“Coba katakan, cara seperti apa yang bisa mengakhiri kekacauan ini?” tanya Nyonya Maria tertarik. Madona mulai menjelaskan beberapa rencannya untuk membantu Aldo terbebas dari jeratan masalah yang tengah viral. Tak disangka, Nyonya Maria setuju dan menerima usulan darinya. Bisa ditebak, cara yang dipilih oleh Nyonya Maria adalah menemui secara langsung si aktris yang menyebar kabar ini. Bukan untuk dimaki atau diadili, melainkan untuk diberi uang tutup mulut. Tentu si wanita setuju dan menerima semua uang yang diberikan oleh Nyonya Maria. Setelah itu, Nyonya Maria membayar media agar tidak menyiarkan kabar tersebut lagi. Alhasil, lama-kelamaan kabar viral itu meredup dan hilang bak ditelan bumi. *** “Tuh ‘kan... Apa kubilang? Gak ada manusia bodoh kecuali Maria,” ujar Alex tertawa geli mengetahui tindakan yang diambil Nyonya Maria dalam menyelesaikan masalah sang anak. “Aku jadi kaya mendadak berkat dirimu dan Tuan Mark,” kata Si Aktris. Semua kekacauan yang menimpa Aldo merupak
Saham Geo Grup Asia kembali stabil setelah mengalami penurunan drastis akibat kegaduhan yang dibuat oleh Si Aktris. Hal tersebut membuat Mark agak kesal. Pasalnya, dia telah mengorbankan satu nyawa hanya untuk ini. Pengorbanannya tidak sebanding dengan hasil yang dia dapat. “Baby B pintar sekali.” Mark menoleh ke sumber suara. Dilihatnya sang istri tengah bermain bersama Baby B. Mark bingung, apakah harus menjadikan Baby B sebagai anak angkatnya, atau hanya sekadar anak asuh. “Kamu menyukai Baby B?” tanya Mark pada Lusi. Lusi otomatis mengangguk cepat. Lalu menjawab, “Baby B benaran lucu, jelas aku menyukainya... Kenapa? Kok tiba-tiba tanya begitu? Kamu juga menyukai Baby B ‘kan?” “Mark berpikir sejenak. “Bagaimana kalau kita mengangkat Baby B menjadi anak kita?” tanya Mark agak ragu. Takut jika istrinya marah atau menolak. “Loh? Bukannya Baby B sekarang sudah menjadi anak kita? Aku pikir, Tuan Mark sudah mengangkat Baby B menjadi anak kita secara hukum.” Kini giliran Lusi yang
Aldo masuk ke dalam ruangan ibunya tanpa permisi. Lalu berseru, “Ibu! Aku tahu bagaimana caranya menghancurkan Mark!” Konsentrasi Nyonya Maria langsung buyar begitu mendengar teriakan Aldo. Nyonya Maria menatap anaknya dengan tatapan malas. “Bisakah kamu tidak muncul secara tiba-tiba? Kamu tahu ‘kan? Jika aku sangat sibuk di jam segini?” ketus Nyonya Maria. Rasa pusing langsung melanda otaknya. Melihat Aldo terdiam dan menundukkan kepala, Nyonya Maria jadi tidak tega. Dirinya pun menghembuskan napas. “Yaudah, cara apa yang ampuh untuk menghancurkan Mark?” tanyanya merendahkan suara. “Kita sewa seorang aktris, lalu membuat skandal. Kita buat sama persis dengan yang dilakukan Mark padaku,” jelas Aldo. Nyonya Maria memutar bola matanya. Dirinya tahu jika Aldo memang bodoh. Tapi, tidak menyangka jika Aldo sebodoh ini. “Mark duluan yang melakukan ini. Aku juga akan membalas semua perbuatannya!” tegas Aldo penuh yakin. “Kalau Mark saja bisa, kenapa aku tidak? Aku tidak mau berpikir, ak
