Share

27. Percaya Diri

Hani menggeram. Ia terus menatap pintu ruangan kerja Angga. “Kenapa dia masih belum keluar?” desisnya.

Hani melirik jam tangannya. Sudah 15 menit semenjak Davita masuk ke dalam ruangan kerja Angga, wanita itu tak kunjung keluar. Hal ini membuat Hani curiga, marah, kesal serta tak terima.

“Apa saja yang dia lakukan di sana? Bukannya dia cuma mengantar buket bunga? Kenapa dia masih belum keluar?” Hani berdiri dari duduknya, ia menggeram. “Pasti dia sedang menggoda Angga di dalam. Tidak bisa aku biarkan!”

Hani berjalan cepat ke arah meja sekretaris. Ia menarik napas untuk menstabilkan ekspresi wajahnya. Hani masih tersenyum pada sekretaris Angga.

Teni menunduk singkat ke arah Hani. “Anda masih menunggu, Nona? Maaf, mungkin akan lebih baik Anda kembali saja. Jadwal Tuan Muda hari ini sangat padat, mungkin beliau akan makan siang di luar dan tidak akan membiarkan orang lain mengganggu.”

Hani tersenyum tak percaya. “Sibuk? Tidak membiarkan orang lain mengganggu? Lalu kenapa wanita tadi bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status