Home / Romansa / Dipaksa Menikahi Pria Cacat / Bab. 13. Akhir Dari Ningsih

Share

Bab. 13. Akhir Dari Ningsih

Author: Kurnia
last update Last Updated: 2023-08-11 09:00:49
Lusi menatap sinis Felix yang sedang asyik mengobrol bersama suaminya. Lusi berjalan mendekati mereka berdua dengan membawa nampan berisi potongan buah kesukaan Mark.

“Suapi aku juga ya,” pinta Felix saat melihat Lusi menyuapi Mark.

“Minta disuapi pacarmu saja. Kamu ‘kan sekarang udah pacaran sama Ningsih!” cetus Lusi sedikit nyinyir.

“Emang kenapa kalau aku pacaran sama Ningsih? Kamu gak ngebolehin? Karena dia seorang pelayan?” tanya Felix menggoda Lusi.

Di titik ini Mark masih diam dan menyimak saja.

“Iya aku gak ngebolehin! Bukan karena Ningsih seorang pelayan! Tapi karena Ningsih pernah merayu suamiku! Pokoknya aku gak setuju kalau kamu pacaran sama Ningsih! Putusin dia!” pinta Lusi merengek seperti anak kecil.

Mark tersenyum tipis. “Lusi, cinta tidak bisa dipaksa dan kita sebagai manusia tidak bisa mengontrol kepada siapa kita akan jatuh cinta,” sahut Mark berkomentar. “Bukankah begitu? Tuan Felix?” lanjut Mark penuh penekanan.

Seketika tubuh Lusi melemas. Dia sama sekali t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Puspita Adi Pratiwi
...kapokmu kpn ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 14. Lusi Dihantui

    Nyonya Maria menjambak rambut Ningsih. Melihat wajah cantik Ningsih yang telah berubah jadi babak belur. Sekali lagi, Nyonya Maria menghempas kepala itu ke depan. Hingga membuat beberapa gigi Ningsih patah akibat dibenturkan ke gundukan semen kering. “Dasar wanita sialan! Berani kamu berbalik menusukku!” bentak Nyonya Maria penuh amarah. “Kamu lupa ya? Siapa yang sudah bayarin biaya kuliah kamu! Kamu lupa! Akulah orang yang sudah membuat ayahmu menjadi Wali Kota!” cecar Nyonya Maria mengingatkan siapa Ningsih. Ningsih hanya bisa menangis memohon ampun. Tubuhnya sudah tak mampu untuk mendapat kekerasan lagi. “Gara-gara kebodohanmu, Mark akan mengusutku! Dasar wanita tidak berguna!” teriak Nyonya Maria kesal. “Apakah kamu tahu? Berapa lama aku menyusun semua ini! Lalu kamu dengan mudahnya menghancurkan rencanaku!” pekiknya kembali membenturkan wajah Ningsih di atas semen kering. “Lebih baik kamu mati! Dasar tidak berguna!” seru Nyonya Maria. Ningsih sudah tidak berdaya, tetapi diriny

    Last Updated : 2023-08-12
  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 15. Kepergian Felix

    “Kamu punya kunci surga? Jangan bercanda,” timpal Felix tersenyum remeh. “Tuan Felix yang dari tadi bercanda. Diberi tahu malah ngomong kayak begitu. Aku saja tahu kunci surga. Apalagi Pak Ustaz,” sahut Lusi sedikit kesal dengan sikap Felix yang menurutnya tidak sopan. Pak Ustaz tersenyum tipis. Beliau menepuk pelan pundak lebar Felix. “Aku tidak memaksamu. Kubilang temui aku jika kamu penasaran,” ujar Pak Ustaz begitu bijaksana. “Pak Ustaz, tolong jangan berbicara dengan orang bodoh,” sahut Mark ikut berkomentar. Felix menoleh cepat ke arah Mark. Baiklah, daripada dirinya membuat masalah. Felix lebih memilih menghampiri anak-anak, dan ikut makan bersama mereka. “Om berdoa dulu sebelum makan,” tegur salah satu anak kecil di samping Felix. “Kamu mau kujual?” tanya Felix menatap anak kecil tersebut. “Ih.. Kok dijual? Aku ‘kan bukan kelinci. Tahu gak, Om? Sesama manusia harus saling mengingatkan loh,” jawab anak kecil itu. “Ayo, Om doa bersama, tangannya harus diangkat begini,” ta

    Last Updated : 2023-08-12
  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 16. Tuan Smith?

