Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam

Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-06
Oleh:  Ucu Nurhami PutriTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
5 Peringkat. 5 Ulasan-ulasan
47Bab
42.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Dania dan kedua anaknya memergoki suaminya yang selalu pergi pagi pulang pagi dengan alasan sibuk, ternyata dia malah makan di restoran besar dengan seorang wanita dan anak-anak yang entah anak siapa dalam waktu yang lama.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

 ALASAN LEMBUR SUAMIKU SETIAP MALAM

 "Hei, semuanya! Maaf sudah membuat kalian menunggu," ucap Mas Fahri kenapa seorang wanita dan anak-anak yang sedang makan di restoran yang secara kebetulan aku dan anak-anak juga mau makan di sini.

 "Gapapa, kok, Mas, anak-anak bisa nunggu," ucap seorang wanita yang ada di sampingnya sambil mengelus pergelangan tangan Mas Fahri.

 Ah, ternyata ini yang dikatakan lembur suamiku. Aku pura-pura masuk dan tidak melihat ke arah mereka dengan anak-anak.

 "Ma, kok, itu kayak Papa, ya?" Kania, anak keduaku yang berusia lima tahun menunjuk ke arah Mas Fahri. Namun, Haikal langsung mengalihkan.

 "Mungkin kamu salah lihat adik Mas yang cantik," ucapnya sambil mencoba mengarahkan tatapan adiknya ke arah lain.

 Aku dan Mas Fahri sudah menikah selama sepuluh tahun. Dulu, aku menikah di usia muda yang belum punya pengalaman apapun. Karena Mas Fahri terus-menerus datang membujukku agar mau menikah dengannya sampai membuatku pusing dan menyetujuinya.

 Dulu dia berjanji akan selalu bersama denganku dalam suka dan duka, juga posisiku di dalam hatinya tidak akan pernah terganti.

 Akan tetapi, sekarang sepertinya ia sudah menjilat ludahnya sendiri. Kini laki-laki yang sudah menjadi suamiku selama sepuluh tahun itu malah makan dengan lahap sambil menatap ke arah wanita itu dan beberapa apa yang berada di depannya.

 "Kamu capek ya, Mas?" Wanita itu bertanya sambil melap keringat yang ada di wajah Mas Fahri.

 Aku langsung mual ketika melihat apa yang dia lakukan barusan, apalagi Mas Fahri sama sekali tidak menyingkirkan tangannya. Malah terlihat menikmati.

 "Ma, aku mau makan bareng Papa." Kania mulai kembali nakal.

 "Iya, Sayang. Kapan-kapan kita makan sama Papa, ya?" Aku mengusap puncak kepalanya lembut.

 Bagaimanapun juga, Kania masih kecil, dia tidak akan mengerti apa yang sedang dilakukan papanya. Namun, tidak dengan Haikal. Dia sudah besar.

 "Aku mau makan itu, Pa," seru salah satu anak yang duduk dengan Mas Fahri.

 "Yang mana, Sayang?"

 "Yang itu sama itu, Pa."

 Aku dapat melihat gadis kecil yang kira-kira berusia empat tahun itu menunjuk ke arah mana saja. Dengan sigap, Mas Fahri langsung mengambilkan makanan yang diinginkannya.

 "Ma, kenapa Papa bisa makan sama dia dan aku cuman makan sama Mama dan Mas Haikal saja?" Kania kembali memberikan pertanyaan yang membuatku terdiam.

 Aku sendiri tidak tahu harus menjawab apa. Bukan hanya Kania dan Haikal yang terluka, tapi aku juga sama. Hatiku sakit melihat suami yang katanya super sibuk itu malah makan dengan anak-anak dari orang lain, tapi dia lupa dengan anaknya sendiri.

 Apa yang harus aku lakukan? Kenapa aku malah merasa seperti orang ke tiga, padahal jelas-jelas akulah yang berhak ada di sana!

  "Sabar ya, Dedek Sayang. Orang sabar disayang Allah. Kania mau, 'kan disayang sama Allah?" Kini Haikal kembali merespon pertanyaan Kania.

 Untunglah dia sudah ngerti. Kalau sama-sama belum, mungkin air mataku sudah menetes dari tadi.

