Share

Bab 47

Author: Clarissa
Vernon baru dirawat selama tiga hari, mana mungkin biayanya bisa mencapai 200 juta?

Di ujung telepon, Thalia terdengar meremehkan. "Kenapa nggak mungkin? Vernon mengalami cedera serius pada ... bagian pentingnya ...." Thalia tiba-tiba tersadar bahwa topik ini sangat memalukan. Dia kemudian berdeham sejenak dan mengalihkan pembicaraan, "Pokoknya, Vernon terluka parah."

Namun, suara Thalia tiba-tiba berhenti sejenak. "Tunggu, kenapa kamu bisa tahu Vernon sudah tiga hari dirawat?"

Thalia bahkan tidak memberi tahu Kendra soal Vernon yang terluka parah setelah berkelahi dan hampir kehilangan alat vitalnya. Selama beberapa hari ini, Tiffany juga tidak pernah mengangkat teleponnya. Ini adalah pertama kalinya Thalia menyebutkan tentang Vernon yang dirawat di rumah sakit.

Jadi, bagaimana Tiffany bisa tahu bahwa Vernon sudah dirawat selama tiga hari?

"Kamu tahu sesuatu tentang Vernon yang dipukuli, bukan?" Suara Thalia tiba-tiba meninggi. "Jangan-jangan kamu terlibat dalam masalah ini?"

Tiffany
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Mar'atu Zuhriah
kenapa bab ini teksnya hilang yaa.. sebelum buka bab masih adaa teksnya, pas dibuka kenapa malah ga ada teks sama sekali...
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
good Tiffany...jangan mau d manfaatin dn d tindas sama keluarga toxis mu itu...
goodnovel comment avatar
Sarah Siraj
gila punya bibi seperti ini...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 48

    "Besok akan kuantarkan langsung ke kamar pasien untukmu." Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu melanjutkan, "Kamu kirimkan saja alamatnya padaku nanti."Setelah menutup telepon, Tiffany duduk bersandar di bawah pohon besar di taman kecil dan mencoba untuk menenangkan diri. Hanya Tuhan yang tahu seberapa banyak mental yang terkuras saat dia berbicara dengan Thalia tadi!Tiffany memiliki kelemahan, yaitu pikirannya sering kali lambat dalam menanggapi situasi. Misalnya, saat bertengkar dengan seseorang, dia sering kali baru menemukan cara untuk membalas argumen itu setelah orang tersebut pergi.Setelah beberapa kali mengalami hal ini, Tiffany menyadari bahwa dia bukan tipe orang yang pandai berdebat atau bersiasat. Oleh karena itu, dia selalu berusaha untuk menghindari masalah dan tidak memulai konflik jika memang bisa dihindari.Ucapan yang dikatakannya kepada Thalia di telepon tadi adalah hasil dari renungannya selama beberapa hari menolak menjawab telepon dari Thalia. Namun, memikir

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 49

    "Khawatir ...." Tiffany menguap lagi dan hampir saja menceritakan tentang masalahnya dengan Thalia. Namun kemudian, dia tersadar dan segera menutup mulutnya.Akal sehatnya mengatakan bahwa masalah ini tidak boleh diberitahukan kepada Sean. Mengeluh tentang uang kepadanya akan terlihat seperti meminta uang secara tidak langsung.Jadi, dia tersenyum dan mencoba mengalihkan perhatian dengan berkata, "Aku cuma khawatir sama ujian fisika hari ini.""Aku memang nggak pandai fisika," tambahnya dengan agak gugup. Bulu matanya bergetar dan pandangannya terlihat bingung.Sean mengerutkan kening, tetapi memutuskan untuk tidak membongkar kebohongannya. "Kalau begitu, sebaiknya kamu belajar baik-baik."Tiffany berpikir sejenak, lalu melanjutkan, "Apa aku bisa pulang lebih lambat setelah sekolah nanti? Nggak usah suruh Pak Genta jemput aku. Aku mau belajar di perpustakaan, lalu pulang sendiri naik bus. Boleh?"Setiap hari dijemput oleh Genta terasa lebih seperti sebuah pengawasan dan penghalang kebe

