Beranda / Romansa / Dinikahi Pria Kutu Buku / Bab 12 Si Kutu Buku

Share

Bab 12 Si Kutu Buku

Penulis: Zayanawa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Menunggu Najma pulang kerja, Izyan duduk di depan rumah sembari membaca buku serta ditemani jus jambu. Kebiasaan membaca ini, Izyan lakukan sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Kebiasaan ini, membuatnya merasa telah memasuki dunia baru yang membuatnya menambah ilmu serta pengetahuan.

Kebiasaan membaca membuat otak Izyan terus berfikir. Membaca, membuatnya nyaman dan bahagia. Mencintai membaca membuat hidup yang sebelumnya dianggap kesepian, menjadi ramai. Karena kepala terus berfikir sekaligus memasuki dunia baru. Menjelajahi dunia, tanpa keluar rumah. Fokus Izyan telah tertuju pada tulisan dari Penulis yang telah dituangkan dalam buku. Sampai tak sadar jika Najma, berdiri di depannya.

Hal ini baru diketahui ketika Najma mengusap wajah Izyan. Lelaki itu pun mendongakan kepala. Wajahnya yang memperlihatkan kepolosan, sedikit melongo. Sedangkan Najma, tersenyum.

"Fokus banget Mas."

"Eh, Najma udah pulang?" tanya Izyan lalu ikut berdiri.

"Ngapain ikut berdiri? Aku jug
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 13 Hati Memanas

    "Bu, aku mau ambil baju-bajuku," ujar Izyan ketika baru sampai di depan rumahnya. Terlihat, Bu Maryah yang membuka pintu rumah lalu melipat kedua tangan di depan dada. "Masih tahu jalan pulang?" Sebelah alis Bu Maryah terangkat. Izyan diam. Masih membiarkan ibu tirinya berbicara. "Enak banget ya. Ngadain pesta pernikahan nggak ngelibatin keluargamu sendiri?? Belagu banget kamu Yan. Udah bisa nyari uang sendiri jadi gitu! Mentang-mentang jadi lelaki sukses, durhaka sama ibumu sendiri!! Melawan restu!" Izyan menghela napasnya. "Izyan. Ibu nggak habis pikir sama kamu. Selama ini, kamu hidup sama siapa? Kan setelah kepergian Ayahmu kamu tinggal di rumah ini sama kami? Ya meskipun ini rumah peninggalan ibu kandungmu. Tapi kan, kalau nggak ada Ibu, kamu kesepian Izyan! Kamu seharusnya tahu diri! Bahwa kamu sendirian tanpa ibu dan Isma! Ibu udah bilang sama kamu. Jangan nikah mendahului Isma! Tapi kamu tetep ngeyel! Emang ya! Kamu memang terlihat lelaki pendiam. Tapi, keras kepala!

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 14 Ibu

    Najma sebenarnya penasaran dengan apa yang Izyan alami. Karena tak biasanya, lelaki itu memasang raut wajah murung lalu tiba-tiba mendekatinya. Ketika Najma memeluknya, Izyan terdiam dan menginginkan mereka di jarak dekat dalam waktu tak singkat.Ketika lelaki itu sedang bersiap-siap akan menuju ke kampus, Najma mendekatinya. "Mas Izyan.""Eh Naj. Belum siap-siap berangkat kerja?" tanya Izyan sembari mengancingkan bajunya."Aku berangkat siang Mas.""Oo gitu.""Mas Izyan.""Ada apa Najma?""Kemarin Mas Izyan kenapa. Kok tiba-tiba nyandarin kepala ke bahuku setelah pulang ke rumah ambil baju dan barang-barang? Ada masalah ya Mas?"Izyan tersenyum. Lalu menangkup kedua pipi Najma. Najma rasakan, kedua tangan Izyan begitu dingin."Aku nggak apa-apa kok. Kamu tenang aja.""Tangan kamu dingin Mas.""Ya kan tadi baru mandi. Jadi, masih ada rasa-rasa dingin gitu kan?""Mas. Aku istrimu loh. Aku bukan orang lain. Kalau ada apa-apa kamu bisa bicara sama aku."Izyan masih tersenyum. "Aku nggak

