Share

Dipaksa Putus Karena Perjodohan
Dipaksa Putus Karena Perjodohan
Author: Menook We

Bab 1. Dipaksa Putus

Author: Menook We
last update Last Updated: 2021-09-06 16:41:34

Brukkkk

Alira melempar tas selempangnya dengan kesal ke atas kasur, segera manjatuhkan tubuh langsingnya di atas ranjang, sebelum membenamkan wajah cantiknya ke dalam bantal.

Dengan air matanya yang berderai, Alira hanya bisa menangis, terisak dan tergugu, memikirkan bagaimana nasib dan masa depannya setelah ini.

Dia masih tak percaya, bagaimana bisa kedua orang tuanya menjodohkannya begitu saja, tiba-tiba, tanpa ada angin ataupun hujan, menjadikan hidupnya bagaikan kisah seorang Siti Nurbaya.

"Kenapa harus punya hutang sih Yah? kenapa harus membayar hutang dengan aku Yah? kenapa? aku kan anak Ayah? anak kandung Ayah! bukan anak tiri Yah...,"

"Aku baru saja selesai kuliah Yah, perjalananku masih sangat panjang! bahkan aku masih mencari kerja dan belum pernah merasakan uang hasil kerja kerasku sendiri, bagaimana bisa Ayah menjodohkanku Yah? bagaimana bisa? bagaimana dengan  masa depanku Yah? bagaimana dengan kisah cintaku bersama Adam Yah? bagaimana?" gumamnya pelan, dengan wajahnya yang semakin basah, membalikkan posisi tubuhnya menjadi terlentang.

Sebelum berteriak, menjambak rambut hitamnya sendiri karena rasa frustasi yang di rasakannya.

"Adam.. aku di jodohkan Dam...bagaimana ini Dam? aku di jodohkan sama Ayah Ibuku Dam...," tangis Alira tergugu, memanggil nama kekasih hatinya, sebelum menutup wajah cantiknya dengan kedua telapak tangannya, tak mampu menahan rasa sakit yang dirasakannya.

Sangat sakit, menghimpit perasaannya, sangat kuat, hingga membuatnya sesak susah sekali untuknya bernafas.

"Apa kita harus putus Dam? tapi aku nggak mau putus sama kamu Dam...aku masih sangat mencintai kamu...setelah enam tahun hubungan kita, percintaan kita, bagaimana bisa? aku nggak mau putus sama kamu Dam...!" ucapnya lagi, sebelum berteriak histeris, melampiaskan rasa sakit di hatinya.

Di ikuti dengan mengalihkannya pandangannya, ke arah pintu kamarnya yang terbuka, beradu pandang dengan Bu Rani, ibu kandungnya sendiri.

Yang mengayunkan langkah perlahan, dengan wajah yang sangat sendu mendekati dirinya yang masih menangis tergugu.

"Lira...," panggil Bu Rani, dengan sorot mata pilunya memanggil lirih nama anak gadisnya.

"Bu...," jawab Alira, dengan bibirnya  yang bergetar, mata yang memerah segera beranjak bangun, untuk berhambur ke dalam pelukan hangat ibunya.

"Ibu minta maaf ya Ra? Ibu nggak bisa berbuat apa-apa untuk kamu Ra..., Ibu minta maaf...," lirih Bu Rani, ikut menitikan air matanya, membelai lembut puncak kepala anaknya, membalas pelukan Alira.

"Kenapa harus aku yang dijodohkan sih Bu? kenapa harus aku?" tanya Alira, terisak masih di pelukan ibunya.

Tak membuat Bu Rani bersuara, hanya menangis membelai lembut puncak kepala putri sulungnya.

"Apa karena statusku yang anak pertama Bu? harusnya Ibu melahirkanku menjadi anak kedua Bu! biar aku bisa menikmati kebahagiaanku sendiri! sesuai jalan yang aku sukai sendiri Bu...," jawab Alira dengan deraian air matanya yang sempurna membasahi pipi mulusnya.

Sebelum menarik kepalanya pelan, beradu pandang dengan Bu Rani yang terlihat sendu menatapnya pilu.

"Bagaimana dengan masa depanku Bu? cita-citaku? impianku? bahkan aku belum bisa memberikan ibu gaji pertamaku Bu, aku belum bekerja, bagaimana bisa Ayah menyuruhku menikah Bu? bagaimana bisa?" lanjut Alira, dengan tangisannya yang semakin tergugu.

