Share

04. Sebuah Pilihan

Author: Dyowanti
last update Last Updated: 2024-01-05 20:03:44

"Rin, lo kenapa? Kenapa diem aja?"

Tidak mendapat jawaban, Tiko mengambil kertas dari tangan Karina dan membacanya.

Akhirnya dia paham apa yang membuat Karina menjadi diam setelah membaca formulir tersebut. "Rin, kalau lo mikirin ini mending--"

"Gak, gak, Ti. Gue udah banyak banget ngerepotin lo, dan gue gak mau lagi lebih ngerepotin lo, Ti." Karina memotong ucapan Tiko karena tahu apa yang akan dikatakan oleh sahabatnya itu.

"Tapi lo punya uang segini banyak dari mana dalam waktu singkat?"

Yang dikatakan oleh Tiko benar, Karina tidak memiliki uang sebanyak itu untuk membayar biaya operasi sang ibu. Dia memang memiliki simpanan uang, tetapi nominalnya sangat jauh dari yang diperlukan. Menerima kembali bantuan Tiko pun Karina sangat merasa sungkan karena sudah sering membuat sahabatnya itu repot.

"Pake uang gue aja dulu, ya, Rin," bujuk Tiko.

Karina menggeleng, "Enggak, Tiko. Kalau gue terima bantuan lo lagi, gue ngerasa gue itu cuma beban buat lo doang. Lagian uang yang udah lo kumpulin susah payah itu buat biaya lo lanjut kuliah," tolaknya cepat.

"Ya terus lo mau nyari duit ke mana? Emang lo punya temen yang mau ngasih lo minjem uang?" tanya Tiko dengan suara sedikit keras.

Tampaknya, Tiko kesal karena Karina berpikiran bahwa perempuan itu hanya beban baginya. Padahal dia sangat tulus ingin membantu Karina, dan Mama Rahma sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri.

"Gue gak apa-apa kalau nunda lagi kuliah gue, yang penting Mama Rahma selamat, Rina. Pake uang gue aja, ya?" Tiko kembali membujuk.

Karina menangis, dia merutuki hidupnya yang selalu saja menjadi beban bagi orang lain, bahkan pada sahabatnya sendiri.

Tanpa sadar Karina memasukkan tangannya ke dalam saku jaket, dan dia merasakan ada sebuah benda.

Karina mengambil benda tersebut, dan sebuah kartu nama sudah berada di genggamannya.

Tanpa bisa dicegah juga pikirannya melayang pada ucapan si pemilik kartu nama tersebut.

"Ti, gue tahu. Gue tahu apa yang harus gue lakuin."

"Lo tahu apa?" Sungguh Tiko tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Karina.

Karina tidak menjawab pertanyaan Tiko, dia justru menatap suster di bagian administrasi. "Sus, kalau saya bayarnya nanti agak maleman, gak apa-apa?"

"Gak apa-apa, Mbak, asalkan Mbak bertanggung jawab untuk membayar biaya operasi hari ini," jawab si suster.

Karina mengangguk paham. "Iya, saya janji malem ini saya bayar."

Setelah itu ia kembali menatap Tiko. "Ti, gue titip Mama. Gue mau keluar dulu."

Lalu dia meninggalkan area rumah sakit serta Tiko dalam keadaan tidak mengerti.

*****

Dengan penuh tekad, kini Karina sudah berada di ruangan CEO The One Group, Bumi Cakrawala Suherman, dan berhadapan dengan pria itu.

Bumi mengangkat alis kanannya melihat Karina yang hanya diam saja setelah memaksa untuk masuk ke ruangannya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya seraya menyelipkan nada sarkas.

"Jika tidak ada yang mau kamu omongin, lebih baik kamu keluar dari ruangan saya. Kita akan bertemu lagi besok, sesuai kesepakatan--"

"Saya menerimanya!"

Gerakan tangan Bumi yang ingin menandatangani berkas seketika terhenti ketika ucapan Karina terdengar di telinganya.

Dia menatap perempuan di depannya dengan tatapan serius. "Maksud kamu?"

Karina menarik napas panjang sebelum menjelaskan tujuan dia datang ke kantor The One Group. "Saya akan menjawab sekarang terkait tawaran yang Anda berikan satu minggu lalu. Saya terima tawaran Anda untuk menikah dengan Anda selama satu tahun," paparnya.

