Share

Bab 47. Hancurnya Harapan Alira

Semilirnya angin, masuk ke dalam jendela kamar Alira yang terbuka, tanpa gorden yang menutupi membebaskan masuknya sinar mentari di sore hari.

Terlihat Satria, duduk di tepi ranjang mengulum senyum di bibirnya, memperhatikan Alira yang sedang menikmati ayam geprek tanpa nasi di atas piring.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya Alira, masih dengan wajahnya yang murung, melebarkan senyum suaminya.

"Enak nggak?"

"Enak, mau? itu masih ada satu," jawab Alira, menunjuk banyaknya makanan yang mengantri di atas nakas, dengan telunjuknya yang penuh dengan sisa sambal mengunyah makanannya.

"Aku mau itu,"

"Mana?"

"Yang ada di tangan kamu," jawab Satria mengedikkan dagunya.

"Kan bekas aku,"

"Ya nggak papa, kita makan bareng-bareng lagi sama seperti ketoprak kemarin," jawab Satria, tak membuat Alira bersuara, hanya mengulurkan piring yang di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status