Menatap lekat mata basah Ibunya, dengan sikapnya yang memohon.

"Maafkan Ibu Sayang, Ibu minta maaf ...," ucap Bu Rani, menyeka lembut pipi anak gadisnya,  dengan perasaan sakit di hatinya, merasa tak berdaya dengan permohonan Alira.

Karena hutang Budi suaminya, yang memaksanya untuk diam, tak mampu berbuat banyak untuk menghentikan perjodohan yang diminta calon besannya.

Sahabat baik dari suaminya, yang telah banyak membantu kehidupan keluarganya.

***

Flasback

"Assalamualaikum," ucap Alira, mengayunkan langkahnya masuk kedalam rumah, mengulaskan senyumnya kepada Ayah dan Ibunya yang sedang duduk bersantai di depan tv di ruang keluarga menjawab salamnya kompak.

"Waalaikum Salam, sudah pulang Ra?" jawab Bu Rani menikmati kue kering yang tersaji, mengulaskan senyumnya kepada Alira yang mengayunkan langkah mendekatinya.

"Sudah Bu," jawab Alira, mencium tangan kedua orang tuanya bergantian, sebelum duduk di sebelah Ayah Pras, sesaat setelah mencomot satu kue kering di atas meja.

"Gimana? lancar interviewnya?" tanya Ayah Pras yang di jawab dengan anggukan pelan kepala Alira.

"Doain ya Yah? Bu?" jawab Alira, di sela kunyahannya.

"Aamiin. semoga keterima ya Ra?" jawab Bu Rani, di ikuti dengan kata Amin Ayah Pras dan Alira.

"Emmm...Ayah ingin bicara sama kamu bisa?" ucap Ayah Pras, mengalihkan pandangan Alira yang mengangguk pelan menatapnya.

"Bicara aja Yah, kenapa harus pakai izin?" jawab Alira santai, kembali menyuapkan kue kering ke dalam mulutnya menatap Ayahnya.

"Bagaimana hubungan kamu dengan Adam Ra? baik-baik saja?" tanya Ayah Pras yang di sambut dengan anggukan kepala Alira yang masih mengunyah kue di mulutnya.

"Baik Yah, nggak ada masalah, cuma Adam sekarang lagi di luar kota jadi kangen deh nggak bisa ketemu," jawab Alira terkekeh.

Mengalihkan pandangan Ayah Pras, beradu pandang dengan Ibu Rani yang terdiam.

"Apa Ayah sama Ibu boleh minta sesuatu sama kamu Ra?" tanya Ayah Pras lagi hati-hati.

"Minta apa Yah?" jawab Alira sebelum tersedak dengan kalimat Ayahnya.

"Kamu putus sama Adam ya?" lanjut Ayah Pras, menyentakkan hati Alira, membuatnya terbatuk.

"Minum dulu Ra," Bu Rani bersuara, memberikan segelas teh hangat milik suaminya kepada Alira.

"Kenapa Yah? kenapa aku harus putus sama Adam?" tanya Alira, dengan sorot mata bingungnya, sesaat setelah menenggak habis teh hangat pemberian Ibunya.

"Karena kamu harus menikah sama Satria Ra, anak Om Bagaskara." jawab Ayah Pras, membulatkan mata Alira menatapnya.

"Ayah bercanda kan?" tanya Alira, sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Bu Rani yang terdiam, masih duduk di samping ayahnya menatapnya sendu.

"Ayah bercanda kan Bu? ayo Bu tolong bilang sama aku kalau Ayah sedang bercanda!" ucap Alira, dengan wajah tak percayanya ingin mencari pembelaan Ibunya.

Sebelum mengulaskan senyum getirnya, dengan matanya yang berkaca-kaca mengalihkan pandagannya ke arah Ayah Pras yang terdiam menatapnya.

"Ayolah Yah..., Ayah pasti bercanda kan?" lirih Alira, ingin mencari kebohongan di wajah ayahnya.

Namun tak menemukannya, yang dia temukan hanya gelengan pelan kepala Ayah Pras, dengan sorot mata sendu menatapnya dalam.

Menggetarkan bibir Alira, menitikan air matanya membuang pandangannya ke sembarang arah.

"Aku nggak mau menikah sama Satria Yah, dan aku nggak mau putus sama Adam!" jawab Alira, menyeka air matanya pelan tak menatap Ayahnya.