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 15 Lelaki Romantis

    "Mas Izyan, mau ajarin aku masak?"Lelaki yang sedang duduk bersantai setelah pulang kerja pun menoleh."Masak?" Izyan mengulangi lagi keinginan Najma.Najma menganggukan kepalanya antusias. "Boleh kan?" tanyanya memastikan lagi."Kamu capek baru pulang kerja. Istirahat aja," jawab Izyan dengan suara lembut.Najma sedikit mengerucutkan bibir. "Mas Izyan jangan terlalu memanjakan aku, nanti aku ketergantungan sama kamu Mas." "Memangnya kenapa hm? Kalau kamu merasa butuh sama aku?" Izyan beranjak dari duduknya. Lalu mengelus rambut halus Najma. "Aku suka kalau kamu merasa butuh sama kamu."Perkataan Izyan yang begitu manis dan lembut, seketika membuat kedua pipi Najma memanas dan tentu sudah memerah. "Kenapa? Kok suka?" Najma memberanikan diri melingkarkan tangannya di pinggang Izyan. Lalu sedikit mendongakan kepala."Itu artinya, peranku di hidupmu penting. Aku lebih suka kamu apa-apa minta tolong ke aku. Karena dengan itu, aku merasa dihargai kehadiranku olehmu. Aku suka kamu minta

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 16 Lelaki Luar Biasa

    Hari di mana Najma meminta mengunjungi perusahaan Izyan pun tiba. Di hari sama-sama libur, mereka pergi ke gedung tinggi. Dengan tangan Izyan yang menggenggam tangan Najma. Berjalan beriringan masuk ke dalam gedung perusahaan. Kedatangan mereka tentu, disambung dengan sangat baik oleh karyawan di sini.Najma mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia begitu takjub sekaligus kagum dengan perusahaan ini. Setiap furniture yang ada benar-benar penuh estetika. Perusahaan yang didirikan Izyan, dengan investor ikut turun tangan tentu.Najma benar-benar tak menyangka. Bisa memiliki suami seperti Izyan. Lelaki baik perilaku, lembut tutur kata, cerdas pola pikir, serta sukses dalam berkarir. Gedung perusahaan ini memang tak terlalu besar namun, juga tak terlalu kecil.Sungguh memukau. Bahkan, di bagian tertentu, dihiasi akrilik bermodel kertas. Najma juga diperkenalkan Izyan dengan CEO perusahaannya. Seorang lelaki yang diamanahkan untuk memimpin perusahaan ini menyambut kedatangan mereka dengan s

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 17 Malam Impian

    "Najma, memangnya kamu nggak mau kita liburan, terus nginep, gitu?"Ketika Najma sedang mengisi botol minumnya di dapur, Izyan bersandar pada tembok. Melipat kedua tangan di depan dada lalu tersenyum penuh arti.Najma menoleh. Pipinya bersemu. Langsung paham dengan apa yang Izyan maksud."Gimana Naj?" Izyan memastikan lagi."Di rumah aja Mas.""Em, aku nawarin loh Naj. Mau liburan ke mana aku turutin. Ke Bali? Dieng? Puncak Bogor? Ayo lah .... Katamu suka melakukan trip jauh, terus nikmatin keindahan alam gitu?" Kernyitan di kening Izyan tercetak jelas."Aku nggak bisa semudah itu izin kerja Mas Izyan. Aku nggak bisa liburan gitu Ja. Kalau misalnya kamu mau ya di rumah aja." Sembari senyum-senyum sendiri, Najma berkata demikian."Mau apa maksudmu?"Najma menoleh. Menyipitkan mata, lalu menunjuk wajah Izyan. "Terus menurutmu? Liburan apa maksudmu? Pasti ada niat lain kan, bukan hanya sekedar liburan terus nginep?"Ditatap Najma seperti ini, seketika membuat Izyan menahan senyum sekalig