 "Sekarang kita makan, ya?" Aku langsung menyuapi Kania yang tidak lagi bicara, tapi matanya tetap menatap ke arah meja Mas Fahri dengan tatapan yang berkaca-kaca.

 Ya Allah, rasanya aku sudah tidak sanggup lagi.

 "Mas aja yang suapi Dedek, ya, Mama ke kamar mandi dulu." Tanpa menunggu jawaban Haikal, aku langsung berjalan cepat ke kamar mandi untuk menumpahkan segala rasa yang ada di dalam dada.

 Baru saja aku mau menangis, wanita yang tadi duduk bersama Mas Haikal tiba-tiba masuk ke kamar mandi.

 "Mbak baik-baik saja?" Ia melemparkan tatapan heran.

 Aku terpaksa tersenyum ke arahnya sebagai bentuk jawaban.

 "Oh, syukurlah. Tadi aku gak sengaja lihat Mbak, kupikir Mbak ada apa-apa karena terus melihat ke arah kami," ucapnya seolah dia adalah wanita yang tidak tahu apapun, kalau laki-laki yang berada di sampingnya adalah suamiku.

 Dapat kulihat wanita itu membersihkan bajunya yang terkena saos dan aku spontan memberikan sapu tangan kepadanya.

 "Tidak usah, terima kasih banyak." Ia terlihat tidak enak hati.

 "Gapapa, Mbak. Ambil saja." Aku memberikan sapu tangan kembali ke tangannya.

 "Wah, makasih banyak ya, Mbak. Boleh minta nomor ponselnya, nanti saya wapri Mbak untuk mengembalikan ini," ucapnya membuatku kembali tersenyum.

 Aku langsung memberikan kartu nama padanya.

 "Wah, ternyata pemilik sebuah restoran besar. Enggak nyangka bisa kenal orang hebat," ucapnya yang terlihat bangga.

 "Biasa aja, kok." Aku hanya bicara seadanya.

 Ketika saos di bajunya sudah hilang, kami langsung keluar. Wanita itu meletakan sapu tangan yang aku berikan di atas meja dan itu membuat Mas Fahri terkejut. Ia langsung meraih sapu tangan itu.

 "Dari mana kamu dapatkan ini?" Wajah Mas Fahri merah padam.

 "Dari seorang teman, Mas." Wanita itu menjawab dengan santai.

 "Siapa? Di mana orangnya?" Mas Fahri terlihat tidak sabar.

