Share

JIHAN YANG PENASARAN

last update Last Updated: 2024-09-17 08:00:56

Jihan memandang penuh tanda tanya pada Liam yang menggenggam erat jemari Kalista. Tidak sampai disitu, Jihan juga bertanya-tanya, mengapa Liam dan Kalista keluar dari toko perlengkapan bayi? Lalu, tatapan penuh selidik Jihan turun pada perut Kalista yang membucit.

Jihan tidak bodoh untuk menyimpulkan bila Kalista sama-sama berbadan dua seperti dirinya. Namun Kalista hamil anak siapa? Dilihat dari ukuran perutnya, itu bukan kehamilan trimester pertama. Kemungkinan besar trimester kedua, pikir Jihan. Apakah mungkin anak Bian? Tapi, benarkah?

Bian sama terpakunya ketika menatap Liam yang berani-beraninya menggenggam tangan Kalista. Jelas Bian tidak suka, tetapi ia sadar untuk tidak langsung memisahkan keduanya. Jika melihat kedekatan Liam dan Kalista secara langsung seperti sekarang, mendadak saja, Bian mengingat perkataan Nevan di chat tempo hari.

Apakah benar Liam dan Kalista sudah berpacaran? Sejak kapan? Apa benar sebelum ia dan Kalista bercerai? Oh, t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   KISSING

    Kalista dan Liam sudah tiba di depan loket. "Kau tunggu di sini," pinta Liam yang dengan berat hati melepaskan gandengannya. Liam mengerti bila suasana hati dan pikiran Kalista sedang kacau. Semoga saja dengan mengajaknya menonton film, Kalista akan sedikit membaik. Setelah selesai mengurus berbagai macam tetek bengeknya, Liam pun menuntun Kalista ke studio pemutaran film dan memilih tempat duduk yang tidak dekat dengan speaker. Selain itu, Liam juga memilih film yang bertema ringan dan sederhana. Mengingat Kalista yang sedang hamil, tentu Liam tidak ingin wanita itu tiba-tiba shock atau bahkan pingsan lagi bila dipilihkan film yang ada jumpscare-nya. "Kal, semoga filmnya bisa menghiburmu. Maaf atas kejadian tadi. Andai aku tidak merengek pada penjaga toko untuk menukar warna pakaian, pasti kita ke sini lebih cepat sehingga tidak harus bertemu dengan Jihan dan Bian.""Val, jangan meminta maaf." Kalista merasa tidak enak sekali lagi de

    Last Updated : 2024-09-17
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   MENANTU IBU (TERJEBAK FRIEND ZONE)

    "Pasti banyak orang yang tidak percaya bila laki-laki sepertimu tidak pernah berciuman," ujar Kalista yang semakin membuat Liam menciut. Tidak pernah rasanya Liam merasa malu hanya karena perihal pernah berciuman atau tidak selama hidupnya. Sedangkan Kalista malah tampak santai saja dan masih mengunyah pop corn-nya. "Memangnya aneh ya kalau ada manusia dewasa yang belum pernah berciuman?" "Tentu tidak. Kalau aku jodohmu, aku akan sangat senang bila mendapatkan suami sepertimu. Sudah tampan, baik hati, tidak pernah disentuh wanita lain lagi. Mungkin kau definisi lelaki idaman yang sebenarnya." Kalista terkekeh pada akhirnya. Tanpa ia sadari, lelaki di sampingnya menyembunyikan semburat merah pada pipinya. Liam rasanya ingin berguling-guling di tangga saking senangnya. Liam merasa ketularan jatuh cinta seperti kedua mantan suami Kalista. "Aku jadi penasaran, siapa jodohmu. Aku jadi ingat Likha. Kau mau tahu rahasia, tidak?"

    Last Updated : 2024-09-17
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   SHOOKY INGIN MEMILIH AYAH SAMBUNG

    "Val, terima kasih. Tidak menyangka kita malah keterusan jalan sampai malam." Mereka sudah tiba di kediaman Kalista. Liam juga diajak mampir, karena dibujuki Kalista untuk makan sate telur puyuh, makanan yang Kalista beli saat tak sengaja melihat angkringan tepi jalan ketika dalam perjalanan pulang. "Apa sungguh tidak masalah bila aku mampir? Siapa tahu kau tidak terima tamu di malam hari.""Kau bukan tamu. Kau itu temanku, Val. Lagipula sebentar lagi hujan. Aroma basah sudah tercium. Jadi lebih baik mampir dulu menemaniku makan sate telur puyuh." Kalista menutup pintu kemudian meletakkan sate telur puyuhnya di atas meja makan. Liam mengambil piring kosong di kabinet dapur dan membuka bungkusan plastik sate telur puyuhnya untuk dihidangkan. "Aku tinggal sebentar dulu. Aku ingin buang air kecil," ucap Kalista yang setelah kembali sudah mengenakan setelan baju tidur lucu bermotif biskuit coklat yang tertawa lebar hingga satu gigi besarn