"Kamu harus nikah sama Satria Ra, Ayah mohon sama kamu, kamu menyetujuinya ya?" mohon Ayah Pras, mengalihkan kembali pandangan Alira menatapnya.

"Tapi kenapa Yah? kenapa tiba-tiba?"

"Karena hutang Budi Ayah Ra!" jawab Ayah Pras, dengan nafasnya yang memburu, semakin memecahkan tangis Alira.

"Ayah minta tolong sama kamu, tolong kamu ngerti posisi Ayah...," lirih Ayah Pras, beradu pandang, memohon kepada anak gadisnya.

"Bagaimana dengan posisiku Yah? hatiku? perasaanku? tolong mengerti aku juga Yah...," lirih Alira.

Tak membuat Ayah Pras bersuara, hanya membuang pandangannya ke sembarang arah, dengan helaan nafasnya yang terdengar berat mengusap wajahnya pelan.

" Apa kamu ingat dulu Ra? saat usaha Ayah kamu ini hampir bangkrut? Om Bagas yang membantu Ayah, Om Bagas menyuntikkan dana hingga usaha Ayah bisa berdiri tegak seperti sekarang ini!" ucap Ayah Pras, dengan pandangan menerawangnya lurus kedepan.

"Apa kamu ingat saat Ayah sakit dulu Ra? ayah harus di operasi, tepat di saat keuangan ayah yang menipis, Om Bagas juga yang membantu Ayah, hingga Ayah bisa di operasi, dan bisa seperti sekarang ini, berkumpul bersama Kamu, ibu kamu dan adik kamu!" lanjut Ayah Pras tak mengalihkan pandangannya.

Semakin membuat bibir Alira bergetar, kembali mengingat masa-masa susah keluarganya.

Tak terkecuali Bu Rani, yang ikut menitikan air matanya, membelai lembut bahu suaminya.

"Om Bagas juga yang telah membantu biaya kuliah kamu Ra! saat masa - masa krisis Ayah dulu! saat ayah tak lagi punya uang untuk membayar biaya kuliah kamu!," lanjut Ayah Pras, mengalihkan pandangannya menatap Alira yang terdiam dan menangis.

"Dan kemarin Om Bagas bilang ingin melamar kamu untuk anaknya, apa menurutmu Ayah bisa menolaknya setelah kebaikan Om Bagas kepada kita Ra?" lanjut  Ayah Pras yang di jawab dengan kebisuan Alira.

Hanya menangis, terisak tak mampu lagi mendebat kalimat Ayahnya yang penuh beban.

Beban dari hutang Budi yang ditanamkan Om Bagas di pundak Ayahnya, menjadikan Ayahnya tak berdaya.

Walaupun hanya sekedar untuk menolak keinginan Om Bagas, agar tak sampai mengorbankan perasaan anak kandungnya.

"Apa nggak ada cara lain selain pernikahan Yah? Bu?" lirih Alira, dengan wajahnya yang memelas, Beradu pandang dengan Ayah dan Ibunya.

"Nggak ada Ra..., Ayah minta maaf..." lirih Ayah Pras, memecahkan tangisan Alira, dengan bibirnya yang bergetar segera berdiri dari duduknya.

Setengah berlari masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan ayah dan ibunya.

Flashback selesai

Bersambung.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sapar Khan
nyimak thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 2. Bukti Bakti

    Di kediaman Papa Bagaskara.Malam telah menjelang, setelah kehilangan senja sore yang begitu indah di pandang mata, karena langit yang telah menggelap sempurna, dengan hiasan bintang yang menemani sang rembulan.Terlihat Satria, duduk berselonjor diatas sofa kamarnya yang terlihat luas, tak mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya yang menyala di atas pangkuannya.Karena dirinya yang tengah sibuk, membaca beberapa file yang di kirim oleh sekretarisnya lewat email.Sebelum mengalihkan pandangannya, hanya sesaat karena suara ponselnya yang berdering di atas meja."Siapa sih?" gumamnya pelan, seraya meraih ponselnya tak mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya."Halo!" ucap Satria, sesaat setelah menggeser layar ponselnya, segera meletakkannya di telinga tak membaca nama yang tertera di dalamnya.

