Satu bulan berlalu. Mark telah diperbolehkan oleh dokter untuk melakukan olahraga berat, seperti angkat beban dan lain sebagainya. Mark sangat bersemangat untuk mengembalikan tubuhnya seperti dulu. “Tuan Mark, aku lelah. Engga mau olahraga lagi,” keluh Lusi mengusap keringat di keningnya. Mark meletakkan barbel di tangannya untuk memfokuskan diri kepada istrinya. Senyuman merekah di wajah Mark saat melihat Lusi terduduk di atas karpet. Mark berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan sang istri. Kedua tangannya melepas sepatu yang dikenakan oleh Lusi. “Lebih baik kamu beristirahat. Pergilah mandi terlebih dahulu. Aku masih ingin melatih ototku,” ujar Mark lembut. Kepala Lusi menggeleng. “Aku mau mandi bersama, Tuan Mark,” sahut Lusi tersipu malu. Mark tergelitik mendengarnya. Apalagi melihat tingkah Lusi yang malu-malu kucing. Makin membuat Mark gemas. Akhirnya Mark pun menuruti kemauan istrinya. “Kalau mandi bersama, bakalan berakhir di atas ranjang,” tutur Mark menggendong istr
“Tuan Mark tidak membawa tas atau barang apa pun?” tanya Lusi heran melihat sang suami ingin berangkat dengan tangan kosong. “Semua keperluanku sudah disiapkan oleh Mina. Aku hanya tinggal berangkat saja. Dari dulu juga tidak pernah membawa apa pun ketika pergi ke kantor,” pungkas Mark tidak ingin melepaskan pelukannya. “Bisakah kita berangkat sekarang?” tanya Alex menginterupsi kegiatan mereka berdua. Lusi mencium kilas pipi suaminya lalu berusaha lepas dari pelukan maut Mark. Mark pun masuk ke dalam mobil bersama Alex. “Aku akan pulang cepat,” pamit Mark sebelum pergi. *** Satpam yang menjaga gerbang utama area perkantoran Geo Grup Asia terkejut melihat mobil Mark masuk ke dalam. Sampai di area parkir, Mark sudah disambut oleh Mina yang telah menunggunya. “Kenapa tidak menungguku di dalam gedung?” tanya Mark menghampiri Mina. “Aku ingin menunggumu di sini saja. Ayo kita masuk bersama,” ujar Mina. Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke dalam gedung. Di setiap Mark mela
“Kayaknya lagi seru nih, kamu lagi main game apa?” tanya Mark kepada istrinya yang dari tadi fokus menatap tablet. “Jangan cuekin aku, Sayangku,” rajuk Mark memeluk tubuh Lusi. “Ah... Tuan Mark! Geli loh! Jangan gelitik aku! Nanti dombaku mati!” Lusi kegelian saat Mark iseng mengerjai dirinya. Mark menangkup wajah lucu istrinya. Mencium kilas bibir tebal Lusi dengan gemas. Perlahan Mark menarik tablet yang ada digenggaman Lusi. Keduanya pun kembali berciuman mesra. Setelah ciuman terlepas, Mark menyatukan kedua dahi. Matanya menatap penuh cinta mata berbinar Lusi. Mereka hanya diam, namun bisa merasakan perasaan satu sama lain. “Mendapatkanmu adalah hadiah terindah yang pernah Tuhan berikan kepadaku. Kamu sangat spesial dan berarti untukku. Aku berharap, cinta kita abadi.” Mark kembali menautkan kedua bibir. Kali ini Mark memberi lumatan kecil pada bibir lembut tersebut. *** Mark mengunjungi kediaman Presiden. Sebelumnya pihak Mark telah membuat janji. Dan baru hari ini bisa men
“Coba katakan, cara seperti apa yang bisa mengakhiri kekacauan ini?” tanya Nyonya Maria tertarik. Madona mulai menjelaskan beberapa rencannya untuk membantu Aldo terbebas dari jeratan masalah yang tengah viral. Tak disangka, Nyonya Maria setuju dan menerima usulan darinya. Bisa ditebak, cara yang dipilih oleh Nyonya Maria adalah menemui secara langsung si aktris yang menyebar kabar ini. Bukan untuk dimaki atau diadili, melainkan untuk diberi uang tutup mulut. Tentu si wanita setuju dan menerima semua uang yang diberikan oleh Nyonya Maria. Setelah itu, Nyonya Maria membayar media agar tidak menyiarkan kabar tersebut lagi. Alhasil, lama-kelamaan kabar viral itu meredup dan hilang bak ditelan bumi. *** “Tuh ‘kan... Apa kubilang? Gak ada manusia bodoh kecuali Maria,” ujar Alex tertawa geli mengetahui tindakan yang diambil Nyonya Maria dalam menyelesaikan masalah sang anak. “Aku jadi kaya mendadak berkat dirimu dan Tuan Mark,” kata Si Aktris. Semua kekacauan yang menimpa Aldo merupak
