Berita: “Selama bertahun-tahun keluarga Elanz menyembunyikan identitas putra tunggal mereka. Hari ini mereka mengumumkannya secara resmi. Aland Elanz, pewaris satu-satunya yang akan segera mengambil alih Elanz Company dalam waktu dekat.”
Mata Selna terbuka dengan lebar. Seseorang yang selalu ia pikirkan dengan prasangka buruk adalah putra tunggal konglomerat paling dihormati. Takdir memang tak pernah terduga.
Sementara itu Xana yang merupakan penyebab dari kejadian ini masih terpaku melihat ke arah layar. Jadi ini kejutan yang Aland maksud untuknya. Kejutan yang jauh lebih mengejutkan dari perkiraan.
Telapak tangan Selna memukul lengan sahabatnya. Menyadarkannya bahwa ini adalah kenyataan. “Wah, sebenarnya dimana kau mendapatkan pria seperti itu?” gumam Selna, begitu syok, ia bahkan tak tau harus berkata apa lagi.
“Pantas saja marganya sama. Ternyata mereka adalah orang yang sama. Aku terlalu bodoh untuk jadi pengacara,” kata Xana. Berita yang datang secara tiba-tiba membuat otaknya masih memproses.
Yang paling Xana tak mengerti adalah fakta bahwa seseorang telah menipunya. Padahal Xana mengira bahwa pria yang dengan mudah bermalam dan membuat perjanjian dengannya adalah seorang laki-laki biasa yang hanya membutuhkan uang. Tetapi nyatanya itu berbeda 180 derajat.
Xana tiba di ruangannya dengan termenung diatas kursi. Memikirkan kejadian yang pernah ia alami bersama Aland. Pria luar biasa macam apa yang sudah ia jerat, atau mungkin ia yang terjerat.
Bukan hanya Xana yang digemparkan dengan berita kemunculan Aland tetapi juga seluruh karyawan kantor. Aland pernah datang kesana dan mengenalkan diri sebagai kekasih dari pengacara senior yang dihormati banyak karyawan, tentu saja itu adalah gosip paling hangat saat ini.
Xana masih merasa pusing dengan fakta baru ini. Bagaimana bisa ia menjerat seorang anak konglomerat. Itu akan membuatnya lebih terbebani. Ditengah kepusiangan, panggilan dari Bernan masuk ke ponsel Xana.
Panggilan diangkat, “ Hallo ayah.”
“Putriku tersayang,” kata Bernan dengan nada sumringah. Sungguh terdengar jelas bahwa ia sedang Bahagia.
Mungkin saja ini adalah trik baru, entah apa yang sedang ayahnya itu rencanakan, begitulah pikir Xana.
“Aku sungguh bangga padamu. Akhirnya kau bisa mendapatkan pria seperti yang ayahmu ini katakan. Itu bagus. Ayah ingin kau dan Aland datang untuk makan malam bersama hari ini.” Suara kebahagian yang terus terasa.
“Aku akan menyampaikan undangan ayah.” Panggilan telepon antara ayah dan anak yang terjadi setelah bertahun-tahun tak pernah saling menelpon, hanya karena seorang putra konglomerat. Itu lucu.
Xana membuka internet. Mencari nama Aland Elanz disana. Nama itu sedang naik dan menjadi topik hangat diseluruh media. Tentu saja banyak artikel yang menayangkan beritanya.
Tetapi walau banyaknya berita hanya ada 1 foto Aland yang terpampang yaitu potret saat wajahnya muncul diberita pertama kali. Itu menyadarkan Xana bahwa keluarga Elanz benar-benar berhasil menyembunyikan identitas putra mereka.
Artikel dibuka satu persatu. Membaca ribuan komen dari orang-orang. Ada yang mengungkapkan bahwa pernah melihat Aland di restaurant. Banyak juga yang memuji wajah tamoan pria itu. Tentu saja kemanapun Aland pergi pasti semua mata akan terfokus padanya.
