Share

Bab 21

Penulis: Merry Heafy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-15 23:29:00

Arum pikir dirinya akan mendarat di tanah dengan sangat memalukan, tetapi kini tubuhnya mendadak terasa melayang karena bantuan seseorang. Begitu dia membuka mata, wajah Bagas menyapanya dan seketika Arum menahan napas. Jarak wajah mereka cukup dekat.

Gadis itu ingin menjerit saat ini juga.

Sementara itu, Bagas masih sulit untuk menerjemahkan situasi ini. Dia mendadak menjadi batu dan sulit untuk bergerak di saat lengannya masih melingkar di pinggang ramping Arum.

“P-pak?” panggil Arum dengan suara bergetar.

Saat itu juga Bagas tersadar dan segera membawa Arum ke posisi semula. Dia berdehem canggung. “Maaf. Saya cuma mau nyelamatin kamu.”

Arum menundukkan kepala, menahan malu dan rasa panas di wajahnya. “Nggak apa-apa, Pak. Namanya juga nggak sengaja dan terima kasih karena udah mau menolong saya.”

Situasi ini benar-benar membuatnya canggung. Arum merasakan perutnya seakan dipenuhi oleh sayap kupu-kupu, sementara wajahnya seolah terbakar habis.

“Y-ya udah, Pak. Kalau begitu saya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 22

    Semua orang yang berada di aula itu mulai saling berbisik. Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bagas melangkah meninggalkan panggung setelah meminta maaf dan mengakhiri sesi pidatonya. Untuk beberapa saat, ruangan itu mendadak sunyi dan hanya diisi oleh rasa heran dari banyak tamu. Arum dan timnya merasa ada yang tidak beres, terutama ketika seseorang datang mendekati kursi Arum dan memintanya untuk bicara empat mata.Arum tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi dia menurut saja karena yang dia tahu, orang itu adalah salah satu orangnya Bagas. “Ada apa ini, Pak?” tanya Arum ketika sudah berada di luar aula.“Pak Bagas meminta Anda untuk bertemu,” katanya, kemudian melirik jam tangan. “Lima menit dari sekarang, beliau meninggu di ruangannya.”Ini sesuatu yang tidak terduga. Tentu saja aneh karena saat ini seharusnya Bagas dan yang lain tengah fokus untuk acara launcing, tetapi kenapa mendadak pria itu mengajaknya bertemu? Lalu, bagaimana kelanjutan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 23

    “Jadi ide dari Bu Arum itu hasil jiplakan?”“Plagiat konsep merek saingan kita!”“Haus validasi dari Bos, nyatanya hasil jiplakan!”“Orang baru, tapi udah cari gara-gara!”“Nggak tahu malu! Pasti Pak Bagas kena penalti dan perusahaan kena masalah besar.”Masih banyak lagi ujaran kebencian dan penghakiman yang dilontarkan kepada Arum. Dia mendadak jadi bahan perbincangan seantero Scilab dan rekan satu timnya pun mulai menunjukkan sikap tidak nyaman pada Arum. Lebih dari apa yang Vera lakukan kemarin saat mereka terlibat pertentangan. Mereka dengan terus terang selalu menghindari perbincangan atau interaksi lainnya dari Arum. Seperti saat sekarang ini. Salah satu rekan mereka ada yang berulang tahun, tetapi dengan sengaja Arum tereliminasi dan tidak ikut dalam acara mereka tanpa sebab.“Jadi kamu nggak diundang?” tanya Vera saat jam kerja sudah habis. Mereka sedang menuju ke pintu keluar, hanya berdua saja karena yang lain sudah lebih dulu pergi ke tempat acara.Arum tersenyum miris. “

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 24

    Alex segera pergi dari sana untuk mengurus masalah terkait surat tuntutan itu. Sementara Arum masih berhadapan dengan Bagas. “Jadi bagaimana, Pak?” Gadis itu masih menunggu respons lanjut terkait apa yang dirinya sampaikan. “Apa penjelasan saya tadi udah cukup membuktikan saya nggak bersalah?” “Kita bisa lihat nanti. Meskipun keterangan kamu itu masuk akal, tapi bukan berarti semuanya selesai begitu saja.”Arum terpaksa harus menerima kenyataan pahit itu. Meski usahanya sudah maksimal, tetapi hasil juga tidak bisa dia prediksi secara akurat. Dia sungguh berharap masalah ini selesai, bukan untuk dirinya, tetapi untuk kelangsungan nama baik Scilab. “Baik, Pak,” kata Arum. “Sekali lagi saya minta maaf karena saya Scilab jadi menerima banyak kritik, baik dari dalam maupun dari luar.” Kepalanya tertunduk dalam. “Kamu bagaimana?” Alih-alih menjawab, Bagas justru bertanya soal hal lain. Ketika melihat gadis itu mengernyitkan dahi, Bagas kembali berkata, “Kamu. Saya tanya soal kamu. Saya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 25

