Share

Bab 6

last update Last Updated: 2022-08-18 12:03:59

 "Adam?" Aku mengucapkan nama itu dan membuat Mas Fahri menatap tajam ke arahku.

 "Jangan ganggu privasi suamimu, Dania!" bentaknya membuatku sangat terkejut.

 Oh, jadi dia mau bermain lembut? Baiklah. Aku akan dekati Ranti tanpa sepengetahuanmu, Mas, dan lihat bagaimana hasilnya nanti.

 Karena takut anak-anak sudah kembali ke kamar dan melihat pesan dari Ranti alias Adam itu. Aku akan mengumpulkan bukti yang cukup untuk membuat keluarga besar kami berdua percaya dengan apa yang akan aku katakan.

 [Kenapa, Mbak? Mbak terkejut, ya? Aku pacaran dengan Mas Fahri meksipun masih status istri karena suamiku suka main kasar, Mbak. Bukan hanya itu, dia juga suka main perempuan. Tidak pernah kasih nafkah, jadi hanya bisa marah-marah, dan itu membuat Mas Fahri semakin peduli padaku.] 

[Apalagi anak-anak kekurangan kasih sayang dari ayahnya, jadi Mas Fahri yang menggantikan posisi itu.]

 Sederet pesan yang Ranti kirimkan membuat dadaku bergemuruh. Bisa-bisanya Mas Fahri peduli kepada anak orang lain, tapi malah menyengsarakan anaknya sendiri. Apa-apaan ini? Apa ini pantas?

 Selama ini anak-anak selalu menolak jika diajak bermain ke taman perumahan. Mereka hanya akan membeli rambut nenek, lalu buru-buru pulang. Itu karena banyak anak yang main di taman dengan ditemani orang tuanya. Bahkan hampir semua anak di temani ayahnya.

 Makan bersama saja bisa kehitung selama anak-anak besar. Bagaimana mau makan bersama kalau Mas Fahri saja jam tujuh belum bangun, sementara anak-anak harus sudah berangkat ke sekolah.

 Jam delapan, Mas Fahri sudah siap kembali untuk pergi ke kantor, dan pulang jam dua atau jam tiga pagi di saat anak-anak sedang tertidur lelap.

 Aku belum sanggup untuk membalas pesan Ranti, aku mau menata hati lebih dulu, agar sanggup untuk menghadapi segala kemungkinan terburuk.

 "Hari ini, aku mau mau bersama anak-anak. Mereka ke mana?" Suara Mas Fahri terdengar di depan pintu setelah suara ketukan terdengar.

 "Mereka sudah bahagia dengan dunianya sendiri, jadi kamu tidak usah meluangkanwaktu waktu untuk anak-anak," jawabku dari dalam.

 Kania, aku bisa maklum. Perasaannya belum begitu dewasa, tapi berbeda dengan Haikal yang sudah tahu apa itu rasa sakit.

 Brakkk ... pintu dibuka dari luar dengan penuh emosi.

 "Maksudnya apa?" Mas Fahri menatapku tajam. Rahangnya kembali mengeras. Sementara aku masih fokus dengan laporan keuangan sambil menghitung keuntungan.

 "Maksudnya sudah jelas. Aku tidak butuh suami yang gemar berbohong, begitupun dengan anak-anak." Aku berbicara tanpa melihat ke arahnya.

 Aku tahu dia akan marah, tapi aku adalah orang yang tidak pandai untuk menyembunyikan rasa sakit. Namun, ini hanya tarik ulur saja, aku ingin Mas Fahri merasakan sakit seperti yang aku dan anak-anak rasakan selama ini.

 "Jangan kau kita aku akan menceraikanmu, jangan gegabah, Dania. Anak-anak tentu saja membutuhkan kehadiranku. Kalau kau tidak percaya, lihatlah!" Ia berbicara dengan penuh percaya diri dan memanggil anak-anak ke kamarnya.

 Aku pun ikut penasaran dengan apa yang akan ia lakukan, jadi mengekor di belakangnya.

 "Mas, Dek, main sama Papa, yuk?" anaknya membuat Mbak langsung terdiam. Semenjak Mbak kerja di sini, ia belum pernah bertemu dengan Mas Fahri. Jadi pasti sangat ketakutan dan serba-salah.

