Share

6. Kehangatan Di Rumah

Berita: “Selama bertahun-tahun keluarga Elanz menyembunyikan identitas putra tunggal mereka. Hari ini mereka mengumumkannya secara resmi. Aland Elanz, pewaris satu-satunya yang akan segera mengambil alih Elanz Company dalam waktu dekat.”

Mata Selna terbuka dengan lebar. Seseorang yang selalu ia pikirkan dengan prasangka buruk adalah putra tunggal konglomerat paling dihormati. Takdir memang tak pernah terduga.

Sementara itu Xana yang merupakan penyebab dari kejadian ini masih terpaku melihat ke arah layar. Jadi ini kejutan yang Aland maksud untuknya. Kejutan yang jauh lebih mengejutkan dari perkiraan.

Telapak tangan Selna memukul lengan sahabatnya. Menyadarkannya bahwa ini adalah kenyataan. “Wah, sebenarnya dimana kau mendapatkan pria seperti itu?” gumam Selna, begitu syok, ia bahkan tak tau harus berkata apa lagi.

“Pantas saja marganya sama. Ternyata mereka adalah orang yang sama. Aku terlalu bodoh untuk jadi pengacara,” kata Xana. Berita yang datang secara tiba-tiba membuat otaknya masih memproses.

Yang paling Xana tak mengerti adalah fakta bahwa seseorang telah menipunya. Padahal Xana mengira bahwa pria yang dengan mudah bermalam dan membuat perjanjian dengannya adalah seorang laki-laki biasa yang hanya membutuhkan uang. Tetapi nyatanya itu berbeda 180 derajat.

Xana tiba di ruangannya dengan termenung diatas kursi. Memikirkan kejadian yang pernah ia alami bersama Aland. Pria luar biasa macam apa yang sudah ia jerat, atau mungkin ia yang terjerat.

Bukan hanya Xana yang digemparkan dengan berita kemunculan Aland tetapi juga seluruh karyawan kantor. Aland pernah datang kesana dan mengenalkan diri sebagai kekasih dari pengacara senior yang dihormati banyak karyawan, tentu saja itu adalah gosip paling hangat saat ini.

Xana masih merasa pusing dengan fakta baru ini. Bagaimana bisa ia menjerat seorang anak konglomerat. Itu akan membuatnya lebih terbebani. Ditengah kepusiangan, panggilan dari Bernan masuk ke ponsel Xana.

Panggilan diangkat, “ Hallo ayah.”

“Putriku tersayang,” kata Bernan dengan nada sumringah. Sungguh terdengar jelas bahwa ia sedang Bahagia.

Mungkin saja ini adalah trik baru, entah apa yang sedang ayahnya itu rencanakan, begitulah pikir Xana.

“Aku sungguh bangga padamu. Akhirnya kau bisa mendapatkan pria seperti yang ayahmu ini katakan. Itu bagus. Ayah ingin kau dan Aland datang untuk makan malam bersama hari ini.” Suara kebahagian yang terus terasa.

“Aku akan menyampaikan undangan ayah.” Panggilan telepon antara ayah dan anak yang terjadi setelah bertahun-tahun tak pernah saling menelpon, hanya karena seorang putra konglomerat. Itu lucu.

Xana membuka internet. Mencari nama Aland Elanz disana. Nama itu sedang naik dan menjadi topik hangat diseluruh media. Tentu saja banyak artikel yang menayangkan beritanya.

Tetapi walau banyaknya berita hanya ada 1 foto Aland yang terpampang yaitu potret saat wajahnya muncul diberita pertama kali. Itu menyadarkan Xana bahwa keluarga Elanz benar-benar berhasil menyembunyikan identitas putra mereka.

Artikel dibuka satu persatu. Membaca ribuan komen dari orang-orang. Ada yang mengungkapkan bahwa pernah melihat Aland di restaurant. Banyak juga yang memuji wajah tamoan pria itu. Tentu saja kemanapun Aland pergi pasti semua mata akan terfokus padanya.

“Wajah memang segalanya,” gumam Xana. Melihat banyaknya pujian lucu yang tertuju pada Aland rasanya Xana ingin tertawa. Pria kaku itu pasti tak perduli dengan ini semua. Pujian yang sia-sia.

Dari banyaknya artikel yang Xana buka ada satu artikel yang membuatnya teralihkan. Bahkan judulnya saja sudah membuat senyuman Xana memudar.

Mantan kekasih Fanny Prisca, Aland Elanz, putra Tunggal pewaris Elanz Group. Judul artikel yang membuat perhatian.

Xana membuka dan membacanya. Itu cukup mengejutkan karena Fanny adalah aktris internasional yang sudah diakui popularitasnya oleh dunia. Siapa sangka wanita sehebat itu adalah mantan kekasih dari pria luar biasa juga.