“Wajah memang segalanya,” gumam Xana. Melihat banyaknya pujian lucu yang tertuju pada Aland rasanya Xana ingin tertawa. Pria kaku itu pasti tak perduli dengan ini semua. Pujian yang sia-sia.
Dari banyaknya artikel yang Xana buka ada satu artikel yang membuatnya teralihkan. Bahkan judulnya saja sudah membuat senyuman Xana memudar.
Mantan kekasih Fanny Prisca, Aland Elanz, putra Tunggal pewaris Elanz Group. Judul artikel yang membuat perhatian.
Xana membuka dan membacanya. Itu cukup mengejutkan karena Fanny adalah aktris internasional yang sudah diakui popularitasnya oleh dunia. Siapa sangka wanita sehebat itu adalah mantan kekasih dari pria luar biasa juga.
Walau benak Xana memunculkan pertanyaan penyebab dari berakhirnya hubungan Aland dan Fanny, tetapi tidak ada artikel yang membahas mengenai isu itu. Mungkin karena itu adalah kejadian 4 tahun lalu dan identitas Aland belum diketahui. Jadi tak begitu banyak artikel mengenai mereka, pikir Xana.
Didalam artikel itu dulu banyak yang menyayangkan hubungan mereka berdua karena popularitas Fanny yang baru saja naik. Tetapi jika berita itu diberitakan pada masa sekarang mungkin kisahnya akan berbeda. Mereka bisa saja dinobatkan sebagai pasangan kekasih paling serasi ditahun ini.
Tetapi sayangnya itu tidak mungkin terjadi karena Fanny sudah menikah dengan produser asal amerika yang kekayaannya dibilang bisa membeli sebuah negara. Itu gila.
“Pengacara Bliss,” bentakan suara Olive yang memecah konsentrasi Xana. Xana terlalu fokus membaca berita jadi tak mendengar suara Olive yang sedari tadi memanggilnya.
Olive sedikit panik karena wajah Xana terlihat kaget. “Maafkan saya, anda ada jadwal rapat dengan pengacar Daniel sekarang.”
Gosip memang selalu menarik perhatian. Bahkan seorang pengacara sekalipun, tak dapat lepas.
Diruangan rapat Xana, Daniel, Olive, dan Jessie berkumpul. Daniel dan Xana berdiskusi mengenai masalah tuan Geon. Permasalahannya cukup kompleks. Jadi butuh tenaga ekstra untuk menanganinya.
Jessie yang merupakan sekretaris dari Daniel memberikan laporan penyelidikannya terhadap istri dari tuan Geon. Disana terungkap bahwa istri tuan Geon tak memiliki pekerjaan sama sekali. Sebelum menikah bergantung dengan orang tua dan setelah menikah bergantung pada suami.
Tetapi berdasarkan permintaan dari pengacara pihak sana, mereka meminta pembagian harta sebanyak 50% dari total kekayaan bersih tuan Geon.
“Permintaan mereka tak masuk akal. 80% kekayaan tuan Geon didapat sebelum menikah. Jika mereka meminta setengah dari total kekayaan bersih, mereka hanya akan mendapatkan 10%,” ucap Xana sambil melihat data.
“Tuntutannya cukup berat. Sejak awal tuan Geon menolak untuk pembagian harta ini, jadi kita harus mempertahankannya sesuai keinginan tuan Geon.”
“Ambil aliran pemasukan dari seluruh rekening tuan Geon dan istrinya. Pisahkan sejak mereka menikah, dan hitung 10% untuk istrinya dari uang yang masuk.”
“Masalah selanjutnya adalah tuan Geon berkata jika bisa saja mertuanya menyuap hakim. Jadi dia meminta untuk membuat public berpihak padanya,” kata Olive.