 Wajah Kania langsung berseri dan akan segera berlari ke arah Mas Fahri, tapi Haikal melarangnya. "Jangan, Dek. Papa kan sedang sibuk," ucapnya membuatku tertawa lepas.

 "Tapi aku kangen Papa." Mata Kania berkaca-kaca.

 "Iya, Mas tahu. Tapi kan Papa sibuk. Bagaimana kalau kita telpon Papa Dino?" Haikal mengusulkan.

 "Enggak, Mas. Kamu jangan kaya gitu. Papa kalian cuman ada satu, Papa yang sekarang ada di hadapan kalian. Bukan laki-laki yang mengaku-ngaku itu," cegahnya, lalu mengambil ponsel Haikal yang hendak menelpon Dino.

 "Loh, kamu kan pulang juga karena sudah kepergok dengan istri mudamu, Mas. Kalau enggak, mungkin kamu juga gak akan pulang sampai jam tiga nanti." Aku mendekat ke arah anak-anak dan memeluk mereka satu persatu.

 "Kalian harus bisa mengiklaskan Papa kalian, ya, mungkin Papa asli kalian memang Papa Dino." Aku kembali memanas-manasi.

 Mas Fahri langsung menarikku kembali masuk ke dalam kamar. "Istighfar kamu, Dania! Kamu sudah berdosa banget sama suami," ucapnya sambil memegang pundakku.

 "Aku sadar kok, Mas, yang harusnya rajin istighfar itu kamu. Sudah kepergok di tempat umum, masih saja ngeles." Aku langsung menimpali.

 Mas Fahri tidak mendengarkan apa yang aku katakan, ia malah kembali keluar kamar, dan masuk ke kamar anak-anak.

 "Papa mohon sama kamu, Mas, jadilah anak yang baik." Mas Fahri memeluk kedua anaknya yang kini sudah menangis.

 Aku kembali masuk ke dalam kamar dan untuk menanyakan kepada Ranti jam berapa saja Mas Fahri ada di sana. Namun, sebelum aku mengetik pesan kepadanya, ada pesan dari kakak ipar, kakaknya Mas Fahri.

 [Dania, kamu harus hati-hati, katanya Mas Bagas melihat suami kamu selalu dijemput seorang wanita di kantor.] 

 Mataku terbelalak ketika membacanya. Wah, ternyata suaminya Kakak ipar juga sudah melihatnya? Baguslah. Aku ingin melihat mereka lebih memihak siapa, aku atau Ranti.

 [Bukannya Mas Fahri dan Mas Bagas satu kantor, berarti tahu, dong, wanita itu seperti apa?] 

 Aku sengaja mengirimkan pancingan kepada Mbak Mira, karena aku tidak yakin kalau mereka memang tidak tahu apapun.

 [Katanya enggak tahu. Karena beda divisi, Mas Bagas jadi tidak tahu lebih jelasnya. Kamu perhatikan saja gerak-gerik Fahri, ada yang mencurigakan, gak? Kalau Mas Bagas alhamdulillah aman. Kalau telponan juga sama yang namanya Ranto.] balasnya cepat dengan beberapa stiker kebahagiaan.

 Ranto? Kenapa namanya mirip Ranti?

Bersambung ....

 Wah, kok sama, cuman beda huruf "I" saja?

 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
jangan" selingkuhan Fahri itu asli istrinya suaminya Mira Ranti ranto
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 7

    Hari ini aku akan menemui Mbak Mira untuk mencari tahu siapa nama kontak Ranto di ponselnya Mas Bagas. Entah kenapa aku sangat yakin kalau itu adalah Ranti. "Ayo kita sarapan dulu, Mas, Dek!" seruku kepada anak-anak yang sudah selesai bersiap di kamarnya. Mereka pun langsung keluar, tapi langkah mereka terhenti sambil menatap heran ke arahku. "Kenapa, kok, berhenti? Ayo, dong, Mama langsung antar ke sekolah setelah sarapan," ajakku lagi tapi mereka masih diam. Beberapa detik kemudian aku baru tersadar kalau mereka menatap bukan ke arahku, jadi aku ikut melihat apa yang sedang mereka tatap. "Mas Fahri, ngapain?" tanyaku aneh ketika melihat suami yang tidak pernah sarapan bersama tiba-tiba ada di belakangku. "Mas mau makan bersama dengan kalian," jawabnya lirih. "Enggak usah, gak perlu. Sana lanjutkan tidurnya, anak-anak gak bakalan nangis meskipun kamu tinggal sekali pun," ucapku sinis sambil membawa anak-anak keluar dari kamarnya. "Kamu jangan egois, Nia. Anak-anak pasti memb