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 18 Adik Ipar Menyebalkan

    Jangan lupa jajan.Itulah caption yang dituliskan pada story salah satu akun media sosialnya. Sebuah postingan yang memperlihatkan aneka pedagang makanan pinggir jalan. Ada yang sibuk meladeni pembeli. Mempersiapkan dagangan. Membersihkan meja dagangan. Bahkan ada yang sedang melamun menunggu pembeli datang.Najma suka jajan bukan hanya karena ia suka. Tapi, karena ingin melarisi juga dagangan seorang kepala keluarga yang sedang berjuang mencari nafkah. Ketika jam istirahat bekerja tiba. Ia bersama rekan kerjanya yang lain, terutama karyawan perempuan, menuju ke pedagang telur gulung yang sepi pembeli.Membeli sebanyak sepuluh ribu. Pedagang tersebut begitu antusias melayani Najma. Dengan bumbu saos, telur gulung pun siap dilahap. Sengaja memberikan uang dua puluh ribu tanpa minta kembalian. Karena, ia ingin berbagi kebahagiaan. Terbilang hari ini mendapatkan gaji bulanan.Tapi, Najma rasa, ada yang aneh. Ketika tiba-tiba datang pembeli jajanan telur gulung, menatapnya dari atas samp

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 19 Setelah Salat

    Najma dan Izyan sama-sama baru pulang dari tempat kerja. Tentu, mereka sama-sama lelah. Berpapasan di depan rumah, Izyan tersenyum sedangkan Najma pun juga tersenyum. Tapi, senyumannya sangat tipis. Jika tak melihatnya dari dekat, tak terlihat bahwa sedang tersenyum.Izyan paham dan mengerti. Bahwa Najma lelah bekerja. Maka dari itu, tidak ada selera untuk tersenyum lebar. Seperti senyuman Izyan. Mereka sama-sama pulang pada waktu petang. Di mana azan magrib sudah berkumandang. Secara bergantian, mandi. Setelah tubuh mereka segar, langsung menunaikan salat Maghrib dengan Izyan yang menjadi imam.Kebiasan Izyan setelah salat magrib adalah mengaji. Sedangkan, Najma biasanya salat magrib ketika hampir mendekati waktu Isya. Agar, beberapa menit setelah salat magrib, belum sampai melepaskan mukena, sudah langsung menunaikan salat selanjutnya.Namun, semenjak menikah dengan Izyan, salatnya menjadi awal waktu. Terutama ketika salat magrib. Najma yang sehabis salat magrib tak pernah mengaji p

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 20 Musibah

    "Pak Dosen, saya boleh minta waktu untuk bimbingan skripsi?" Seorang perempuan berkepang satu mempercepat langkah menyeimbangkan langkah kaki dengan Izyan."Siapa namamu?""Nama saya Tasya Pak.""Sebentar." Izyan mengambil sebuah buku catatan di dalam tasnya. Membolak-balik mencari lembar yang tertulis jadwal bimbingan skripsi.Izyan merupakan salah satu Dosen yang rajin, tepat waktu dan tegas. Jika seorang mahasiswa telah janjian ingin bimbingan, harus hadir tepat waktu. Karena, Izyan memegang prinsip disiplin. Ia benar-benar menjalankan pekerjaan sekaligus tanggung jawab sebagai seorang Desen dengan berusaha sebaik mungkin. Bahkan, ketika sudah buat jadwal pertemuan dengan mahasiswa, dicatat pada buku catatan khusus."Gimana Pak?" Tasya memastikan."Saya hari ini ada jadwal bimbingan tiga mahasiswa sekaligus. Terus sekarang ada jadwal ngajar sampai siang. Setelah itu, saya mau ngerjain tugas Doktor saya. Besok baru ada beberapa waktu kosong. Besok saja ya?"Tasya berfikir sejenak. L