Sekilas Bumi menunjukkan raut wajah terkejut, tetapi dengan cepat dia mengembalikan raut wajahnya seperti sedia kala, datar.

Awalnya Bumi berpikir bahwa Karina akan menolak tawarannya pada pertemuan besok, karena yang dirinya lihat pada sosok perempuan itu adalah sosok independen, tidak menyerah, dan tidak akan segan menolak hal-hal yang dirasa tidak masuk akal.

Namun, hari ini Karina mengatakan bahwa perempuan itu menerima tawaran menikah kontrak dengannya.

Tidak tahu harus menjawab apa, Bumi berdeham sekali. "Kalau begitu kita akan bertemu besok untuk membicarakan lebih lanjut hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam perjanjian nikah--"

"Tidak. Saya ingin semuanya jelas hari ini. Jika tidak keberatan kita bisa membicarakan poin-poin penting dalam perjanjian nikah hari ini juga. Dan ... dan ...." Ini adalah bagian tersulit bagi Karina untuk menjelaskan tujuannya datang saat ini ke kantor Bumi.

"Jika diperkenankan saya menolak bantuan Anda dalam mengangkat nama saya di industri hiburan. Sebagai gantinya saya ingin Anda membayarnya dengan ... dengan ...."

"Dengan?" Bumi mengulang ucapan Karina yang tidak selesai. Dia bisa melihat raut wajah perempuan itu yang gelisah, sedih, dan takut.

Karina menutup kedua matanya, lalu mengambil oksigen dalam-dalam sebelum dikeluarkan dengan perlahan. "Dengan ... uang 150 juta hari ini," tukasnya setelah merasa yakin.

"Maaf?" Bumi merasa salah dengar. Untuk apa uang sebanyak itu?

Terkejut?

Tentu saja Bumi sangat terkejut mendengarnya, tetapi dengan cepat dia mengubah ekspresi wajahnya.

Dalam hati Karina menyempatkan terlebih dahulu untuk merutuki telinga Bumi yang bermasalah secara tiba-tiba. Namun, respon yang diberikan oleh pria itu tidak salah juga. Siapa yang tidak terkejut mendengar seorang perempuan meminta uang sebesar seratus lima puluh juta pada pria asing?

Jadi, Karina memaklumi respon Bumi.

Dia pun berdeham sekali lagi sebelum merincikan penjelasannya, "Saya menerima tawaran yang Anda berikan untuk menikah selama 1 tahun dengan Anda, tapi saya ingin Anda membayar ketersediaan saya dengan uang sebesar 150 juta hari ini."

Bumi bergeming, mencoba memproses ucapan Karina di otaknya.

"Saya ingin tahu untuk apa kamu mengganti tawaran saya dengan uang sebanyak itu? Saya tidak bisa sembarangan memberikan uang dalam jumlah banyak tanpa tujuan yang SANGAT jelas," tukasnya seraya menekan kata 'Sangat', karena baginya membicarakan tentang uang adalah hal yang sangat sensitif.

Bagaimana jika Karina mencoba mengecohnya? Dan membawa kabur uang miliknya setelah menerima benda mati itu? Bumi hanya berhati-hati terhadap apa yang dia miliki.

Karina menunduk seraya meremas kedua ujung baju dengan masing-masing tangannya.

Apa dia harus menceritakan juga kenapa dirinya sangat membutuhkan uang dalam waktu yang bisa dikatakan sangat singkat ini? Namun, setelah berpikir kembali dengan pikiran yang sedikit tenang, apa yang diucapkan oleh Bumi ada benarnya.

"Mama," lirihnya pada akhirnya.

Di sisi lain, Bumi mengerutkan kening bingung. "Maaf?"

Karina mengangkat kepalanya, dan menatap Bumi. "Mama saya. Uang itu untuk Mama saya. Be-beliau ...."

"Beliau saat ini sedang berada di rumah sakit, karena menjadi korban tabrak lari," lanjutnya. Lalu mengedipkan kelopak mata sehingga cairan bening itu meluncur bebas di pipi. "Akibat dari tabrakan itu, Mama saya harus menjalani operasi karena ada pendarahan hebat di otak. Saya perlu uang 150 juta agar Mama saya bisa dioperasi secepatnya dan selamat."

"Mama adalah anggota keluarga satu-satunya yang saya punya setelah meninggalnya Ayah."

Deg!

Bersambung.