    Last Updated : 2024-09-18
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   BLUE

    Hujan deras dan angin kencang di luar semakin menderu ribut. Bahkan petir semakin sering menggema. Akan tetapi, Kalista tidak takut lagi. Berada di pelukan Liam adalah rasa aman yang sesungguhnya. ***Aroma petrikor selalu membuat rileks bagi mereka yang menyukainya. Namun, aroma itu tidak bisa dirasakan oleh kedua insan yang berpelukan di tempat tidur dengan hanya selimut yang menutupi tubuh keduanya. Kalista membuka matanya lebih dulu. Tentu pemandangan yang ia tatap pertama kali adalah wajah rupawan Liam yang malam tadi terlihat seratus kali lebih tampan dari biasanya. Jemari Kalista menelusuri garis rahang Liam yang ditumbuhi bulu-bulu tipis yang memberikan sensasi menggelitik nikmat ketika bersentuhan dengan gundukan dadanya malam tadi. Masih terbayang betapa lembutnya Liam memperlakukannya malam tadi. Ditambah setiap pujian yang ia lontarkan, semakin membuat Kalista lupa bila dirinya sedang berhubungan

    Last Updated : 2024-09-18
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   AYO MENIKAH

    Mengapa malah Kalista yang lebih dulu mengajaknya menikah? Bukankah harusnya dirinya yang melamar lebih dulu? Mengapa Liam rasanya selalu kalah start dari Kalista? Bahkan berciuman saja, juga Kalista yang memulai. Melihat ekspresi Liam, malah membuat Kalista mencubit pipinya hingga Liam mengaduh kesakitan. "Val, aku boleh bertanya?" Liam menyimak dengan baik, apapun pertanyaan yang akan diberikan oleh Kalista, akan berusaha Liam jawab. "Kita ini apa? Setelah yang kita lalui sebelum ini, status hubungan kita apa?" Liam terdiam. Ia pikir sekarang dirinya dan Kalista adalah sepasang kekasih. Bukankah sudah jelas dengan apa yang dikatakannya berulang kali di tengah pergelutan tempat tidur malam tadi? "Kita pacaran." Liam menyebutkannya hati-hati sekali. Mengapa rasanya aneh mengatakan ini? Apalagi melihat ekspresi Kalista yang seperti tampak kecewa? Apa jawabannya salah? Liam kembali berpikir. Apa Kalista in

    Last Updated : 2024-09-18
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   LARI, ADA ORANG PACARAN!

    "Maafkan aku. Maaf, karena tidak ada kabar seharian. Aku benar-benar tenggelam dalam pekerjaanku kali ini. Bahkan aku tidak sempat memeriksa ponselku."Kalista sebenarnya tahu kalau Liam sangat sibuk. Bahkan ia tidak masalah diabaikan. Karena Kalista tahu kalau diabaikan versi Liam bukan abai yang sesungguhnya. Kalista mengerti betul bila pekerjaan Liam tidak bisa disambi dengan bertukar chat apalagi sambil melakukan video call. Namun, melihat sikap Liam sekarang yang datang-datang langsung meminta maaf berulang kali, membuat Kalista merasa berharga. Menurut Kalista, harusnya Liam pulang dulu ke rumah untuk mandi dan ganti pakaian. Tapi pemuda itu malah memilih menemuinya lebih dulu. Ternyata begini rasanya menjadi prioritas, pikir Kalista. "Aku paham, kok. Aku tidak marah. Terlihat jelas dari wajahmu kalau kau benar-benar lelah. Ayo, masuk! Makan malam dulu sebelum pulang." Kalista menarik tangan Liam agar cepat masuk ke dalam. Sebenarnya Liam ingin menolak, karena ia takut keja

    Last Updated : 2024-09-19
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   KETIDAKRELAAN LIAM

