Share

Bab.9

Penulis: SURYANI991
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-04 23:28:56

Sesampainya di rumah aku mencoba membuka aplikasi kloningan akun suamiku, dan ketika melihat kontak bernama sayangku tertera pada kolom chatt teratas aku terkejut bukan main, sebelumnya aku pikir itu adalah diriku tapi ternyata foto profil akun tersebut adalah foto adikku Riri.

"Aku coba buka akun mas Adrian aja dulu mana tau aku nemu sesuatu,,"gumamku

"Sayangku,,, mas Adrian manis banget sih,,

Eh tapi ko fotonya bukan aku sih" ucapku pada diri sendiri

"Ini kan Riri,, kok mas Adrian kasih nama kontaknya Riri kek gini sih" pikiranku semakin tak tenang

Aku kembali teringat dengan wanita gaun merah tadi, apa itu Riri Tuhan

Aku pun menangis sejadi jadinya sampai aku tertidur dan tak habis pikir bagaimana mungkin suami dan adikku selingkuh di belakangku.

*

*

*

Aku terbangun dari tidur ku dan melihat ke arah jam sudah jam 7 malam, mataku masih bengkak akibat menangis. Ternyata mas Adrian dan Riri belum juga pulang

Aku pun mandi dan makan malam sendiri aku tak lagi memasak hanya memesan di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dimanja Om Tampan   BAB. 1

    ”Aku tidak mau menikah dengan lelaki itu! Masa depanku masih panjang, Mama... Alen mohon, Alen masih ingin mengejar karir sebagai model!” Alena memohon dengan tatapan nanar pada sang mama, berharap mamanya mengubah keputusan menjodohkannya dengan lelaki jelek dari keluarga Morgan. Mayang menghela nafas berat, hatinya tersayat mendengar rengekan putri kesayangannya. Dia sebenarnya juga tidak rela, menikahkan Alena dengan lelaki yang memiliki reputasi buruk itu, lelaki berparas jelek yang tidak Iain adalah anak haram keluarga Morgan, Erlangga putra Morgan. Mayang pun tidak mengerti mengapa ayahnya tetap bersikukuh agar cucunya menikah dengan sosok yang serendah itu. "Mama... ” Alena terus bersimpuh, tangannya mengepal, matanya yang sembab penuh air mata memandang Mayang dengan pilu. Alena masih merasakan hatinya dipenuhi harap, berdoa semoga keadilan akan berpihak padanya. Mayang menahan kesedihan dalam hati, mengangkat bahu anaknya yang terisak dan mengajaknya duduk di sampingn

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Dimanja Om Tampan   BAB. 2

    Linda menatap putrinya, Lilly, yang sedari tadi tersenyum-tersenyum sendiri. Linda menggelengkan kepala, tidak habis pikir dengan tingkah anaknya yang tampak jahil itu. "Ibu...” Seru Lilly, bergeming mendekati Linda yang duduk di tepi ranjang. ”Ibu tahu kenapa aku begitu bahagia melihat wajah tertekan mereka? Itu lucu sekali!” Lilly tertawa puas. Tangan Linda melepaskan pukulan kecil pada paha Lilly, berusaha menghentikan putrinya yang terlalu kegirangan. Namun, alih-alih berhenti, tawa Lilly malah semakin riuh dan bernada keras. Linda teringat pada reaksi Mayang yang membara kemarahan atas permintaan Lilly yang tak terduga itu. "Jangan jadi orang yang tidak tahu malu, Lilly, " kesal Mayang saat itu. "Sudah untung kami berusaha membantumu mencarikan suami, mengingat kehidupanmu yang miskin. Selain gelandangan siapa lagi yang mau menikahi gadis seperti kamu?" Ucap Mayang penuh amarah. "Haih!" Lilly menghela napas malas, lalu melanjutkan dengan nada penuh makna. "Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Dimanja Om Tampan   BAB. 3

    Merasa uang sudah tergenggam di tangannya, Lilly segera memesan taksi dan membawa ibunya ke rumah sakit. Dia memandang wajah ibunya yang terasa semakin muram akibat penyakit yang parah ini, dia mengerti bahwa waktu begitu berharga."Ibu, fokus saja pada kesembuhan, jangan khawatirkan hal lain, kita punya uang sekarang, " ucap Lilly, merasakan kecemasan yang tersirat di sorot mata ibunya.Mendengar ucapan anaknya, Linda tersenyum lega. Dia merasa beruntung memiliki putri yang begitu berbakti. Sesekali terlintas dalam benaknya andai penyakit ini membawanya pada kematian, dia berharap saat itu Lilly sudah menemukan pasangan yang mencintainya dengan tulus.Barulah dia akan bisa pergi dengan tenang.Di rumah sakit, Lilly tak main-main. Dia memesan kamar VVIP untuk sang ibu, memastikan kenyamanan dan fasilitas terbaik diperoleh. Juga membayar biaya administrasi selama tiga bulan ke depan mengingat kondisi ibunya yang memerlukan waktu untuk pulih.Sejujurnya, Lilly tidak tahan berlama-lam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Dimanja Om Tampan   BAB. 4

