Rupanya, pertemuan mereka untuk pertama kalinya di club malam. Membuat Aldo jatuh hati kepada Madona. Terbukti dengan tidak bisa dihapuskannya Madona dari pikiran Aldo. Tingkah Madona yang terus menolaknya, bikin makin penasaran. Mengingat, selama ini tidak ada satu pun wanita yang mampu menolak pesona Aldo. “Selamat pagi, Manis,” sapa Aldo menghampiri Madona yang sedang sarapan di restoran hotel. “Kamu tinggal di hotel ini sendirian ya? Aku pikir kamu sudah menikah,” ujarnya duduk di samping Madona. Jujur Madona agak terkejut melihat Aldo berada di sini. Madona hanya tidak menyangka, Aldo akan setertarik ini dengannya. “Jangan bilang kalau kamu mengikutiku. Kayaknya aku menarik banget ya?” tutur Madona menggoda Aldo. Aldo tertawa sembari menggelengkan kepalanya. Dirinya juga tidak mengerti kenapa bisa tertarik kepada Madona hingga sejauh ini. Intinya, Aldo ingin mendapatkan Madona dan membuat wanita itu bertekuk lutut. “Kalau aku mengikutimu, memangnya kenapa? Gak boleh?” tanya
“Apakah dia sudah mati?” tanya Alex pada Madona. “Kepalanya hancur, bagaimana bisa dia tidak mati? Pertanyaanmu sangat konyol,” jawab Madona sedikit kesal. Keduanya masuk ke dalam mobil, meninggalkan mantan asisten pribadi Aldo yang telah tewas akibat kecelakaan. Bukan tanpa alasan mereka melakukan ini. Setelah menyelidiki kasus kecelakaan Mark. Diketahui bahwa asisten pribadi Aldo lah yang sengaja merusak dan menjebak mobil Mark agar mengalami kecelakaan. Sekarang, giliran Mark yang akan membalas setiap perbuatan orang yang telah jahat kepadanya. Di mulai dari menyingkirkan orang hebat yang mengelilingi Nyonya Maria. *** Nyonya Maria sangat terkejut mengetahui jika orang kepercayaannya telah tewas. Ketika Nyonya Maria ingin menyewa satu agen baru lagi. Pihak penyalur jasa tidak memberinya izin. Alhasil, Nyonya Maria hanya bisa bersabar. “Ibu, perkenalkan ini Madona. Asisten pribadiku yang baru,” ujar Aldo memperkenalkan Madona kepada sang ibu. Nyonya Maria menatap Madona dari
Satu bulan berlalu. Mark telah diperbolehkan oleh dokter untuk melakukan olahraga berat, seperti angkat beban dan lain sebagainya. Mark sangat bersemangat untuk mengembalikan tubuhnya seperti dulu. “Tuan Mark, aku lelah. Engga mau olahraga lagi,” keluh Lusi mengusap keringat di keningnya. Mark meletakkan barbel di tangannya untuk memfokuskan diri kepada istrinya. Senyuman merekah di wajah Mark saat melihat Lusi terduduk di atas karpet. Mark berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan sang istri. Kedua tangannya melepas sepatu yang dikenakan oleh Lusi. “Lebih baik kamu beristirahat. Pergilah mandi terlebih dahulu. Aku masih ingin melatih ototku,” ujar Mark lembut. Kepala Lusi menggeleng. “Aku mau mandi bersama, Tuan Mark,” sahut Lusi tersipu malu. Mark tergelitik mendengarnya. Apalagi melihat tingkah Lusi yang malu-malu kucing. Makin membuat Mark gemas. Akhirnya Mark pun menuruti kemauan istrinya. “Kalau mandi bersama, bakalan berakhir di atas ranjang,” tutur Mark menggendong istr