Related chapters

  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   05. Setuju

    Bumi seketika tertegun mendengar cerita Karina tentang mengubah penawaran yang dia berikan. Entah mengapa, dia merasa terganggu dengan cairan bening yang keluar dari mata perempuan itu. Sayangnya, Karina justru menganggap lain respon Bumi.Terlebih, sudah lima menit berlalu, dan Bumi tidak mengeluarkan satu kata pun membuat Karina berhenti berharap. "Baik, jika Anda menolak permintaan saya, dengan begitu saya pun menolak tawaran--""Tidak." Bumi memotong ucapan Karina tiba-tiba. "Saya setuju dengan perubahan itu." "Berikan saya, nomor rekening kamu agar saya dapat mentransfernya segera," ucap Bumi lagi dengan tegas. Kedua sudut bibir Karina terangkat, memamerkan senyuman bahagia dan lega. "Terima kasih, terima kasih banyak, Anda mau menyetujuinya. Saya sangat senang," tukasnya.Secara refleks, dia bahkan berjalan menghampiri meja kerja Bumi, dan menggenggam erat tangan pria itu. Tubuh Bumi lantas menegang saat Karina menggenggam tangannya. Setelah berhasil menguasai tubuhnya, p

    Last Updated : 2024-01-11
  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   06. Sebuah Janji

    Suasana pemakaman umum di Jakarta Barat terlihat tidak terlalu ramai di pagi hari, hanya ada beberapa penjaga yang tengah membersihkan area makam. Terlihat sebuah mobil sedan mewah milik Bumi terparkir di halaman pemakaman. Salah seorang penjaga menghampiri mobil tersebut. "Saya kira Anda tidak akan datang. Karena sudah dua minggu Anda tidak ke sini," ucapnya pada Bumi yang baru saja turun seraya memegang setangkai bunga mawar putih. Bumi tersenyum formal. "Maaf, saya sedang berada di luar negeri," balasnya. Si penjaga mengangguk mengerti. "Seperti biasa?" Bumi mengangguk. "Hati-hati. Tadi malam turun hujan. Tanahnya jadi basah." Bumi kembali mengangguk, lalu berpamitan pada si penjaga. Dia terus membawa langkahnya pada salah satu makam yang terawat. Bagus Hendrawan Bin Asep Sunandar. Itu adalah nama nisan makam yang Bumi hampiri. Bumi meletakkan setangkai bunga mawar putih di bawah nisan, lalu duduk di sekitar makam. "Halo, Bapak Bagus," sapanya. "Bagaimana keadaan Bapak d

    Last Updated : 2024-02-19
  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   07. Meminta Izin.

    "Gara-gara dia, hidup saya dan Mama harus hidup dalam kekurangan. Dan gara-gara dia juga, saya harus kehilangan kasih sayang seorang ayah," lanjut Karina lagi.Bumi merasa tidak nyaman. Dia tidak bisa membayangkan nasibnya jika Karina mengetahui yang sebenarnya.Hanya saja, ada satu pertanyaan yang sangat pria itu ingin tahu. "Lalu apa yang akan kamu lakukan jika si pe-pengecut itu datang untuk meminta maaf pada kamu?" Karina menatap Bumi dengan yakin, lalu menjawab, "Apa lagi? Tentu saja saya akan menjebloskan dia ke penjara, atau jika perlu dia harus bernasib sama seperti Ayah saya." Hening cukup lama di antara keduanya, hingga akhirnya Bumi memilih berdeham untuk mengalihkan Karina. "Ekhem!" "Bisa kita mulai? Saya masih ada pertemuan yang harus dihadiri," ucap Bumi cepat.Seakan disadarkan tujuan awalnya berkunjung ke makam sang ayah, Karina menepuk dahinya. "Astaghfirullah. Maaf, maaf. Saya beneran lupa tujuan awal saya datang ke sini." Bumi mengangguk singkat, lalu membuat ges

    Last Updated : 2024-02-20
  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   08. Keluaraga Bumi

