Share

TOMORROW

"Maaf, Val. Tidak jadi diet. Hehe."

Liam merasa tidak nyaman hanya dengan mendengar suara tawa yang dipaksa baik-baik saja tersebut. Namun Liam turut tersenyum seperti biasa. Liam yakin bila Kalista mampu melewati cobaan di hidupnya meski jiwanya merangkak kelelahan.

"Kalau kau diet, aku akan marah besar."

Kalista memandang langit yang begitu cerah siang itu.

"Ibu ada rewang ke kampung sebelah. Likha ada wawancara kerja. Makanya cuma aku yang menjemput. Tidak masalah, kan?" ujar Liam.

"Tidak apa-apa. Justru lebih enak ketika kau yang menjemput. Soalnya ada tempat yang ingin ku datangi." Kalista memasang seatbelt dan Liam merendahkan sandaran jok Kalista agar wanita itu bisa lebih nyaman.

"Val, apa yang kau... "

"Aku siap jadi supirmu sekarang. Jadi kemana tujuan kita, Tuan Putri?"

"Aku ingin melihat pantai. Boleh, tidak?" tanya Kalista seraya terkekeh.

Liam pun meluncurkan mobilnya. Liam juga menawari Kalista untuk mampir membeli makanan dan minuman yang nanti akan ia nikmati di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status