Share

Bab 8

Fianna menghela napas panjang begitu ia keluar dari ruangan Abian. Rasanya seperti beban berat yang akhirnya terangkat dari pundaknya setelah berhadapan dengan si beruang pemarah itu — ya, walaupun setelah menangis tadi, Abian sedikit melunak padanya perihal pekerjaan yang terbengkalai. Dia lantas berjalan dengan langkah cepat menuju kantin, tempat biasanya dia dan teman-temannya berkumpul untuk sekadar mengobrol atau melepaskan penat setelah bekerja.

Sesampainya di kantin, Fianna melihat Tirta, Andrew, Dina, dan Zidan sudah duduk di salah satu meja di sudut ruangan. Mereka tertawa-tawa, jelas tengah menikmati waktu istirahat mereka — astaga, terlihat bahagia sekali mereka. Begitu melihat Fianna, Tirta melambai-lambaikan tangan dengan semangat.

“Fi! Sini, cepat ke sini!” seru Tirta dengan senyum lebar.

Fianna membalas senyuman itu, merasa lega bisa kembali ke suasana yang lebih nyaman dan akrab. Dia melangkah cepat menuju meja mereka dan segera duduk di antara Dina dan Zidan.

“Gim
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status