“Apa beritanya mau di up ke public?” tanya Xana. Olive menjelaskan bahwa itu adalah keinginan dari tuan Geon berdasarkan interviewnya terakhir kali.
“Atur jadwal untukku bertemu tuan Geon,” kata Xana.
Rapat berakhir setelah 2 jam. Xana Kembali keruangannya, meneruskan pekerjaan. Hingga pukul 6 tiba saat waktu pulang kantor.
Sesuai janjinya dengan Bernan, Alexana datang ke perjamuan makan malam keluarga di kediaman Bliss. Tetapi Xana tak menepati janjinya jika akan mengajak Aland datang. Nyatanya Xana hanya berniat untuk datang sendiri.
Sejak awal Xana sudah memperkirakan apa yang akan ayahnya lakukan. Tentu saja dimakan malam ini juga, Bernan pasti akan membujuk Aland untuk menjalin kerja sama dengan Bliss Group. Xana akan membuktikan sendiri apakah prediksinya benar atau tidak.
Setibanya disana, semua orang sudah berkumpul dimeja makan. Hanya tinggal menunggu Xana yang datang terlambat 1 jam. Itu memang tindakan yang Xana rencanakan. Sebenarnya seberapa berharga putra tunggal konglomerat dimata keluarganya terutama di mata Bernan.
Mata Bernan berseri melihat kedatangan Xana. Berbeda dari tatapan tajam Hilda dan tatapan iri dari Julie, serta tatapan menjijikan dari Lius. Untuk pertamakalinya dalam hidup Xana, ia disambut dengan hangat oleh ayahnya.
“Dimana Aland?” tanya Bernan dengan senyuman girang.
“Mungkin dia akan terlambat datang. Dia adalah orang yang sibuk, bukan seperti orang lain yang dapat menikmati makan malam dengan santai,” kata Xana, menyeringai.
Bersambung...
Xana berbohong kepada keluarganya jika Aland mungkin akan datang terlambat. “Mungkin dia akan terlambat datang. Dia adalah orang yang sibuk, bukan seperti orang lain yang dapat menikmati makan malam dengan santai,” kata Xana, menyeringai.Xana lalu duduk dengan santai. Didepannya ada seseorang yang mungkin merasa tersindir oleh ucapannya. Tetapi Xana tak peduli.Makan malam berlangsung dengan damai. Untuk pertama kalinya Xana merasakan makan malam yang hangat untuknya. Walaupun itu karena pengaruh Aland tetapi Xana menikmati moment ini.Orang yang menjadi pusat perhatian pada malam ini tidak datang. Walaupun sosokmya tak ada tetapi namanya selalu terdengar. Selalu disebut dan membuat orang lain iri.“Makan malam sudah mau selesai, kapan dia akan datang?” sindir Hilda.“Apa kau sudah bertanya kapan dia akan sampai?” tanya Bernan.“Apa perlu dilakukan?” balas Xana, datar.“Sepasang kekasih tidak akan keberatan jika dihubungi oleh kekasihnya,” ucap Hilda, seolah sebuah sindiran pedas yan
Beberapa detik termenung Xana memutuskan untuk pergi ke Elanz company. Membuat kejutan untuk kekasihnya yang masih lembur.Xana datang sambil membawa cemilan malam. Suasana didalam kantor masih cukup ramai. Seperti sedadang tidak malam disana. Situasi disana seperti jam kerja pada umumnya. Perusahaan raksasa memang berbeda.Xana tiba di lift. Lift itu terbuka, mata Xana dan Lius bertemu. Ini memang kantornya jadi wajar jika bertemu.Huft, pertemuan yang tak pernah Xana inginkan terjadi. “Xana?” sapa Lius. Mendekati Xana.Tak ada jawaban dari wanita itu, ia langsung masuk ke dalam lift. Tetapi pria bengsek itu masih mengikutinya. Kembali ikut masuk ke dalam lift.Walaupun sudah tak dihiraukan tetapi ia bersikeras mendekati Xana. “Tolong bicaralah denganku. Aku tak bisa berpisah, aku masih mencintaimu,” mohon Lius.Tatapan menjijikan yang penuh dengan hafsu, Xana menyesal sudah menutup mata dimasa lalu. Dia hanya pria rendahan yang tak seharusnya mendapatkan sebuah cinta murni dari Xana