    Last Updated : 2022-08-18
  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 8

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam Aku benar-benar tidak habis pikir, ternyata Mas Fahri bahkan masih punya waktu untuk berdebat di jalanan dengan istri barunya. Sungguh terlalu. Padahal dari rumahnya sudah biasa buru-buru, ternyata hanya untuk hal seperti ini. "Dania!" Baru saja aku melangkah masuk pintu depan restoran, suara Tata sudah mulai terdengar. Tata adalah sahabat yang aku percayakan untuk memegang restoran. Lumayan, bisa untuk tambahan uang kuliahnya. "Hei, maaf kalau aku telat, ya." Aku langsung menghampirinya yang sedang sibuk di kasir. "Gapapa, kalau bos datang kapanpun bukan masalah," kelakarnya. Dulu, aku sempat curiga kalau Tata ada hubungan dengan Mas Fahri, karena ia suka terang-terangan mengungkapkan kebenciannya. Kupikir sama seperti di cerita-cerita, bilang benci, tapi nyatanya cinta. Ditambah biasanya sahabat adalah musuh yang paling dekat, ternyata itu semua hanya pikiran negatifku. "Ada masalah?" Ia bisa menangkap raut wajahku dalam waktu cepat. "Gapap

    Last Updated : 2022-08-23
  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 9

    Alasan Lembur Suamiku "Kau lagi, kau lagi." Mas Fahri menatap Dino penuh dengan kebencian. "Bisa gak sih jangan jadi perusak hubungan orang?" sinisnya. "Loh, kok, jadi gue yang merusak hubungan kalian? Bukannya Lo sendiri yang berkhianat duluan?" ucap Dino santai sambil menarikku untuk duduk, tapi dari bahasanya, aku tahu dia sedang sangat marah. "Dengarnya, kalau bukan karena kamu yang mendekati anak-anak, mereka tidak akan pernah menjauhiku." Mas Fahri menghampiri Dino dengan penuh amarah. Oh, dia mau mengajak Dino berkelahi? Sepertinya Mas Dino lupa kalau sahabatku ini mahir bela diri. Dia bisa mengendalikan tubuhnya untuk menghindar serangan dan membuat lawan terkapar dalam waktu dekat. Mas Fahri memang tidak pernah tahu tentang Dino, tapi aku pernah ceritakan tentangnya dengan detail. Entah dia ingat atau tidak, yang jelas bukan masalah kalau Mas Fahri ajak berkelahi. Hanya saja, aku takut anak-anak akan kasian kalau melihatnya sakit, terus mau dekat lagi dengan dia. "Jang

    Last Updated : 2022-08-25
  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 10

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam PoV Fahri Aku tidak tahu sejak kapan Dania ada di sini. Bahkan, aku juga baru tahu kalau anak-anak ternyata sekolah di sini. Ah, ayah macam apa aku ini, tapi kasian juga anak Ranti kalau tidak ada yang menjemputnya. Kata dokter, kejiwaan Ranti sedang terganggu. Ia tidak bisa terlalu banyak pikiran, atau dia bisa marah-marah tidak jelas. Berulang kali aku menjelaskan padanya kalau di antara kita tidak ada hubungan apapun, tapi sepertinya Dania tidak percaya. "Maaf, Dania, aku tidak tahu kalau anak-anak juga sekolah di sini," ucapku jujur. Dania malah tersenyum sinis. "Oh, tidak tahu, ya?" Ia berjalan cepat ke arahku. "Coba lihat, berapa tahun Haikal sekarang?" tanyanya menantang. Jujur, aku memang melupakan umur anak-anak. Mereka lahir kapan, tahunnya saja aku tidak ingat. Apalagi bulan atau hatinya. "Bukankah mereka yang ada di restoran waktu itu?" tanya Raya anaknya Ranti yang pertama. Aku lupa kalau anak-anak masih ada di sini. "Kalian m