“Aku gagal, semua pemegang saham dan para rekan bisnis tidak bisa dihasut. Sepetinya, kembalinya Mark berdampak sangat besar.” Madona melaporkan perjalanan bisnis yang telah dia lakukan. “Aku sudah menduganya,” sahut Nyonya Maria. “Tenang saja, harga saham Liba Company terus merosot berbarengan dengan makin mencuatnya skandal viral ini.”Madona mengangguk mengerti. Dirinya menatap Aldo yang sedang asyik bermain game mobile di tabletnya. Kegiatan baru Aldo adalah bermain permainan online dan judi online. Madona sempat heran karena Nyonya Maria tidak melarang kelakuan anaknya. Tentu saja, Madona hampir lupa, Aldo ‘kan anak kesayangan. Bermain wanita saja tidak dilarang, apalagi hanya bermain judi online.Aldo meletakkan tabletnya lalu memfokuskan diri pada dua wanita di hadapannya. “Apakah Mark sudah mengambil tindakan?” tanya Aldo penasaran.“Aku tidak tahu, apakah Mark sudah mengambil tindakan atau belum. Buktinya, hingga detik ini harga saham Liba Company belum berhenti mengalami pe
“Yang kutahu mereka tidak menikah. Tapi, akibat hubungan itu, Mark kembali memiliki hak atas Bubble Grup. Gean pasti sangat menyayangi Mark layaknya anak sendiri,” pungkas Nyonya Maria. “Tidak perlu terlalu khawatir, kenyataan ini bisa membuat kita lebih berhati-hati lagi dalam mengambil tindakan,” sahut Madona. “Bagaimana denganku? Sekarang aku takut sekali.” Wulan mengkhawatirkan dirinya sendiri. Setelah mendengar penjelasan Nyonya Maria, nyali Wulan langsung menciut. Hidupnya sudah susah, malah berurusan dengan orang penuh kuasa. Wulan tidak ingin hidupnya makin hancur. “Kamu hanya perlu tutup mulut,” tandas Nyonya Maria. Nyonya Maria menyuruh anak buahnya untuk mengantar Wulan kembali pulang. Daripada ada wartawan yang melihat Wulan berada di kantor Geo Grup Asia. Bisa merembet ke mana-mana nanti masalahnya. Kini hanya tinggal mereka bertiga di dalam ruangan Nyonya Maria. “Dalam situasi seperti ini, Wulan tidak bisa hanya tutup mulut dan tidak melakukan apa pun. Karena polisi
Wulan tidak benar-benar meninggal. Alex menyelamatkan nyawa Wulan dari rencana pembunuhan Nyonya Maria. Dan Alex juga lah yang memberi identitas baru untuk Wulan. Sosok yang dibuang dari atas jembatan waktu itu adalah mayat yang dibeli oleh Alex. Mayat tersebut wajahnya telah rusak, sehingga memudahkan Alex untuk mengelabui para polisi. Apalagi pihak dari keluarga Wulan langsung percaya jika mayat tersebut adalah Wulan. Kini Wulan hidup di Colorado dengan identitasnya yang baru. Dia menikmati hidup yang telah diberi oleh Alex. Ternyata, menjadi peliharaan Boss Mafia tidak seburuk yang Wulan pikirkan. Dia bersenang-senang tanpa harus memikirkan uang yang dikeluarkan. Wulan bisa melakukan apa pun yang dia inginkan. Sangat menyenangkan, berbeda jauh dari kehidupannya sebelum ini. *** Nyonya Maria merasa lega dengan kematian Wulan. Setidaknya, salah satu bebannya telah menghilang. Meski upaya pembunuhan Wulan gagal. Nyonya Maria tak jadi marah. “Wulan pasti sangat tertekan hingga memi
Lusi menahan dada Mark menggunakan kedua tangannya. Namun Mark masih saja ingin menyerangnya. Matanya sudah dipenuhi kabut nafsu. Mark meraih kedua tangan Lusi lalu mengangkatnya di atas kepala Lusi. “Aku tidak boleh menyentuhmu? Hanya boleh ketika malam jum’at saja? Aku sangat merindukanmu, Sayangku,” ungkap Mark berusaha merayu Lusi agar mau berhubungan intim. Lusi menggelengkan kepala. “Aku juga mau kok. Tapi, sekarang aku sedang menstruasi,” jelas Lusi. Pipinya sudah merah padam akibat malu. Mark tertawa kecil, dia melepas genggamannya pada kedua tangan Lusi. Tangan Lusi yang bebas kini bermain di perut Mark. Jemari Lusi menyusuri garis otot perut Mark yang berbentuk kotak-kotak. “Sejak kapan kamu menstruasi, Sayangku? Tumben kamu gak ngomong aku?” tanya Mark. “Baru tadi sore. Aku lupa ngasih tahu kamu. Maaf ya, Tuan Mark.” Lusi mengelus pipi suaminya dengan lembut. “Pasti kamu lagi pengin banget. Telingamu sampai merah gini.” Lusi merasa bersalah tidak bisa melayani Mark. “