    “Boss Smith!” teriak seorang wanita melihat Smith terkapar di atas lantai marmer. Dalam kepanikan, wanita itu menghubungi ambulans. Begitu ambulans tiba, mereka langsung membawa Smith ke rumah sakit. Sampainya di rumah sakit, Smith segera ditangani dengan baik oleh dokternya. Syukurlah, Smith masih bisa mempertahankan nyawanya. Meskipun sekarang Smith sedang dalam kondisi kritis. Detak jantung Smith sempat berhenti beberapa detik. Wanita yang diketahui bernama Mina itu menangis. Melihat Bossnya berbaring tak berdaya. Meskipun Mina sering melihat pemandangan tersebut. Tapi tetap saja, rasanya sangat menyakitkan. Setelah puas manangis, Mina berjalan menjauhi pintu UGD. Langkahnya yang gontai terhenti saat matanya menatap sosok yang begitu dia kenal. Dengan cemas, Lusi menghampiri Mina, temannya ketika bekerja di panti jompo. “Kamu ngapain di sini? Kenapa kamu nangis? Apa yang terjadi?” tanya Lusi cenderung mendesak Mina untuk menjawab pertanyaannya. “Boss Smith... Terkena seranga

    Last Updated : 2023-08-13
  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 17. Musuh Jadi Teman

    Lusi terbangun dari tidurnya saat sinar matahari menerpa kulit wajahnya. Matanya terbuka, menyaksikan Mark berdiri di depan jendela besar. Sontak Lusi terkejut. Suaminya sudah bisa turun sendiri dari ranjangnya. “Alhamdullilah, Tuan Mark sudah bisa berjalan tanpa menggunakan walker. Jadi makin sayang deh! Yaudah aku mandi dulu ya, sebelum suster datang mengantar makanan,” ujar Lusi turun dari atas ranjang. Lusi bingung menyadari jika gaun tidurnya telah berantakan. Dia pun menoleh untuk menatap suaminya yang tengah asyik menghirup aroma terapi. “Tuan, tadi malam aku gak nakal 'kan?” tanya Lusi. Mark tertawa kecil. “Beberapa kali kamu menggeliat dalam tidurmu. Tidak masalah, Sayangku. Aku menyukainya,” tutur Mark bersuara lembut. “Lekas bersihkan tubuhmu dan temani aku,” pinta Mark terduduk di atas ranjangnya. Suhu tubuh Lusi meningkat. Pipinya sudah merah padam, mengingat kegiatan mereka berdua tadi malam. Daripada makin malu, Lusi bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Setelah sel

    Last Updated : 2023-08-14
  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 18. Keputusan Smith

    “Matamu baik-baik saja. Sepertinya kamu merawatnya dengan baik,” tutur Dokter tersebut. “Dokter, bisa gak aku daftar menjadi pendonor organ?” tanya Smith setelah Dokter selesai memeriksa. Dokter itu sedikit terkejut, namun tetap menuntun Smith untuk daftar menjadi anggota pendonor organ. Semua dokter di rumah sakit ini telah mengenal Smith. Sejak kecil Smith memang sering tinggal di rumah sakit ini karena penyakit jantung. Setelah menyelesaikan pendaftaran, sekarang Smith telah resmi menjadi pendonor organ. “Kenapa kamu melakukan ini?” tanya Sang Dokter. “Meskipun nanti aku telah meninggal. Aku masih ingin tetap menjadi manusia yang berguna untuk orang lain. Dokter tahu, pasien bernama Mark Junior George ‘kan? Dia sedang menunggu pendonor mata. Ketika aku mati, dan Mark belum mendapatkan mata, berikan mataku untuknya.” Sang Dokter menatap intens wajah Smith yang pucat. “Semua organku dalam kondisi baik, kecuali jantungku. Anda bisa mengambilnya nanti. Tetapi, khusus mata, aku i

    Last Updated : 2023-08-15
  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 19. Mata Baru?