“Tuan Mark tidak membawa tas atau barang apa pun?” tanya Lusi heran melihat sang suami ingin berangkat dengan tangan kosong. “Semua keperluanku sudah disiapkan oleh Mina. Aku hanya tinggal berangkat saja. Dari dulu juga tidak pernah membawa apa pun ketika pergi ke kantor,” pungkas Mark tidak ingin melepaskan pelukannya. “Bisakah kita berangkat sekarang?” tanya Alex menginterupsi kegiatan mereka berdua. Lusi mencium kilas pipi suaminya lalu berusaha lepas dari pelukan maut Mark. Mark pun masuk ke dalam mobil bersama Alex. “Aku akan pulang cepat,” pamit Mark sebelum pergi. *** Satpam yang menjaga gerbang utama area perkantoran Geo Grup Asia terkejut melihat mobil Mark masuk ke dalam. Sampai di area parkir, Mark sudah disambut oleh Mina yang telah menunggunya. “Kenapa tidak menungguku di dalam gedung?” tanya Mark menghampiri Mina. “Aku ingin menunggumu di sini saja. Ayo kita masuk bersama,” ujar Mina. Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke dalam gedung. Di setiap Mark mela
“Kayaknya lagi seru nih, kamu lagi main game apa?” tanya Mark kepada istrinya yang dari tadi fokus menatap tablet. “Jangan cuekin aku, Sayangku,” rajuk Mark memeluk tubuh Lusi. “Ah... Tuan Mark! Geli loh! Jangan gelitik aku! Nanti dombaku mati!” Lusi kegelian saat Mark iseng mengerjai dirinya. Mark menangkup wajah lucu istrinya. Mencium kilas bibir tebal Lusi dengan gemas. Perlahan Mark menarik tablet yang ada digenggaman Lusi. Keduanya pun kembali berciuman mesra. Setelah ciuman terlepas, Mark menyatukan kedua dahi. Matanya menatap penuh cinta mata berbinar Lusi. Mereka hanya diam, namun bisa merasakan perasaan satu sama lain. “Mendapatkanmu adalah hadiah terindah yang pernah Tuhan berikan kepadaku. Kamu sangat spesial dan berarti untukku. Aku berharap, cinta kita abadi.” Mark kembali menautkan kedua bibir. Kali ini Mark memberi lumatan kecil pada bibir lembut tersebut. *** Mark mengunjungi kediaman Presiden. Sebelumnya pihak Mark telah membuat janji. Dan baru hari ini bisa men
“Coba katakan, cara seperti apa yang bisa mengakhiri kekacauan ini?” tanya Nyonya Maria tertarik. Madona mulai menjelaskan beberapa rencannya untuk membantu Aldo terbebas dari jeratan masalah yang tengah viral. Tak disangka, Nyonya Maria setuju dan menerima usulan darinya. Bisa ditebak, cara yang dipilih oleh Nyonya Maria adalah menemui secara langsung si aktris yang menyebar kabar ini. Bukan untuk dimaki atau diadili, melainkan untuk diberi uang tutup mulut. Tentu si wanita setuju dan menerima semua uang yang diberikan oleh Nyonya Maria. Setelah itu, Nyonya Maria membayar media agar tidak menyiarkan kabar tersebut lagi. Alhasil, lama-kelamaan kabar viral itu meredup dan hilang bak ditelan bumi. *** “Tuh ‘kan... Apa kubilang? Gak ada manusia bodoh kecuali Maria,” ujar Alex tertawa geli mengetahui tindakan yang diambil Nyonya Maria dalam menyelesaikan masalah sang anak. “Aku jadi kaya mendadak berkat dirimu dan Tuan Mark,” kata Si Aktris. Semua kekacauan yang menimpa Aldo merupak
Saham Geo Grup Asia kembali stabil setelah mengalami penurunan drastis akibat kegaduhan yang dibuat oleh Si Aktris. Hal tersebut membuat Mark agak kesal. Pasalnya, dia telah mengorbankan satu nyawa hanya untuk ini. Pengorbanannya tidak sebanding dengan hasil yang dia dapat. “Baby B pintar sekali.” Mark menoleh ke sumber suara. Dilihatnya sang istri tengah bermain bersama Baby B. Mark bingung, apakah harus menjadikan Baby B sebagai anak angkatnya, atau hanya sekadar anak asuh. “Kamu menyukai Baby B?” tanya Mark pada Lusi. Lusi otomatis mengangguk cepat. Lalu menjawab, “Baby B benaran lucu, jelas aku menyukainya... Kenapa? Kok tiba-tiba tanya begitu? Kamu juga menyukai Baby B ‘kan?” “Mark berpikir sejenak. “Bagaimana kalau kita mengangkat Baby B menjadi anak kita?” tanya Mark agak ragu. Takut jika istrinya marah atau menolak. “Loh? Bukannya Baby B sekarang sudah menjadi anak kita? Aku pikir, Tuan Mark sudah mengangkat Baby B menjadi anak kita secara hukum.” Kini giliran Lusi yang