“Apa kau bisa melakukannya untukku?” lanjut Xana.“Tergantung pelayananmu,” balas Aland, smirk. Tatapan pemangsa dengan aura buasnya seolah ingin menerkam jiwa dan tubuh Xana.Sesudah mengobrolkan masalah Bliss Group, Xana berpamitan untuk pulang. Besok pagi ada rapat penting yang harus ia hadiri. Sebelum itu tentu saja Xana memberikan ciuman perpisahan untuk Aland.***Dikantor yang sudah ramai didatangi oleh karyawan, Xana masuk kedalam ruangannya. Mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk rapat setengah jam lagi.Setelah setengah jam, Olive datang ke ruangan Xana. “Pengacara Bliss, sudah waktunya rapat.”Di ruangan rapat, Daniel datang bersamaan dengan Xana. Bersama dengan sekretarisnya. Sementara itu tuan Geon belum tiba. Jadi mereka menunggu lebih dulu.Beberapa menit setelahnya, tuan Geon datang. “Selamat pagi, maaf membuat kalian menunggu.”“Silahkan duduk,” ucap Xana.Rapat dimulai dengan pembicaraan mengenai urusan perceraian tuan Geon. Mulai dari data yang sudah dikumpulka
“Urusan pekerjaan?” gumam Aland sambil tersenyum tipis, menatap Xana dengan lekat.Tingkah Aland sungguh membuat Xana sangat tegang hingga ia minum cukup banyak. Tingkah Xana memperlihatkan bahwa ia sedang tegang hingga membuat Aland tersenyum tipis sambil mengangkat satu alisnya. Godaan yang begitu ia nikmati.“Benar, urusan pekerjaan,” sambung Aland.“Selamat atas keberhasilan tuan muda Elanz dalam kerja sama luar negeri. Saya cukup kaget karena kemunculan anda ke public. Banyak yang semakin penasaran dengan sosok anda,” kata Selna. Selna berusaha mengalihkan pembicaraan yang terjadi antara Aland dan Xana.“Terimakasih sahabatku, aku tak akan melupakan jasamu,” batin Xana.“Aku cukup senang karena Aland disambut baik oleh banyak orang. Sebenarnya dia tidak menginginkan hal semacam itu. Tetapi entah mengapa dia berubah pikiran. Itu cukup baik,” jelas tuan Ernando.“Mungkin tuan muda Elanz punya rencana sendiri,” balas Selna sambil tersenyum.“Bagaimana menurut pengacara Bliss. Apakah
Tanpa Daniel sadari, pintu ruangan yang tak ia tutup membuat orang lain yang berada diluar ruangan dapat melihat semua yang terjadi di dalam ruangan. Termaksud Aland yang sudah berdiri disana dari beberapa menit lalu saat Daniel memberikan mantelnya untuk Xana.Aland masuk ke dalam ruangan itu, berdiri tepat di sebelah kursi yang Xana duduki. Kemudian meremas lengan Daniel yang sedang menyentuh helain rambut Xana. Daniel yang terkejut langsung melihat sosok yang menahan tangannya.Mata mereka berdua bertemu. Aland menatap tajam pria yang sudah dengan lancang menyentuh Xana tanpa Xana ketahui. Aland memegang lengan taangan Daniel terlalu kuat hingga Daniel merasa kesakitan dan menarik tangannya dengan cepat hingga terlepas dari cengkraman Aland.Tak ada satu patah katapun yang keluar dari bibir Aland. Ia hanya melihat dengan tatapan tajam dan aura yang mencekam.Xana kemudian bangun karena merasa ada pergerakan disekitarnya. Ia dibuat kaget dengan sosok Aland yang sudah ada disana. “Al
