Sesuai janji yang telah dibuat, pukul 10 Xana sudah tiba dilokasi tempat pertemuannya dengan Nyonya Elanz. Xana sampai lebih dulu jadi dia menunggu dengan santai. Di restaurant tempat Xana berada berita yang sedang tayang di televisi merebut perhatiannya.
Berita yang menayangkan mengenai Elanz Company yang tengah memperluas bisbis mereka dibidang otomotif.
Pembawa berita: “Tidak hanya sukses membuat banyak brand dibidang fashion dan perhiasan, Elanz Company sudah mulai bergerak memperluas jangkauan bisnis mereka dibidang otomotif hingga bekerjasama dengan Perusahaan luar negeri. Merek baru mereka diperkirakan akan diluncurkan pada akhir tahun ini. Banyak pihak yang menduga jika merek baru mereka dipegang sepenuhnya oleh putra Tunggal keluarga Elanz yang tak pernah tampil di public hingga sekarang. Bahkan tidak ada yang pernah tau wajah bahkan namanya. Apakah ini pertanda jika Elanz Company akan segera beralih sepenuhnya ke Putra Tunggal mereka?”
Topik berita yang sering Xana dengar karena keluarga Elanz adalah keluarga terpandang dan Perusahaan mereka masuk ke deretan Perusahaan terbesar didunia. Kekayaan yang diperkirakan tak akan pernah habis dalam beberapa generasi kedepan. Hingga membuat keluarga mereka selalu dilirik oleh media dan banyak yang penasaran mengenai wajah dari satu-satunya ahli waris mereka.
Xana yang tengah focus mendengarkan berita tiba-tiba teralihkan kearah seorang wanita yang memasuki ruangan restaurant. “Aland,” celetuk batin Xana. Wanita dengan usia sekitar 50 tahun keatas yang Xana lihat itu menghampiri Xana dengan senyuman yang ramah.
“Pengacara Bliss,” sapanya Ketika berhenti dikursi yang berada didepan Xana.
“Nyonya Elanz?” balas Xana setelah beranjak dari kursi.
“Iya,” balasnya dengan senyuman lebar. Mereka berdua kemudian berjabat tangan setelah Xana lebih dulu menyodorkan tangannya.
“Silahkan duduk,” persilahkan Xana.
“Apa anda sudah menunggu lama?” tanya Nyonya Elanz.
“Saya baru saja sampai.”
“Maaf menghubungi anda tiba-tiba. Saya ingin membicarakan mengenai perceraian Lili, keponakan saya.”
Helena Elanz, adalah istri dari Ernando Elanz yang merupakan pimpinan dari Elanz Company. Awalnya Xana tak mengetahui jika Lili Efelin yang merupakan cliennya adalah keponakan dari Helena Elanz. Masalah yang sedang mereka hadapi saat ini adalah Lili Efelin yang ingin bercerai dengan suaminya akibat KDRT yang ia alami. Tetapi tiba-tiba ia berubah pikiran dan ingin mencabut gugatannya.
Nyonya Elanz yang tidak terima dengan keputusan Lili akhirnya menemui Xana untuk membahas mengenai masalah ini. Ia menjelaskan ketidaksetujuannya terhadap Keputusan Lili dan meminta Xana untuk tidak menerima pencabutan gugatan tersebut.
“Sebagai pengacara saya hanya bisa melakukann apa yang kliennya saya inginkan. Jika nona Lili ingin mencabut gugatannya maka saya hanya bisa menuruti permintaan tersebut,” jelas Xana.
“Apa ada solusi lain untuk masalah ini? Saya hanya ingin pria itu menjauhi keponakan saya?” balasnya.
“Ada cara lain, anda bisa melaporkan suami nona Lili atas kasus KDRT. Anda bisa menggunakan kesempatan ini untuk membujuknya agar mau bercerai. Mereka tidak akan bisa bertemu dalam waktu yang cukup lama jika gugatan terbukti,” jelas Xana.
“Saat ini aku kekurangan bukti. Surat rumah sakit dipegang oleh pria itu. Rumah sakit tempat Lili memeriksa adalah rumah sakit keluarga mereka,” balas Nyonya Elanz.
“Anda tidak perlu khawatir, itu bukanlah masalah. Kita hanya perlu mengambil bukti itu dengan bukti lain. Dengan mendesak mereka menggunakan bukti lain yang mendukung kearah adanya bukti itu mereka akan menyerahkannya dengan terpaksa jika hakim meminta.”
“Apakah bisa seperti itu?”
“Tentu saja, tetapi kasus ini bukanlah bidang saya. Jika anda berkenan saya akan mengenalkan anda pada pengacara pidana yang saya kenal. Saya yakin dia bisa menangani kasus anda dengan baik,” jawab Xana.
