Lusi terkejut mendengar Madona memperkenalkan diri sebagai mantan kekasih dari suaminya. Lusi menelisik penampilan Madona dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Kamu pembantunya Mark ya?” tanya Madona langsung mengklaim sesuka hati. “Aku istrinya Tuan Mark!” jawab Lusi cepat. Madona tampak terkejut, wanita cantik itu mengedipkan kelopak matanya berkali-kali. Seolah tak percaya jika Lusi adalah istri dari Mark. “Wow, penampilanmu benaran bikin aku ragu kalau kamu istrinya Mark. Huh! Ya sudahlah. Aku datang kemari bukan untuk menggoda suamimu,” tandas Madona. “Kamu gak perlu ngelihatin aku kayak gitu,” lanjutnya memprotes tatapan Lusi. “Terus, ngapain kamu ke sini? Pengin menjenguk suamiku?” tanya Lusi penuh selidik. “Aku ke sini buat minta duit,” jawab Madona enteng. Lusi merasa aneh dengan jawaban Madona. Di saat dirinya ingin menanyakan lebih lanjut, suara lenguhan dari Mark menghentikan aksianya. Madona langsung duduk di samping Mark begitu Mark terduduk. “Lusi, kamu di sekit
Lusi masih malu ketika suaminya menatap dirinya tanpa henti. Seperti saat ini. Sedari tadi Mark memperhatikan Lusi yang sedang bermain dengan boneka katak miliknya. Mark mendekati Lusi lalu mengambil boneka tersebut. Sontak pandangan Lusi teralihkan ke arah sang suami. “Tuan Mark... Aku masih ingin bermain boneka,” rajuk Lusi berusaha meraih bonekanya kembali. Bukannya mendapatkan boneka, Lusi malah jatuh ke dalam pelukan Mark. Hal tersebut tak disia-siakan oleh Mark. Lelaki dengan tubuh besar itu bisa dengan mudah menggendong istrinya menuju ke ranjang mereka. Mark menurunkan pelan tubuh istrinya di atas ranjang. Lusi tak mampu menahan suara tawanya saat tubuhnya digelitik oleh Mark. “Ampun! Aku janji gak bakal cuekin kamu lagi! Jangan ketiakku!” racau Lusi berusaha menarik lengan kekar Mark yang asyik mengerjai dirinya. Lusi tak bisa berhenti tertawa selama Mark tidak menghentikan aksinya. “Kalian berdua ngapain sih?” pekik Madona sedikit menyesal telah masuk ke dalam kamar me
Rupanya, pertemuan mereka untuk pertama kalinya di club malam. Membuat Aldo jatuh hati kepada Madona. Terbukti dengan tidak bisa dihapuskannya Madona dari pikiran Aldo. Tingkah Madona yang terus menolaknya, bikin makin penasaran. Mengingat, selama ini tidak ada satu pun wanita yang mampu menolak pesona Aldo. “Selamat pagi, Manis,” sapa Aldo menghampiri Madona yang sedang sarapan di restoran hotel. “Kamu tinggal di hotel ini sendirian ya? Aku pikir kamu sudah menikah,” ujarnya duduk di samping Madona. Jujur Madona agak terkejut melihat Aldo berada di sini. Madona hanya tidak menyangka, Aldo akan setertarik ini dengannya. “Jangan bilang kalau kamu mengikutiku. Kayaknya aku menarik banget ya?” tutur Madona menggoda Aldo. Aldo tertawa sembari menggelengkan kepalanya. Dirinya juga tidak mengerti kenapa bisa tertarik kepada Madona hingga sejauh ini. Intinya, Aldo ingin mendapatkan Madona dan membuat wanita itu bertekuk lutut. “Kalau aku mengikutimu, memangnya kenapa? Gak boleh?” tanya
“Apakah dia sudah mati?” tanya Alex pada Madona. “Kepalanya hancur, bagaimana bisa dia tidak mati? Pertanyaanmu sangat konyol,” jawab Madona sedikit kesal. Keduanya masuk ke dalam mobil, meninggalkan mantan asisten pribadi Aldo yang telah tewas akibat kecelakaan. Bukan tanpa alasan mereka melakukan ini. Setelah menyelidiki kasus kecelakaan Mark. Diketahui bahwa asisten pribadi Aldo lah yang sengaja merusak dan menjebak mobil Mark agar mengalami kecelakaan. Sekarang, giliran Mark yang akan membalas setiap perbuatan orang yang telah jahat kepadanya. Di mulai dari menyingkirkan orang hebat yang mengelilingi Nyonya Maria. *** Nyonya Maria sangat terkejut mengetahui jika orang kepercayaannya telah tewas. Ketika Nyonya Maria ingin menyewa satu agen baru lagi. Pihak penyalur jasa tidak memberinya izin. Alhasil, Nyonya Maria hanya bisa bersabar. “Ibu, perkenalkan ini Madona. Asisten pribadiku yang baru,” ujar Aldo memperkenalkan Madona kepada sang ibu. Nyonya Maria menatap Madona dari
