan mengunakan baju yang sudah di siapkan istrinya. Arian berjalan dengan sedikut tergesa, dia melupakan sesuatu di kantor, walaupun tidak darurat, tapi cukup penting. "Pagi, kek." Ucap Arian saat menemukan Ale

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   29. Pelukan Pertama

    "Loh... Tuan... Tuan..." Nadia terus memanggil, tapi Arian terus berjalan menaiki tangga sambil menarik tangan Nadia. Mereka memasuki kamar, Arian langsung menutupnya kembali. "Tuan ? Kok kita ke kamar ? Bukannya tadi anda bilang ingin saya buatkan kue ? Tapi...""Ssttt... Aduh, kamu berisik juga." Ucap Arian sambil menempelkan telunjuknya di bibir Nadia. Nadia yang terkejut langsung mengatupkan bibirnya. "Bisa gak, jangan panggil saya tuan ?" Tanya Arian dengan raut yang masih terlihat tegang."Bis-bisa, tuan. Tapi saya tadi keceplosan. Maaf." Ucap Nadia.Arian sangat kesal, lihatlah sikapnya yang sangat berbeda dengan saat bersama dengan Tris. Nadia tidak sekaku ini jika bersamanya, tapi Nadia bahkan sangat kaku dan seperti seorang bawahan yang menghormati majikan saat berada di dekat Arian, terus menunduk dan membatasi diri dalam berekspresi. Arian kesal karena itu. "Nadia... !" Arian memegang kedua bahu istrinya, Nadia menjadi tegang dengan sikap Arian yang tak seperti biasan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-03

Bab terbaru

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   51. End

    Beberapa bulan berlalu, kehidupan mereka kini sudah sangat baik, tak ada lagi gangguan yang berarti. Bahkan, entah kenapa Silvi dan Leni pun tak pernah lagi dengan sengaja menunjukkan dirinya. Hanya pernah sesekali tak sengaja berpapasan, dan mereka bersikap seolah tak saling mengenal. Hanya, Nadia masih dapat melihat ketidak sukaan merrka dalam tatapannya. Kehamilan Nadia sudah memasuki usia ke 5 bulan, membuat perutnya kian membuncit. Dia juga kini di larang untuk ikut andil di toko, hanya sekedar keluar dan menyaksikan kesibukan karyawan-karyawannya yang sudsh bertambah. Resti yang bertanggung jawab mengurus segalanya. Ponsel Nadia berdering, wanita itu pun dengan cepat merogoh tasnya dan menempelkan ponsel itu di telinganya. "Ya, mas ?""Kamu masih di toko ?""Iya, mas. Kenapa memangnya ?""Cepat pulang, ya ? Kakek mengajak kita berkumpul di rumah. Ini mas juga sedang di jalan, mau pulang." "Oh, baiklah."Sambungan terputus. Nadia langsung mencari Tris untuk mengajaknya kembal

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   50. Modus !

    Semua bapak-bapak di belakang Arian hendak melayangkan ledekannya lagi. Namun, pak penghulu dengan segera mengangkat sebelah tangannya, membuat mereka urung mendebat pembelaan Arian. "Jadi, tuan ini menghamili nona ini ?" Tanya penghulu menunjuk Arian dan Silvi bergantian. "Tidak !""Iya, pak !" Jawab Silvi dan Arian bersamaan. Arian menatap Silvi dengan bengis. Sungguh, dia sangat muak dengan wanita itu. "Pak, saya sama sekali tidak melakukannya. Demi allah ! Saya sudah punya istri, dan saya mencintai istri saya."Sambil menunduk, Silvi menyembunyikan bibirnya yang mencebik mendengar ucapan Arian."Haha, zaman sekarang mah udah punya istri, kek. Udah punya suami, kek. Kalau otaknya konslet tetep aja nyari mangsa lagi. Ya gak ?" Tanya salah seorang bapak-bapak itu yang di sambut dengan tawa dari yang lainnya. Arian berdiri, dia sudah cukup sabar menghadapi sikap so tau mereka."Itu menurut orang yang otaknya konslet. Tapi, saya tidak seperti itu. Saya masih normal, otak saya mas