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 50

    Vernon tampak sangat ketakutan, terlihat dari fakta bahwa dia tidak berani memberi tahu Thalia soal dia dipukuli karena Tiffany. Saat Tiffany berbalik untuk keluar dari kamar, dia sengaja tersenyum pada Vernon. Pria itu langsung meringkuk ketakutan dan menjatuhkan bubur di tangannya."Mana uangnya?" Begitu keluar dari kamar, Thalia langsung menunjukkan niat aslinya, "Cepat serahkan."Tiffany terpaksa menyerahkan amplop berisi 600 ribu itu. "Bibi, tolong pegang janjimu."Thalia mendengus, "Selama kamu bayar tepat waktu, aku pasti akan jaga mulutku di depan nenekmu!"Selesai berbicara, Thalia masih sempat melirik Tiffany dengan sinis dan berpikir,' Padahal sudah menikahi orang kaya, tapi masih saja sepelit itu saat dimintai uang.'Setelah memberikan uang itu, Tiffany tidak merasa ada yang perlu dibicarakan lagi. Jadi, dia segera memutuskan untuk pergi. Saat melewati lobi di lantai satu, dia bertemu dengan Garry yang sudah lama tidak dia temui."Tiffany!" teriak Garry dari kejauhan.Awaln

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 51

    Tiffany menganggukkan kepala dengan wajah tersipu, "Jadi, apa Kakak punya rekomendasi kerja paruh waktu yang bagus?"Garry mendongak untuk melihat sekilas papan nama di depannya. "Kita sudah sampai. Makan dulu baru dibicarakan lagi."Tiffany terpaksa mengangguk dan mengikutinya masuk. Saat sedang makan, dia terlihat agak tidak fokus. Pikirannya terus teringat pada kejadian saat makan malam terakhir bersama kakak kelasnya. Terakhir kali dia makan malam dengan kakak kelasnya, Sean langsung mengetahuinya.Apakah kali ini dia juga akan mengetahuinya? Apakah dia akan melakukan hal yang sama seperti terakhir kali, meneleponnya dan mengirim orang untuk membawanya pulang?Sepanjang makan malam, Tiffany tidak menerima kabar apa pun dari Sean meski sudah merasa was-was."Karena kamu belajar keperawatan, aku bisa rekomendasikan kamu untuk kerja paruh waktu sebagai perawat di sebuah panti jompo," kata Garry setelah makan. "Kebetulan aku punya teman yang kerja di panti jompo itu. Di sana banyak low

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 52

    Sebagai seorang anak buangan dari Keluarga Tanuwijaya yang telah ditinggalkan selama bertahun-tahun, Sean sudah lama kehilangan harga diri di mata orang lain. Bahkan, pernikahannya hanya dihadiri oleh kakeknya, tanpa ada tamu lainnya yang datang."Tapi ....""Aku bukannya nggak mau bantu dia." Sean mengubah posisi dan bersandar dengan nyaman di kursi rodanya. "Setelah dia paham gimana seharusnya hubungan suami istri itu berjalan, saat itulah aku akan membantunya."Sofyan merasa bingung dengan ucapan Sean. Namun, saat melihat wajah pria itu menjadi lebih dingin dan serius, dia sadar bahwa dirinya tidak boleh bertanya lebih lanjut. "Kalau begitu, Tuan masih mau tunggu Nyonya pulang untuk makan malam? Sekarang sudah malam sekali, gimana kalau Tuan makan duluan?"Sean menggeleng. Bibirnya terbuka sedikit dan hanya mengucapkan satu kata, "Tunggu."Panti jompo tempat Tiffany bekerja memiliki aturan bahwa pekerja paruh waktu selesai pada pukul 19:30. Tiffany menghitung bahwa dia masih bisa me

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 53

    Sebenarnya sejak tadi siang Garry sudah ingin menanyakan hal ini pada Tiffany. Namun, dia hanya memberi alasan bahwa dia ingin mengikuti kursus memasak. Tiffany benar-benar tidak pandai berbohong.Mana mungkin gadis secerdas dan serajin Tiffany tidak bisa memasak? Tidak akan ada yang percaya dengan kebohongan seperti itu."Aku nggak ada masalah apa-apa kok," sangkal Tiffany senyuman ceria.Garry yang duduk di kursi pengemudi kembali berkata, "Kalau butuh uang, kamu bisa bilang sama aku. Meskipun aku baru kerja beberapa tahun, penghasilanku cukup bagus."Membahas soal ini, Garry tidak bisa menahan diri untuk sedikit pamer, "Mobil ini kubeli dengan uangku sendiri, harganya sekitar 400-an juta. Teman-temanku iri sekali padaku."Tiffany menatapnya dengan kagum, "Kak Garry memang luar biasa. Alangkah bagusnya kalau aku bisa sehebat Kak Garry."Garry tersenyum puas, "Nggak ada yang nggak bisa didapatkan asalkan berusaha. Ngomong-ngomong, Tiffany, kamu belum bilang di mana kamu tinggal."Tiff