    Malam ini, untuk pertama kalinya, Lilly berdandan dengan sangat cantik. la mengenakan gaun putih bersih, yang membuatnya tampak seperti angsa putih yang anggun dan murni. Tidak akan ada satu pun orang yang dapat menolak pesona senyuman hangat serta tatapan lembutnya. Mengendarai BMW 8 Series 840 i Gran Coupe, membuat sosok Lilly terlihat makin menawan, tidak ada yang akan meremehkan kehadirannya. Penampilan mewah tersebut, merupakan bagian dari rencana Lilly untuk mengejutkan keluarga Palla. Hatinya bersemangat, ingin segera melihat ekspresi mereka saat mengetahui bahwa dia datang mengendarai BMW berharga miliaran rupiah itu. Akankah mereka panas hati, terbakar api cemburu? Lilly berdiri di depan cermin, tersenyum puas menyaksikan penampilannya yang luar biasa itu. Senyuman lembut yang menghiasi wajahnya, serta setiap gerakan anggunnya bagaikan Iambaian angin, penuh kehati-hatian dan terdidik. Sosoknya sungguh sempurna. Lilly, yang mengendarai mobil mewahnya, telah menge

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Dimanja Om Tampan   Bab. 5

    Di tempat lain, beberapa anak buah Marco berhasil ditangkap oleh polisi, namun anak buah Elang yang pintar berhasil lolos dari kejaran. Sama seperti sang bos yang dikenal sebagai Raja Kegelapan, anak buahnya juga menghilang dalam kegelapan, sekedar melihat wajahnya pun polisi tidak punya kesempatan. "Hoho, bukankah ini sahabat baikmu, Bird? Ada apa ini? Apakah dia musuh dalam selimut?” ejek Marco dengan suara sinis. Mata Elang yang berkilat tajam menunjukkan kemarahan, yang tertangkap oleh Leo melalui kaca spion. Tatapan itu seperti perintah bagi Leo. "Tuan Marco, jangan salahkan saya yang harus berterus terang. Wajah sangar Anda sangat tidak cocok dengan mulut Anda yang cerewet. Anda terlalu berisik!" ujar Leo tegas, seraya membuka pintu di samping Marco. Pria itu tampak bingung, namun sebelum sempat mengeluarkan suara, kaki Leo sudah melayang menghantam tubuhnya. Dengan kecepatan yang menggiriskan aspal, mobil Elang melaju kencang, Marco terhempas dan berguling-guling tak ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dimanja Om Tampan   Bab. 6

    Malam itu, setelah pertemuan menyenangkan di mansion keluarga Morgan, Lilly segera menuju rumah sakit. Di dalam mobil, tangannya terampil menghapus riasan wajah dan mengganti pakaiannya menjadi lebih santai. Tiba di rumah sakit, ia melihat ibunya sudah terlelap di tempat tidur dengan pernapasan yang teratur. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, namun rasa kantuk belum juga menyergapnya. Lilly beranjak hendak keluar kamar untuk mencari udara segar, namun tiba-tiba terbayang dalam pikirannya peristiwa menjijikkan yang dialaminya beberapa waktu lalu saat om-om mesum itu menciumnya paksa. Amarah dan kejijikan bercampur aduk dalam dadanya. ”Kalau ketemu lagi, aku pasti akan memecahkan telurnya," gerutu Lilly, sembari menggenggam tinjunya erat-erat.Lilly duduk dikursi tunggu depan kamar rawat ibunya. Menatap Iurus kedepan dengan pikiran berkelana jauh, beberapa hari lagi dia akan menikah, entah bagaimana rupa pria itu, memikirkannya membuat dada Lilly terasa ses