 Wanita itu kembali berdiri dan menunjuk ke arah meja kami. Mas Fahri pun langsung melihat ke arahku yang masih berdiri sambil menatapnya dengan ribuan pertanyaan.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Nauken Nauken NK
masih banyak penulisan yg typo, dania jadi diana, ato apapun itu.. banyak penulisan alur yang melompat2, tak ada jeda cerita yang satu dengan yang lain
2025-01-27 22:28:38
0
user avatar
Endang Retno Djiwanti
Membuat penasaran ingin lanjut bacanya tapi sayang selalu terbatas dengan koin, lanjuuttt..sukses
2023-09-12 21:05:03
1
user avatar
Noviyantie
cerita yang menarik,
2023-02-21 00:41:17
1
user avatar
Ucu Nurhami Putri
Terima kasih untuk yang sudah mampir, jangan lupa bintang limanya, ya. ...
2022-09-26 19:54:45
2
user avatar
Ucu Nurhami Putri
Yuk dukung kalau suka. ... Jangan lupa mampir di ceritaku yang lain, ya. ...
2022-09-26 19:52:57
1
47 Bab
Bab 1
ALASAN LEMBUR SUAMIKU SETIAP MALAM "Hei, semuanya! Maaf sudah membuat kalian menunggu," ucap Mas Fahri kenapa seorang wanita dan anak-anak yang sedang makan di restoran yang secara kebetulan aku dan anak-anak juga mau makan di sini. "Gapapa, kok, Mas, anak-anak bisa nunggu," ucap seorang wanita yang ada di sampingnya sambil mengelus pergelangan tangan Mas Fahri. Ah, ternyata ini yang dikatakan lembur suamiku. Aku pura-pura masuk dan tidak melihat ke arah mereka dengan anak-anak. "Ma, kok, itu kayak Papa, ya?" Kania, anak keduaku yang berusia lima tahun menunjuk ke arah Mas Fahri. Namun, Haikal langsung mengalihkan. "Mungkin kamu salah lihat adik Mas yang cantik," ucapnya sambil mencoba mengarahkan tatapan adiknya ke arah lain. Aku dan Mas Fahri sudah menikah selama sepuluh tahun. Dulu, aku menikah di usia muda yang belum punya pengalaman apapun. Karena Mas Fahri terus-menerus datang membujukku agar mau menikah dengannya sampai membuatku pusing dan menyetujuinya. Dulu dia berja
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-17
Baca selengkapnya
Bab 2
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 2 "Kok, kamu kayak kaget gitu, Mas? Kenapa?" Wanita tadi ikut heran dengan tatapan Mas Fahri, sementara aku hanya tersenyum tipis seolah kita memang tidak saling kenal. "Aku mau ke Papa." Dapat aku dengar Kania masih merengek, bahkan sudah beberapa kali berdiri untuk menghampiri Mas Fahri, tapi Haikal lagi-lagi menahannya. Aku tidak tahu kalau bagaimana jadinya kalau Haikal tidak ikut, karena Kania lebih nurut sama Mas Fahri dan Haikal daripada aku. "Mas!" Wanita itu kembali memanggil Mas Fahri yang masih menatapku. "Kalian saling kenal?" tanyanya lagi. Mas Fahri hanya diam. Dia memilih untuk menundukkan kepalanya dan kembali duduk tanpa menjawab pertanyaan itu. Karena tidak mendapatkan jawaban dari Mas Fahri, wanita itu pun menatapku untuk mendapatkan jawabannya. "Apa kalian saling kenal, Mbak?" tanyanya dengan tatapan yang lembut, tidak seperti kepada Mas Fahri. "Oh, enggak, kok, Mbak." Aku langsung merespon dengan senyuman yang membuat Mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-17
Baca selengkapnya
Bab 3
"Biasa aja apanya sih, Mas? Apa jangan-jangan mata kamu sudah tidak berfungsi, ya?" Wanita itu terlihat sangat kesal. Jelas, semua mata pasti tahu bagaimana tampilan laki-laki yang kini duduk di depanku. "Kania mau makan apa? Mau disiapin?" Laki-laki yang bernama Dino itu menawarkan diri kepada Kania. Gadis kecilku menggeleng pelan. "Kania hanya mau disuapi Papa," tolaknya halus. Dino menatapku untuk meminta penjelasan. "Nanti aku jelaskan, sekarang bukan waktu yang tepat," ucapku setengah berbisik. Dino mengangguk. Ia pun mengambil piring Kania dan memberikan suapan. "Papanya lagi sibuk, sama Om aja, ya?" ucapnya lembut. Kania kembali menggeleng. "Papa gak sibuk, itu Papa ada di sana," lirihnya pelan sambil menunjuk ke arah meja Mas Fahri yang sontak membuat Dino ikut menatap ke arahnya. "Sial*n. Apa yang sedang laki-laki itu lakukan di sana?" Dion sangat marah setelah melihatnya. "Seperti yang Om lihat, Papa sedang makan dengan seorang ibu, dan beberapa anak kecil." Haikal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-18