    Last Updated : 2021-09-06
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 3. Pembicaraan Pernikahan

    Sinar sang Surya mulai beranjak, namun tak terlalu naik bertemankan angin yang semilir menggoyangkan dedaunan yang tumbuh di halaman rumah Alira.Tepat di saat pukul 10:00, terlihat sedan mewah Papa Bagaskara, melaju pelan memasuki pintu pagar rumah Alira yang terbuka, sebelum berhenti tepat di halaman rumah Alira yang cukup luas."Ayo masuk Sat!" ucap Papa Bagaskara, duduk di kursi belakang di samping anaknya.Terlihat antusias ingin segera menemui calon besannya, sahabat baiknya sendiri.Berbeda dengan Satria yang terlihat lesu, masih menyandarkan kepalanya di sandaran mobil tak ingin beranjak keluar dari mobil papanya."Ayo,""Aku masih belum yakin dengan keputusanku ini Pa!" lirih Satria, dengan wajah memelasnya, dengan harapannya yang sangat besar, bisa merubah pikiran Papanya."Sudah lah Sat! percaya sama Papa, Papa yakin kamu akan suka sama Alira, d

    Last Updated : 2021-09-06
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 4. Pertemuan Yang Tak Disengaja

    Satu Minggu telah berlalu...Angin begitu semilir, menggoyangkan dedaunan di bawah sinar mentari yang masih hangat tepat di hari Minggu.Menemani perjalan Alira, dengan menggunakan motor matic yang dikendarainya, melajukan motornya dengan kecepatan sedang menembus jalanan kota yang terlihat lenggang.Dengan perasaannya yang sedikit bahagia, setelah dua Minggu lamanya menahan nestapa.Karena kedatangan sang pujaan hatinya yang baru pulang dari luar kota, membuatnya tak sabar ingin segera bertemu di sebuah kafe tempat biasanya saling ngobrol dan bercerita.Sementara itu di tempat lainnya, tampak Satria, mengulaskan senyum semringahnya, menggenggam erat tangan seorang gadis cantik berambut panjang, yang sedang duduk di kursi penumpang depan di sebelahnya.Beberapa kali menolehkan kepalanya, saling bicara dan bercanda, bersama dengan Azkia, wanita pujaan hatinya, menikmati ken

    Last Updated : 2021-09-06
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 5. Surat Perjanjian Pernikahan

    "Yank...," panggil Azkia, menyentakkan hati Satria.Melepaskan sentuhan tangannya spontan di lengan Alira, bersamaan dengan gerakan kepalanya yang menoleh, beradu pandang dengan Azkia yang berdiri, mengayunkan langkah mendekatinya."Ngapain kamu?" tanya Azkia.Tak membuat Satria bersuara, hanya berdiri tegak mengusap dahinya perlahan tak mengalihkan pandangannya."Siapa wanita ini? kamu mengenalnya?" tanya Azkia, menoleh ke arah Alira yang terdiam tak ingin ikut campur di dalam urusan Satria."Aku permisi," ucap Alira, segera mengayunkan langkahnya cepat, keluar dari lorong kamar mandi meninggalkan Satria dan Azkia yang terdiam menyaksikan kepergiannya."Siapa dia Yank?" tanya Azkia lagi, dengan jiwa ke ingin tahuannya yang meninggi, tak sabar dengan jawaban Satria."Dia anak dari teman Papa Yank," jawab Satria akhirnya, mengerutkan kening Azkia menatapnya dalam."Anak teman Papa

    Last Updated : 2021-09-15
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 6. Makan Malam

    "Apa ini?" tanya Alira."Surat perjanjian pernikahan," jawab Satria, menyentakkan hati Alira segera membuka berkas di tangannya.Sebelum mengulaskan senyumnya, membekap mulutnya sendiri, dengan detak jantungnya yang tak karuan membaca surat perjanjian pernikahan.Mengerutkan kening Satria, tak menyangka dengan ekspresi yang di lihatnya di wajah calon istrinya."Surat perjanjian pernikahan kita?" tanya Alira, tak menyadari binar bahagia di manik indahnya, beradu pandang dengan Satria yang terdiam."Kamu buta huruf? baca aja!" jawab Satria, tak melukai hati Alira, karena rasa bahagianya yang begitu bergelora.Menyejukkan hatinya yang sempat merana, karena surat perjanjian pernikahan yang a

    Last Updated : 2021-09-15
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 7. Makan Malam 2