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Dimanja Om Tampan   Bab. 7

    Malam itu, setelah pertemuan menyenangkan di mansion keluarga Morgan, Lilly segera menuju rumah sakit. Di dalam mobil, tangannya terampil menghapus riasan wajah dan mengganti pakaiannya menjadi lebih santai. Tiba di rumah sakit, ia melihat ibunya sudah terlelap di tempat tidur dengan pernapasan yang teratur. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, namun rasa kantuk belum juga menyergapnya. Lilly beranjak hendak keluar kamar untuk mencari udara segar, namun tiba-tiba terbayang dalam pikirannya peristiwa menjijikkan yang dialaminya beberapa waktu lalu saat om-om mesum itu menciumnya paksa. Amarah dan kejijikan bercampur aduk dalam dadanya. ”Kalau ketemu lagi, aku pasti akan memecahkan telurnya," gerutu Lilly, sembari menggenggam tinjunya erat-erat. Lilly duduk dikursi tunggu depan kamar rawat ibunya. Menatap Iurus kedepan dengan pikiran berkelana jauh, beberapa hari lagi dia akan menikah, entah bagaimana rupa pria itu, memikirkannya membuat dada Lilly terasa sesak. Namun, menging

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Dimanja Om Tampan    Bab. 8

    Di sudut ruangan yang remang-remang, tampak beberapa pria tampan sedang duduk santai.Dari penampilan dan merek pakaian yang mereka kenakan menunjukkan bahwa mereka merupakan langganan VIP di tempat itu."Tuan, gadis berbalut gaun hitam itu adalah Nona Lilly Palla. Sudah saya pastikan, dialah yang akan menikah dengan Anda," bisik Leo ke telinga Elang, pria yang terus menatap Lilly sejak tadi.Tanpa mengeluarkan suara, Elang terus memandang Lilly dengan tatapan tajam yang tak mau lepas, seolah sedang menganalisa setiap gerak-gerik dan detail perempuan yang akan menjadi istrinya itu."Hei, aku sudah memanggil beberapa gadis cantik untuk malam ini, sebelum pernilkahanmu besok. Bagaimana kalau kita bersenang- senang? Anggap saja mencari pengalaman agar bisa memuaskan istri kecilmu nanti," ucap teman Elang yang bernama Roland sambil tertawa."Sebaiknya kau ikut denganku, jangan sampai istrimu kecewa. Ayo lah, sudah se-tua ini, kau belum merasakan yang namanya surga dunia," lanjut Roland sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02

Bab terbaru

  • Dimanja Om Tampan   Bab.9

    Sesampainya di rumah aku mencoba membuka aplikasi kloningan akun suamiku, dan ketika melihat kontak bernama sayangku tertera pada kolom chatt teratas aku terkejut bukan main, sebelumnya aku pikir itu adalah diriku tapi ternyata foto profil akun tersebut adalah foto adikku Riri."Aku coba buka akun mas Adrian aja dulu mana tau aku nemu sesuatu,,"gumamku"Sayangku,,, mas Adrian manis banget sih,,Eh tapi ko fotonya bukan aku sih" ucapku pada diri sendiri"Ini kan Riri,, kok mas Adrian kasih nama kontaknya Riri kek gini sih" pikiranku semakin tak tenangAku kembali teringat dengan wanita gaun merah tadi, apa itu Riri TuhanAku pun menangis sejadi jadinya sampai aku tertidur dan tak habis pikir bagaimana mungkin suami dan adikku selingkuh di belakangku.***Aku terbangun dari tidur ku dan melihat ke arah jam sudah jam 7 malam, mataku masih bengkak akibat menangis. Ternyata mas Adrian dan Riri belum juga pulangAku pun mandi dan makan malam sendiri aku tak lagi memasak hanya memesan di

  • Dimanja Om Tampan    Bab. 8

    Di sudut ruangan yang remang-remang, tampak beberapa pria tampan sedang duduk santai.Dari penampilan dan merek pakaian yang mereka kenakan menunjukkan bahwa mereka merupakan langganan VIP di tempat itu."Tuan, gadis berbalut gaun hitam itu adalah Nona Lilly Palla. Sudah saya pastikan, dialah yang akan menikah dengan Anda," bisik Leo ke telinga Elang, pria yang terus menatap Lilly sejak tadi.Tanpa mengeluarkan suara, Elang terus memandang Lilly dengan tatapan tajam yang tak mau lepas, seolah sedang menganalisa setiap gerak-gerik dan detail perempuan yang akan menjadi istrinya itu."Hei, aku sudah memanggil beberapa gadis cantik untuk malam ini, sebelum pernilkahanmu besok. Bagaimana kalau kita bersenang- senang? Anggap saja mencari pengalaman agar bisa memuaskan istri kecilmu nanti," ucap teman Elang yang bernama Roland sambil tertawa."Sebaiknya kau ikut denganku, jangan sampai istrimu kecewa. Ayo lah, sudah se-tua ini, kau belum merasakan yang namanya surga dunia," lanjut Roland sa