“Saya akan menerimanya dengan senang hati, terimakasih,” balas Nyonya Elanz. Setelah pembicaraan mereka selesai dan diakhiri dengan jabatan tangan, Nyonya Elanz meninggalkan restaurant lebih dulu.
“Dari dekat dia semakin mirip Aland. Tetapi itu mungkin saja karena banyak orang yang tak memiliki hubungan darah memiliki wajah yang mirip.”
Beberapa minggu berlalu dengan tenang. Tak ada gangguan lagi dari Lius setelah kejadian terakhir kali. Julie juga tak terlihat karena sedang dikurung oleh Bernan. Sedangkan Hilda juga sibuk untuk melindungi putri tersayangnya. Dia tidak akan membiarkan buruk mengenai Julie tersebar.
Xana yang hidup tentram selama hampir dua bulan merasa gelisah. Siapa yang sangka jika ketentraman ini mungkin saja akan membawa badai beberapa hari lagi. Tetapi Xana berpikir jika ini memanglah kentraman yang asli karena sebentar lagi Julie dan Lius akan menikah. Ini lebih cepat dari yang Xana perkirakan.
Alasan pernikahan mereka dipercepat adalah karena ada berita yang tersebar mengenai potret Julie dan Lius yang bersama di hotel. Banyak berita buruk yang tersebar setelahnya. Hilda memang berhasil menghilangkan berita itu tetapi berita mengenai foto dihotel itu tak bisa dihilangkan. Seberapa keras Hilda ingin membayaran, perusahaan mereka tetap menolak untuk menghapus berita itu.
Hingga tiba hari dimana besok adalah hari pernikahan Julie dan Lius. Malam ini Xana sedang menyiapkan hadiah yang Istimewa. Hadiah spesial yang tak mungkin pernah ada di acara pernikahan manapun.
Acara pernikahan yang digelar megah, banyak pengusaha rekan kerja dan mitra Bliss Group yang hadir. Pernikahan digelar layaknya pernikahan bahagia lainnya. Tentu saja Hilda tak ingin pernikahan putrinya berlangsung biasa.
“Dia bahkan tak peduli jika orang-orang bergosip demi putri tersayangnya,” gumam Xana ketika memasuki Gedung pernikahan.
Tiba-tiba para wartawan yang sudah hadir dan berdiri disisi belakang gedung mengerumi Xana.
“Nona Alexana Bliss, bagaimana pendapat anda mengenai pernikahan ini?” “Apa benar jika tunangann dan adik anda berselingkuh?” “Tolong berikan tanggapan anda mengenai berita yang beredar.” Sedikit dari banyaknya pertanyaan yang Xana dengar diwaktu yang bersamaan.
“Aku tak bisa memberikan tanggapan banyak. Aku hanya berharap kedua mempelai dapat hidup bahagia walaupun diatas air mata orang lain,” kata Xana dengan senyuman lebar.
Setelah perkataan itu, wartawan memberikan pertanyaan yang lebih banyak tetapi Xana pergi dan tak menanggapinya. Kalimat itu saja sudah cukup menurutnya untuk membuat public menyimpulkan jika Julie dan Lius memang berselingkuh. Lagipula artikel mengenai foto mereka yang masuk ke hotel bersama juga tak bisa dihilangkan.
Xana menemui ayahnya yang sedang mengobrol dengan rekan kerjanya. Bernan mengenalkan Xana kepada mitra yang hadir diacara itu. Beberapa diantara mereka memuji Xana karena popularitasnya sebagai pengacara.
“Saya dengar keponakan Nyonya Elanz akan bercerai karena kasus KDRT, apakah gosip itu benar nona Bliss?” tanya salah seorang dari mereka.
“Menjaga rahasia dari klien adalah prinsip dari pengacara, dan juga saya tidak pernah mendengar berita mengenai hal itu, jadi kenapa anda menanyakan hal itu pada saya?” balas Xana.
“Pimpinan Firma Hukum SIERRA berhubungan baik dengan keluarga Elanz, kau adalah pengacara muda yang hebat jadi bisa saja kau ditunjuk sebagai pengacara yang menangani keluarga mereka.”
“Terimakasih atas sanjungannya. Tetapi siapapun klien saya, saya tidak bisa membocorkannya ke public. Bukankah para pengusaha juga akan melakukan hal yang sama terhadap mitra bisnis mereka.”
“Putri anda sungguh cerdas tuan Bliss,” balasnya sambil tertawa. Bernan juga ikut tertawa bangga dengan putrinya itu.