Bab terbaru

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 46 Tak Dihiraukan

    "Kalian harus menikah! Sudahlah Mas Izyan! Tak perlu ada pembelaan lagi! Sudah jelas-jelas ada bukti di depan mata!" Tegas Kepala RW."Apa-apaan sih Pak! Saya itu tak kenal perempuan itu! Saya seumur hidup hanya menggauli Najma!" Lalu berganti menatap Tasya. "Heh kamu, tolonglah jangan rusak rumah tangga saya! Lagi pula, sebelumnya kita tak saling kenal! Kamu ini jahat sekali!" Izyan yang tak terima, terus saja berbicara. Tasya diam sembari memainkan jari jemarinya yang mengeluarkan keringat dingin."Oh, apakah Ayah dari anakmu tak mau bertanggung jawab?? Makanya, kau memfitnah saya agar menutupi kelakuan bejatmu itu? Iya?!" Izyan menggelengkan kepala. "Hatimu benar-benar busuk! Dengan teganya kamu menghancurkan rumah tangga orang lain serta mengusik ketenangan kami! Kamu benar-benar jahat!""Sudah cukup-cukup!!" Kepala RT yang kesal dengan ini sampai menggebrek meja. "Mas Izyan, tolong tanggung jawan atas kehamilan Mbak Tasya! Kami lebih percaya bukti dari pada omongan Anda!""Kalia

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 45 Jangan-Jangan

    Wajah yang tampan itu, tampak lelah sekaligus bermata sayu. Memikirkan semua ini sampai membuatnya tak nafsu makan. Ia yang merasa memiliki keterbatasan dalam berfikir, rela bangun waktu dini hari untuk meminta solusi atas jawaban ini semua. Duduk mengahadap Tuhan yang tak terlihat. Namun, bisa melihat apapun meskipun itu hal tersembunyi.Menengadahkan tangan, meminta maaf, meminta keinginan, serta terutama meminta keutuhan rumah tangganya. Diiringi tangisan, Izyan terus berdoa agar diberikan jalan keluar atas semua ini. Selama setengah jam lamanya, digunakan untuk berdoa. Mengusap wajah, lalu berdiri dari duduknya.Terbilang tangannya sudah sembuh. Jadi, tak usah lagi memakai arm sling. Kedua tangan Izyan sudah bebas bisa melakukan apa saja. Ya dia memang bahagia sekaligus bersyukur dengan ini. Namun, disatu sisi, masalah rumah tangga yang menerpa begitu besar.Sungguh. Ia tak pernah mengkhianati Najma. Bahkan, dengan perempuan itu saja, tak kenal. Karena, bagaimana mungkin ia akan b

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 44 Siapakah?

    Najma diantar ke kamar. Sedangkan Izyan menghadap Pak Thariq. Duduk di ruang keluarga. Izyan yang merasa tak bersalah berani melakukan kontak mata."Jelaskan Izyan!" Tegas Pal Thariq."Saya tak kenal perempuan itu Pak! Bahkan, baru pertama kali saya lihat dia!" Bela Izyan."Terus? Kenapa dia bisa mengaku bahwa sedang hamil anakmu dan menunjukan fotomu sekamar bersamanya?"Posisi mereka seperti seorang seorang Polisi yang sedang mengintrogasi tawanan."Demi Allah Pak! Saya tak melakukan itu! Kalaupun ada foto itu, saya yakin itu hanya editan! Saya mencintai Najma dan saya sudah berjanji akan setia! Saya tak ada keinginan sedikitpun untuk berkhianat! Saya benar-benar tak kenal perempuan itu Pak!" Izyan masih berusaha menjelaskan agar Ayah mertuanya percaya."Mana ponselmu!"Izyan memberikan bahkan, langsung membukakan kunci sandi.Pak Thariq membelakan mata. Lalu menunjukan layar yang memperlihatkan chat dari nomor yang tak disimpan."Baca Yan!"Izyan membaca dengan gumaman, "Mas tolong