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 54

    Garry mengangguk. "Ya sudah, daripada nanti suamimu salah paham kalau lihat aku."Setelah melihat mobil Garry pergi, Tiffany baru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Rika untuk memberi tahu bahwa dia ditahan di gerbang.Dua menit kemudian, Sofyan yang mengenakan setelan formal muncul di gerbang kompleks. "Nyonya, Tuan menyuruhku untuk menjemput Anda pulang."Mata Tiffany membelalak kaget. Sepertinya sekarang sudah lewat pukul sembilan malam.Sean belum tidur? Seolah-olah menyadari kebingungan Tiffany, Sofyan mengangguk hormat. "Tuan masih menunggu Anda pulang untuk makan malam.""Sudah larut malam begini, dia belum makan?" Tiffany terkejut hingga raut wajahnya agak berubah.Sofyan mengangguk lagi, "Jadi, kalau Nyonya peduli sama Tuan, ayo cepat pulang."Tiffany tidak berani menunda lagi. Dia mengikuti Sofyan dengan langkah cepat menuju vila. Melihat tas ranselnya yang tampak berat, Sofyan menghentikannya dan membantu membawakan tas itu. Keduanya buru-buru meninggalkan pintu gerbang ko

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 55

    Tiffany terdiam. Apa pria ini benar-benar ketagihan disuapi olehnya? Dengan tak berdaya, Tiffany terpaksa menunduk dan duduk di dekat Sean sambil mulai menyuapinya. Sean makan dengan perlahan dan elegan, membuat Tiffany merasa kesulitan.Hari ini dia telah bekerja keras di panti jompo, sehingga dia merasa lelah dan kelaparan. Sekarang dia malah harus menyuapi Sean dengan perlahan. Namun sebagai istrinya, sepertinya memang wajar jika Tiffany menyuapinya.Sekitar 20 menit kemudian, Sean akhirnya selesai makan malam. Setelah itu, Tiffany mengambil tisu dan membersihkan sudut mulutnya dengan hati-hati. Wajah Sean yang terlihat dingin dan tegas itu, ternyata terasa lembut saat disentuh.Kulitnya bahkan terasa lebih halus daripada kulit Tiffany. Saking nyamannya, sampai membuat jantung Tiffany berdegup lebih cepat.Setelah beberapa saat, Tiffany meletakkan tisu dan akhirnya mulai makan sendiri. Setelah lelah bekerja seharian dan kelaparan, Tiffany merasa dirinya bisa menghabiskan seluruh mak

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 671

    Malam itu, Tiffany baru saja menjemput kedua anaknya ke dalam mobil, Arlo sudah mulai merengek ingin makan paha ayam untuk makan malam. Berbeda dengan Arlene yang sering manja, Arlo jarang sekali mengungkapkan apa yang dia suka atau inginkan kepada Tiffany.Oleh karena itu, ketika putranya akhirnya mengajukan permintaan, Tiffany tentu saja ingin mengabulkannya.Setelah keluar dari taman kanak-kanak, Tiffany langsung mengemudikan mobil menuju pasar bahan segar. Saat membeli paha ayam, Tiffany teringat dengan paha ayam panggang yang dimasakkan Sean saat makan siang di tempat Zion.Tiffany telah merindukan rasa itu selama lima tahun.Sudah lima tahun dia tidak kembali ke Kota Aven, selama itu juga dia tidak pernah merasakan rasa itu lagi. Begitu pula dengan Arlo dan Arlene, kedua anak kecil itu juga belum pernah mencicipinya.Setelah ragu cukup lama, akhirnya Tiffany memutuskan untuk membeli bumbu yang sama seperti yang digunakan Sean tadi siang untuk memanggang ayam."Mama, malam ini mak

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 670

    "Hmm." Zion mengangguk dengan serius. Tatapannya yang menatap kejauhan tampak tegas dan penuh ketulusan. "Sebelum bertemu dengan Pak Randy hari ini, aku nggak akan melakukan hal yang dianggap sebagai tindakan tak tahu terima kasih. Bagaimanapun, aku dibimbing langsung oleh guruku dulu.""Sebenarnya, aku juga nggak ingin melakukan sesuatu yang bisa menyakiti guruku. Tapi, hari ini kehadiran Pak Randy membuatku sadar. Nyawa seseorang jauh lebih penting daripada perasaanku terhadap guruku."Tangan Tiffany yang memegang kemudi sedikit menegang.Zion masih menatap luar jendela, seolah-olah pandangannya menembus pemandangan di luar dan melihat sesuatu yang lebih jauh."Pak Sean juga bilang, mungkin dulu guruku nggak benar-benar ingin menjebakmu. Mungkin niatnya hanya ingin memberiku kesempatan untuk bersinar.""Dia memikirkan semuanya dengan sangat matang, tapi satu-satunya hal yang tidak dia pertimbangkan adalah nyawa pasien.""Kalau saja waktu itu Dokter Julie nggak datang untuk membantu,