Baca selengkapnya
Bab 4
Setelah mengirimi aku pesan, Mas Fahri langsung buru-buru pulang. Sepertinya dia memang sudah tidak sabar untuk menuntut penjelasan dariku, padahal aku yang lebih berhak untuk itu. Enak saja. Aku memang wanita dan harus taat terhadap suami, apakah kepada seorang pembohong juga aku harus hormat? Yang benar saja. Sebelum benar-benar pergi, Mas Fahri melirikku dengan tajam. Meskipun melihat dengan jelas, aku berpura-pura tidak melihatnya, dan tetap fokus sama Kania yang sedang digoda Dino. "Apa sebenarnya yang sedang terjadi? Toh, mereka sudah pergi." Dino mulai mencoba mendapatkan penjelasan. "Seperti yang kamu lihat." Aku menjawabnya cuek. Tidak usah menjelaskan, dia juga pasti sudah tahu. "Jadi selama ini dia mengkhianati kamu?" tanyanya sambil menatapku tidak percaya. "Ah, yang benar saja. Memangnya apa kelebihan wanita itu sampai membuatnya berpaling darimu?" ia beberapa kali menggelengkan kepalanya. "Begitulah lelaki. Dia tidak akan pernah merasa cukup, padahal di rumah sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-18
Baca selengkapnya
Bab 5
Mas Fahri tetap diam. Dia sepertinya belum menemukan alasan yang tepat untuk membohongiku, atau dia mungkin sudah tahu kalau aku tidak akan percaya lagi dengan apapun yang dia katakan. "Cepat jawab!" Aku mulai berteriak. Kesabaranku rasanya sudah habis, apalagi jika mengingat selama sepuluh tahun ini dia selalu berbohong. Mas Fahri masih diam. Andai anak-anak tidak ada, aku pasti sudah melampiaskan semuanya. "Ini yang kamu bilang sibuk selama sepuluh tahun ini?" tanyaku lagi sambil menatap matanya dengan penuh kebencian. Mata yang dulu memandangnya dengan penuh cinta dan kelembutan, kini tinggal tersisa hampa, dan kenangan yang pahit. "Jawab, Mas! Kenapa kamu hanya diam? Siapa wanita itu?" tanyaku berteriak. Mungkin saat ini anak-anak sudah mendengarnya, tapi semoga saja tidak. Di kamar, ada Mbak Lina yang baru bekerja kemarin untuk menjaga anak-anak kalau aku sibuk. Aku berharap dia bisa membuat anak-anak menjauh dark tempat kami sekarang. Kebetulan di kamar anak-anak juga ada p
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-18
Baca selengkapnya
Bab 6
"Adam?" Aku mengucapkan nama itu dan membuat Mas Fahri menatap tajam ke arahku. "Jangan ganggu privasi suamimu, Dania!" bentaknya membuatku sangat terkejut. Oh, jadi dia mau bermain lembut? Baiklah. Aku akan dekati Ranti tanpa sepengetahuanmu, Mas, dan lihat bagaimana hasilnya nanti. Karena takut anak-anak sudah kembali ke kamar dan melihat pesan dari Ranti alias Adam itu. Aku akan mengumpulkan bukti yang cukup untuk membuat keluarga besar kami berdua percaya dengan apa yang akan aku katakan. [Kenapa, Mbak? Mbak terkejut, ya? Aku pacaran dengan Mas Fahri meksipun masih status istri karena suamiku suka main kasar, Mbak. Bukan hanya itu, dia juga suka main perempuan. Tidak pernah kasih nafkah, jadi hanya bisa marah-marah, dan itu membuat Mas Fahri semakin peduli padaku.] [Apalagi anak-anak kekurangan kasih sayang dari ayahnya, jadi Mas Fahri yang menggantikan posisi itu.] Sederet pesan yang Ranti kirimkan membuat dadaku bergemuruh. Bisa-bisanya Mas Fahri peduli kepada anak orang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-18
Baca selengkapnya
Bab 7