Aldo masuk ke dalam ruangan ibunya tanpa permisi. Lalu berseru, “Ibu! Aku tahu bagaimana caranya menghancurkan Mark!” Konsentrasi Nyonya Maria langsung buyar begitu mendengar teriakan Aldo. Nyonya Maria menatap anaknya dengan tatapan malas. “Bisakah kamu tidak muncul secara tiba-tiba? Kamu tahu ‘kan? Jika aku sangat sibuk di jam segini?” ketus Nyonya Maria. Rasa pusing langsung melanda otaknya. Melihat Aldo terdiam dan menundukkan kepala, Nyonya Maria jadi tidak tega. Dirinya pun menghembuskan napas. “Yaudah, cara apa yang ampuh untuk menghancurkan Mark?” tanyanya merendahkan suara. “Kita sewa seorang aktris, lalu membuat skandal. Kita buat sama persis dengan yang dilakukan Mark padaku,” jelas Aldo. Nyonya Maria memutar bola matanya. Dirinya tahu jika Aldo memang bodoh. Tapi, tidak menyangka jika Aldo sebodoh ini. “Mark duluan yang melakukan ini. Aku juga akan membalas semua perbuatannya!” tegas Aldo penuh yakin. “Kalau Mark saja bisa, kenapa aku tidak? Aku tidak mau berpikir, ak
Mark berjalan memasuki ruang keluarga. Dia membawa beberapa berkas di tangannya. Kedatangan Mark membuat Ibu Tutik dan Dini sedikit tegang. “Maaf menunggu,” ucap Mark duduk di sofa tunggal. “Aku tidak suka basa-basi, jadi langsung saja. Maksudku mengundang kalian berdua adalah, aku ingin memberi tahu kalian bahwa, semua aset tidak bergerak milik Lusi, telah berganti nama menjadi milik kalian berdua. Aku membaginya seadil mungkin.” “Maksudnya? Aset apa?” tanya Dini tidak mengerti. “Aku membeli banyak tanah, dan bangunan atas nama Lusi. Sekarang, seluruh tanah dan bangunan tersebut telah berganti nama menjadi milik kalian berdua,” jelas Mark. Dini dan Ibu Tutik sangat terkejut. Mereka berdua sampai tidak bisa berkata-kata lagi. “Kenapa? Itu ‘kan milik Lusi, Kenapa diberikan kepada kami?” tanya Ibu Tutik menundukkan kepala. “Anda berhak memilikinya, Ibu. Berkat kebaikan hati, Ibu yang mengizinkan Lusi ikut bersamaku di Inggris,” jawab Mark bersuara lembut. “Maksudku, kami tidak per
Mark tersenyum puas karena telah berhasil membalas perbuatan Nyonya Maria dan Aldo terhadapnya. Sebenarnya, hal seperti ini tidak disenangi oleh Mark. Apalagi sampai harus mengorbankan banyak waktu dan uang. Benar-benar bukan tipe Mark. “Kasihan Nyonya Maria dan Tuan Aldo, mereka harus tidur di penjara. Tetapi, aku gak menyangka, Nyonya Maria yang menghilangkan nyawa Ningsih. Mengapa harus begitu sih jadi orang?” Lusi menggelengkan kepala mengingat perbuatan Nyonya Maria. “Pada akhirnya, semua akan mendapatkan balasan, sesuai dengan yang mereka perbuat,” balas Alex. “Tumben, Mister Alex pintar?” kata Lusi polos. “Aku memang pintar, hanya berpura-pura bodoh saja,” sahut Alex tidak mau ambil pusing. “Sayangku, kamu sudah siap tinggal di Inggris?” tanya Mark menarik perhatian Lusi. “Kita bakal pergi ke Inggris?” Bukannya menjawab, Lusi malah balik bertanya. “Aku ‘kan lagi hamil, emangnya boleh naik pesawat?” tanya Lusi. Lusi menyentuh perutnya yang telah membuncit. Sudah sembilan b