    "Saya sudah ada di tempat parkir rumah sakit." Satu kalimat itu yang Karina dengar setelah mengangkat panggilan telepon dari Bumi. Kemarin saat perjalanan menuju kantor, Bumi meminta nomor kontak Karina dengan alasan agar lebih mudah menghubungi perempuan itu jika ada beberapa hal yang harus dibicarakan. "Jangan ditutup dulu sebelum gue jawab bisa, 'kan?" gerutu Karina pelan saat sambungan telepon sudah berakhir tanpa dia menjawab. Dia menatap sang Ibu yang baru selesai meminum obat, dan kini ibunya sedang berbaring menunggu reaksi obat. "Ma?" panggil Karina. Rahma menatap putrinya. "Iya, Rin?" "Ma, Rina mau izin dulu ke luar sebentar. Rina mau ketemuan dulu sama produser film, katanya ada peran yang cocok buat Rina." Karina terpaksa harus berbohong pada ibunya perihal dia harus meninggalkan sang ibu sebentar di rumah sakit sendirian. Rahma mengangguk pelan. "Iya, kamu pergi aja. Mama gak apa-apa kamu tinggalin di sini. Masih ada suster penjaga, nanti kalau Mama butuh apa-apa

    Last Updated : 2024-02-20
  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   09. Calon Ibu Mertua

    Seperti janji Bumi kemarin, bahwa pria itu akan berkunjung ke rumah sakit untuk bertemu dengan Rahma, ibunya Karina Lavina. Sebelum masuk ke kamar inap, Bumi memeriksa kembali penampilan dan beberapa buah tangan. Hari ini Bumi mengenakan pakaian santai, tetapi masih enak dipandang oleh orang lain. Bumi bersiap untuk mengetuk pintu kamar inap, tetapi sudah lebih dulu dibuka oleh seorang pria. "Akhirnya dateng juga orang yang ditunggu-tunggu," sapa Tiko ceria, dan mendapati Bumi yang terkejut. "Halo, ganteng," tambahnya seraya mengedipkan mata kanannya. Bumi diam-diam meneliti penampilan Tiko. Apakah pria ini yang diceritakan oleh Karina kemarin? Sepertinya iya, karena tingkah pria di depannya ini sama persis dengan yang digambarkan oleh Karina, lebih atraktif saat berhadapan dengan pria. "Jangan dilihat segitunya dong, kan aku jadi malu." Tiko terkikik pelan seraya menatap Bumi malu-malu. "Ti, tamunya udah dateng, ya?" celetuk Rahma, karena Tiko belum juga kembali saat mengata

    Last Updated : 2024-02-20
  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   10. Insiden Pernikahan

    "Baiklah." Walaupun bingung dengan permintaan Karina, Bumi tetap menyetujui ucapan perempuan itu.Diikutinya Karina keluar dari kamar inap ibunya setelah menundukkan kepala, sopan.***"Saya ingin kita menikah saat Mama saya sudah sembuh," tukas Karina setelah berada di luar kamar inap.Bumi mengerutkan keningnya. "Kamu bawa saya keluar cuma mau ngomong kaya gitu? Saya kira ada yang penting.""Tapi itu sangat penting bagi saya. Walaupun nanti yang membiayai, dan mengurus segala kebutuhan pernikahan adalah kamu. Tapi, saya sangat tahu bagaimana watak Mama saya," pungkas Karina."Mama saya akan tetap berusaha untuk ikut membantu dalam segala kebutuhan pernikahan kita nanti. Dan saya gak ingin Mama kecapean karena belum sepenuhnya sembuh, lalu berakibat fatal nantinya."Bumi tahu apa yang menjadi ketakutan bagi Karina. Toh, dia pun tidak setega itu membuat seorang wanita paruh baya kecapean karena membantu pernikahannya nanti."Kamu tenang saja. Saya tidak akan menikahi kamu dalam waktu

    Last Updated : 2024-02-21
  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   11. Hari Pertama Menjadi Pasangan Suami Istri

    Sejak insiden lingerie tadi, Karina tak bisa tenang.Dia bahkan tidak bisa memejamkan matanya. Terlebih, Bumi pun sampai saat ini belum kembali ke kamar setelah acara pesta pernikahan selesai. "Lho? Kenapa gue harus mikirin dia?" ucap Karina tanpa sadar menepuk-nepuk pipinya, "Mendingan gue tidur sekarang."Segera, gadis itu merebahkan tubuhnya dan menarik selimut sampai dada. Hanya saja, baru akan menutup mata, tiba-tiba pintu kamar telah terbuka. Wangi parfum Bumi langsung semerbak memenuhi penciumannya!Dengan cepat, Karina menutup matanya untuk berpura-pura tidur.Di sisi lain, Bumi menoleh ke arah ranjang.Menyadari sang istri sudah tertidur, dia pun membuka jas pengantinnya, lalu berjalan menuju kamar mandi.Karina mengintip sedikit saat mendengar pintu kamar mandi telah tertutup kembali.Hanya saja, baru ia mengembuskan napas lega, tiba-tiba pintu kamar mandi kembali terbuka! "Kok cepet banget sih, mandinya? Dia gak mungkin mandi ular, 'kan?" ucap Karina dalam hati, berusa