    Last Updated : 2022-08-27
  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 11

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam PoV Dania. "Enggak usah, Bu. Aku sudah punya segalanya, jadi rasanya tidak penting. Maaf, tapi walaupun aku tidak punya apapun, rasanya aku tetap tidak ingin harta Mas Fahri walau sedikit," tolakku halus. Aku bukan wanita yang mudah menggunakan yang lelaki, walaupun itu suamiku sendiri. Rasanya terlalu mahal harga diri jika dibandingkan harta. "Terus, apa yang akan kamu lakukan, Nak? Tapi Mama gak mau kalau Fahri semakin tidak tahu diri." Mama Mas Fahri terisak. Sebagai perempuan, ia juga terluka dengan apa yang dialami olehku. Apalagi Mas Fahri adalah anak laki-laki yang dibesarkan ibu. Dapat kulihat dari celah pintu kalau Mas Fahri sedang mendengarkan apa yang kami bicarakan. Yah, aku memang sengaja mengatakan kata-kata tadi sama ibu. Aku ingin Mas Fahri merasakan harga diri yang tercabik-cabik. Pintu diketuk dari luar. "Ma, ada Dania?" tanyanya bersandiwara. Oh, jadi kamu mau bermain peran? Siapa takut, Mas. Kalau aku langsung menggugat cer

    Last Updated : 2022-09-02
  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 12

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam PoV DaniaBalasan dari Ranti dengan cepat aku terima. [Mas, kamu jangan becanda begini, gak lucu tahu gak. Kamu dari semalam kenapa? Kok, gak bisa dihubungi?] Aku tertawa kecil membacanya. Dia itu memang wanita baik-baik atau hanya berpura-pura? Kalau dia memang perempuan baik, aku akan membuatnya sadar siapa Mas Fahri. Kalau bukan, akan aku tambah dengan sedikit bumbu. [Sudah aku bilang aku adalah istrinya. Semalam kita makan bersama di rumah mertuaku, yaitu orang tuanya Mas Fahri, juga bersama keluarga besarnya. Kamu sendiri belum pernah bukan dipertemukan dengan mereka?] Setelah pesan terkirim, terdengar suara seseorang mencoba untuk memutar kenop pintu dari luar. Jangan-jangan Mas Fahri? Ah, bodo amat. Sudah aku kunci ini, jadinya aman. Paling minta kunci cadangan sama Mama. [Siapa kau?] Ranti hanya membalas dua kata, tapi justru dari dua kata ini aku bisa mengambil kesimpulan kalau Ranti tidak sebaik yang wajahnya perlihatkan. Sepertinya

    Last Updated : 2022-09-07
  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 13

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam Mataku membulat sempurna ketika melihat Dino ada di belakang mereka. Begitupun Ranti, ia juga langsung melihat ke arah belakang. "Kenapa?" Dino menatapku heran ketika kami menatap ke arahnya dengan tajam. Duh, kenapa dia muncul di waktu yang tidak tepat, sih? "Oh, jadi kamu, ya, suami yang sudah melukai hati Mbak Dania?" Ranti menatap Dino nyalang. Setelah menyelesaikan pembayaran, aku langsung menarik tangan Dino untuk menjauh dari mereka, dan mencari tempat yang aman untuk bicara berdua. "Kamu ngapain tiba-tiba ada di sini?" tanyaku heran sekaligus kesal. Padahal aku tadi sengaja ingin melihat bagaimana reaksi Ranti. Bukannya mengakui kesalahan, Dino malah tertawa kecil. "Justru aku ke sini sengaja untuk membantumu. Ini bukan waktu yang tepat." "Maksudnya?" Aku malah menatapnya heran. Benar-benar tidak mengerti bagaimana jalan pikirannya. "Yang kamu lakukan tadi itu sayang banget tahu, sini aku kasih tahu." Ia memintaku untuk mendekatkan