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 669

    Setelah makan siang yang menyenangkan, Tiffany berbincang sebentar dengan Randy dan Zion. Tak lama kemudian, mereka pun berangkat menuju Kota Kintan.Randy naik mobil Conan. Zion awalnya ingin ikut bersama mereka agar tidak menjadi nyamuk bagi Tiffany dan Sean. Namun, Sean tetap menyuruhnya duduk di kursi penumpang depan di mobil Tiffany."Di antara kami berdua sudah ada banyak nyamuk, tambah satu lagi nggak masalah kok," ujar Sean.Tiffany melirik Sean dengan kesal, lalu duduk di kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil.Sean duduk di kursi belakang. Begitu mobil mulai melaju, dia langsung bersandar dan tertidur."Pak Sean nggak bisa tidur nyenyak semalam." Dari kaca spion, Zion menatap wajah Sean yang tertidur dengan tenang, lalu menghela napas pelan."Sebelum kamu datang, Pak Conan sempat tanya apakah Pak Sean ingin istirahat sebentar. Dari percakapan mereka, aku baru tahu kalau semalam Pak Sean hampir nggak tidur hanya untuk meminimalkan dampak dari kejadian ini untukmu.""Meskip

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 668

    Patut diketahui bahwa Sean tidak pernah memasak. Hanya dia yang tahu betapa sulitnya saat belajar memasak paha ayam bersama koki?Itu adalah masa di mana Sean mengalami penghinaan paling banyak sepanjang hidupnya. Namun, melihat ekspresi Tiffany yang begitu bahagia seperti ini, rasanya semua usaha itu sepadan.Tak butuh waktu lama, satu paha ayam sudah habis. Di bawah godaan rasa yang telah lama dirindukan, Tiffany kembali ke sifat aslinya. Sama seperti lima tahun lalu, si pecinta kuliner kecil.Zion, yang duduk di seberangnya sampai melongo. Apakah ini benar-benar Tiffany yang dia kenal? Dokter Tiffany yang selalu dingin dan menjaga jarak dari orang lain?Selama ini, Tiffany jarang makan bersama rekan kerja. Kalaupun ikut, dia hanya makan sedikit, lalu pergi dengan alasan sibuk.Bahkan saat makan siang di rumah sakit, dia selalu menjadi orang yang makan paling lambat dan paling tidak bersemangat.Dia tidak pernah tahu bahwa Tiffany bisa makan dengan begitu lahap, bisa makan secepat in

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 667

    Tiffany terkejut hingga tidak bisa berkata-kata selama beberapa saat. Sean berhasil menemukan pasien dari kasus 2 tahun lalu?Melihat ekspresi terkejut Tiffany, Randy pun merasa emosional. "Sebenarnya, aku juga sangat terkejut. Aku selalu berpikir operasi 2 tahun lalu sangat sukses. Aku sama sekali nggak tahu ada kejadian seperti ini di baliknya.""Setelah operasi itu selesai, aku langsung pindah ke luar negeri. Aku nggak tahu apa yang terjadi di negara ini setelahnya.""Tapi, 2 hari yang lalu, Pak Sean menghubungiku. Dia bilang operasi yang kujalani dulu berkaitan dengan seorang dokter yang perlu kuselamatkan. Tentu saja, aku bersedia membantu.""Apalagi, demi mengundangku ke sini, Pak Sean sampai memberiku hadiah yang sangat besar."Tiffany benar-benar tidak bisa berkata-kata. Saat dia menyetir ke sini, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Bagaimana cara membuat Zion lebih kuat? Bagaimana cara meyakinkan dia untuk mengabaikan hubungannya dengan Filda dan berdiri di depan publik saat k