    "Mas, aku masih ingat dengan jelas saat kau mengatakan bila kunci keberhasilan pasangan suami istri itu adalah komunikasi. Namun keadaan kita sekarang ini terasa sekali kurangnya. Quality time kita berkurang banyak, bahkan nyaris tidak ada. Kita sudah tidak pernah mengobrol dari hati ke hati. Kau terkesan menghindariku dengan menyibukkan diri pada pekerjaan. Kau dulu tidak pernah sampai mengabaikanku meskipun pekerjaanmu menggunung. Dan kau malam tadi menyuruhku menjauh dengan dalih agar aku tidak kau jadikan pelampiasan amarah." Jihan menghela napas panjang," Semakin hari, aku semakin tidak mengenalimu. Suami yang menikahiku dulu adalah lelaki yang hangat, pengendalian emosinya bagus, dan selalu menjaga perasaanku. Dia tidak pernah meninggikan suaranya meski semarah apapun.""Mas, tatap mataku sebentar. Aku mohon." Bian sedari tadi menunduk di meja makan. Sarapan yang mereka hadapi tidak tersentuh. Sebelum ini, mereka tidak pernah membahas masalah rumah tangga di meja makan. Namun

    Last Updated : 2024-09-19
  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   SANG PEWARIS

    Bian berlari dengan sedikit kepayahan akibat menyeret kakinya yang nyeri sebelah dan memegangi tangan kirinya yang memiliki luka kecil. Ia harusnya tidak diperbolehkan ke mana-mana setelah selesai dirawat di IGD. Namun, setelah mendapat telepon dari rumah bahwa Jihan terjatuh dari tangga, sukses membuat dirinya panik bukan main. Pandangannya mengabur oleh air mata bercampur keringat. Rasa khawatirnya menghantui lebih dari apapun. Margareth dan Nicholas menenangkan Bian, karena Jihan masih ditangani di meja operasi. "Bayi...." ucapnya lirih. Nicholas memeluk putranya, berusaha mentransfer rasa sabar yang sebenarnya sia-sia. Segala pikiran negatif, berkecamuk begitu saja. Rasa bersalah Bian menjadi-jadi dikala ingat, jika ia meninggalkan istrinya dalam keadaan yang tidak bisa dikatakan damai. Mereka berseteru dingin. Bian yang kepalanya hanya dipenuhi oleh Kalista, lantas tega mengabaikan sang istri yang sebenarnya membutuhkan perhatiannya. Sekarang, nyawa istri dan bayinya dipertar

    Last Updated : 2024-09-19

Latest chapter

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   HARI ULANG TAHUN PERNIKAHAN (ENDING)

    Semua orang berkumpul di tempat itu. Berbagai hidangan lezat tersaji dan semuanya tinggal pilih. Para pelayan berkeliling menawarkan minuman kepada tamu undangan. Ruangan yang biasanya berisi perabotan rumah sekarang disulap menjadi tempat pesta mewah ulang tahun peringatan pernikahan yang ke dua puluh. Sang raja dan ratu pesta sedang bergandengan mesra menyapa para tamu. Keduanya tersenyum lebar, berbicara ramah kepada semua orang yang menyapa. Dari aura keduanya, terpancar bahagia yang membuat semua orang iri. Mereka dinilai pasangan paling bahagia sekarang. Meski banyak diterpa cobaan, akhirnya mereka berhasil melewati cobaan itu bersama. Ketika keduanya sama-sama ikhlas, akhirnya mereka menemukan kelegaan dan bisa bersama sampai detik ini. "Bian, Jihan! Selamat, ya!" Kalista langsung menghambur ke pelukan Jihan. Liam dan Bian pun sudah memiliki obrolannya sendiri. Sedangkan Jihan dan Kalista malah bernostalgia ke masa lalu. "Kal,

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   VANO

    "Drew, kata tante Kalista, kau mendaftar les di ruang teacher, ya?" tanya Namira yang saat itu sedang menikmati salad buah di kantin sekolah. Drew menutup bukunya dan kini melipat tangannya sebelum mengangguk, menjawab pertanyaan gadis berambut panjang di hadapannya. "Kalau begitu, aku nanti mendaftar les di sana juga, ah! Pasti ayah mengizinkan kalau ada kaunya." Namira mendorong salad buahnya untuk lebih menghadap Drew. Drew menggeleng karena ia tidak begitu suka salad buah. Chicken teriyaki pesanannya belum tiba sama sekali. "Mengapa ayahmu sangat percaya aku? Kalau aku tiba-tiba berbuat jahat padamu, bagaimana?" Drew mengatakannya dengan begitu ketus. Namun, Namira tidak terlihat sakit hati karena Namira setiap hari meladeni sikap Drew yang demikian. "Maka Kak Vano akan menghantuimu dan membalaskan dendamku," jawab Namira sambil mengendikkan bahu. "Kau pikir Kak Vano mati penasaran? Gentanyangan? Jangan bercanda," tegur