    “Pak Bagas?” Arum sampai mengambil langkah mundur karena saking kagetnya. Atmosfer di sana terasa sangat tegang bagi siapa saja yang melihatnya. Terlebih pandangan Bagas menyapu ruangan itu dengan tatapan tajam. Hingga dia berhenti di salah satu karyawan yang dia kenali kemarin malam saat di koridor. Silvi yang mendapat tatapan tajam itu seketika menunduk dalam. Sementara Arum buru-buru mencairkan suasana yang menegangkan ini. “Pak Bagas, apa yang membawa Anda ke mari, Pak?” tanya Arum dengan nada suara yang ramah. Bagas tidak langsung menjawab, dia melangkah masuk ke ruangan itu yang otomatis membuat Arum menyingkir beberapa langkah ke samping. Jujur saja, Arum merasakan aura Bagas yang lebih dominan saat ini. Lelaki itu tidak menunjukkan ekspresi apa pun selain wajah datar. “Pak Bagas--” “Apa perseteruan tadi nggak dilanjutin lagi?” tanya Bagas skeptis. Tidak ada yang berani menatap Bagas, apalagi sampai menjawabnya. Namun, tidak dengan Arum. Gadis itu bukannya merasa beran

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 26

    Di penghujung hari itu, Arum merasakan kelegaan yang luar biasa. Dia tidak bisa langsung mengambil kesimpulan, tetapi dia merasa ada kesempatan yang bagus untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Karena hal itu juga gadis itu keluar dari laboratorium dengan riang dan bersemangat. Bersamaan dengan itu, pesan singkat dari Sam muncul. Namun, tidak sempat Arum lihat karena bunyi petir dari luar yang mengagetkannya. Sepertinya cuaca malam ini tidak begitu bersahabat lantaran langit menjadi mendung dan rintik hujan mulai turun, petir pun menyambar memecah kegelapan malam.“Aduh, aku lupa bawa payung lagi.” Arum menghela napas panjang, menyesali keteledorannya. “Terpaksa, deh, harus basah-basahan lagi.”Saat sampai di pintu depan gedung, hujan turun semakin deras. Dia sempat melihat rekan-rekan satu timnya lebih dulu berbondong-bondong masuk ke kendaraan. Sepintas dia juga melihat Vera, entah mengapa mendadak sepercik kekecewaan muncul. “Mungkin aku yang terlalu berharap. Wajar aja kala

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 27

    Suasana kantor hari itu tampak heboh. Orang-orang berkerumun sambil membicarakan sesuatu dengan sangat serius. Ponsel mereka menjadi satu-satunya media yang menjadi pusat perhatian, sebelum Bagas datang bersama Alex di belakangnya. Bagas mengernyit heran saat kebisingan itu mendadak menjadi hening, ditambah dengan tatapan para karyawan yang memusat pada dirinya. “Ada apa ini?” tanya Bagas dengan nada datar.Alex di sampingnya juga tampak heran. Dia sampai memanggil salah satu orang di antara mereka dan bertanya, “Ada apa ini?”Lelaki yang memakai kacamata baca dengan lensa cukup tebal itu melirik Alex dan Bagas dengan takut. “A-anu, Pak. Ada kabar yang menyebar soal Pak Bagas.”“Kabar apa?” Bagas merasa ada yang tidak beres dengan situasi ini. Kabar yang dimaksud pasti sesuatu yang cukup kurang atau bahkan tidak baik. Lihat saja orang-orang di sekitarnya, tatapan dan sikap menghindar itu mengingatkannya dengan masa-masa di mana dirinya di-bully karena latar belakangnya sebagai yatim