    Mina menangis, meraung saat melihat Smith tak lagi menghembuskan napas. Beberapa kali Mina mengguncang tubuh dingin Smith, berharap terjadi sebuah keajaiban. Nihil, Smith benar-benar meninggalkan dirinya beserta dunia ini. Seorang dokter menyerahkan kartu pendonor organ milik Smith. Untuk kesekian kalinya, Mina dibuat terkejut. Bossnya terdaftar sebagai peserta pendonor organ, tanpa sepengetahuannya. Dengan berat hati, Mina menandatangani persetujuan kepada rumah sakit, untuk mengambil organ milik Smith. “Mina, kamu harus membaca buku wasiat yang telah Tuan Smith tulis,” pinta seorang pengacara sudah berada di samping Mina. Tanpa menunggu waktu, Mina langsung membuka buku besar tersebut. Dirinya membaca setiap bait yang telah ditulis oleh Smith. Ada beberapa isi dari buku tersebut yang telah diubah oleh Bossnya. Tetapi, sebagian besar isinya masih sama. “Boss Smith memberikan matanya kepada Mark?” tanya Mina setelah membaca buku tersebut. *** Lusi sangat senang mendapat kabar j

    Last Updated : 2023-08-16
  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 20. Kekanakan Lusi

    Lusi terkejut mendengar Madona memperkenalkan diri sebagai mantan kekasih dari suaminya. Lusi menelisik penampilan Madona dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Kamu pembantunya Mark ya?” tanya Madona langsung mengklaim sesuka hati. “Aku istrinya Tuan Mark!” jawab Lusi cepat. Madona tampak terkejut, wanita cantik itu mengedipkan kelopak matanya berkali-kali. Seolah tak percaya jika Lusi adalah istri dari Mark. “Wow, penampilanmu benaran bikin aku ragu kalau kamu istrinya Mark. Huh! Ya sudahlah. Aku datang kemari bukan untuk menggoda suamimu,” tandas Madona. “Kamu gak perlu ngelihatin aku kayak gitu,” lanjutnya memprotes tatapan Lusi. “Terus, ngapain kamu ke sini? Pengin menjenguk suamiku?” tanya Lusi penuh selidik. “Aku ke sini buat minta duit,” jawab Madona enteng. Lusi merasa aneh dengan jawaban Madona. Di saat dirinya ingin menanyakan lebih lanjut, suara lenguhan dari Mark menghentikan aksianya. Madona langsung duduk di samping Mark begitu Mark terduduk. “Lusi, kamu di sekit

    Last Updated : 2023-08-17
  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 21. Kemesraan Romantis

    Lusi masih malu ketika suaminya menatap dirinya tanpa henti. Seperti saat ini. Sedari tadi Mark memperhatikan Lusi yang sedang bermain dengan boneka katak miliknya. Mark mendekati Lusi lalu mengambil boneka tersebut. Sontak pandangan Lusi teralihkan ke arah sang suami. “Tuan Mark... Aku masih ingin bermain boneka,” rajuk Lusi berusaha meraih bonekanya kembali. Bukannya mendapatkan boneka, Lusi malah jatuh ke dalam pelukan Mark. Hal tersebut tak disia-siakan oleh Mark. Lelaki dengan tubuh besar itu bisa dengan mudah menggendong istrinya menuju ke ranjang mereka. Mark menurunkan pelan tubuh istrinya di atas ranjang. Lusi tak mampu menahan suara tawanya saat tubuhnya digelitik oleh Mark. “Ampun! Aku janji gak bakal cuekin kamu lagi! Jangan ketiakku!” racau Lusi berusaha menarik lengan kekar Mark yang asyik mengerjai dirinya. Lusi tak bisa berhenti tertawa selama Mark tidak menghentikan aksinya. “Kalian berdua ngapain sih?” pekik Madona sedikit menyesal telah masuk ke dalam kamar me