Nyonya Maria menjalani kehidupannya di dalam penjara dengan penuh kehampaan. Dia sangat sedih melihat tangannya tidak dihiasi perhiasan. Nyonya Maria juga mengeluh dengan kondisi kulitnya yang kusam, dan tidak bersih. Keadaan sel yang begitu jorok juga membuat Nyonya Maria sering mengalami demam. “Ada yang ingin bertemu denganmu, keluarlah,” pinta Petugas Polisi meminta Nyonya Maria keluar dari dalam sel. “Bertemu denganku? Siapa?” tanya Nyonya Maria heran. “Nanti kamu juga tahu.” Begitu sampai di ruang temu. Nyonya Maria ingin kembali ke dalam sel. Namun petugas polisi malah menyuruhnya untuk duduk di kursi. “Tatap aku, Madam,” kata Mark tidak senang melihat Nyonya Maria menundukkan wajah. “Kamu mau mengejekku? Aku gak ada waktu buat dengerin ocehanmu,” cetus Nyonya Maria memberanikan diri menatap mata tajam Mark. “Aku tidak suka mengejek orang yang tidak berdaya,” balas Mark menyeringai. “Aku hanya ingin menanyakan perihal keadaanmu saja. Apakah kamu baik-baik saja? Sepertinya
“Dengan kamu yang mengatakan terima kasih, apakah tugasku sudah selesai?” canda Miky.“Sayang sekali, tugasmu belum selesai. Aku masih membutuhkan bantuanmu,” jawab Mark.“Aku senang mendengarnya,” balas Miky.Mark tersenyum tipis kemudian melihat jam berwarna perak di tangan sebelah kanan. Rupanya jam telah menunjukkan pukul sebelas malam, sudah terlalu larut untuk Mark yang biasanya tidur di jam delapan atau sembilan malam.“Miky, pergilah tidur. Jangan terlalu sering bergadang. Sayangi juga tubuh mudamu, sebelum kamu menyesal sepertiku.” Mark memberi sedikit wejangan kepada Miky.“Apa yang kamu sesali di waktu muda? Boleh aku mengetahuinya?” Karena kalimat Mark, Miky jadi penasaran.“Aku menyesal karena terlalu sering bekerja, tanpa memedulikan kesehatanku. Sekarang aku sudah tua, jadi sedikit merasakan akibat dari kurangnya aku mengatur pola tidur,” jelas Mark menepuk pelan pundak Miky. “Aku pergi tidur dulu. Besok akan ada pertunjukkan yang menakjubkan. Memikirkannya saja, membuat
Mark tidak mungkin membiarkan Aldo hidup tenang di dalam penjara. Mark sengaja menyewa seseorang untuk mengerjai Aldo selama berada di dalam penjara. Keputusan Mark terbukti ampuh, Aldo tak berhenti berbuat kericuhan di dalam sel. Hal tersebut akan membuat Aldo kesulitan untuk mendapat keringanan hukuman. “Dia duluan yang menyenggolku! Dia menghinaku!” teriak Aldo keras. Kalimatnya ditujukan kepada seorang pria suruhan Mark. Para petugas sudah tidak memercayai Aldo lagi, karena Aldo telah terbukti mengalami depresi. Mereka menganggap jika sikap tidak menentu Aldo akibat dari penyakit Aldo. “Lepaskan aku! Kalian harusnya menangkap pria jelek itu!” Aldo berusa melepaskan diri dari genggaman para polisi. Polisi menyeret Aldo menuju sel tunggal. Mereka benar-benar memperlakukan Aldo dengan tidak baik. Sedangkan Aldo hanya bisa mencerocos tidak jelas ketika pintu sel tertutup rapat. *** “Aldo, pasti sangat menderita sekarang,” kata Mark berjalan mendekati Nyonya Maria. Melihat kehad