    Last Updated : 2022-09-13
  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 14

    Alasan Lembur Suamiku Setiap MalamPoV Dania Mas Fahri melindungi Ranti dari amukan tetangga dan juga para wali murid, ini membuat papa mertua marah besar. "Jadi ini yang kau lakukan selama ini, hah?" teriaknya sambil menarik Mas Fahri ke ruang kerjanya. Sementara Ranti melindungi anak-anaknya yang khawatir akan terluka oleh orang-orang yang membencinya. "Bu, diminta Bapak masuk ke ruang kerja." Mbak Jun mendekat ke arahku dan berbisik. "Ya, sana akan ke sana." Dengan senyuman lebar, aku masuk ke ruang kerja. "Ada apa, Pa?" tanyaku ketika baru saja menutup pintu. "Sini masuk, Sayang," jawabnya lembut. Ah, syukurlah aku masuk ke keluarga yang peduli terhadap menantunya. Jadi, aku tidak perlu lagi mencari keadilan untuk anak-anak apalagi untuk diriku sendiri. Aku pun langsung duduk di sofa yang berhadapan dengan Mas Fahri yang tengah menatapku tajam. "Sejak kapan Fahri jarang pulang ke rumah?" tanyanya membuatku terdiam. Aku ingat betul, sesudah menikah pun Mas Fahri jarang ad

    Last Updated : 2022-09-18

Latest chapter

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 47 TAMAT

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam Kini aku sedang menunggu Haikal bicara, apa maksud dari pergi jauh yang dia katakan tadi. Namun, orang yang kutunggu itu hanya diam saja sambil beberapa kali memasukan makanan ke dalam mulutnya. "Kami hanya akan datang kalau Kania kembali merindukan orang yang tidak seharusnya dirindukan," ucap Haikal tiba-tiba membuka suara setelah melap bibirnya yang penuh saus dengan tisu. Merindukan orang yang seharusnya tidak dirindukan? Apa aku memang pantas untuk tidak dirindukan? Ya Allah, apa yang sebenarnya sudah aku lakukan di masa lalu, sampai lukanya Haikal sebesar ini? "Sayang, Papa adalah ayah kandung kalian. Bukankah rasanya tidak mungkin kalau kalian tidak merindukan Papa?" Aku kembali bertanya dengan basa-basi. Padahal tubuhku sendiri ingin membawa mereka ke dalam pelukan. Kini aku tahu bagaimana rasanya tidak dianggap ada. Baru sebentar saja, aku merasa sudah mengalami hal ini sangat lama. Aku juga menjadi tahu bagaimana rasanya dibenci oleh

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Pertemuan yang Singkat

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 46 "Katakan padaku, apa papanya Dania telah berbohong padaku?" tanyaku pada Chris sambil mencengkram erat bajunya. "Saya tidak tahu, Pak. Saya tadi sudah mengatakan pendapat tentang alamat yang diberikannya ini, tapi Bapak menolak untuk tahu." Ia menjelaskan dengan jujur. Benar, ini adalah kesalahanku sendiri. Harusnya aku belajar dari pengalaman, dan tidak lagi tertipu oleh tipuan murahan. Aku tidak pantas diperlakukan seperti ini. "Kembali ke kantor. Kita kerjakan pekerjaan yang sudah lama kita tinggalkan," titahku dan Chris langsung menjalankan mobilnya. Aku benar-benar tidak habis pikir, sikap Dino dan Dania ternyata sangat ke kanak-kanakan. Kalau dari awal mereka memang tidak berniat untuk bertemu denganku, kenapa mereka muncul di taman waktu itu? Terus kenapa papanya Dania pun ikut memberikan alamat yang salah padaku. Apa memang aku pantas diperlakukan seperti ini? Sungguh terlalu. Aku bekerja keras untuk kebahagiaan mereka, tapi inik