    Last Updated : 2023-08-18

Latest chapter

  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 106. Keturunan Kebaikan Adalah Kebahagiaan

    Mark berjalan memasuki ruang keluarga. Dia membawa beberapa berkas di tangannya. Kedatangan Mark membuat Ibu Tutik dan Dini sedikit tegang. “Maaf menunggu,” ucap Mark duduk di sofa tunggal. “Aku tidak suka basa-basi, jadi langsung saja. Maksudku mengundang kalian berdua adalah, aku ingin memberi tahu kalian bahwa, semua aset tidak bergerak milik Lusi, telah berganti nama menjadi milik kalian berdua. Aku membaginya seadil mungkin.” “Maksudnya? Aset apa?” tanya Dini tidak mengerti. “Aku membeli banyak tanah, dan bangunan atas nama Lusi. Sekarang, seluruh tanah dan bangunan tersebut telah berganti nama menjadi milik kalian berdua,” jelas Mark. Dini dan Ibu Tutik sangat terkejut. Mereka berdua sampai tidak bisa berkata-kata lagi. “Kenapa? Itu ‘kan milik Lusi, Kenapa diberikan kepada kami?” tanya Ibu Tutik menundukkan kepala. “Anda berhak memilikinya, Ibu. Berkat kebaikan hati, Ibu yang mengizinkan Lusi ikut bersamaku di Inggris,” jawab Mark bersuara lembut. “Maksudku, kami tidak per

  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 105. Kelahiran Bayi Kembar

    Mark tersenyum puas karena telah berhasil membalas perbuatan Nyonya Maria dan Aldo terhadapnya. Sebenarnya, hal seperti ini tidak disenangi oleh Mark. Apalagi sampai harus mengorbankan banyak waktu dan uang. Benar-benar bukan tipe Mark. “Kasihan Nyonya Maria dan Tuan Aldo, mereka harus tidur di penjara. Tetapi, aku gak menyangka, Nyonya Maria yang menghilangkan nyawa Ningsih. Mengapa harus begitu sih jadi orang?” Lusi menggelengkan kepala mengingat perbuatan Nyonya Maria. “Pada akhirnya, semua akan mendapatkan balasan, sesuai dengan yang mereka perbuat,” balas Alex. “Tumben, Mister Alex pintar?” kata Lusi polos. “Aku memang pintar, hanya berpura-pura bodoh saja,” sahut Alex tidak mau ambil pusing. “Sayangku, kamu sudah siap tinggal di Inggris?” tanya Mark menarik perhatian Lusi. “Kita bakal pergi ke Inggris?” Bukannya menjawab, Lusi malah balik bertanya. “Aku ‘kan lagi hamil, emangnya boleh naik pesawat?” tanya Lusi. Lusi menyentuh perutnya yang telah membuncit. Sudah sembilan b

  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 104. Balasan Terbaik Untuk Nyonya Maria

    Nyonya Maria menjalani kehidupannya di dalam penjara dengan penuh kehampaan. Dia sangat sedih melihat tangannya tidak dihiasi perhiasan. Nyonya Maria juga mengeluh dengan kondisi kulitnya yang kusam, dan tidak bersih. Keadaan sel yang begitu jorok juga membuat Nyonya Maria sering mengalami demam. “Ada yang ingin bertemu denganmu, keluarlah,” pinta Petugas Polisi meminta Nyonya Maria keluar dari dalam sel. “Bertemu denganku? Siapa?” tanya Nyonya Maria heran. “Nanti kamu juga tahu.” Begitu sampai di ruang temu. Nyonya Maria ingin kembali ke dalam sel. Namun petugas polisi malah menyuruhnya untuk duduk di kursi. “Tatap aku, Madam,” kata Mark tidak senang melihat Nyonya Maria menundukkan wajah. “Kamu mau mengejekku? Aku gak ada waktu buat dengerin ocehanmu,” cetus Nyonya Maria memberanikan diri menatap mata tajam Mark. “Aku tidak suka mengejek orang yang tidak berdaya,” balas Mark menyeringai. “Aku hanya ingin menanyakan perihal keadaanmu saja. Apakah kamu baik-baik saja? Sepertinya