“Lusi menyewa tim audit untuk memeriksa keuangan perusahaan Asia Victory Grup? Yang benar saja, memangnya siapa Lusi?” tanya Nyonya Maria seperti tidak percaya dengan ucapan Bobi. “Apakah anda tidak tahu? Nona Lusi adalah pemegang sembilan puluh persen saham Liba Company,” kata Bobi. Nyonya Maria dan Aldo sangat terkejut mendengar pernyataan Bobi. “Bukankah, pemilik saham dari Liba Company adalah Mark Junior George?” tanya Aldo nyalang. “Tuan Mark tidak memiliki sepersen pun saham Liba Company. Tuan Smith, selaku pemilik Liba Company, telah menyerahkan seluruh hak perusahaan Liba kepada Nona Lusi. Tuan Mark adalah orang yang menjalankan Liba Company. Astaga, ternyata kalian baru mengetahui fakta ini. Aku pikir, kalian sudah mengetahuinya sebelum aku tahu.” Bobi sedikit meledek Nyonya Maria dan Aldo. Mengetahui kenyataan itu, Nyonya Maria terlihat memendam rasa kesal. Bagaimana bisa dia selama ini begitu santai. Nyonya Maria merasa sangat bodoh. Mark pasti memanfaatkan kewarganegar
Aldo merasakan sakit luar biasa atas sikap Madona yang merendahkannya. Aldo pikir, selama ini Madona tulus berkencan dengan dirinya. Namun, ternyata Madona sama saja seperti kebanyakan wanita.“Kamu wanita murahan yang hanya mengincar harta seorang pria,” desis Aldo menatap Madona penuh kebencian.Bukannya marah telah mendapat hinaan dari Aldo, Madona malah tertawa cukup keras hingga membuat matanya sedikit berair.“Aku bukan wanita murahan. Kamu harus mengeluarkan setidaknya sepuluh juta dolar untuk meniduriku. Bagaimana bisa kamu menyebutku sebagai wanita murahan? Soal mengincar harta dari pria yang kukencani, Kamu pikir aku tipe orang seperti itu? Sedangkan dari kecil aku sudah diperlakukan layaknya seorang putri raja oleh ayahku. Ketika aku lahir, hal pertama yang aku lihat adalah berlian. Tidak sepertimu, aku tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan uang. Bahkan aku tidak pernah mencari uang. Uanglah yang datang kepadaku.”Telinga
Pernyataan Madona terbukti ampuh membuat Mark ketar-ketir. Mark pun meninggalkan ruang rawat Madona, hanya untuk menjemput Lusi. Melihat Mark tergesa-gesa pergi, Madona tersenyum tipis. Mark pasti telah termakan oleh ocehan tidak mendasar dari Madona.“Takut banget kalau Lusi diambil orang,” gumam Madona menggelengkan kepala. Sementara itu, Mark berjalan cepat menuju lift. Saat lift terbuka, Lusi dan Alex muncul.“Sayang? Kamu mau ke mana?” tanya Lusi terkejut melihat Mark.Bukannya menjawab, Mark malah menarik Lusi ke dalam dekapannya, seolah menjauhkan Lusi dari sisi Alex. Tanpa berbicara lebih, Mark menuntun Lusi menuju ke ruangan di mana Madona dirawat.Alex sempat merasa aneh dengan tatapan menusuk Mark yang tertuju padanya. Namun, Alex tak mau ambil pusing. Dia tetap berjalan di belakang sepasang kekasih itu.Begitu sampai di dalam ruang rawat Madona, Lusi berteriak histeris melihat Madona dalam kea
Mina menghembuskan napas lelah, mengetahui fakta bahwa Nanda tak kunjung memperbaiki diri. Bahkan tingkah Nanda makin menjadi-jadi, sangat pemalas, dan tidak mau bangkit.Sudah hampir satu bulan Mina keluar dari apartemen mereka. Nanda masih sama saja. Hal tersebut membuat Mina merasa jengah dan ingin mengakhiri pernikahan mereka.Entah mengapa, rasa cinta Mina pada Nanda seolah memudar seiring berjalannya waktu. Mina seakan tidak mengingat betapa dulu dia sangat memuja Nanda.Sikap dan tingkah Nanda mampu melunturkan segalanya. Terlebih, Nanda selalu melakukan tindak kekerasan terhadap Mina. Makin membuat Mina merasa bila di pernikahan mereka berdua tidak ada masa depan.Kini, yang menjadi tujuan utama Mina bukan lagi soal memperbaiki pernikahan, melainkan mencari cara agar bisa bercerai.Mina bisa saja melaporkan Nanda ke pihak berwajib atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Namun, Mina tidak ingin Nanda di penjara. Jadi,