    Last Updated : 2024-02-21
  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   12. Cerita Masa Lalu

    "Kakek tahu apa yang sedang kamu rencanain." Deg! Bumi menatap sang kakek dengan sorot penuh kehati-hatian. "Maksud Kakek, apa? Bumi gak ngerti," sanggah Bumi seraya tertawa kecil. Berusaha agar kakeknya tidak mengetahuinya bahwa dia tengah dilanda kepanikan. Namun, sepertinya usaha Bumi yang mengelak menemukan jalan buntu, karena Jimmy menyadarinya. "Jangan tegang begitu, Nak," pungkas Jimmy. Lalu, pria yang sudah tidak muda lagi itu memandangi sesuatu di balik jendela kamar tidur Bumi yang menyajikan pemandangan indah. Sebuah lautan yang dikelilingi oleh tebing gunung yang tinggi. "Kakek punya cerita. Kamu mau denger gak, Mi?" Jimmy menatap Bumi sekilas, lalu kembali menatap ke depan. "Apa itu?" Jimmy menghela napas panjang sebelum memulai cerita. "Kakek punya cucu satu-satunya, namanya Bumi Cakrawala Suherman. Dulu--""Kakek." Bumi melihat sang kakek dengan sorot mata tidak ingin bercanda. Jimmy hanya bisa terkekeh dengan respon Bumi. Lalu mengangguk, "Baik, baik. Kali ini

    Last Updated : 2024-03-02

Latest chapter

  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   25. Canggung

    Karina duduk termenung di kursi meja makan. Namun, mulutnya tetap bergerak untuk mengunyah nasi goreng yang disiapkan oleh Rahma sebagai sarapan. "Jadi, dia udah bangun duluan?" gumamnya ketika mengingat ucapan Bumi ketika di kamar beberapa menit lalu. "Argh!" Karina mengusap rambutnya frustasi membayangkan dia yang nyaman tidur berada dalam pelukan Bumi. Sungguh, dia sangat malu. Bahkan saat Bumi mengatakan dia yang memeluk pria itu duluan, Karina segera bangkit dari duduknya lalu pergi dengan cepat meninggalkan Bumi seorang diri di kamar, mengabaikan rasa sakit di punggung. "Kutu sama ketombe kamu nanti jatuh ke nasi goreng." Karina sontak menghentikan gerakan tangannya pada rambut, lalu menegakan tubuh, dan membiarkan rambutnya berantakan ketika mendengar suara Bumi. Perempuan itu menatap horor pada Bumi yang kini telah duduk di hadapannya seraya meneguk teh hangat. "Kenapa lihatin saya kaya gitu? Kaya ketemu hantu saja kamu." Bumi berucap kembali dan membuat Karina

  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   24. Minggu Pagi

    Karina semakin melesakkan kepalanya pada sesuatu yang membuatnya nyaman. Dan dia pun mengeratkan pelukan pada sesuatu yang dianggap sebagai guling. "Mama emang jagoan kalau milih guling. Gulingnya nyaman banget," gumamnya. Karina mengigau dalam tidurnya. Dia tidak tahu saja bahwa sesuatu yang dipeluk dengan nyaman itu adalah tubuh Bumi. Tidak berbeda jauh dengan Karina, Bumi pun mengeratkan pelukan pada tubuh Karina yang dia anggap guling. Dua orang itu masih terlena akan nyamannya tidur dan pelukan, serta belum ada niatan membuka mata untuk menyambut pagi hari yang cerah. Hingga kenyamanan itu harus terusik dengan seruan Rahma di luar kamar tidur Karina. "Rina, bangun! Udah siang. Rina!" "Lima menit lagi, Ma," balas Karina. Namun, tentu saja Rahma tidak mendengar balasan dari Karina karena putrinya itu membalasnya dengan suara lirih. "Rina, bangun!" seru Rahma lagi. Sedangkan di dalam kamar, Karina semakin melesakkan kepala pada dada bidang Bumi. Merasakan ada sesuatu yan