  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 103. Pengakuan Felix

    “Dengan kamu yang mengatakan terima kasih, apakah tugasku sudah selesai?” canda Miky.“Sayang sekali, tugasmu belum selesai. Aku masih membutuhkan bantuanmu,” jawab Mark.“Aku senang mendengarnya,” balas Miky.Mark tersenyum tipis kemudian melihat jam berwarna perak di tangan sebelah kanan. Rupanya jam telah menunjukkan pukul sebelas malam, sudah terlalu larut untuk Mark yang biasanya tidur di jam delapan atau sembilan malam.“Miky, pergilah tidur. Jangan terlalu sering bergadang. Sayangi juga tubuh mudamu, sebelum kamu menyesal sepertiku.” Mark memberi sedikit wejangan kepada Miky.“Apa yang kamu sesali di waktu muda? Boleh aku mengetahuinya?” Karena kalimat Mark, Miky jadi penasaran.“Aku menyesal karena terlalu sering bekerja, tanpa memedulikan kesehatanku. Sekarang aku sudah tua, jadi sedikit merasakan akibat dari kurangnya aku mengatur pola tidur,” jelas Mark menepuk pelan pundak Miky. “Aku pergi tidur dulu. Besok akan ada pertunjukkan yang menakjubkan. Memikirkannya saja, membuat

  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 102. Keberhasilan Misi Miky

    Mark tidak mungkin membiarkan Aldo hidup tenang di dalam penjara. Mark sengaja menyewa seseorang untuk mengerjai Aldo selama berada di dalam penjara. Keputusan Mark terbukti ampuh, Aldo tak berhenti berbuat kericuhan di dalam sel. Hal tersebut akan membuat Aldo kesulitan untuk mendapat keringanan hukuman. “Dia duluan yang menyenggolku! Dia menghinaku!” teriak Aldo keras. Kalimatnya ditujukan kepada seorang pria suruhan Mark. Para petugas sudah tidak memercayai Aldo lagi, karena Aldo telah terbukti mengalami depresi. Mereka menganggap jika sikap tidak menentu Aldo akibat dari penyakit Aldo. “Lepaskan aku! Kalian harusnya menangkap pria jelek itu!” Aldo berusa melepaskan diri dari genggaman para polisi. Polisi menyeret Aldo menuju sel tunggal. Mereka benar-benar memperlakukan Aldo dengan tidak baik. Sedangkan Aldo hanya bisa mencerocos tidak jelas ketika pintu sel tertutup rapat. *** “Aldo, pasti sangat menderita sekarang,” kata Mark berjalan mendekati Nyonya Maria. Melihat kehad

  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 101. Aldo Masuk Penjara

    “Lusi menyewa tim audit untuk memeriksa keuangan perusahaan Asia Victory Grup? Yang benar saja, memangnya siapa Lusi?” tanya Nyonya Maria seperti tidak percaya dengan ucapan Bobi. “Apakah anda tidak tahu? Nona Lusi adalah pemegang sembilan puluh persen saham Liba Company,” kata Bobi. Nyonya Maria dan Aldo sangat terkejut mendengar pernyataan Bobi. “Bukankah, pemilik saham dari Liba Company adalah Mark Junior George?” tanya Aldo nyalang. “Tuan Mark tidak memiliki sepersen pun saham Liba Company. Tuan Smith, selaku pemilik Liba Company, telah menyerahkan seluruh hak perusahaan Liba kepada Nona Lusi. Tuan Mark adalah orang yang menjalankan Liba Company. Astaga, ternyata kalian baru mengetahui fakta ini. Aku pikir, kalian sudah mengetahuinya sebelum aku tahu.” Bobi sedikit meledek Nyonya Maria dan Aldo. Mengetahui kenyataan itu, Nyonya Maria terlihat memendam rasa kesal. Bagaimana bisa dia selama ini begitu santai. Nyonya Maria merasa sangat bodoh. Mark pasti memanfaatkan kewarganegar

