Share

Bab 46

"Kalau kamu kangen sama Nenek, datang saja sendiri. Jangan bawa Sean dulu," ucap Kendra.

Hati Tiffany perlahan-lahan semakin cemas. Dia berkata dengan suara rendah, "Aku mengerti."

Baru saja Tiffany menutup telepon dari pamannya, bibinya telah meneleponnya. Ini sudah ke-60 kalinya Thalia meneleponnya dalam beberapa hari terakhir. Berhubung kampus Tiffany terlalu besar dan Thalia tidak tahu di mana tempat tinggalnya, satu-satunya cara adalah terus-menerus membombardirnya dengan panggilan telepon.

Tiffany meletakkan ponselnya di atas meja dan menatap layar yang menampilkan nama "Bibi Thalia" dengan perasaan kacau. Setelah beberapa saat, panggilan itu akhirnya berhenti. Namun, Thalia mengirimkan sebuah pesan teks.

[ Nak, aku tahu apa yang paling kamu takuti sekarang. Kalau kamu nggak mau nenekmu tahu kamu menikahi seorang pria buta, bawa uang ke sini! ]

Tiffany mengernyit dan merasa tubuhnya mulai dingin saat membaca pesan tersebut. Pamannya baru saja memperingatkannya untuk tidak membiar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status