    "Ya sudah nggak papa, biar aku nanti ketemu sama Aksa di rumah kamu, sayang makanannya Ra, sudah aku bungkusin banyak,""Astaga...," batin Alira frustasi, meraup wajahnya kasar mencoba berpikir untuk mencari alasan.Karena dirinya yang tak ingin, kedua orang tuanya menceritakan perihal perjodohannya kepada Adam."Kita ketemu aja ya? aku akan pulang sekarang, kita bertemu di taman Puspa ya?" ucap Alira, mencoba untuk mengendalikan keadaan.Karena dirinya yang tak ingin kehilangan Adam karena perjodohan yang tak di inginkan ini."Please Dam jangan ke rumah," batin Alira, sebelum mengulaskan senyumnya karena kalimat kekasihnya."Ya sudah, aku tunggu ya? kita ketemu di taman Puspa,"&

    Last Updated : 2021-09-15
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 8. Kedatangan Adam

    H-10Satria telah memutuskan sendiri tanggal pernikahannya, tepat setelah satu hari keberangkatan Azkia keluar negeri dalam melakukan tugasnya sebagai seorang pramugari.Membuat Satria sedikit tenang, berbeda dengan Alira, hatinya tak tenang, di selimuti dengan rasa gundah dan gelisah.Begitu takut jika kekasihnya mendengar kabar resepsi pernikahannya.Bertemankan sinar mentari yang beranjak naik, tepat di pukul 10:00.Terlihat Alira, hanya duduk termenung sendirian di kursi panjang yang ada di teras rumahnya, memikirkan pernikahan yang tak di inginkannya semakin mendekat karena waktu yang berputar dengan sangat cepat.Membuatnya frustasi, meskipun sudah ada perjanjian pernikahan dengan calon suaminya, meskipun masih ada harapan untuknya bisa bersama dengan Adam setelah perceraian.Tapi bayangan Adam terus saja terbayang di pikirannya, banyangan akan kemarahan Adam jika mengetahui segala kebohongannya, apa Adam masih mau m

    Last Updated : 2021-09-20
  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 9. Undangan Pernikahan

    "Alira? Adam?" panggil Bu Rani, sesaat setelah berdiri di depan pintu utama mengalihkan pandangan Adam dan juga Alira.Menyentakkan hati Alira, dengan matanya yang membulat reflek berdiri dari duduknya."Bu," ucap Alira, dengan degup jantungnya yang kembali tak karuan menyeka cepat air matanya beradu pandang."Tante," sapa Adam, mengulaskan senyum termanisnya berdiri dari duduknya.Beradu pandang dengan Bu Rani yang terdiam, mengalihkan pandangan Alira panik menatapnya gelisah."Apa kabar Tante?" tanya Adam, sesaat setelah mencium tangan ibu dari kekasihnya tak mengalihkan pandangannya."Sehat Dam, kamu gimana kabarnya? kok duduk di sini? nggak masuk ke dalam?""Alhamdulillah Tante, saya juga sehat, nggak Papa Tante, duduk disini saja, sekalian cari angin," jawab Adam, dengan intonasi sopannya tak menghilangkan senyum di bibirnya.Memejamkan mata Alira, karena hatinya yang begitu ngilu, melihat kesempurnaan Adam, le

    Last Updated : 2021-09-20

Latest chapter

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 98. Mencintai Seutuhnya, Bersama Selamanyay

    Kebahagiaan yang sudah menyelimuti, merasa saling membutuhkan dan terlebih lagi mencintai. Setelah kehilangan yang begitu sangat menyakiti hati, dan di tambah lagi dengan kesalahpahaman yang menyesakkan, menyayat perih luka hati yang sudah saling mencintai.Setelah dua Minggu berlalu, Alira yang kini telah menyadari untuk siapa sebenarnya hatinya di labuhkan, setelah dilema panjang yang menderanya, dan masih belum bisa melupakan Adam secara sempurna.Tapi kali ini, dirinya sudah memantapkan nya, memilih untuk mencintai sepenuh hati. Satria, sang suami, pendamping hidupnya pemilik hatinya.Tanpa bayang bayang Adam yang membayangi, tanpa bayangan dari kisah cinta lamanya yang telah ia lepaskan seutuhnya."Mas," panggil Alira suatu sore, tepat di hari minggu di ruang tengah di dalam apartemennya.Mengalihkan pandangan Satria, yang sedang menikmati buah apel hasil irisan tangannya, m