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 43 Tuduhan

    "Mbak Najma. Kedatangan saya ke sini karena memberitahukan soal ini ...."Perempuan yang kemarin menatap dari jarak beberapa meter Najma dan Izyan di depan rumah. Tiba-tiba datang ketika Najma baru pulang kerja. Menyodorkan amplop cokelat kecil. Tentu, langsung Najma terima. Mengeluarkan apa yang di dalamnya. Menautkan kedua alis. Karena, ketika baru memperlihatkan kop surat, tertulis nama rumah sakit. Melebarkan surat yang terlipat itu. Membaca satu persatu kata yang ada di dalamnya."Surat keterangan hamil?" Kedua mata Najma terbelalak. "Maksudnya apa? Kamu siapa? Kok bisa-bisanya datang menunjukan surat ini? Kita sebelumnya tidak kenal loh .... Saya hanya tahu kamu tetangga saya!"Tiba-tiba, perempuan itu menundukan kepala. Air matanya mengalir. Sekaligus diiringi isak tangis."Jelaskan!! Apa yang sebenarnya terjadi!!" Najma memegang kedua bahu wanita itu. Bahkan, sampai memaju-mundurkan karena tak kunjung menjawab. Justru, semakin mengeraskan tangisan."Saya .... Hamil anak Mas I

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 42 Khawatir

    "Naj. Bagaimana kelanjutan pembahasan pembangunan perpustakaan gratis depan rumah kita kelak? Kamu masih bersedia kerjasama kan?" Najma yang sedang melahap sosis bakar pun menoleh. Lalu menjawab, "Ya aku mau Mas. Itu hal yang baik. Ngomong-ngomong, soal progress rumah udah kayak apa?""Nih. Aku dikirimin sama Pak Mandor." Izyan menunjukan foto rumah mereka.Terlihat bangunan bata yang masih terlihat bahannya. Belum dihaluskan menggunakan semen. Namun, sudah bisa digunakan untuk berteduh. Terbilang sudah dipasang atap. "Sekitar berapa bulan lagi Mas?""Kata Pak Mandor bisa sebulan lebih lagi. Karena belum buat dapur, kamar mandi, dan masih ada beberapa ruangan belum dibuat. Naj. Sebentar lagi kita akan tinggal di sana."Dengan penuh nikmat, Najma mengunyah sosis yang tinggal setengah itu. Ketika hari libur tiba, mereka keluar rumah untuk menikmati waktu berdua. Kali ini, mereka berada di taman wisata Gunung Pancar. Sebelum ke sini, tentu Najma membeli jajanan pinggir jalan. "Mas Izy

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 41 Baikan

    "Pak! Pak Izyan! Pak!"Panggil seorang mahasiswi sembari menyeimbangkan langkah kaki Izyan yang lebar."Ada apa?" tanya Izyan dengan suara datar."Pak Izyan kenapa tidak lagi balas chat dan telepon saya?""Ada apa memangnya?"Haura memainkan jari jemari yang mengeluarkan keringat dingin. "Saya butuh Pak Izyan .... Saya di rumah kesepian .... Hati saya sakit Pak .... Mental saya tertekan memendam luka ini sendirian .... Sedangkan, Ayah saya tak peduli. Saya pernah mengadu kepadanya namun, saya yang dimarahi ....""Haura. Sembuhkanlah lukamu dengan caramu sendiri.""T ... tapi, t ... tapi kan Pak Izyan pernah bilang sama saya mau bantu saya kan? Termasuk membantu masalah saya? Sa ... saya benar-benar butuh bantuan Pak Izyan ... Saya butuh teman bercerita Pak ..." Haura menundukan kepala. "Saya rasa, hanya Pak Izyan yang mampu mendengarkan saya ketika dunia ini membungkam. Hanya Pak Izyan yang mau mengulurkan tangan untuk membantu saya ketika dunia menendang saya. Dan hanya Pak Izyan ya