  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   23. Dalam Pelukan

    Bumi dan Karina setuju untuk menginap di rumah Rahma karena keadaan di luar tidak memungkinkan mereka pulang. Maka, mau tak mau kedua orang yang selalu bertingkah seperti orang asing itu harus berada dalam satu ruangan. Setelah selesai membantu sang ibu untuk mencuci piring, kini Karina sudah berdiri di depan pintu kamar tidurnya. Dia merasa canggung hanya untuk masuk ke kamarnya sendiri. "Dia udah tidur belum, ya?" gumamnya. Lalu, Karina melihat jam yang digantung di dinding. "Masih jam 8. Pasti dia belum tidur," lanjutnya. Tidak ingin terlibat dalam suasana canggung saat bertemu Bumi di kamar, Karina lebih memilih kembali ke dapur, dan membuat coklat hangat untuk menemaninya nonton televisi di ruang tengah. Karina duduk di sofa yang berhadapan dengan televisi, lalu mencari saluran tayangan yang dia inginkan. Akhirnya Karina menjatuhkan pilihan tayangan pada salah satu saluran televisi yang menayangkan film fantasi, di mana film tersebut menceritakan tentang empat saudara ya

  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   22. Sayur Sop

    "Nah, ayo Nak Bumi, di makan." Rahma telah selesai menyajikan semua menu makan malam, dan duduk di kursi meja makan bersama anak serta menantunya. "Kamu harus cobain sayur sop buatan Rina. Mama yakin kamu pasti langsung suka," tambahnya. Bumi mengangguk, dan tersenyum. "Iya, Ma, pasti saya cobain. Soalnya ini kali pertama saya makan masakannya Karina." "Loh, kamu emang gak pernah masakin makanan buat suami kamu di rumah, Rin?" tanya Rahma menatap Karina penuh tuntutan. Karina yang tengah mengambil nasi untuk diletakkan di piring harus terhenti sejenak. "Di rumah ada ART yang khusus buat masak, Ma," jawabnya. "Jadi, Rina gak--Rahma mencubit pinggang Karina yang berada di sampingnya, hingga membuat ucapan sang putri tidak selesai dan meringis. "Kamu ini, sesekali masakin makanan buat suami kamu apa susahnya?" "Aduh, Ma! Sakit ih.""Jangan kebiasaan pake jasa ART, Rina." Rahma kembali memberikan wejangan. Karina mengerucutkan bibirnya. "Tapi Rina lagi sibuk-sibuknya, Ma, jadi g

  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   21. Dada Bidang

    Bumi menghela napas panjang, membuat dirinya lebih rileks. Sedangkan di balik dinding, kembali terdengar suara wajan yang beradu dengan spatula, menandakan Karina dan Rahma kembali memasak. Setelah dirasa lebih tenang, Bumi mengembuskan napas. Lalu, berjalan kembali ke depan pintu. Dia harus bertingkah layaknya orang yang baru sampai. "Assalamualaikum!" seru Bumi di depan pintu. Lalu, terdengar langkah seseorang dari arah dapur. "Wa'alaikumsalam," sahut Rahma yang menyambut kedatangan Bumi. Bumi menghampiri Rahma, lalu mencium punggung tangan wanita paruh baya itu. "Tadi gimana di sana, Nak?" Rahma menanyakan tentang para korban kecelakaan. "Semuanya sudah diperiksa. Kata dokter enggak ada luka serius, cuma lecet-lecet sama shock saja. Keluarga korban juga sudah datang ke rumah sakit," jawab Bumi. Rahma mengangguk. "Syukur alhamdulillah, enggak ada yang serius. Tadi waktu denger suara motor jatuh Mama panik banget, takut kenapa-kenapa sama mereka," ungkapnya. "Sekarang mere

  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   20. Sebuah keinginan.