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 45

    PoV Fahri Oke, aku mengaku kalah. Sudah 7 x 24 jam aku mencari mereka tanpa kenal lelah dan makan pun sudah tidak aku ingat, tapi sama sekali tidak ada jejak apapun. Mereka seperti menghilang ditelan bumi. "Kenapa, Pak?" Chris tiba-tiba mendekat ke arahku. Aku yang hanya ingat kalau dia adalah orangnya Dino pun langsung emosi dan menarik kerah bajunya. "Katakan di mana majikan kamu itu berada?" tanyaku sambil menatap manik matanya. Aku sudah tidak bisa lagi bersabar apalagi menahan amarah untuk tidak memberikan pelajaran kepada orang yang ada di depanku ini. "Maaf, Pak. Saya memang tidak tahu lagi mereka ada di mana. Tadi saya diberitahu oleh orang khusus mereka kalau Bu Dania dan keluarganya sedang ada di taman," jelasnya membuatku semakin marah. "Kalau begitu sekarang tanya orang khusus itu dia di mana. Jawab sekarang juga, jangan sampai membuatku marah!" "Baik, Pak. Tapi tolong lepaskan dulu cengkraman tangan bapak ini." Tanganku seketika terlepas dari kerahnya. "Cepat t

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 44

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 44 Berada di kamar terlalu lama membuatku penat. Apalagi suara anak-anak sudah tidak terdengar lagi. Baik Haikal, Kania, Raya, ataupun Rani. Rumah ini seperti kosong. "Mas, sarapan!" teriak Mbak Jum setelah mengetuk pintu. "Iya, Mbak. Sebentar lagi saya keluar." Aku langsung mandi dan bersiap untuk kembali ke kantor. Namun sebelum berangkat, aku harus sarapan dulu. Sekaligus untuk melihat bagaimana sikap Dania dalam melayani Dino di pagi hari seperti ini. Apa sama seperti apa yang kulakukan dulu, atau berbeda. Namun, pikiranku mengatakan kalau sikap Dania pasti berbeda. Sikapnya padaku tentu akan lebih spesial. Setelah siap aku langsung keluar dari kamar menuju tempat makan dengan sangat gembira. Namun ketika sampai di sana, aku hanya mendapatkan kekecewaan. "Kok, hanya ada Mama sama Papa, yang lainnya ke mana?" tanyaku heran sambil menatap makanan yang tertata rapi di meja hanya sedikit saja. Tidak ada makanan kesukaan Dania ataupun anak-ana

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 43

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 43 PoV Fahri Setelah sempat bangun dan menyaksikan kemesraan mereka berdua, aku ternyata kembali tidak sadarkan diri. Sekarang aku baru membuka mata dan sangat lapar, sementara di dalam kamar hanya ada aku sendiri. Memang kebangetan semua penghuni rumah ini, setidaknya tinggalkan makanan atau buah di dekat tempat tidurku agar aku tinggal makan pas bangun. Mana badan sakit semua lagi. Baru saja aku membuka pintu kamar, terdengar perbincangan dari kamar sebelah yang kutahu adalah kamar anak-anak. "Apa nama benda ini, Pa?" terdengar Haikal bertanya. "Ini adalah kelereng. Permainan anak-anak zaman dulu, biasa dimainkan oleh laki-laki ataupun perempuan. Cuman dulu papa gak bisa memainkannya, selalu kalah." Dino pun menjelaskan. Mendengar kedekatan mereka, hatiku kembali teriris, lalu tersiram perasaan air jeruk yang asam. Sangat menyakitkan. Dulu aku tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan mereka, yang ada di pikiranku hanya ada Rani dan Raya.

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 42

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 42 PoV Fahri "Kamu pasti terkejut, kan? Padahal tidak perlu, karena kami sudah merencanakan hal ini dari jauh-jauh hari. Bahkan tahun." Mas Bagas berjalan mendekat ke arahku sambil meracau. "Asal kamu tahu, aku selalu iri melihatmu begitu diperhatikan oleh Dania. Dari pagi sampai malam, hanya kau yang dia perlakukan istimewa. Sementara aku, aku hanya bisa menjadi penonton dari kemesraan kalian," lanjutnya. Aku benar-benar tidak faham dengan apa yang dia katakan. Sepertinya dia sudah salah minum obat, jadi mengatakan hal yang tidak-tidak. "Cukup, hentikan sandiwara ini!" Aku berjalan ke arah pintu dan mencoba untuk membukanya, tapi tidak bisa. Ternyata mereka kembali mengunci pintunya. Aku membalikkan badan dan menatap ke arah mereka satu persatu. "Jadi maksudnya kalian bersekongkol?" "Seperti yang kau lihat dan kita sama-sama menginginkan orang yang berbeda," jawab Mas Bagas mantap. Sebenarnya siapa yang mereka inginkan? "Aku menginginkan Diana

