Share

Bab 48. Menerima Takdir

Senja hendak berganti malam, bersama dengan derasnya air hujan, membasahi halaman rumah Alira yang tertutup Rapat.

Setelah lima belas menit berlalu, setelah adzan Maghrib berkumandang, terlihat Alira, duduk terpekur di atas sajadahnya, tak ada lagi air mata, hanya rasa sesak yang melanda baru menyelesaikan sholatnya.

Berdzikir dengan matanya yang terpejam, guna untuk menenangkan hatinya yang tak karuan, menenangkan jiwanya yang sedang lara.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu di kamarnya, membuka matanya mengalihkan pandangannya.

"Suami kamu belum pulang juga Ra, di luar hujannya deras, coba kamu telepon dia ada di mana," kata Bu Rani, sesaat setelah membuka pintu kamar beradu pandang.

Dengan Alira yang membisu, tak menjawab pertanyaan ibunya, tak mengetahui kepergian Satria yang tak pamit kepadanya.

"Nanti juga pulang sendiri Bu, Ma

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status