  • Dimanja Om Tampan   Bab. 7

    Malam itu, setelah pertemuan menyenangkan di mansion keluarga Morgan, Lilly segera menuju rumah sakit. Di dalam mobil, tangannya terampil menghapus riasan wajah dan mengganti pakaiannya menjadi lebih santai. Tiba di rumah sakit, ia melihat ibunya sudah terlelap di tempat tidur dengan pernapasan yang teratur. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, namun rasa kantuk belum juga menyergapnya. Lilly beranjak hendak keluar kamar untuk mencari udara segar, namun tiba-tiba terbayang dalam pikirannya peristiwa menjijikkan yang dialaminya beberapa waktu lalu saat om-om mesum itu menciumnya paksa. Amarah dan kejijikan bercampur aduk dalam dadanya. ”Kalau ketemu lagi, aku pasti akan memecahkan telurnya," gerutu Lilly, sembari menggenggam tinjunya erat-erat. Lilly duduk dikursi tunggu depan kamar rawat ibunya. Menatap Iurus kedepan dengan pikiran berkelana jauh, beberapa hari lagi dia akan menikah, entah bagaimana rupa pria itu, memikirkannya membuat dada Lilly terasa sesak. Namun, menging

  • Dimanja Om Tampan   Bab. 6

    Malam itu, setelah pertemuan menyenangkan di mansion keluarga Morgan, Lilly segera menuju rumah sakit. Di dalam mobil, tangannya terampil menghapus riasan wajah dan mengganti pakaiannya menjadi lebih santai. Tiba di rumah sakit, ia melihat ibunya sudah terlelap di tempat tidur dengan pernapasan yang teratur. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam, namun rasa kantuk belum juga menyergapnya. Lilly beranjak hendak keluar kamar untuk mencari udara segar, namun tiba-tiba terbayang dalam pikirannya peristiwa menjijikkan yang dialaminya beberapa waktu lalu saat om-om mesum itu menciumnya paksa. Amarah dan kejijikan bercampur aduk dalam dadanya. ”Kalau ketemu lagi, aku pasti akan memecahkan telurnya," gerutu Lilly, sembari menggenggam tinjunya erat-erat.Lilly duduk dikursi tunggu depan kamar rawat ibunya. Menatap Iurus kedepan dengan pikiran berkelana jauh, beberapa hari lagi dia akan menikah, entah bagaimana rupa pria itu, memikirkannya membuat dada Lilly terasa ses

  • Dimanja Om Tampan   Bab. 5

    Di tempat lain, beberapa anak buah Marco berhasil ditangkap oleh polisi, namun anak buah Elang yang pintar berhasil lolos dari kejaran. Sama seperti sang bos yang dikenal sebagai Raja Kegelapan, anak buahnya juga menghilang dalam kegelapan, sekedar melihat wajahnya pun polisi tidak punya kesempatan. "Hoho, bukankah ini sahabat baikmu, Bird? Ada apa ini? Apakah dia musuh dalam selimut?” ejek Marco dengan suara sinis. Mata Elang yang berkilat tajam menunjukkan kemarahan, yang tertangkap oleh Leo melalui kaca spion. Tatapan itu seperti perintah bagi Leo. "Tuan Marco, jangan salahkan saya yang harus berterus terang. Wajah sangar Anda sangat tidak cocok dengan mulut Anda yang cerewet. Anda terlalu berisik!" ujar Leo tegas, seraya membuka pintu di samping Marco. Pria itu tampak bingung, namun sebelum sempat mengeluarkan suara, kaki Leo sudah melayang menghantam tubuhnya. Dengan kecepatan yang menggiriskan aspal, mobil Elang melaju kencang, Marco terhempas dan berguling-guling tak ka