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   DREW MALLORY LIANDRA

    "Tante Kalista, Drew tadi di sekolah merokok dengan Angkasa!" "Heh?! Dasar tukang adu!" Gadis yang masih mengenakan seragam SMA-nya tersebut menjulurkan lidahnya pada Drew yang baru saja melepaskan sepatunya sehabis pulang sekolah. Gadis tersebut langsung berlari pergi ke rumahnya sendiri. Kalista yang tadinya menyambut kedatangan putranya dengan berdiri beberapa meter darinya, seketika berkacak pinggang dan menatap tajam pada Drew. "Bunda, jangan percaya Namira!" Drew tidak akan sanggup lagi kalau harus dihukum oleh bundanya. Kakinya masih pegal sampai sekarang, setelah kemarin, Kalista memukul kakinya dengan sapu lidi. Ya. Bundanya memang tidak menerapkan parenting modern. Berbeda dengan Papa Liam dan Mama Jihannya yang selalu memilih jalan diskusi sebagai penyelesaian masalah. Bahkan ketika Drew meminta tolong pada sang ayah, beliau cenderung berpikir agar menurut saja dengan bundanya dengan alasan agar hidup aman sentosa.

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   KESURUPAN VALLENT

    "Val!""Sayang!""Vallent!"Kalista berdecak kesal karena suaminya dipanggil-panggil tidak ada sahutan. "Liam Benedicta! Kau dimana?!" Kalista menggerutu. Liam tidak ada kelihatan batang hidungnya sama sekali. Maka, Kalista pun dengan tertatih turun dari tempat tidur. Ketika tungkainya menginjak permukaan lantai dan ia mencoba berdiri, Kalista nyaris terseok. Untung saja ia memegangi header ranjang untuk menstabilkan kedua kakinya terlebih dahulu. Setelah ia tegak berdiri, barulah Kalista mencoba berjalan, meski harus meringis kesakitan akibat ibadah sucinya dengan Liam. "Sayang, kau mau kemana?" tanya Liam yang baru muncul dengan badan penuh keringat. Sepertinya Liam baru pulang dari lari pagi di sekitar pantai. Liam juga hanya mengenakan kaos tanpa lengan agak ketat dan celana pendek longgarnya. Liam langsung menghampiri Kalista dan memapahnya yang terlihat kesulitan berjalan. "Sakit sekali ya, Sayang?" tanya Liam yang malah membuat Kalista ingin mencubit hidung sang suami. "

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   MERUNTUHKAN PERTAHANAN

    Jihan sadar jika yang ia lakukan sekarang bukan mimpi.Napasnya dan Bian terengah. Jihan malu bukan main karena bisa-bisanya berpikir kalau ia hanya di dalam mimpi. Tanpa menunggu lagi, Jihan pun dengan cepat turun dari tempat tidur tanpa menoleh ke arah Bian yang langsung kaget dengan perubahan sikap Jihan. Namun, karena terlalu terburu-buru, kaki Jihan tersandung sesuatu dan membuatnya mengaduh kesakitan. "Jihan, mana yang sakit?!" tanya Bian yang sudah sigap duduk bersimpuh di depan kaki Jihan. Bian meraih kaki yang diusap-usap oleh Jihan, kemudian sekali lagi bertanya, bagian mana yang sakit sambil mendongak ke atas untuk melihat ke wajah Jihan. Jihan langsung berjalan mundur dengan gugup sambil berusaha menutupi rasa malunya.Bian yang sadar kalau Jihan sekarang kembali takut, akhirnya lebih dulu mengucap maaf. "Maaf." Bian pun berdiri dan berbalik menjauhi Jihan. Bian berusaha membuka pintu kamarnya