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 41

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 41 PoV Fahri Hari ini adalah hari pernikahan Diana dan Dino, aku sengaja datang setelah ijab qobul selesai. Tidak tahan rasanya jikalau mata ini melihat kemesraan mereka, sudah pasti hatiku akan hancur berantakan begitu saja. Diana, andai kau tahu isi hatiku yang hanya diisi dengan ketulusan, bisa kupastikan kalau kau akan langsung kembali padaku. Namun sayang, kau sudah tidak mau mendengarkan apa yang akan aku katakan. "Mau datang ke sana jam berapa, Pak?" tanya Wita di aplikasi hijau. "Nanti agak siangan. Emang kamu mau numpang sarapan di sana?" balasku kesal. "Enggak dong, Pak. Kan aku mau menyaksikan pengeranku melepaskan status jomblonya," balasnya lagi dengan disertai stiker patah hati. Ya ampun ini anak kenapa, lebay banget. Aku kok baru tahu punya team begini? Terlalu. "Sana kalau kamu mau berangkat sendiri, saya datang siangan." "Jangan ngambek dong, Pak. Meksipun saya ingin melihat Pak Dino melepaskan status jomblonya, tapi saya ju

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 40

    Bukan Pilihan PoV Fahri Setelah mendapatkan kembali rumah yang dulu aku tempati dengan anak-anak dan Dania, aku merasa sangat lega. Sekarang aku tinggal membuat rencana agar Dania mau membatalkan pernikahan yang akan diadakan lusa. Sekarang aku sedang menunggu anak-anak pulang dari sekolah, jadi aku punya alasan untuk bertemu dengan Dania. "Papa jemput kita?" tanya seorang anak kecil yang suaranya sangat aku kenal. Aku langsung membalikkan badan untuk melihatnya. "Raya? Bukan. Papa ke sini untuk menjemput Haikal sama Kania," ucapku tegas. Masa bodoh dengan perasaan mereka, toh Haikal dan Kania saja bisa bertahan ketika aku lebih dekat dengan Raya dan adiknya. Berarti sekarang dia juga bisa menerima kenyataan ketika aku dekat dengan anak-anakku sendiri. Tapi, kenapa Rani juga ikut sekolah? "Oh, gitu, ya," ucapnya singkat. Tidak ada lagi yang keluar dari mulutnya itu. "Kenapa Rani ikut denganmu?" "Lah, masa papanya gak faham dengan apa yang terjadi kepada anak yang dulu dia bel

  • Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam   Bab 39

    Alasan Lembur Suamiku Setiap Malam 39 Pukulan Terbesar PoV Fahri Wajahku tiba-tiba menjadi panas ketika mendengar kata-kata yang keluar dari bibir mamanya Dania. Aku memang salah dan aku sudah berusaha untuk memperbaiki diri. Tidak ada salahnya dengan diriku yang sekarang, tapi perkataan mama benar-benar sudah menghancurkan hati dan perasaanku. Apalagi mama mengatakan kalau aku terlalu lemah untuk menjadi suami putrinya. Bukankah setiap manusia selalu ada kesempatan kedua? Kenapa aku tidak diberikan kesempatan kedua itu? Kenapa malah caci maki yang aku terima sekarang ini? Padahal kita sudah lama tidak bertemu dan saling sapa, tapi yang kudapat di pertemuan ini hanyalah kata-kata yang menyakitkan. "Maaf atas semua yang Mama katakan, ya, Mas. Aku tahu kamu sudah berubah menjadi lelaki yang lebih baik, aku yakin nanti juga Mama bisa menerimanya," ucapku tidak enak hati. "Apanya yang bisa berubah?" Mama kembali bicara dengan nada yang membuatku tidak nyaman. "Bukankah kamu sudah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status