Satu bulan berlalu. Mark telah diperbolehkan oleh dokter untuk melakukan olahraga berat, seperti angkat beban dan lain sebagainya. Mark sangat bersemangat untuk mengembalikan tubuhnya seperti dulu. “Tuan Mark, aku lelah. Engga mau olahraga lagi,” keluh Lusi mengusap keringat di keningnya. Mark meletakkan barbel di tangannya untuk memfokuskan diri kepada istrinya. Senyuman merekah di wajah Mark saat melihat Lusi terduduk di atas karpet. Mark berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan sang istri. Kedua tangannya melepas sepatu yang dikenakan oleh Lusi. “Lebih baik kamu beristirahat. Pergilah mandi terlebih dahulu. Aku masih ingin melatih ototku,” ujar Mark lembut. Kepala Lusi menggeleng. “Aku mau mandi bersama, Tuan Mark,” sahut Lusi tersipu malu. Mark tergelitik mendengarnya. Apalagi melihat tingkah Lusi yang malu-malu kucing. Makin membuat Mark gemas. Akhirnya Mark pun menuruti kemauan istrinya. “Kalau mandi bersama, bakalan berakhir di atas ranjang,” tutur Mark menggendong istr
“Tuan Mark tidak membawa tas atau barang apa pun?” tanya Lusi heran melihat sang suami ingin berangkat dengan tangan kosong. “Semua keperluanku sudah disiapkan oleh Mina. Aku hanya tinggal berangkat saja. Dari dulu juga tidak pernah membawa apa pun ketika pergi ke kantor,” pungkas Mark tidak ingin melepaskan pelukannya. “Bisakah kita berangkat sekarang?” tanya Alex menginterupsi kegiatan mereka berdua. Lusi mencium kilas pipi suaminya lalu berusaha lepas dari pelukan maut Mark. Mark pun masuk ke dalam mobil bersama Alex. “Aku akan pulang cepat,” pamit Mark sebelum pergi. *** Satpam yang menjaga gerbang utama area perkantoran Geo Grup Asia terkejut melihat mobil Mark masuk ke dalam. Sampai di area parkir, Mark sudah disambut oleh Mina yang telah menunggunya. “Kenapa tidak menungguku di dalam gedung?” tanya Mark menghampiri Mina. “Aku ingin menunggumu di sini saja. Ayo kita masuk bersama,” ujar Mina. Mereka berdua berjalan beriringan menuju ke dalam gedung. Di setiap Mark mela
“Kayaknya lagi seru nih, kamu lagi main game apa?” tanya Mark kepada istrinya yang dari tadi fokus menatap tablet. “Jangan cuekin aku, Sayangku,” rajuk Mark memeluk tubuh Lusi. “Ah... Tuan Mark! Geli loh! Jangan gelitik aku! Nanti dombaku mati!” Lusi kegelian saat Mark iseng mengerjai dirinya. Mark menangkup wajah lucu istrinya. Mencium kilas bibir tebal Lusi dengan gemas. Perlahan Mark menarik tablet yang ada digenggaman Lusi. Keduanya pun kembali berciuman mesra. Setelah ciuman terlepas, Mark menyatukan kedua dahi. Matanya menatap penuh cinta mata berbinar Lusi. Mereka hanya diam, namun bisa merasakan perasaan satu sama lain. “Mendapatkanmu adalah hadiah terindah yang pernah Tuhan berikan kepadaku. Kamu sangat spesial dan berarti untukku. Aku berharap, cinta kita abadi.” Mark kembali menautkan kedua bibir. Kali ini Mark memberi lumatan kecil pada bibir lembut tersebut. *** Mark mengunjungi kediaman Presiden. Sebelumnya pihak Mark telah membuat janji. Dan baru hari ini bisa men
“Coba katakan, cara seperti apa yang bisa mengakhiri kekacauan ini?” tanya Nyonya Maria tertarik. Madona mulai menjelaskan beberapa rencannya untuk membantu Aldo terbebas dari jeratan masalah yang tengah viral. Tak disangka, Nyonya Maria setuju dan menerima usulan darinya. Bisa ditebak, cara yang dipilih oleh Nyonya Maria adalah menemui secara langsung si aktris yang menyebar kabar ini. Bukan untuk dimaki atau diadili, melainkan untuk diberi uang tutup mulut. Tentu si wanita setuju dan menerima semua uang yang diberikan oleh Nyonya Maria. Setelah itu, Nyonya Maria membayar media agar tidak menyiarkan kabar tersebut lagi. Alhasil, lama-kelamaan kabar viral itu meredup dan hilang bak ditelan bumi. *** “Tuh ‘kan... Apa kubilang? Gak ada manusia bodoh kecuali Maria,” ujar Alex tertawa geli mengetahui tindakan yang diambil Nyonya Maria dalam menyelesaikan masalah sang anak. “Aku jadi kaya mendadak berkat dirimu dan Tuan Mark,” kata Si Aktris. Semua kekacauan yang menimpa Aldo merupak