Saham Geo Grup Asia kembali stabil setelah mengalami penurunan drastis akibat kegaduhan yang dibuat oleh Si Aktris. Hal tersebut membuat Mark agak kesal. Pasalnya, dia telah mengorbankan satu nyawa hanya untuk ini. Pengorbanannya tidak sebanding dengan hasil yang dia dapat. “Baby B pintar sekali.” Mark menoleh ke sumber suara. Dilihatnya sang istri tengah bermain bersama Baby B. Mark bingung, apakah harus menjadikan Baby B sebagai anak angkatnya, atau hanya sekadar anak asuh. “Kamu menyukai Baby B?” tanya Mark pada Lusi. Lusi otomatis mengangguk cepat. Lalu menjawab, “Baby B benaran lucu, jelas aku menyukainya... Kenapa? Kok tiba-tiba tanya begitu? Kamu juga menyukai Baby B ‘kan?” “Mark berpikir sejenak. “Bagaimana kalau kita mengangkat Baby B menjadi anak kita?” tanya Mark agak ragu. Takut jika istrinya marah atau menolak. “Loh? Bukannya Baby B sekarang sudah menjadi anak kita? Aku pikir, Tuan Mark sudah mengangkat Baby B menjadi anak kita secara hukum.” Kini giliran Lusi yang
Aldo masuk ke dalam ruangan ibunya tanpa permisi. Lalu berseru, “Ibu! Aku tahu bagaimana caranya menghancurkan Mark!” Konsentrasi Nyonya Maria langsung buyar begitu mendengar teriakan Aldo. Nyonya Maria menatap anaknya dengan tatapan malas. “Bisakah kamu tidak muncul secara tiba-tiba? Kamu tahu ‘kan? Jika aku sangat sibuk di jam segini?” ketus Nyonya Maria. Rasa pusing langsung melanda otaknya. Melihat Aldo terdiam dan menundukkan kepala, Nyonya Maria jadi tidak tega. Dirinya pun menghembuskan napas. “Yaudah, cara apa yang ampuh untuk menghancurkan Mark?” tanyanya merendahkan suara. “Kita sewa seorang aktris, lalu membuat skandal. Kita buat sama persis dengan yang dilakukan Mark padaku,” jelas Aldo. Nyonya Maria memutar bola matanya. Dirinya tahu jika Aldo memang bodoh. Tapi, tidak menyangka jika Aldo sebodoh ini. “Mark duluan yang melakukan ini. Aku juga akan membalas semua perbuatannya!” tegas Aldo penuh yakin. “Kalau Mark saja bisa, kenapa aku tidak? Aku tidak mau berpikir, ak
“Aku gagal, semua pemegang saham dan para rekan bisnis tidak bisa dihasut. Sepetinya, kembalinya Mark berdampak sangat besar.” Madona melaporkan perjalanan bisnis yang telah dia lakukan. “Aku sudah menduganya,” sahut Nyonya Maria. “Tenang saja, harga saham Liba Company terus merosot berbarengan dengan makin mencuatnya skandal viral ini.”Madona mengangguk mengerti. Dirinya menatap Aldo yang sedang asyik bermain game mobile di tabletnya. Kegiatan baru Aldo adalah bermain permainan online dan judi online. Madona sempat heran karena Nyonya Maria tidak melarang kelakuan anaknya. Tentu saja, Madona hampir lupa, Aldo ‘kan anak kesayangan. Bermain wanita saja tidak dilarang, apalagi hanya bermain judi online.Aldo meletakkan tabletnya lalu memfokuskan diri pada dua wanita di hadapannya. “Apakah Mark sudah mengambil tindakan?” tanya Aldo penasaran.“Aku tidak tahu, apakah Mark sudah mengambil tindakan atau belum. Buktinya, hingga detik ini harga saham Liba Company belum berhenti mengalami pe
“Yang kutahu mereka tidak menikah. Tapi, akibat hubungan itu, Mark kembali memiliki hak atas Bubble Grup. Gean pasti sangat menyayangi Mark layaknya anak sendiri,” pungkas Nyonya Maria. “Tidak perlu terlalu khawatir, kenyataan ini bisa membuat kita lebih berhati-hati lagi dalam mengambil tindakan,” sahut Madona. “Bagaimana denganku? Sekarang aku takut sekali.” Wulan mengkhawatirkan dirinya sendiri. Setelah mendengar penjelasan Nyonya Maria, nyali Wulan langsung menciut. Hidupnya sudah susah, malah berurusan dengan orang penuh kuasa. Wulan tidak ingin hidupnya makin hancur. “Kamu hanya perlu tutup mulut,” tandas Nyonya Maria. Nyonya Maria menyuruh anak buahnya untuk mengantar Wulan kembali pulang. Daripada ada wartawan yang melihat Wulan berada di kantor Geo Grup Asia. Bisa merembet ke mana-mana nanti masalahnya. Kini hanya tinggal mereka bertiga di dalam ruangan Nyonya Maria. “Dalam situasi seperti ini, Wulan tidak bisa hanya tutup mulut dan tidak melakukan apa pun. Karena polisi