Hari ini Mark mengajak Lusi pergi ke kebun binatang sesuai dengan keinginan sang istri. Berhubung Alex penasaran ingin melihat suasana kebun binatang yang ada di Indonesia. Alhasil dirinya diajak ikut. Sekalian untuk menjaga Lusi. Mark secara khusus menghubungi pemilik kebun binatang, agar mengizinkan Lusi melihat bayi panda yang belum pernah di publish. Lusi memberanikan diri menyentuh panda itu. “Lucu banget pandanya. Gemas aku,” ungkap Lusi terkagum. “Takut ah, nanti pandanya sakit kalau keseringan disentuh manusia.” Lusi enggan untuk menyentuh panda itu lagi. Bahkan dia melarang Mark yang ingin menyentuh bayi panda itu. Setelah puas mengunjungi bayi panda. Rombongan Lusi berlanjut menyusuri kebun binatang. Melihat berbagai jenis hewan yang ada di sana. Sampai langkah mereka terhenti tepat di depan kandang singa. “Ketika melihat singa, aku jadi teringat dengan peliharaan Felix. Kira-kira mereka sudah sebesar apa sekarang?” Mark mengangguk, membenarkan kalimat Alex. Felix meman
Mark berjalan memasuki ruang keluarga. Dia membawa beberapa berkas di tangannya. Kedatangan Mark membuat Ibu Tutik dan Dini sedikit tegang. “Maaf menunggu,” ucap Mark duduk di sofa tunggal. “Aku tidak suka basa-basi, jadi langsung saja. Maksudku mengundang kalian berdua adalah, aku ingin memberi tahu kalian bahwa, semua aset tidak bergerak milik Lusi, telah berganti nama menjadi milik kalian berdua. Aku membaginya seadil mungkin.” “Maksudnya? Aset apa?” tanya Dini tidak mengerti. “Aku membeli banyak tanah, dan bangunan atas nama Lusi. Sekarang, seluruh tanah dan bangunan tersebut telah berganti nama menjadi milik kalian berdua,” jelas Mark. Dini dan Ibu Tutik sangat terkejut. Mereka berdua sampai tidak bisa berkata-kata lagi. “Kenapa? Itu ‘kan milik Lusi, Kenapa diberikan kepada kami?” tanya Ibu Tutik menundukkan kepala. “Anda berhak memilikinya, Ibu. Berkat kebaikan hati, Ibu yang mengizinkan Lusi ikut bersamaku di Inggris,” jawab Mark bersuara lembut. “Maksudku, kami tidak per
Mark tersenyum puas karena telah berhasil membalas perbuatan Nyonya Maria dan Aldo terhadapnya. Sebenarnya, hal seperti ini tidak disenangi oleh Mark. Apalagi sampai harus mengorbankan banyak waktu dan uang. Benar-benar bukan tipe Mark. “Kasihan Nyonya Maria dan Tuan Aldo, mereka harus tidur di penjara. Tetapi, aku gak menyangka, Nyonya Maria yang menghilangkan nyawa Ningsih. Mengapa harus begitu sih jadi orang?” Lusi menggelengkan kepala mengingat perbuatan Nyonya Maria. “Pada akhirnya, semua akan mendapatkan balasan, sesuai dengan yang mereka perbuat,” balas Alex. “Tumben, Mister Alex pintar?” kata Lusi polos. “Aku memang pintar, hanya berpura-pura bodoh saja,” sahut Alex tidak mau ambil pusing. “Sayangku, kamu sudah siap tinggal di Inggris?” tanya Mark menarik perhatian Lusi. “Kita bakal pergi ke Inggris?” Bukannya menjawab, Lusi malah balik bertanya. “Aku ‘kan lagi hamil, emangnya boleh naik pesawat?” tanya Lusi. Lusi menyentuh perutnya yang telah membuncit. Sudah sembilan b