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 97. Penghinaan Untuk Azkia

    Kemarahan yang menguasai, membuat Satria tak lagi bisa mengontrol diri. Sudah berada di dalam perjalanan, sedang mencoba menelepon mantan kekasihnya."Dimana?" sengit Satria, dengan sorot mata tajamnya. Duduk di kursi depan di mobilnya yang di kemudikan Adi."Di kafe, kenapa? mau kesini?" jawab Azkia, dengan suaranya yang terdengar biasa, sama sekali tak mengetahui gemuruh di dalam dada Satria."Share lokasi, aku kesana sekarang,""Jadi ngajak ketemu terus ya sekarang? goda Azkia terdengar senang. "Apa mungkin kamu sudah mulai..."Mengembangkan amarah di hati Satria, segera mematikan panggilan teleponnya spontan. Karena dirinya yang merasa tak sabar, untuk memberikan mantan kekasihnya itu pelajaran."Ke kafe Memory," suara Satria, sesaat setelah menerima pesan dari Azkia.Dan tak membuat sahabatnya itu bersuara, hanya menginjak gas mobil

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 96. Pembalasan Satria

    Keheningan menyelimuti, di antara Alira dan juga Satria yang saling diam, membisu tak ada yang bersuara di dalam ruang rawat Alira.Sudah duduk berdampingan di atas sofa, dengan pandangan keduanya yang menatap lurus ke depan."Azkia yang memasang penyadap di apartemen kita," suara Satria Akhirnya, setelah membisu beberapa saat tak mengalihkan pandangan Alira."Aku kesana untuk menyelesaikan semuanya, untuk menanyakan alasan kenapa dan apa maksudnya dia melakukan hal gila seperti itu.""Aku sudah berniat untuk menemuinya di apartemennya, tapi dia memintaku untuk menemuinya di Super Land.""Dan aku juga sudah menolak untuk bermain bersama dengan dia, tapi dia menarikku, memaksaku untuk bermain bersama." Berusaha untuk menjelaskan semuanya, dengan harapan di hatinya, semoga istrinya itu mengerti."Aku minta maaf," lanjut Satria lagi, hendak menyentuh punggung tangan istrinya namun tak bisa. Karena Alira yang

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 95. Berbaikan

    Keheningan menyelimuti, di antara Alira dan juga Satria yang saling diam, membisu tak ada yang bersuara di dalam ruang rawat Alira.Sudah duduk berdampingan di atas sofa, dengan pandangan keduanya yang menatap lurus ke depan."Azkia yang memasang penyadap di apartemen kita," suara Satria Akhirnya, setelah membisu beberapa saat tak mengalihkan pandangan Alira."Aku kesana untuk menyelesaikan semuanya, untuk menanyakan alasan kenapa dan apa maksudnya dia melakukan hal gila seperti itu.""Aku sudah berniat untuk menemuinya di apartemennya, tapi dia memintaku untuk menemuinya di Super Land.""Dan aku juga sudah menolak untuk bermain bersama dengan dia, tapi dia menarikku, memaksaku untuk bermain bersama." Berusaha untuk menjelaskan semuanya, dengan harapan di hatinya, semoga istrinya itu mengerti."Aku minta maaf," lanjut Satria lagi, hendak menyentuh punggung tangan istrinya namun tak bisa. Karena Alira yang

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 94. Rasa Rindu di Sela Rasa Marah

    "Gila kamu Sat," lirih Adi, sesaat setelah mendengarkan cerita dari Satria, mengenai situasi yang sebenarnya sama sekali tak menyangka. "Bodoh sekali kamu,""Aku tahu," sahut Satria, semakin sendu membuang pandangan. "Dan aku menyesalinya.""Apa kamu tahu apa yang sudah aku katakan kemarin ke Alira saat kamu pergi menemui Azkia dalam keadaan marah?"Mengalihkan pandangan Satria menatapnya diam."Jangan panik Ra, Satria lebih tahu apa yang harus di lakukannya, dia hanya sedang menjaga dan melindungi kamu," menirukan ucapannya sendiri mencebikkan bibirnya."Dan aku benar benar malu dengan kalimatku itu Sat, kamu nggak sebaik yang aku kira, kamu nggak tahu apa yang harus kamu lakukan, bukannya menjaga istri kamu, kamu malah... ck," berdecak kesal."Lebih baik kamu masuk ke dalam sekarang Di! lihat kondisinya Alira, daripada terus menyalahkan ku dan semakin membu