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   TERPESONA

    Bian duduk menghadapi pekerjaannya kembali. Namun, pekerjaannya hanya teronggok begitu saja. Bian sedang mengatasi gejolak yang tiba-tiba membara di dalam dirinya. Bian malu kalau harus ketahuan Jihan bahwa ia sedang ingin sekarang. Tidak hanya rasa malu yang mencoba ditutupi Bian. Namun, juga ia tidak ingin kalau Jihan sampai salah paham terhadap dirinya. Apalagi Bian merasa kalau Jihan masih tidak terlalu nyaman berada di dekatnya. "Drew sudah tidur lagi, Mas," ucap Jihan yang membuat Bian sedikit gelagapan. Bian tersenyum kikuk dan mengangguk singkat. Hening kembali menerpa keduanya. Hanya terdengar suara hujan yang berisik di luar sana. Jihan pun memilih untuk duduk di tepi tempat tidur Bian yang menghadap box bayi Drew. Jihan memilih memandangi Drew sambil tersenyum hangat. Meski Drew bukan anak kandungnya, Jihan tetap merasa sangat bahagia ketika merawatnya. Jihan tidak menuntut apa-apa sama sekali selama membantu Kalista mengu

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   GODAAN YANG TIDAK DISENGAJA

    "Drewnya ketiduran sejak tadi. Maaf baru memberitahumu sekarang karena aku tidak tega menghentikan ceritamu."Jihan yang tadinya hanya ingin menghela napas sejenak, langsung urung melanjutkan dongeng yang dikarangnya secara ototidak. Syukurlah, Drew sudah tidur pikirnya. Baiklah. Sekarang saatnya kembali ke rumah Bian. Jihan pun berbalik arah dan diikuti Bian. Sepanjang perjalanan ketika menuju rumah utama adalah siksaan yang menyesakkan untuk mereka berdua. Karena Jihan yang tidak menyahut, makanya Bian juga jadi ragu untuk kembali membuka obrolan. Hingga mereka tiba di rumah utama, Jihan menyerahkan stroller kepada Bian karena Jihan ingin pamit. "Memangnya kau mau kemana?" "Pulang," jawab Jihan singkat. "Mengapa jadi pulang? Nanti kalau Drew rewel lagi bagaimana?" Bian terdengar seperti merengek. Antara memang khawatir kalau Drew menangis seperti tadi dan juga ia ingin sekalian modus. Ehem. "Kau ayahnya, bukan? Jadi kau harus bisa mengurusnya sendiri."Bian ingin protes. Namu

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   BIAN YANG KALANG KABUT

    Sesuai persetujuan, Drew dibawa Bian ke kediamannya selama Liam dan Kalista berbulan madu. Bian yang sudah merasa menjadi ayah, tentu sangat yakin apabila ia bisa mengasuh Drew dengan baik. Ketika Drew dibawa ke rumah yang pasca perceraian Bian dan Jihan, jarang disinggahi sang tuan, kontan saja, kehadiran tuan besar dan tuan kecil disambut sangat antusias oleh para pekerja di rumah Bian. Bian juga sudah menyiapkan berbagai macam perlengkapan yang menunjang dirinya untuk mengasuh bayi berusia tiga bulan tersebut. Bian tersenyum-senyum sendiri melihat kamarnya yang semenjak menjadi duda, suasananya sepi. Sekarang dipenuhi perabotan lucu, seperti box tidur untuk Drew, gelantungan bintang bulan berkelap kelip yang diletakkan di atas box bayi Drew. Bahkan Bian juga membeli banyak mainan meski itu belum cukup usia untuk dimainkan oleh Drew. "Oke, Kal. Oke. Aku sudah mengerti caranya, bahkan bila Jihan tidak membantu pun, aku bisa. Apa kau ingat kalau aku rut

  • Dipaksa Menikah dengan Suami Sahabatku   PERNIKAHAN KALISTA DAN LIAM

    Selain Kalista yang berbahagia hari itu, Jihan pun demikian. Apalagi ketika ia diberi izin untuk menggendong Drew, nama yang sudah diberikan oleh Bian hari itu. Melisa sempat protes meski hanya berbisik pada Kalista apabila nama sang cucu susah disebut. Melisa padahal ingin menamai sang cucu dengan nama lokal saja. Namun, Melisa baru ingat jika pada cucunya mengalir darah seorang Bian Qais Liandra, yang tentunya kita semua tahu bahwa ia bukanlah pria sembarangan. Apalagi bila Melisa melihat Nicholas dan Margareth, dirinya saja seketika minder mendadak. Melisa juga mengingat kalau Kalista pernah menceritakan tentang seseorang yang disebut-sebut sebagai Kakek Aiden, yang katanya sebagai sosok yang membuat Bian bisa seperti sekarang. Jadi terima saja lah. Seorang Melisa bisa apa? Yang penting cucunya sehat, anaknya sehat, dan berharap tidak ada masalah lagi yang menimpa keluarga mereka. "Wajahnya tidak mirip Bian sama sekali," celetuk Margareth y

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status