Nyonya Maria menjalani kehidupannya di dalam penjara dengan penuh kehampaan. Dia sangat sedih melihat tangannya tidak dihiasi perhiasan. Nyonya Maria juga mengeluh dengan kondisi kulitnya yang kusam, dan tidak bersih. Keadaan sel yang begitu jorok juga membuat Nyonya Maria sering mengalami demam. “Ada yang ingin bertemu denganmu, keluarlah,” pinta Petugas Polisi meminta Nyonya Maria keluar dari dalam sel. “Bertemu denganku? Siapa?” tanya Nyonya Maria heran. “Nanti kamu juga tahu.” Begitu sampai di ruang temu. Nyonya Maria ingin kembali ke dalam sel. Namun petugas polisi malah menyuruhnya untuk duduk di kursi. “Tatap aku, Madam,” kata Mark tidak senang melihat Nyonya Maria menundukkan wajah. “Kamu mau mengejekku? Aku gak ada waktu buat dengerin ocehanmu,” cetus Nyonya Maria memberanikan diri menatap mata tajam Mark. “Aku tidak suka mengejek orang yang tidak berdaya,” balas Mark menyeringai. “Aku hanya ingin menanyakan perihal keadaanmu saja. Apakah kamu baik-baik saja? Sepertinya
“Dengan kamu yang mengatakan terima kasih, apakah tugasku sudah selesai?” canda Miky.“Sayang sekali, tugasmu belum selesai. Aku masih membutuhkan bantuanmu,” jawab Mark.“Aku senang mendengarnya,” balas Miky.Mark tersenyum tipis kemudian melihat jam berwarna perak di tangan sebelah kanan. Rupanya jam telah menunjukkan pukul sebelas malam, sudah terlalu larut untuk Mark yang biasanya tidur di jam delapan atau sembilan malam.“Miky, pergilah tidur. Jangan terlalu sering bergadang. Sayangi juga tubuh mudamu, sebelum kamu menyesal sepertiku.” Mark memberi sedikit wejangan kepada Miky.“Apa yang kamu sesali di waktu muda? Boleh aku mengetahuinya?” Karena kalimat Mark, Miky jadi penasaran.“Aku menyesal karena terlalu sering bekerja, tanpa memedulikan kesehatanku. Sekarang aku sudah tua, jadi sedikit merasakan akibat dari kurangnya aku mengatur pola tidur,” jelas Mark menepuk pelan pundak Miky. “Aku pergi tidur dulu. Besok akan ada pertunjukkan yang menakjubkan. Memikirkannya saja, membuat
Mark tidak mungkin membiarkan Aldo hidup tenang di dalam penjara. Mark sengaja menyewa seseorang untuk mengerjai Aldo selama berada di dalam penjara. Keputusan Mark terbukti ampuh, Aldo tak berhenti berbuat kericuhan di dalam sel. Hal tersebut akan membuat Aldo kesulitan untuk mendapat keringanan hukuman. “Dia duluan yang menyenggolku! Dia menghinaku!” teriak Aldo keras. Kalimatnya ditujukan kepada seorang pria suruhan Mark. Para petugas sudah tidak memercayai Aldo lagi, karena Aldo telah terbukti mengalami depresi. Mereka menganggap jika sikap tidak menentu Aldo akibat dari penyakit Aldo. “Lepaskan aku! Kalian harusnya menangkap pria jelek itu!” Aldo berusa melepaskan diri dari genggaman para polisi. Polisi menyeret Aldo menuju sel tunggal. Mereka benar-benar memperlakukan Aldo dengan tidak baik. Sedangkan Aldo hanya bisa mencerocos tidak jelas ketika pintu sel tertutup rapat. *** “Aldo, pasti sangat menderita sekarang,” kata Mark berjalan mendekati Nyonya Maria. Melihat kehad