Acara pernikahan dimulai. Kedua mempelai memasuki altar pernikahan dan melakukan prosesi pernikahan. Xana melihat acara pernikahan dengan wajah datar. Banyak wartawan yang memotret dan menjadikannya berita panas hari ini.
Seorang wanita yang ditinggal oleh kekasihnya dan menikah dengan adik dari wanita itu akan menjadi berita heboh. Manakah yang akan mendapat perhatian lebih banyak hari ini. Apakah wanita malang yang ditinggalkan oleh tunangannya atau seorang adik yang mengambil tunangan kakaknya sendiri?
Setelah proses pernikahan selesai, seluruh anggota keluarga secara bergantian maju keatas panggung untuk mengucapkan selama kepada kedua mempelai. Dimulai dari saudara, kemudian ibu dan terakhir ayah yang dimulai dari mempelai pria.
Seluruh anggota keluarga mempelai pria sudah menyampaikan ucapan selamatnya. Kini giliran mempelai wanita yang dimulai oleh Xana. “Aku tumbuh bersama dengan Julie selama 13 tahun. Itu bukanlah waktu yang singkat untuk saling mengenal. Ketika kami bertemu pada usianya 7 tahun dia masih anak kecil yang pemalu. Sekarang dia sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan menikah. Aku berharap mereka hidup bahagia setelah ini. Aku hanya bisa berdoa dan memberikan hadiah istimewa untuk mereka, aku harap mereka menyukainya.”
Ucapan selamat yang sangat berbeda dari ucapan selamat sebelumnya yang penuh haru. Ucapan selamat yang menjelaskan bahwa dirinya dan Julie bukanlah saudara kandung tetapi ia masih mau memberikan ucapan selamat untuk adik tiri dan mantan pertunangannya.
Selanjutnya Hilda naik keatas panggung untuk memberikan ucapan selamat. Pertunjukannya berbeda karena ia akan menunjukan video masa kecil putri tersayangnya. “Aku selalu mengabadikan moment bersama putriku. Aku ingin kalian semua melihat moment berharga itu,” ucap Hilda. Ketika video itu ditayangkan, seluruh tamu undangan tercengang.
Itu adalah hadiah Istimewa yang Xana siapkan untuk adik tiri dan mantan tunangannya. Lampu yang dibuat mati agar para tamu focus pada layar dan menonton video yang mengharukan justru berubah menjadi video yang menjijikan. Video Julie dan Lius yang sedang berhubungan panas.
“Matikan videonya…,” teriak Bernan dengan wajah yang sangat panik. Seluruh tamu undangan bergosip dengan suara keras. Bahkan para wartawan mengabadikan moment itu dengan antusias.
Pelaku utama dari kejadian itu justru keluar dari gedung. Xana tak ingin menodai mata dirinya dengan menonton video memalukan itu. Xana yang sudah berada diluar gedung malah dihentikan pergi oleh mempelai pria.
“Kau seharusnya menemani mempelai wanita ditengah kejadian seperti ini kan,” sindir Xana, smirk.
“Kau seharusnya tidak perlu melakukan hal seperti ini hanya karena cemburu. Aku selalu ingin menjelaskannya kepadamu tetapi kau tak pernah mau mendengarku,” oceh Lius dengan amarah.
“Pengkhianatan tak perlu penjelasan untuk dibenarkan karena itu selamanya adalah kesalahan.”
“Kau terlalu mendominasi, mandiri, dan seperti tak memperlukan orang lain lagi. Aku selalu seperti tak ada artinya disisimu. Aku hanya kehilangan akal sehat sesaat. Tolong jangan tinggalkan aku,” jelas Lius. Ia lalu meraih tangan Xana.
Xana menghempaskan tangan pria itu dengan kasar. “Aku menyesal pernah menganggapmu berarti, kau bahkan tak berpikir begitu,” ketus, Xana.
“Tolong maafkan aku, ku mohon kembalilah bersamaku.” Lius langsung memeluk Xana dengan erat. Xana berteriak dan berusaha melepaskan diri dengan sekuat tenaga tetapi tak bisa.
PLAK, pukulan keras yang Aland lepaskan ke wajah Lius. Xana langsung bersembunyi dibalik punggung Aland. “Sepertinya kau tak mengerti bahasa manusia,” geram Aland, tatapan mata tajam dengan wajah datar.
Bersambung...