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 666

    "Arogan sekali!""Ya! Sudah salah, tapi masih bisa bicara dengan begitu percaya diri!""Cuma karena punya prestasi, dia merasa dirinya hebat?"Cemoohan para dokter muda semakin keras.Filda justru mengernyit dalam-dalam, menatap ke arah Tiffany pergi. Matanya menyipit tajam. Wanita ini ... kenapa dia sama sekali tidak panik atau takut?....Saat Tiffany mengendarai mobilnya menuju klinik kecil Zion, Sean dan Conan masih belum pergi.Ketika dia turun dari mobil dengan tergesa-gesa, Zion sedang makan bersama Sean, Conan, dan seorang pria asing yang belum pernah Tiffany lihat sebelumnya.Di luar klinik, ada tanda "tutup" yang tergantung. Keempat pria itu berjongkok di lantai di depan klinik, memanggang daging sambil minum alkohol.Tiffany termangu melihat pemandangan di depan. Butuh beberapa detik baginya untuk mencerna apa yang sedang terjadi. Situasi macam apa ini?Di rumah sakit, Sanny sedang bersama pria berbahaya seperti Michael. Tiffany sampai merasa panik melihatnya. Namun, di sini

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 665

    Filda yang sudah beruban tampak menyipitkan matanya, lalu secara refleks menoleh untuk melihat Tiffany. Tiffany juga sedang menatapnya.Dua wanita itu saling berhadapan. Satu dengan tatapan dingin dan tajam, sementara yang satu lagi dengan ekspresi datar dan tenang.Saat mata mereka bertemu, Tiffany tersenyum lembut pada Filda. "Kamu menghalangi jalanku."Filda tertegun sejenak. Saat itu juga, dia baru sadar bahwa saat mendengar Tiffany menyebutkan ada seseorang yang menjebaknya, tubuhnya secara refleks menegang dan berdiri di depannya.Menyadari hal itu, dia segera menyingkir ke samping. Para dokter muda yang berada di sekitarnya ikut membuka jalan untuk Tiffany."Terima kasih." Tiffany tersenyum, lalu berbalik dan berjalan keluar.Setelah dia mengambil beberapa langkah, tiba-tiba Filda sadar dan buru-buru memanggilnya, "Dok Tiff!"Tiffany menghentikan langkahnya, lalu menoleh dengan senyuman tipis. "Ada apa?"Filda menatap ke arah yang dituju Tiffany. "Kamu mau ke mana? Arah yang kam

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 664

    "Cuma masalah sepele begini?" Sanny menggeleng. "Tapi kalau Sean tahu, dia pasti akan sangat marah. Di matanya, orang tua adalah sosok yang seperti dewa dan dewa nggak mungkin berbuat kesalahan."Setelah mengatakan itu, dia melambaikan tangannya. "Baiklah, aku sudah mengerti maksudmu. Aku akan memberi tahu Sean pada waktu yang tepat."Michael menundukkan kepalanya, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. Namun, pada akhirnya dia hanya terdiam.Jika dia tidak salah ingat, sebelum dia diusir dari rumah, dia pernah mendengar Ronny yang sedang mabuk berkata, "Menantu Keluarga Japardi itu memang luar biasa! Aku cuma tidur dengannya sekali, tapi nggak pernah bisa dilupakan!""Sayangnya, perempuan itu terlalu kejam. Jangankan tidur, menyentuhnya pun aku nggak berani ...."....Meskipun Tiffany merasa Sanny tahu membedakan mana yang baik dan buruk, saat melewati meja perawat, dia tetap meminta perawat untuk lebih memperhatikan kondisi Sanny.Perawat yang duduk di meja resepsionis melirik Tiffany

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 663

    Sebenarnya, Tiffany sangat ingin menyusul Sean dan Conan. Bagaimanapun, mereka berdua tidak terlalu akrab dengan Zion.Namun, ketika dia mengangkat pandangannya dan melihat Michael yang duduk di samping Sanny, dia langsung mengurungkan niatnya.Meskipun saat ini Michael terlihat begitu lembut terhadap Sanny, bahkan sampai menuruti semua perkataannya, Tiffany tahu seperti apa sifat aslinya.Michael sama seperti ayahnya. Di mata mereka, hanya ada kepentingan keluarganya sendiri, tidak pernah ada yang namanya kasih sayang.Bukti paling nyata adalah bagaimana Ronny dulu rela membutakan mata Michael sendiri tanpa sedikit pun keraguan. Membiarkan pria seperti ini berada di kamar Sanny sama seperti memasang bom waktu!Tubuh Sanny masih sangat lemah. Jika Michael berniat melakukan sesuatu padanya, Sanny bahkan tidak akan sempat meminta bantuan!Tiffany menarik napas dalam, lalu menatap Michael dengan tatapan dingin. "Pak Michael, Bu Sanny perlu beristirahat dengan baik. Kalau nggak ada hal pen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status