“Lusi menyewa tim audit untuk memeriksa keuangan perusahaan Asia Victory Grup? Yang benar saja, memangnya siapa Lusi?” tanya Nyonya Maria seperti tidak percaya dengan ucapan Bobi. “Apakah anda tidak tahu? Nona Lusi adalah pemegang sembilan puluh persen saham Liba Company,” kata Bobi. Nyonya Maria dan Aldo sangat terkejut mendengar pernyataan Bobi. “Bukankah, pemilik saham dari Liba Company adalah Mark Junior George?” tanya Aldo nyalang. “Tuan Mark tidak memiliki sepersen pun saham Liba Company. Tuan Smith, selaku pemilik Liba Company, telah menyerahkan seluruh hak perusahaan Liba kepada Nona Lusi. Tuan Mark adalah orang yang menjalankan Liba Company. Astaga, ternyata kalian baru mengetahui fakta ini. Aku pikir, kalian sudah mengetahuinya sebelum aku tahu.” Bobi sedikit meledek Nyonya Maria dan Aldo. Mengetahui kenyataan itu, Nyonya Maria terlihat memendam rasa kesal. Bagaimana bisa dia selama ini begitu santai. Nyonya Maria merasa sangat bodoh. Mark pasti memanfaatkan kewarganegar
Aldo merasakan sakit luar biasa atas sikap Madona yang merendahkannya. Aldo pikir, selama ini Madona tulus berkencan dengan dirinya. Namun, ternyata Madona sama saja seperti kebanyakan wanita.“Kamu wanita murahan yang hanya mengincar harta seorang pria,” desis Aldo menatap Madona penuh kebencian.Bukannya marah telah mendapat hinaan dari Aldo, Madona malah tertawa cukup keras hingga membuat matanya sedikit berair.“Aku bukan wanita murahan. Kamu harus mengeluarkan setidaknya sepuluh juta dolar untuk meniduriku. Bagaimana bisa kamu menyebutku sebagai wanita murahan? Soal mengincar harta dari pria yang kukencani, Kamu pikir aku tipe orang seperti itu? Sedangkan dari kecil aku sudah diperlakukan layaknya seorang putri raja oleh ayahku. Ketika aku lahir, hal pertama yang aku lihat adalah berlian. Tidak sepertimu, aku tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan uang. Bahkan aku tidak pernah mencari uang. Uanglah yang datang kepadaku.”Telinga
Pernyataan Madona terbukti ampuh membuat Mark ketar-ketir. Mark pun meninggalkan ruang rawat Madona, hanya untuk menjemput Lusi. Melihat Mark tergesa-gesa pergi, Madona tersenyum tipis. Mark pasti telah termakan oleh ocehan tidak mendasar dari Madona.“Takut banget kalau Lusi diambil orang,” gumam Madona menggelengkan kepala. Sementara itu, Mark berjalan cepat menuju lift. Saat lift terbuka, Lusi dan Alex muncul.“Sayang? Kamu mau ke mana?” tanya Lusi terkejut melihat Mark.Bukannya menjawab, Mark malah menarik Lusi ke dalam dekapannya, seolah menjauhkan Lusi dari sisi Alex. Tanpa berbicara lebih, Mark menuntun Lusi menuju ke ruangan di mana Madona dirawat.Alex sempat merasa aneh dengan tatapan menusuk Mark yang tertuju padanya. Namun, Alex tak mau ambil pusing. Dia tetap berjalan di belakang sepasang kekasih itu.Begitu sampai di dalam ruang rawat Madona, Lusi berteriak histeris melihat Madona dalam kea
Mina menghembuskan napas lelah, mengetahui fakta bahwa Nanda tak kunjung memperbaiki diri. Bahkan tingkah Nanda makin menjadi-jadi, sangat pemalas, dan tidak mau bangkit.Sudah hampir satu bulan Mina keluar dari apartemen mereka. Nanda masih sama saja. Hal tersebut membuat Mina merasa jengah dan ingin mengakhiri pernikahan mereka.Entah mengapa, rasa cinta Mina pada Nanda seolah memudar seiring berjalannya waktu. Mina seakan tidak mengingat betapa dulu dia sangat memuja Nanda.Sikap dan tingkah Nanda mampu melunturkan segalanya. Terlebih, Nanda selalu melakukan tindak kekerasan terhadap Mina. Makin membuat Mina merasa bila di pernikahan mereka berdua tidak ada masa depan.Kini, yang menjadi tujuan utama Mina bukan lagi soal memperbaiki pernikahan, melainkan mencari cara agar bisa bercerai.Mina bisa saja melaporkan Nanda ke pihak berwajib atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Namun, Mina tidak ingin Nanda di penjara. Jadi,