  • Dimanja Om Tampan   BAB. 4

    Malam ini, untuk pertama kalinya, Lilly berdandan dengan sangat cantik. la mengenakan gaun putih bersih, yang membuatnya tampak seperti angsa putih yang anggun dan murni. Tidak akan ada satu pun orang yang dapat menolak pesona senyuman hangat serta tatapan lembutnya. Mengendarai BMW 8 Series 840 i Gran Coupe, membuat sosok Lilly terlihat makin menawan, tidak ada yang akan meremehkan kehadirannya. Penampilan mewah tersebut, merupakan bagian dari rencana Lilly untuk mengejutkan keluarga Palla. Hatinya bersemangat, ingin segera melihat ekspresi mereka saat mengetahui bahwa dia datang mengendarai BMW berharga miliaran rupiah itu. Akankah mereka panas hati, terbakar api cemburu? Lilly berdiri di depan cermin, tersenyum puas menyaksikan penampilannya yang luar biasa itu. Senyuman lembut yang menghiasi wajahnya, serta setiap gerakan anggunnya bagaikan Iambaian angin, penuh kehati-hatian dan terdidik. Sosoknya sungguh sempurna. Lilly, yang mengendarai mobil mewahnya, telah menge

  • Dimanja Om Tampan   BAB. 3

    Merasa uang sudah tergenggam di tangannya, Lilly segera memesan taksi dan membawa ibunya ke rumah sakit. Dia memandang wajah ibunya yang terasa semakin muram akibat penyakit yang parah ini, dia mengerti bahwa waktu begitu berharga."Ibu, fokus saja pada kesembuhan, jangan khawatirkan hal lain, kita punya uang sekarang, " ucap Lilly, merasakan kecemasan yang tersirat di sorot mata ibunya.Mendengar ucapan anaknya, Linda tersenyum lega. Dia merasa beruntung memiliki putri yang begitu berbakti. Sesekali terlintas dalam benaknya andai penyakit ini membawanya pada kematian, dia berharap saat itu Lilly sudah menemukan pasangan yang mencintainya dengan tulus.Barulah dia akan bisa pergi dengan tenang.Di rumah sakit, Lilly tak main-main. Dia memesan kamar VVIP untuk sang ibu, memastikan kenyamanan dan fasilitas terbaik diperoleh. Juga membayar biaya administrasi selama tiga bulan ke depan mengingat kondisi ibunya yang memerlukan waktu untuk pulih.Sejujurnya, Lilly tidak tahan berlama-lam

  • Dimanja Om Tampan   BAB. 2

    Linda menatap putrinya, Lilly, yang sedari tadi tersenyum-tersenyum sendiri. Linda menggelengkan kepala, tidak habis pikir dengan tingkah anaknya yang tampak jahil itu. "Ibu...” Seru Lilly, bergeming mendekati Linda yang duduk di tepi ranjang. ”Ibu tahu kenapa aku begitu bahagia melihat wajah tertekan mereka? Itu lucu sekali!” Lilly tertawa puas. Tangan Linda melepaskan pukulan kecil pada paha Lilly, berusaha menghentikan putrinya yang terlalu kegirangan. Namun, alih-alih berhenti, tawa Lilly malah semakin riuh dan bernada keras. Linda teringat pada reaksi Mayang yang membara kemarahan atas permintaan Lilly yang tak terduga itu. "Jangan jadi orang yang tidak tahu malu, Lilly, " kesal Mayang saat itu. "Sudah untung kami berusaha membantumu mencarikan suami, mengingat kehidupanmu yang miskin. Selain gelandangan siapa lagi yang mau menikahi gadis seperti kamu?" Ucap Mayang penuh amarah. "Haih!" Lilly menghela napas malas, lalu melanjutkan dengan nada penuh makna. "Ta

  • Dimanja Om Tampan   BAB. 1

    ”Aku tidak mau menikah dengan lelaki itu! Masa depanku masih panjang, Mama... Alen mohon, Alen masih ingin mengejar karir sebagai model!” Alena memohon dengan tatapan nanar pada sang mama, berharap mamanya mengubah keputusan menjodohkannya dengan lelaki jelek dari keluarga Morgan. Mayang menghela nafas berat, hatinya tersayat mendengar rengekan putri kesayangannya. Dia sebenarnya juga tidak rela, menikahkan Alena dengan lelaki yang memiliki reputasi buruk itu, lelaki berparas jelek yang tidak Iain adalah anak haram keluarga Morgan, Erlangga putra Morgan. Mayang pun tidak mengerti mengapa ayahnya tetap bersikukuh agar cucunya menikah dengan sosok yang serendah itu. "Mama... ” Alena terus bersimpuh, tangannya mengepal, matanya yang sembab penuh air mata memandang Mayang dengan pilu. Alena masih merasakan hatinya dipenuhi harap, berdoa semoga keadilan akan berpihak padanya. Mayang menahan kesedihan dalam hati, mengangkat bahu anaknya yang terisak dan mengajaknya duduk di sampingn

DMCA.com Protection Status