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   bab 28

    “Apa aku bilang? Sekali orang licik, ya, tetap licik!” Kalimat itu menyambut kedatangan Arum di ruangannya. Dia mencoba untuk tetap sabar, tenang dan tidak peduli dengan apa yang orang lain bicarakan tentang gosip itu--seperti yang dikatakan oleh Bagas tadi.“Bukannya Pak Bagas udah punya istri, ya? Apa jangan-jangan karena perempuan itu juga pernikahan Pak Bagas dan istrinya hancur?” Masih dari mulut yang sama, ejekan terus terang itu terlontar. Siapa lagi kalau bukan Silvi. “Kalian lihat sendiri, ‘kan? Dari awal perempuan itu datang ke perusahaan kita, ada aja masalahnya. Pak Bagas juga mendadak unjuk gigi, padahal sebelumnya misterius banget orangnya.” Silvi menambahkan. Dia sengaja melirik Arum yang baru saja duduk di kursi kerjanya. Silvi menghampiri Vera dan mulai menyampaikan kekesalannya. “Dia itu nggak tahu malu banget, ya? Masih aja dateng ke kantor!”“Berita itu juga belum tentu bener, ‘kan, Sil?” Vera menjawab tanpa memandang lawan bicaranya. Pandangan gadis itu masih t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 29

    Tawa keras meluncur dari mulut temannya Vera. “Ya ampun, Ver. Aku kira kamu nggak setuju sama gosip yang beredar.”“Mana ada gosip? Orang buktinya ada di foto itu, ‘kan?” jawab Vera santai. Dia mematut diri di depan cermin dan memoleskan lip tint ke bibirnya. “Iya, makanya!” Perempuan itu menggelengkan kepala, tidak habis pikir. “Heran aku sama cewek kayak dia. Muka badak banget! Udah tahu masih anak baru di sini, tapi cari gara-gara mulu. Dasar murahan!” Arum tidak bisa menahan air matanya lagi. Padahal dia menunggu Vera akan mengatakan dengan lantang bahwa dia tidak percaya dengan gosip murahan itu. Arum tahu bahwa mungkin Vera kecewa karena masalah kemarin, tetapi sekarang berbeda. Harga diri Arum sebagai wanita yang menjunjung tinggi kehormatannya tengah direndahkan dan dihina. Bagaimana bisa Vera yang sudah dia anggap sahabat sendiri telah menusuknya dari belakang?“Udah lah. Biarin aja. Nggak lama juga gosipnya bakal mereda.” Suara Vera kembali terdengar. “Nggak mungkin kalau

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28

Bab terbaru

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Season 2

    Note : Cerita ini adalah season kedua, tapi tidak berkaitan dengan season 1. Hanya temanya saja yang sama. Semoga syuka yaa ...SUAMI DEKILKU BUKAN PEKERJA SERABUTAN BIASA(1)"Dinda, harusnya kamu itu sadar diri! Kamu itu cuma lulusan SMP. Pekerjaan kamu juga nggak jelas. Tampang kamu pun nggak ada bagus-bagusnya. Kamu pikir, ada laki-laki yang mau nikah sama perempuan seperti kamu?""Dasar perawan tua nggak tahu diri!""Harusnya kamu ngaca dulu sebelum pilih-pilih suami!"Dinda hanya bisa diam mendengar hinaan dari keluarganya. Saat ini, gadis itu tengah berkumpul bersama dengan nenek, bibi, dan keponakannya di rumah kecil yang mereka tinggali bersama."Kamu pengen suami yang kayak apa sih, Dinda? Harusnya kamu bersyukur, Bibi mau ngenalin kamu sama juragan kaya!" omel Bibi Yuni."Jadi perempuan tuh jangan pemilih!" sahut Bibi Dara. "Kamu beneran mau jadi perawan tua?" cibirnya."Kamu nggak suka karena juragan itu udah tua? Kamu pengennya punya suami tajir dan masih muda?" sinis Nen

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 39(End Season 1)

    Mereka terusir dari rumah sendiri. Satu keluarga itu telah ditipu oleh lelaki yang dulu sangat disanjung-sanjung. “Kamu masih belum dapet kabar dari suamimu, Dev?” tanya Bu Wiwik dengan tatapan lemas. Dia menjadi sakit-sakitan semenjak kedatangan agen properti minggu lalu. “Masih nggak ada kabar, Bu. Orang kantor juga nggak tahu apa-apa. Mas Randy udah dipecat dari seminggu lalu.” Tidak berbeda jauh dari ibunya, Devi meski terlihat lebih bugar secara fisik, tetapi dia hampir gila. Bagaimana tidak? Semua aset dan tabungannya sudah dirampas oleh Randy. Namun, untungnya lelaki itu tidak tahu tentang sertifikat dua ruko peninggalan Bagas.Mereka tinggal di ruko itu untuk sementara ini. Tempatnya memang kecil, tetapi mereka sangat tertolong dengan tempat ini. “Nak, gimana kalau kita minta bantuan sama Bagas?” Pak Handi tiba-tiba memberi saran. “Kamu bilang Bagas itu atasan kamu, ‘kan? Dia itu orang baik, pasti mau bantu kita.”“Bapak ini apa-apaan, sih?” sergah Bu Wiwik. “Mau ditaruh di