Di depan matanya sendiri, Alexana Bliss menyaksikan tunangannya tengah berhubungan badan dengan adik tiri yang menyiksa Xana selama 13 tahun belakangan ini.“Hmmhh, aaahh!” Desahan kedua manusia laknat itu saling bersahutan sementara Xana menutup mulutnya dnegan telapak tangan, menahan suara apa pun yang ingin keluar.Saat ini pukul 1 dini hari. Xana baru saja pulang kantor dan berniat untuk mengejutkan sang kekasih. Sebelumnya ia memang mengatakan kalau ia tidak bisa menemui Lius, tunangannya tersebut, karena harus lembur.Xana datang dengan mengendap-endap, toh ia tahu sandi kamar apartemen bernomor 32 tersebut.Namun, sesampainya ia di sana tadi, Xana mendengar suara-suara tidak senonoh dari dalam kamar Lius dan menyaksikan perselingkuhan pria yang paling ia percaya tersebut dari sela-sela pintu kamar yang terbuka.Rasa sesak di dada muncul hingga mengguncang hatinya. Dunia tempat ia berpijak terasa hancur hingga membuatnya jatuh ke lubang tak berujung.Akan tetapi, pada akhirnya,
“Berikan malam-malammu untukku.”Secara terbuka, Aland meminta bahwa Xana harus bersedia tidur bersamanya.“Heh.” Xana terkekeh pelan. Penawaran pria ini cukup menarik juga. “Kupikir kau merasa dirugikan semalam.”Aland menyeringai, tapi tidak mengatakan apa pun.Sementara itu, Xana tanpa pikir panjang dengan percaya diri menyetujui persyaratan yang Aland ajukan padanya. Meski ia tidak tahu, siapa pria asing tersebut dan apa latar belakang dari Aland.Dalam pikiran Xana saat itu hanyalah membalas pengkhianatan Lius dan adik tirinya dengan cara yang tidak kalah menyakitkan.***6 hari kemudian ….Xana sudah mencari bukti perselingkuhan antara Lius dan Julie, adik tirinya. Namun, penyelidikannya membuahkan hasil yang di luar dugaanXana mendapatkan bukti bahwa adiknya tengah mengandung anak dari mantan tunangannya itu. Hal itu akan menjadi bukti yang kuat untuk pembatalan pertunangan dan dengan bukti itu juga Xana jadi mengetahui bahwa mereka sudah berselingkuh selama lebih dari 2 bula
“Pembalasan akan segera dimulai.”Tanpa Xana dan Aland sadari, Julie Bliss, adik tiri Xana, sedang melihat mereka dari jendela kamarnya di lantai dua. Julie mengerutkan keningnya, dengan perasaan heran wanita itu bergegas menuju ruang makan. Di sana ayah dan ibunya juga baru saja tiba untuk sarapan.Tak lama kemudian, Xana dan Aland tiba di ruang makan. “Selamat pagi Ayah, Bibi Hilda, dan Julie, maaf datang tanpa mengabari lebih dulu,” sapa Xana dengan senyum lebar yang dingin.“Xana, kau datang,” sapa balik Bernan yang kaget dengan kedatangan putri pertamanya. Semua mata tertuju pada pria yang tengah berdiri di sebelah Xana dengan tatapan bingung sekaligus penasaran. Wajah yang tak pernah mereka lihat sebelumnya.“Ayo duduk, kita makan bersama,” lanjut Bernan.Xana menggandeng lengan Aland dan berjalan bersama menuju kursi. Mereka duduk bersebelahan di sisi kanan Bernan. Semua mata terus menatap wajah asing itu dengan tatapan yang penuh dengan pertanyaan.“Ayah, kenalkan dia Aland,”