Share

Ban 44. Kuncup bunga didapatkan

Rani melipat bibir ke dalam dengan tangan saling berpautan dan mata tidak berani menatap.

Doni menghembuskan nafas, meraih dagu sang istri, “tatap Mas, Sayaaang. Katakan, sejak kapan kamu sering bertukar kabar dengan Pram.”

Rani terdiam dengan otak bekerja mencari alasan yang tepat supaya sang suami tidak marah.

“Mas, tidak butuh diammu, Rani. Yang Mas butuh kan kejujuran dari istri Mas.”

Doni berucap pelan di depan telinga, membuat Rani berjengket. Andai pinggangnya tidak di pegang, mungkin dia tersungkur.

“Hati-hati Sayaaang, Mas hanya minta kejujur.”

Rani menghembuskan nafas, dan akhirnya mau tidak mau Rani pun membalas tatapan Doni dengan menelan saliva seret.

“Emmm, sebenarnya, sudah lama. Kalau tidak salah ketika di antar pulang waktu dari rumah sakit.”

Doni terkejut, tubuhnya menegang menatap sang istri mencari kebohongan, namun dia tidak mendapatkannya. Hati Doni mulai tidak tenang.

“Apa kalian sering bertemu di luar atau di rumah tanpa se_”

“Tidak dan iyah!”

Rani cemberut dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status