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 38

    Devi tidak menyangka bahwa CEO yang dimaksud oleh temannya--yang juga telah membuat Devi bertanya-tanya selama ini adalah mantan suaminya. Bagaskara Rahagi Narendra. Penampilan Bagas berubah 180 derajat. Necis, berkharisma dan tentunya terlihat mahal. Devi seperti melihat sosok lain dan hanya wajah saja yang sama. “Nggak mungkin,” gumamnya dengan sorot mata kosong. Para eksekutif kantor menyalami Bagas, berbicara dengan sangat hormat dan tunduk pada lelaki itu. Tidak terkecuali Randy. Siapa yang menyangka ternyata suaminya yang sekarang dia anggap sebagai lelaki yang lebih pantas bersanding dengannya itu justru tidak ada apa-apanya dibanding dengan Bagas. Dua kali Devi merasa tertipu. Saat tatapan keduanya bertemu, Bagas tidak menunjukkan ekspresi terkejut sama sekali. Dia bersikap seolah ini adalah kali pertama baginya bertemu dengan Devi. “Mas Bagas?” sapa Devi saat Bagas hendak melewatinya. “Ini beneran kamu, Mas?”Bagas berhenti sejenak. “Aku dengar kamu udah menikah. Selama

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 37

    Setelah masa iddah selesai, Devi dan Randy melangsungkan pernikahan mereka. Pernikahan digelar mewah di sebuah gedung, hanya saja tidak ada banyak tamu di sana. Keluarga, kerabat dekat dan teman terdekat saja yang hadir. “Mas, akhirnya kita menikah juga, ya.” Devi terlihat sangat bahagia di sana. Belum lagi uang deposit dari Bagas juga sudah cair ke rekeningnya. Lengkap sudah kebahagiaan wanita itu.Usai pesta pernikahan, Devi dan Randy tinggal bersama Bu Wiwik dan Pak Handi. Itu sudah menjadi kesepakatan bersama, sebelum mereka menemukan hunian baru, sesuai dengan perminataan Devi.“Sayang, mulai sekarang kita terbuka secara finansial, ya,” ucap Randy saat sedang membantu Devi menata pakainnya di lemari. “Kata kamu kan uang deposito dari mantan suami kamu udah cair, nanti biar aku aja yang pegang. Kamu nggak keberatan, ‘kan?” tanyanya.“Nggak apa-apa, dong, Mas.”“Makasih, Sayang.” Randy memeluk pinggang Devi yang berdiri di sampingnya. “Aku punya kenalan orang-orang yang sukses di

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 36

    Vera dan Silvi membungkam mulut mereka. Keduanya bahkan tidak berani untuk menatap Arum. Terkhusus untuk Silvi, dia masih menunjukkan sikap arogannya, meski hanya saat Arum sedang tidak fokus memerhatikan mereka.“Saya mewajarkan sikap kalian karena kalian juga berhak buat nggak suka sama saya, tapi saya nggak bisa menerima perlakuan bullying sampai membuat orang lain merasa terancam.” Tatapan Arum tertuju pada Silvi. “Kamu, Silvi. Saya belum tahu apa yang harus saya lakukan ke kamu.”Silvi tersentak mendengarnya. Jelas itu kata-kata yang sangat tidak aman untuk kelangsungan karier dia di Scilab. “Arum--eh, maksud saya Bu Arum, maafkan saya. Semua kejahatan yang saya buat kemarin lalu itu karena kebodohanku, rasa iri dan nggak profesional. Saya mohon pikirkan baik-baik tentang hukuman saya, Bu.”Silvi bahkan sampai menahan air matanya agar tidak jatuh. “Saya siap menerima konsekuensinya, tapi tolong jangan sampai saya dipecat.” Kedua telapak tangannya menyatu di dada.Arum menghela na