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   49. Jebakan Silvi

    "Ini, inilah yang saya tadi ingin bicarakan sama kamu. Juli, dia tadi pagi masuk rumah sakit mendadak karena di temukan tak sadarkan diri di kamarnya. Tapi keadaannya sudah stabil tadi, makanya saya pergi bekerja. Tapi tadi, suster menelpon mengabari kondiri Juli yang kritis." "Ap-apa ?? Juli ?" Felix menjadi gugup. Raut kecemasan terlihat dengan jelas di wajahnya. "Saya ke rumah sakit dulu, permisi pak Arian, pak Felix." "Tunggu, pak ! Saya ikut !" Ucap Felix "Baiklah, ikuti saja mobil saya." Ucap Samsudin sambil sedikit berlari menuju keluar restoran.Felix dengan terburu-buru merogoh dompetnya dan menyerahkan beberapa lembar uang pada Arian. "Pak Arian, saya mohon maaf sekali karena harus meninggalkan anda. Ini, saya yang bayar." "Tidak usah, pak Felix. Saya mengerti kok.""Tidak papa, anggap saja ini sebagai permintaan maaf saya karena tak jadi menemani anda makan siang, padahal saya yang ngajak tadi. Sudah ya, syaa tifak punya banyak waktu. Sekali lagi saya minta maaf, dan

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   48. Kembali Dengan Berbeda

    "Loh, itukan si Nadia ?" Gumam wanita tersebut dalam hati. "Sayang, kamu kenapa ?" Tanya Dev, pria tampan yang bersama dengan Silvi. Dari penampilannya, Dev seperti pria kaya lainnya, keren, rapi, dan juga terawat, lagipula, jika saja Dev bukan pria ber-uang, mana mungkin Silvi akan mau berhubungan dengannya. "Eh, eem... Aku mau ke toilet dulu deh sayang. Sebentar, ya ? Kamu tunggu saja di mobil.""Baiklah, jangan lama." Silvi tersenyum, Dev pun berjalan menuju parkiran meninggalkan Silvi. Silvi ternyata juga berkencan dengan Dev di resort itu. Setelah hatinya hancur kemarin karena Arian yang ternyata suami Nadia, Silvi langsung pergi mencari kesenangan ke club langganannya, dan disanalah dia bertemu dengan Dev. Perlahan Silvi mengendap-endap untuk melihat pasangan tersebut semakin dekat. "Oh shit ! Iya itu mereka ! Jadi mereka emang suami istri ?" Silvi mengumpat sambil menatap tak suka ke arah mereka.Pasangan yang serasi, mereka terlihat begitu bahagia satu sama lain. Aura k

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   47. Surga Cinta

    Arian sudah keluar dari kamar mandi, kini giliran Nadia yang harus membersihkan tubuhnya dari air hujan yang sempat mengguyurnya beberapa saat lalu. Arian duduk di sofa, dia memesan beberapa cemilan dan juga minuman hangat pada petugas resort. Sambil menunggu pesanan tiba, Arian membuka ponselnya dan mendapatkan beberapa pesan. Hampir semuanya tentang pekerjaan, Arian sudah meminta sekretarisnya untuk menghendel pekerjaan selama dia berada disini. Gerakan jempolnya terhenti saat mendapati panggilan tak terjawab dari kakeknya. Aahh... Arian sampai lupa tidak memberitahukan pada kakeknya kemana mereka pergi. Arian menekan tombol panggil, dan tak menunggu lama akhirnya panggilan tersambung. "Halo ?" "Halo, kek.""Jadi, kemana kamu membawa cucu menantuku ?" Tanya Alex to the poin. Arian mendesah pelan, tadi dia hanya menitipkan pesan pada Tris, untuk memberitahukan pada kakeknya bahwa dirinya akan pulang sedikit terlambat bersama Nadia. Namun, dia tidak mengatakan tujuannya dan kapan

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   46. Di Depan Air Terjun

    Di restoran yang masih termasuk di area resort, Arian dan Nadia sedang makan bersama di salah satu meja. Ada beberapa meja lain yang sama-sama terisi oleh pengunjung lain, namun tak mengurangi kenikmatan hidangan tersebut. Setelah Arian selesai membersihkan dirinya, keduanya langsung pergi keluar untuk makan siang yang sudah kesorean. Nadia maupun Arian menyantap makanannya dengan lahap tanpa ada perbincangan saking sudah laparnya, hingga tak butuh waktu lama untuk mereka berdua menghabiskan semua menu yang tersaji di meja. "Ayo !" Ucap Arian setelah selesai mengelap bibirnya menggunakan tissue. "Mau kemana lagi, mas ?" Tanya Nadia setelah meneguk habis minumannya. "Kemana saja, jalan-jalan." Ucapnya yang segera berdiri dan menarik tangan Nadia. Nadia pun menurut dan hanya mengikuti langkah sang suami saja. Dia benar-benar tida menyangka, kalau ternyata Arian Trisatya, seorang pria yang terkenal dingin dan acuh itu memiliki sisi yang berbeda. Nadia melihat suaminya kini seperti pr