“Tolong maafkan aku, ku mohon kembalilah bersamaku.” Lius langsung memeluk Xana dengan erat. Xana berteriak dan berusaha melepaskan diri dengan sekuat tenaga tetapi tak bisa.PLAK, pukulan keras yang Aland lepaskan ke wajah Lius. Xana langsung bersembunyi dibalik punggung Aland. “Sepertinya kau tak mengerti bahasa manusia,” geram Aland, tatapan mata tajam dengan wajah datar.Lius terdiam membisu dengan ekspresi takut. Ekspresi yang sama ketika ia bertemu dengan Aland saat membuat keributan kantor Xana. Lalu Aland menarik tangan Xana dengan keras menuju mobilnya. Tubuh Xana bersandar dimobil sambil dihampit oleh tubuh Aland.“Berani sekali kau kabur dariku,” kata Aland dengan sorot mata tajam. Tubuh mereka yang saling menempel dengan hanya ada jarak wajah beberapa centi saja.“Perjanjian kita hanya selama 7 hari, bukankah berarti perjanjian kita sudah selesai,” kata Xana, datar.“Hanya aku yang boleh memutuskan kapan hubungan ini berakhir.”“Tuan Elanz sepertinya kau lupa, akulah yang
Di depan matanya sendiri, Alexana Bliss menyaksikan tunangannya tengah berhubungan badan dengan adik tiri yang menyiksa Xana selama 13 tahun belakangan ini.“Hmmhh, aaahh!” Desahan kedua manusia laknat itu saling bersahutan sementara Xana menutup mulutnya dnegan telapak tangan, menahan suara apa pun yang ingin keluar.Saat ini pukul 1 dini hari. Xana baru saja pulang kantor dan berniat untuk mengejutkan sang kekasih. Sebelumnya ia memang mengatakan kalau ia tidak bisa menemui Lius, tunangannya tersebut, karena harus lembur.Xana datang dengan mengendap-endap, toh ia tahu sandi kamar apartemen bernomor 32 tersebut.Namun, sesampainya ia di sana tadi, Xana mendengar suara-suara tidak senonoh dari dalam kamar Lius dan menyaksikan perselingkuhan pria yang paling ia percaya tersebut dari sela-sela pintu kamar yang terbuka.Rasa sesak di dada muncul hingga mengguncang hatinya. Dunia tempat ia berpijak terasa hancur hingga membuatnya jatuh ke lubang tak berujung.Akan tetapi, pada akhirnya,
“Berikan malam-malammu untukku.”Secara terbuka, Aland meminta bahwa Xana harus bersedia tidur bersamanya.“Heh.” Xana terkekeh pelan. Penawaran pria ini cukup menarik juga. “Kupikir kau merasa dirugikan semalam.”Aland menyeringai, tapi tidak mengatakan apa pun.Sementara itu, Xana tanpa pikir panjang dengan percaya diri menyetujui persyaratan yang Aland ajukan padanya. Meski ia tidak tahu, siapa pria asing tersebut dan apa latar belakang dari Aland.Dalam pikiran Xana saat itu hanyalah membalas pengkhianatan Lius dan adik tirinya dengan cara yang tidak kalah menyakitkan.***6 hari kemudian ….Xana sudah mencari bukti perselingkuhan antara Lius dan Julie, adik tirinya. Namun, penyelidikannya membuahkan hasil yang di luar dugaanXana mendapatkan bukti bahwa adiknya tengah mengandung anak dari mantan tunangannya itu. Hal itu akan menjadi bukti yang kuat untuk pembatalan pertunangan dan dengan bukti itu juga Xana jadi mengetahui bahwa mereka sudah berselingkuh selama lebih dari 2 bula
“Pembalasan akan segera dimulai.”Tanpa Xana dan Aland sadari, Julie Bliss, adik tiri Xana, sedang melihat mereka dari jendela kamarnya di lantai dua. Julie mengerutkan keningnya, dengan perasaan heran wanita itu bergegas menuju ruang makan. Di sana ayah dan ibunya juga baru saja tiba untuk sarapan.Tak lama kemudian, Xana dan Aland tiba di ruang makan. “Selamat pagi Ayah, Bibi Hilda, dan Julie, maaf datang tanpa mengabari lebih dulu,” sapa Xana dengan senyum lebar yang dingin.“Xana, kau datang,” sapa balik Bernan yang kaget dengan kedatangan putri pertamanya. Semua mata tertuju pada pria yang tengah berdiri di sebelah Xana dengan tatapan bingung sekaligus penasaran. Wajah yang tak pernah mereka lihat sebelumnya.“Ayo duduk, kita makan bersama,” lanjut Bernan.Xana menggandeng lengan Aland dan berjalan bersama menuju kursi. Mereka duduk bersebelahan di sisi kanan Bernan. Semua mata terus menatap wajah asing itu dengan tatapan yang penuh dengan pertanyaan.“Ayah, kenalkan dia Aland,”