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 35

    “Tunggu dulu, Pak!” Alex mengejar saat Bagas hampir mencapai pintu. “Bapak tahu siapa cowok itu?”Bagas mengangguk. “Kamu ingat sama cowok yang datengin Arum pas hujan waktu itu?”Seketika Alex terbelalak. “Ya Tuhan! Kenapa aku baru sadar.”“Dia sering jemput Arum kalau pulang. Hubungan mereka dekat, meski aku nggak tahu mereka sedekat apa. Tapi--”“Cowok itu suka sama Bu Arum. Dia cinta mati?” Alex tertawa sinis. “Tapi cara mainnya kotor.”Bagas mengepalkan kedua tangannya, dia setuju dengan ucapan Alex. “Aku minta kamu urus ini, ya. Arum mungkin bakal bareng sama cowok itu lagi--Sam namanya. Selidiki latar belakang cowok itu dan pastikan dia nggak bisa lari. Ambil tindakan secepat mungkin dan aku yang akan memastikan Arum tetap aman.”Alex menyanggupi interupsi lelaki itu. “Baik, Pak.”“Aku mengandalkanmu, Lex.” Sekali lagi, Bagas melihat Arum bersama dengan lelaki itu. Sejauh ini, dia sendiri tidak tahu apa hubungan mereka--atau mungkin lebih tepatnya Bagas tidak peduli karena itu

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 34

    Bagas segera beranjak dari kursi kerjanya setelah jam istirahat tiba. Lelaki itu tidak yakin apakah dirinya perlu membicarakan hal ini dengan Arum lebih dulu atau tidak. Sama seperti Alex, Bagas juga merasa ada yang ganjil dengan masalah ini. Bagaimana bisa Arum dengan sengaja membuat skandal tentang mereka? Saat melihat Arum di lobi, Bagas buru-buru menghampirinya. Namun, kedatangan Sam membuat lelaki itu mendadak ragu. Bagas tahu bahwa Sam memiliki perasaan mendalam kepada gadis itu dan hal tersebut juga yang membuat Bagas ragu untuk mendekat. Namun, entah mengapa ada dorongan dalam hatinya ketika melihat dua orang itu berjalan bersama. Dorongan yang membuat Bagas merasa tidak rela jika harus membiarkan lelaki lain berada di samping gadis itu.“Arum, bisa minta waktunya sebentar?” tanya Bagas. Ada yang aneh dalam dirinya. Bagas tidak benar-benar ingin membicarakan tentang skandal itu, tetapi dia tetap berkeras ingin menahan Arum.Arum melirik ke arah Sam yang berdiri di sampingnya

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 33

    Ancaman itu sempat membuat Arum gentar. Dia sadar dengan konsekuensi yang nantinya akan dia dapatkan, tetapi itu jika dia terbukti bersalah--atau memang dia melakukan kesalahan. Namun, pada kenyataannya Arum tidak melakukan kesalahan apa pun. Foto-foto itu juga tidak menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang pelakor. “Silakan,” katanya. Arum meninggikan sedikit dagunya, menatap Silvi tak gentar. “Pihak HRD juga nggak akan langsung mengambil keputusan hanya karena foto-foto murahan kayak gitu,” lanjut Arum dengan sedikit senyuman. Silvi mendadak heran, ke mana perginya Arum yang beberapa menit lalu terlihat ketakutan dan rapuh? “Aku nggak lagi main-main. Semua orang juga ada di pihakku. Kamu nggak akan bertahan lama di sini.” Mendengar itu lantas membuat Arum tersenyum. “Bahkan jika seluruh dunia berpihak padamu, memusuhiku, saya nggak peduli. Silvi, kebenaran akan selalu menang dengan cara apa pun dan nggak peduli seberapa lama waktu yang akan diambil.” Arum sadar bahwa ini bukan

  • Disangka Suami Pengangguran Ternyata Sultan   Bab 32

    Keesokan paginya, Bagas meminta Alex untuk meretas situs perusahaan. Pihak IT yang bertugas diwajibkan menyelesaikan perintah ini secepatnya.“Saya sudah menyuruh tim untuk meretas situs kita, Pak. Bapak tenang saja, semuanya pasti berjalan dengan lancar.” Alex mencoba memberi semangat kepada bosnya. “Karena masalah kemarin sudah selesai, apakah kita perlu mengatur ulang acara launching yang tertunda, Pak?”Alex terbiasa dengan sikap Bagas yang pendiam, tetapi diamnya lelaki itu saat ini terlihat tidak seperti biasanya. “Pak?” Dia heran dengan bosnya yang tampak tidak fokus hari ini. “Aku dengerin kamu, kok, Lex. Iya, biarkan mereka yang bekerja untuk sekarang.” Kendati berbicara demikian, pandangan mata lelaki itu terarah ke objek lain. Atau bahkan tidak kepada apa pun. Tubuh Bagas ada di tempat ini, tetapi tidak dengan pikiran dan hatinya. “Apa ada masalah lain, Pak?”“Nggak ada--seharunya nggak ada.” Bagas membuang napas panjang. Dia tidak mengerti mengapa isi pikirannya saat in

DMCA.com Protection Status