Share

Bab 6

Pagi itu, Fianna duduk di meja makan dengan dagu bertumpu pada kedua tangannya, menatap ke arah dapur dengan tatapan bosan. Aroma harum masakan mulai memenuhi ruangan, tapi Abian masih sibuk dengan kegiatan memasaknya. .

Pemandangan ini rasanya seperti deja vu bagi Fianna, pemandangan punggung Abian yang membelakanginya karena sibuk memasak.

"Masih lama, Pak Abian?" Fianna berseru dengan nada mengeluh bosan, di tangannya kini sudah ada selembar kertas dan pena. "Kita kan perlu ngobrol serius nihhh, cepetan,"

Abian, yang tengah fokus menyiapkan sarapan, melirik sekilas ke arah Fianna. "Sabar,"

Fianna mendesah pelan, matanya berputar malas. "Ini ketiga kalinya, Pak Abian ngomong hal yang sama,"

"Kamu kalau berisik saya kasih makan sawi rebus ya," ancam Abian yang mampu membungkam sepenuhnya mulut Fianna.

Hal yang paling ditakutkan Fianna adalah memakan sayuran yang dimasak Abian.

Fianna menidurkan kepalanya ke atas meja dengan lesu, merasa bosan duduk saja tanpa bisa melakukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status