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 93. Cari Tahu dan Bawa Kesini

    Suasana dingin yang menguasai, menambahkan aura ketegangan yang terjadi antara Papa Bagaskara dan juga Satria, saling membisu, sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam ruang tamu saling membuang pandangan.Setelah melakukan pembicaraan sengit, saling berdebat. Papa Bagaskara yang terus saja menyalahkan putranya, dan Satria yang tetap kekeh dengan pembelaan atas dirinya.Sudah menjelaskan semuanya, mengenai penyadap yang di temukannya di Apartemen, hingga berakhir di sebuah pertemuannya dengan Azkia dan berujung ke kesalahpahaman.Tak terkecuali rasa curiga yang ada di dalam pikirannya, sudah memerintahkan Adi untuk mencari tahu kenapa istrinya itu bisa tertabrak.Membuat keduanya seperti ini, saling diam dan membisu, tak ada lagi yang bersuara demi untuk bisa mengendalikan rasa di hati yang berkecamuk tak karuan, menghela nafas kompak."Bodoh sekali kamu Sat! bodoh! benar benar Bodoh!" umpat Papa Bagaskara, t

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 92. Tamparan Papa Bagaskara

    Suasana dingin yang menguasai, menambahkan aura ketegangan yang terjadi antara Papa Bagaskara dan juga Satria, saling membisu, sudah duduk di atas sofa yang ada di dalam ruang tamu saling membuang pandangan.Setelah melakukan pembicaraan sengit, saling berdebat. Papa Bagaskara yang terus saja menyalahkan putranya, dan Satria yang tetap kekeh dengan pembelaan atas dirinya.Sudah menjelaskan semuanya, mengenai penyadap yang di temukannya di Apartemen, hingga berakhir di sebuah pertemuannya dengan Azkia dan berujung ke kesalahpahaman.Tak terkecuali rasa curiga yang ada di dalam pikirannya, sudah memerintahkan Adi untuk mencari tahu kenapa istrinya itu bisa tertabrak.Membuat keduanya seperti ini, saling diam dan membisu, tak ada lagi yang bersuara demi untuk bisa mengendalikan rasa di hati yang berkecamuk tak karuan, menghela nafas kompak."Bodoh sekali kamu Sat! bodoh! benar benar Bodoh!" umpat Papa Bagaskara, t

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 91. Tamparan Papa Bagaskara

    "Apa maksud kamu Ra?" tanya Bu Rani.Membisukan Alira, menyadari kalimatnya yang tak terkontrol membuang pandangan."Alira, bisa jelaskan ke Ibu maksudnya apa? surat perjanjian? surat perjanjian Apa?" semakin tak sabar menuntut jawaban."Pernikahan," menelan salivanya pelan menundukkan kepalanya.Tak mengetahui sorot mata terkejut di netra Ibunya, semakin tersentak dengan jawabannya tak percaya."Sewaktu makan malam dulu, saat pertama kalinya aku ke rumah Papa untuk menghadiri undangan makan malam dari Papa. Ibu mengingatnya?"Menganggukkan lemah kepala Bu Rani. "Kenapa dengan makam malamnya?""Mas Satria memberikanku surat perjanjian pernikahan."Semakin mempercepat degup jantung Bu Rani membekap mulutnya sendiri. "Ya Allah" gumamnya lirih.Sama sekali tak menyangka dengan apa yang baru di dengar

  • Dipaksa Putus Karena Perjodohan    Bab 90. Membenci Satria?

    Flashback sebelum pertemuan Satria dan Azkia."Selamat siang, Antariksa Group di sini, ada yang bisa saya bantu?" suara wanita, terdengar begitu sopan dari dalam layar ponsel Azkia yang menyala."Selamat siang, bisa bicara dengan Alira?""Bu Alira di bagian apa Bu?""Keuangan," bagian Alira yang diketahuinya dari alat penyadap yang di pasangnya."Maaf dengan Ibu siapa saya berbicara?" Membisukan Azkia, mengingat nama salah satu teman Alira yang sudah meyerang nya menyembunyikan identitasnya. "Rani,"Dan terdiam, menunggu teleponnya yang sedang di sambungkan, mendengar alunan musik sebagai nada tunggunya."Halo Ran, kok tumben telepon kantor?" terdengar suara Alira, menciptakan seulas senyum seringai di bibir Azkia."Hai, apa kabar?"

DMCA.com Protection Status