Walau benak Xana memunculkan pertanyaan penyebab dari berakhirnya hubungan Aland dan Fanny, tetapi tidak ada artikel yang membahas mengenai isu itu. Mungkin karena itu adalah kejadian 4 tahun lalu dan identitas Aland belum diketahui. Jadi tak begitu banyak artikel mengenai mereka, pikir Xana.

Didalam artikel itu dulu banyak yang menyayangkan hubungan mereka berdua karena popularitas Fanny yang baru saja naik. Tetapi jika berita itu diberitakan pada masa sekarang mungkin kisahnya akan berbeda. Mereka bisa saja dinobatkan sebagai pasangan kekasih paling serasi ditahun ini.

Tetapi sayangnya itu tidak mungkin terjadi karena Fanny sudah menikah dengan produser asal amerika yang kekayaannya dibilang bisa membeli sebuah negara. Itu gila.

“Pengacara Bliss,” bentakan suara Olive yang memecah konsentrasi Xana. Xana terlalu fokus membaca berita jadi tak mendengar suara Olive yang sedari tadi memanggilnya.

Olive sedikit panik karena wajah Xana terlihat kaget. “Maafkan saya, anda ada jadwal rapat dengan pengacar Daniel sekarang.”

Gosip memang selalu menarik perhatian. Bahkan seorang pengacara sekalipun, tak dapat lepas.

Diruangan rapat Xana, Daniel, Olive, dan Jessie berkumpul. Daniel dan Xana berdiskusi mengenai masalah tuan Geon. Permasalahannya cukup kompleks. Jadi butuh tenaga ekstra untuk menanganinya.

Jessie yang merupakan sekretaris dari Daniel memberikan laporan penyelidikannya terhadap istri dari tuan Geon. Disana terungkap bahwa istri tuan Geon tak memiliki pekerjaan sama sekali. Sebelum menikah bergantung dengan orang tua dan setelah menikah bergantung pada suami.

Tetapi berdasarkan permintaan dari pengacara pihak sana, mereka meminta pembagian harta sebanyak 50% dari total kekayaan bersih tuan Geon.

“Permintaan mereka tak masuk akal. 80% kekayaan tuan Geon didapat sebelum menikah. Jika mereka meminta setengah dari total kekayaan bersih, mereka hanya akan mendapatkan 10%,” ucap Xana sambil melihat data.

“Tuntutannya cukup berat. Sejak awal tuan Geon menolak untuk pembagian harta ini, jadi kita harus mempertahankannya sesuai keinginan tuan Geon.”

“Ambil aliran pemasukan dari seluruh rekening tuan Geon dan istrinya. Pisahkan sejak mereka menikah, dan hitung 10% untuk istrinya dari uang yang masuk.”

“Masalah selanjutnya adalah tuan Geon berkata jika bisa saja mertuanya menyuap hakim. Jadi dia meminta untuk membuat public berpihak padanya,” kata Olive.

“Apa beritanya mau di up ke public?” tanya Xana. Olive menjelaskan bahwa itu adalah keinginan dari tuan Geon berdasarkan interviewnya terakhir kali.

“Atur jadwal untukku bertemu tuan Geon,” kata Xana.

Rapat berakhir setelah 2 jam. Xana Kembali keruangannya, meneruskan pekerjaan. Hingga pukul 6 tiba saat waktu pulang kantor.

Sesuai janjinya dengan Bernan, Alexana datang ke perjamuan makan malam keluarga di kediaman Bliss. Tetapi Xana tak menepati janjinya jika akan mengajak Aland datang. Nyatanya Xana hanya berniat untuk datang sendiri.

Sejak awal Xana sudah memperkirakan apa yang akan ayahnya lakukan. Tentu saja dimakan malam ini juga, Bernan pasti akan membujuk Aland untuk menjalin kerja sama dengan Bliss Group. Xana akan membuktikan sendiri apakah prediksinya benar atau tidak.

Setibanya disana, semua orang sudah berkumpul dimeja makan. Hanya tinggal menunggu Xana yang datang terlambat 1 jam. Itu memang tindakan yang Xana rencanakan. Sebenarnya seberapa berharga putra tunggal konglomerat dimata keluarganya terutama di mata Bernan.

Mata Bernan berseri melihat kedatangan Xana. Berbeda dari tatapan tajam Hilda dan tatapan iri dari Julie, serta tatapan menjijikan dari Lius. Untuk pertamakalinya dalam hidup Xana, ia disambut dengan hangat oleh ayahnya.

“Dimana Aland?” tanya Bernan dengan senyuman girang.

“Mungkin dia akan terlambat datang. Dia adalah orang yang sibuk, bukan seperti orang lain yang dapat menikmati makan malam dengan santai,” kata Xana, menyeringai.

Bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status