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   45. Gara-Gara Tas

    Setelah perjalanan selama setengah jam, akhirnya mereka tiba di sebuah Resort yang Resti katakan tadi. Bangjnan itu cukup luas dan terlihat sangat nyaman. Walaupun tidak terlihat mewah, karena resort itu memberikan tampilan bernuansa pedesaan atau pantai.Arian tak berkata apa-apa, dia langsung meraih tangan Nadia dan menarik istrinya itu untuk mengikuti langkahnya. Arian langsung menuju resepsionis, setelah semua keperluannya selesai, mereka langsung menuju kamar yang sudah menjadi milik mereka untuk beberapa hari kedepan."Tuan, apa saya tidak salah dengar tadi ?" Tanya Nadia sambil berjalan menuju kamar mereka. "Apanya yang salah ?""Tiga hari ? Anda akan menginap disini selama tiga hari ?""Ya, seperti yang kamu dengar. Kenapa ?" Arian membuka pintu, terlihat sebuah ruangan yang cukup luas dan sangat bersih di dalamnya. Awal masuk mereka seperti di sambut oleh ruang tamu mini yang hanya terdapat sofa panjang dan meja kecil. Nadia terpana, dia melepaskan pegangan tangan Arian dan

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   44. Resort

    "Ibu !" "Diam kamu !" Leni mengusap wajahnya dengan lesu, sedangkan Silvi masih terus merengek sambil menggerak-gerakkan kakinya asal."Hiks, tuan tampan itu ternyata suaminya Nadia. Ibu, aku tidan percaya semua ini... Pasti dia berbohong kan ? Bagaimana Nadia bisa menikahi pria sultan sepertinya ?" "Yah, ibu juga tidak bisa percaya ini. Tiba-tiba saja pria itu datang dan menyebut Nadia sebagai istrinya. Ini sangat tidak masuk akal.""Ibu... Apa yang harus kita lakukan sekarang ? Kalaupun itu bohong, aku ingin memperjuangkan cintaku, dimana dia tinggal ?" "Silvi, tenanglah dulu. Jangankan tempat tinggal, namanya saja kita tidak tau."***Sepasang suami istri itu baru sampai di toko, sepanjang perjalanan, keduanya sama-sama larut dalam fikirannya masing-masing. Nadia menatap Arian yang masih fokus menatap kedepan. Ada perasaan hangat yang menelusup kedalam dadanya, ucapan Arian tadi di depan Leni dan Silvi terus terngiang-ngiang di telinganya. Arian langsung menepikan mobil, melih

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   43. Dia Adalah Istri Saya

    Nadia menanggapi sikap ibu tirinya dengan senyuman sinis sambil menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya dia masih bersikap keras seperti ini setelah semuanya terbukti. "Ibu, kenapa ibu malah balik marah ? Harusnya aku loh yang marah disini, kenapa ibu merebut peranku ?" Tanya Nadia masih santai. Leni semakin tersulut emosi melihat sikap Nadai yang seolah mengejeknya. "Dasar kamu ya... Anak gak tau diuntung !" Leni bergerak cepat hendak menyerang Nadia. Namun, Nadia berhasil menghindar tepat waktu. "Kalian sungguh tidak tau terima kasih, sudah untung aku tidak menjebloskan kalian ke penjara. Tapi lihatlah, apa yang kalian lakukan untuk membalas kebaikanku itu. Bahkan kamu bertindak kasar. Jika aku mau, aku bisa melaporkan kamu ke polisi debgan dua kasus sekaligus !" Leni semakin marah, tapi dia tak kunjung bertindak. Dia hanya berdiri mematung sambil menatap Nadia dengan penuh kebencian, dadanya pun terlihat kembang kempis karena amarahnya. "Silvi ! Ambil laptopnya, kita harus meng

DMCA.com Protection Status