Hari ini aku akan menemui Mbak Mira untuk mencari tahu siapa nama kontak Ranto di ponselnya Mas Bagas. Entah kenapa aku sangat yakin kalau itu adalah Ranti. "Ayo kita sarapan dulu, Mas, Dek!" seruku kepada anak-anak yang sudah selesai bersiap di kamarnya. Mereka pun langsung keluar, tapi langkah mereka terhenti sambil menatap heran ke arahku. "Kenapa, kok, berhenti? Ayo, dong, Mama langsung antar ke sekolah setelah sarapan," ajakku lagi tapi mereka masih diam. Beberapa detik kemudian aku baru tersadar kalau mereka menatap bukan ke arahku, jadi aku ikut melihat apa yang sedang mereka tatap. "Mas Fahri, ngapain?" tanyaku aneh ketika melihat suami yang tidak pernah sarapan bersama tiba-tiba ada di belakangku. "Mas mau makan bersama dengan kalian," jawabnya lirih. "Enggak usah, gak perlu. Sana lanjutkan tidurnya, anak-anak gak bakalan nangis meskipun kamu tinggal sekali pun," ucapku sinis sambil membawa anak-anak keluar dari kamarnya. "Kamu jangan egois, Nia. Anak-anak pasti memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-18
Baca selengkapnya
Bab 8
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam Aku benar-benar tidak habis pikir, ternyata Mas Fahri bahkan masih punya waktu untuk berdebat di jalanan dengan istri barunya. Sungguh terlalu. Padahal dari rumahnya sudah biasa buru-buru, ternyata hanya untuk hal seperti ini. "Dania!" Baru saja aku melangkah masuk pintu depan restoran, suara Tata sudah mulai terdengar. Tata adalah sahabat yang aku percayakan untuk memegang restoran. Lumayan, bisa untuk tambahan uang kuliahnya. "Hei, maaf kalau aku telat, ya." Aku langsung menghampirinya yang sedang sibuk di kasir. "Gapapa, kalau bos datang kapanpun bukan masalah," kelakarnya. Dulu, aku sempat curiga kalau Tata ada hubungan dengan Mas Fahri, karena ia suka terang-terangan mengungkapkan kebenciannya. Kupikir sama seperti di cerita-cerita, bilang benci, tapi nyatanya cinta. Ditambah biasanya sahabat adalah musuh yang paling dekat, ternyata itu semua hanya pikiran negatifku. "Ada masalah?" Ia bisa menangkap raut wajahku dalam waktu cepat. "Gapap
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-23
Baca selengkapnya
Bab 9
Alasan Lembur Suamiku "Kau lagi, kau lagi." Mas Fahri menatap Dino penuh dengan kebencian. "Bisa gak sih jangan jadi perusak hubungan orang?" sinisnya. "Loh, kok, jadi gue yang merusak hubungan kalian? Bukannya Lo sendiri yang berkhianat duluan?" ucap Dino santai sambil menarikku untuk duduk, tapi dari bahasanya, aku tahu dia sedang sangat marah. "Dengarnya, kalau bukan karena kamu yang mendekati anak-anak, mereka tidak akan pernah menjauhiku." Mas Fahri menghampiri Dino dengan penuh amarah. Oh, dia mau mengajak Dino berkelahi? Sepertinya Mas Dino lupa kalau sahabatku ini mahir bela diri. Dia bisa mengendalikan tubuhnya untuk menghindar serangan dan membuat lawan terkapar dalam waktu dekat. Mas Fahri memang tidak pernah tahu tentang Dino, tapi aku pernah ceritakan tentangnya dengan detail. Entah dia ingat atau tidak, yang jelas bukan masalah kalau Mas Fahri ajak berkelahi. Hanya saja, aku takut anak-anak akan kasian kalau melihatnya sakit, terus mau dekat lagi dengan dia. "Jang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-25
Baca selengkapnya
Bab 10
Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam PoV Fahri Aku tidak tahu sejak kapan Dania ada di sini. Bahkan, aku juga baru tahu kalau anak-anak ternyata sekolah di sini. Ah, ayah macam apa aku ini, tapi kasian juga anak Ranti kalau tidak ada yang menjemputnya. Kata dokter, kejiwaan Ranti sedang terganggu. Ia tidak bisa terlalu banyak pikiran, atau dia bisa marah-marah tidak jelas. Berulang kali aku menjelaskan padanya kalau di antara kita tidak ada hubungan apapun, tapi sepertinya Dania tidak percaya. "Maaf, Dania, aku tidak tahu kalau anak-anak juga sekolah di sini," ucapku jujur. Dania malah tersenyum sinis. "Oh, tidak tahu, ya?" Ia berjalan cepat ke arahku. "Coba lihat, berapa tahun Haikal sekarang?" tanyanya menantang. Jujur, aku memang melupakan umur anak-anak. Mereka lahir kapan, tahunnya saja aku tidak ingat. Apalagi bulan atau hatinya. "Bukankah mereka yang ada di restoran waktu itu?" tanya Raya anaknya Ranti yang pertama. Aku lupa kalau anak-anak masih ada di sini. "Kalian m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-27
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status