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 40 Menyerah

    Oke. Izyan tak tahan didiami Najma seperti ini terus menerus. Karena, jika hal ini sampai terjadi selama berhari-hari, semuanya akan menjadi runyam dan semakin rumit. Izyan memberanikan diri berbicara jujur apa yang sebenarnya terjadi.Ketika Najma sedang duduk sendiri di balkon kamar karena sedang memainkan game, Izyan duduk di sebelahnya. Namun, kedatangan Izyan tak Najma lirik sama sekali. Fokusnya masih sama pada layar tab sampai membuat alisnya hampir bertaut."Naj." Panggil Izyan yang tak langsung Najma respon."Najma ....""Najma .... Mas pengen ngobrol sama kamu."Posisi Najma masih sama menyilangkan kaki dengan kedua tangan memencet tab. Tak ingin masalah semakin panjang, Izyan merebut tab-nya."Mas Izyan apa-apaan sih!" Tentu, Najma begitu kesal dengan ini."Kalau suami mau ngomong, perhatiin."Najma memutar bola matanya malas. "Kegunaannya?""Kegunaannya agar masalah kita cepet selesai.""Hm," jawab Najma dengan deheman lalu melipat kedua tangan di depan dada."Najma. Maaf

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 39 Apakah benar?

    Mungkinkah Izyan selingkuh? Mungkinkah Izyan telah berkhianat? Dan mungkinkah, Izyan sebenarnya lelaki pendusta? Ya bisa jadi. Menikah dengan manusia ibaratnya membeli kucing dalam karung. Tidak semua yang terlihat baik itu baik. Karena, pada dasarnya, manusia akan menunjukan sifat asli kapan saja setelah merasa kehadirannya diterima. Keesokan hari setelah semalaman Najma dan Izyan berdebat, Najma berusaha menghindar. Bahkan, ketika salat subuh pun, sengaja salat lebih dulu agar tak Izyan imami. Karena, ia masih merasa geram dengan kejadian kemarin. Meskipun Najma marah, ia masih memiliki rasa kasihan pada sang suami karena keterbatasannya, dalam memakai baju. Najma memang banyak diam. Namun, tangannya tetap membantu Izyan memakai baju dan menyiapkan keperluan kerjanya. "Naj." Najma diam dengan tangan yang masih mengancingkan baju Izyan. "Najma ...." Panggil Izyan lagi dengan suara yang sangat lembut. "Najma .... Tolong jangan diemin aku gitu dong Naj .... Semua ini bu

  • Dinikahi Pria Kutu Buku   Bab 38 Masalah

    "Naj. Bagaimana pendapatmu jika kita membangun sebuah tempat belajar. Berupa perpustakaan di daerah-daerah terpencil. Tempat untuk anak-anak atau orang dewasa membaca?" "Perpustakaan?" Najma mengulangi lagi permintaan Izyan."Ya Naj. Perpustakaan. Gimana menurutmu?""Ke daerah lain ya Mas?""Iya Najma," jawab Izyan menganggukan kepalanya antusias. "Kamu mau kan?""Menurutku. Lebih baik kalau mau bangun sesuatu mulai dari tempat terdekat dari kita Mas. Kita survei dulu sekitar. Kalau misalnya daerah tempat dekat tempat kita tinggal, sudah jelas-jelas memiliki tingkat literasi tinggi, ya udah lanjut ke daerah lain. Kalau misalnya belum ya? Di daerah di tempat kita berpijak dulu. Alangkah baiknya ...."Usulan Najma, tentu Izyan terima dengan baik. Lelaki berkacamata itu mengangguk-anggukan kepala."Benar juga ya Naj? Em, gimana kalau kita buat perpustakaan gratis di samping rumah baru kita kelak? Kan tanah yang akan kita bangun rumah, lumayan luas? Nanti, rencana, setengah samping rumah

DMCA.com Protection Status