  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 100. Tidak Ada Maaf Untuk Aldo

    Aldo merasakan sakit luar biasa atas sikap Madona yang merendahkannya. Aldo pikir, selama ini Madona tulus berkencan dengan dirinya. Namun, ternyata Madona sama saja seperti kebanyakan wanita.“Kamu wanita murahan yang hanya mengincar harta seorang pria,” desis Aldo menatap Madona penuh kebencian.Bukannya marah telah mendapat hinaan dari Aldo, Madona malah tertawa cukup keras hingga membuat matanya sedikit berair.“Aku bukan wanita murahan. Kamu harus mengeluarkan setidaknya sepuluh juta dolar untuk meniduriku. Bagaimana bisa kamu menyebutku sebagai wanita murahan? Soal mengincar harta dari pria yang kukencani, Kamu pikir aku tipe orang seperti itu? Sedangkan dari kecil aku sudah diperlakukan layaknya seorang putri raja oleh ayahku. Ketika aku lahir, hal pertama yang aku lihat adalah berlian. Tidak sepertimu, aku tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan uang. Bahkan aku tidak pernah mencari uang. Uanglah yang datang kepadaku.”Telinga

  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 99. Madona Meninggalkan Aldo

    Pernyataan Madona terbukti ampuh membuat Mark ketar-ketir. Mark pun meninggalkan ruang rawat Madona, hanya untuk menjemput Lusi. Melihat Mark tergesa-gesa pergi, Madona tersenyum tipis. Mark pasti telah termakan oleh ocehan tidak mendasar dari Madona.“Takut banget kalau Lusi diambil orang,” gumam Madona menggelengkan kepala. Sementara itu, Mark berjalan cepat menuju lift. Saat lift terbuka, Lusi dan Alex muncul.“Sayang? Kamu mau ke mana?” tanya Lusi terkejut melihat Mark.Bukannya menjawab, Mark malah menarik Lusi ke dalam dekapannya, seolah menjauhkan Lusi dari sisi Alex. Tanpa berbicara lebih, Mark menuntun Lusi menuju ke ruangan di mana Madona dirawat.Alex sempat merasa aneh dengan tatapan menusuk Mark yang tertuju padanya. Namun, Alex tak mau ambil pusing. Dia tetap berjalan di belakang sepasang kekasih itu.Begitu sampai di dalam ruang rawat Madona, Lusi berteriak histeris melihat Madona dalam kea

  • Dipaksa Menikahi Pria Cacat   Bab. 98. Aldo Kehilangan Madona

    Mina menghembuskan napas lelah, mengetahui fakta bahwa Nanda tak kunjung memperbaiki diri. Bahkan tingkah Nanda makin menjadi-jadi, sangat pemalas, dan tidak mau bangkit.Sudah hampir satu bulan Mina keluar dari apartemen mereka. Nanda masih sama saja. Hal tersebut membuat Mina merasa jengah dan ingin mengakhiri pernikahan mereka.Entah mengapa, rasa cinta Mina pada Nanda seolah memudar seiring berjalannya waktu. Mina seakan tidak mengingat betapa dulu dia sangat memuja Nanda.Sikap dan tingkah Nanda mampu melunturkan segalanya. Terlebih, Nanda selalu melakukan tindak kekerasan terhadap Mina. Makin membuat Mina merasa bila di pernikahan mereka berdua tidak ada masa depan.Kini, yang menjadi tujuan utama Mina bukan lagi soal memperbaiki pernikahan, melainkan mencari cara agar bisa bercerai.Mina bisa saja melaporkan Nanda ke pihak berwajib atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Namun, Mina tidak ingin Nanda di penjara. Jadi,

DMCA.com Protection Status