    Bumi berjalan di koridor rumah sakit dengan Pak RT dan dua warga. Mereka akan pulang setelah menunggu beberapa menit hingga keluarga korban sampai di rumah sakit. "Kamu ini menantunya Bu Rahma, ya?" tanya Pak RT setelah semuanya masuk dan duduk di mobil Bumi. Bumi menoleh ke arah Pak RT yang duduk di kursi penumpang bagian depan, seraya memasang sabuk pengaman. "Iya, Pak, saya menantunya Bu Rahma." Pak RT dan dua warga yang duduk di kursi belakang mengangguk. "Kamu cocok sama anaknya Bu Rahma, si Karina itu," celetuk salah satu warga di kursi belakang. "Iya, kamu sama Karina cocok. Soalnya sama-sama ganteng sama cantik," sambar satu warga lainnya. "Bener itu! Soalnya banyak yang bilang, katanya kalau laki-lakinya ganteng terus perempuannya cantik itu bakalan cocok." Pak RT ikut menimpali, dan membuat dua penumpang di belakang tertawa. Bumi terkekeh kecil dengan semua ucapan para penumpang mobilnya. Lalu, menggelengkan kepala, tidak terlalu percaya akan hal-hal tersebut. "Naman

  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   19. Kecelakaan

    Untuk mengisi kejenuhan dalam perjalanan menuju rumah ibunya, Karina menggunakannya dengan membaca beberapa komentar pada sebuah berita klarifikasi di laman web resmi The One Entertainment. Yang mana menyatakan bahwa berita tentang Rasyid dan Karina itu hanya berita palsu. Mereka terlihat bersama karena tengah membangun hubungan yang kuat untuk projek film yang keduanya bintangi. Karina cukup terpukau dengan kinerja staf The One Entertainment yang langsung bergerak cepat untuk membantah semua tuduhan tidak benar pada artis-artisnya. Tidak sedikit yang memberikan komentar positif, tetapi tidak sedikit pula yang memberikan komentar negatif. Kesal? Marah? Tentu saja Karina merasakan perasaan tersebut, tetapi karena sudah pernah mengalami hal tersebut Karina menanggapinya dengan biasa saja. Toh, berita tersebut tidak benar dan sudah diklarifikasi. Sedangkan di kursi kemudi, ada Bumi yang sesekali memerhatikan Karina.Dia tidak ingin menegur ataupun mengajak Karina untuk mengobrol se

  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   18. Undangan Makan Malam

    Suasana canggung, dan tegang yang sempat Karina rasakan kini berganti menjadi sedikit lebih santai ketika Bumi bertanya dengan nada santai. "Hp kamu kenapa?" Nada suara Bumi terdengar biasa, tidak seperti tadi saat ada Rasyid dan Tika yang menggunakan suara wibawanya. Walaupun mereka jarang bertemu dan bercakap dalam waktu lama, tetapi Karina sudah hapal dengan kebiasaan pria di depannya ini jika hanya ada mereka berdua saja. "Maksud kamu apa, sih? Hp aku enggak kenapa-kenapa," balas Karina dengan mengerutkan kening. "Nih, lihat. Hp aku gak kenapa-kenapa, 'kan?" Dia memperlihatkan ponsel yang baik-baik saja pada Bumi. Bumi menatap ponsel Karina sekilas, lalu kembali menaruh atensinya pada wanita tersebut. "Terus, kenapa Mama enggak bisa hubungi kamu?" "Mama?" ulang Karina. "Mama siapa?" tanyanya dengan kening berkerut. Bumi mengangkat alis kanannya dengan pertanyaan Karina. Apa wanita di depannya ini sudah lupa dengan ibu kandungnya sendiri? Apa dia terlalu banyak memberik

  • Dikontrak Jadi Istri Tuan Presdir   17. Rumor

    Karina telah resmi menjadi artis di agensi milik Bumi, Happy Entertainment, sejak lima bulan lalu. Ya, pernikahan Bumi dan Karina sudah berjalan selama lima bulan lebih. Selama itu pula mereka masih hidup dalam urusan masing-masing. Selama Karina bergabung dengan Happy Entertainment, banyak projek yang menghampirinya. Seperti, iklan, film, drama series, dan sinetron stripping. Nama Karina Lavina pun semakin naik, dan selalu dicari di laman web internet. Tidak hanya nama Karina Lavina saja yang naik, tetapi nama Tiko Slamet pun ikut naik sebagai MUA pendatang baru yang keahliannya dapat diperhitungkan. Karena sejak Karina mulai menerima beberapa projek di dunia hiburan, dia selalu mengajak Tiko untuk menjadi MUA-nya, sekaligus memamerkan keahlian sang sahabat agar dilirik oleh MUA berpengalaman. Namun, kesuksesan yang baru saja Karina cicipi harus mengalami guncangan karena dia terseret dalam berita terpanas sebagai orang ke-3 dari sebuah hubungan rumah tangga orang lain. Karin

DMCA.com Protection Status