Share

Dikontrak Jadi Istri Penguasa
Dikontrak Jadi Istri Penguasa
Penulis: Wangfei

Part 1 Dijual Majikan

Penulis: Wangfei
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Jadilah anak baik dan minum ini, Ratih. Satu langkah lagi, dan aku akan memenangkan tender majikanmu.”

Dengan sekuat tenaga, Ratih mengatupkan bibirnya sementara pria gempal di hadapannya mendorong segelas anggur ke depan bibirnya. Tatapannya kemudian terarah majikannya. Nyonya Aziz, wanita itu hanya balas memandangnya tanpa berniat membantu.

Beberapa menit yang lalu, Ratih sampai di restoran hotel ini karena disuruh untuk menjemput majikannya. Namun, saat ia menunggu, Nyonya Aziz justru mengumpankannya pada Tuan Sam, pria gempal yang sejak tadi menatap Ratih dengan tatapan penuh nafsu. 

“Buka mulutmu.”

Ratih menggeleng. Ia berniat menjauh, tapi Tuan Sam justru menariknya dan mendudukkan gadis itu di pangkuan.

Terkejut, Ratih langsung bergerak menjauh. Namun, tangan besar Tuan Sam dengan cepat memeluk pinggangnya. Mengunci gadis itu agar tidak lari dari pangkuannya.

“Lepas–”

“Hanya satu gelas, lalu aku akan melepaskanmu.” 

Tuan Sam kembali menyodorkan bibir gelas anggur itu pada Ratih. Merasakan embusan napas pria itu di telinganya dia seketika merinding. Ratih ingin sekali menendang pria ini hingga mati namun kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan seorang pria dewasa.

Sementara itu, Ratih melihat majikannya yang balas menatapnya dengan senyum mengejek. 

“Hanya satu gelas, Ratih.” Wanita paruh baya itu justru berkata. “Tidak ada salahnya menuruti ucapan Tuan Sam.”

Ratih seperti bisa mendengar kelanjutan ucapan majikannya tersebut. Jika Ratih bersedia utuk minum, majikannya akan memenangkan tender yang diincar dan Ratih bisa segera pergi dari sana.

Ini sudah hampir pukul sebelas malam, dia harus segera kembali ke rumah sakit untuk menjaga nenek. 

“Kamu harus menepati janjimu,” ucap Ratih kemudian, menahan perasaannya.

Gadis itu kemudian meraih gelas anggur di tangan Tuan Sam dan menegaknya dalam satu kali teguk.

“Sekarang lepas–”

Ratih akhirnya bisa melepaskan diri dan berdiri. Namun, tiba-tiba badannya terasa limbung.

Padahal Ratih baru saja menyelesaikan minumnya, tapi kenapa rasa sakit langsung menyerang kepalanya?

Apakah memang minum anggur efeknya seperti ini? Atau–

“Aku permisi dulu.” Tiba-tiba Nyonya Aziz berkata. “Mohon jangan terburu-buru, Tuan Sam.”

Apa maksudnya?

“Tenang saja, Nyonya. Oh ya–selamat. Mohon ke depannya kita bisa bekerja sama dengan baik.”

Detik itu juga, Ratih tahu bahwa dirinya telah dijebak. Majikannya telah mengumpankan dirinya pada pria gempal di hadapan Ratih tersebut.

Perlahan, kesadaran Ratih mulai menghilang dan kakinya mulai kehilangan kekuatan. 

Menyadari Ratih mulai bergerak gelisah, Tuan Sam segera mendorong gadis itu hingga terjatuh di sofa dan mulai menekannya disana. Ratih merasakan bahaya mulai mendekat.

“Lepaskan aku.” Ratih berusaha berteriak, tapi suara yang keluar dari mulutnya sangat lemah. 

Lebih terdengar seperti erangan lembut yang membuat mata Tuan Sam menatapnya semakin dalam.

“Tenang, Cantik. Aku akan membuatmu nyaman ….” Bisikan dari Tuan Sam membuatnya mual.

Dengan sisa-sisa tenaganya dan sebelum kesadarannya hilang, Ratih menggigit lidahnya sendiri hingga berdarah. Rasa sakit itu segera mengembalikan kesadarannya seketika.

Namun, sayangnya, Ratih sudah terkunci di bawah tubuh pria menjijikkan ini. 

Satu-satunya yang tersisa hanyalah bagian kaki. Dia segera menggunakan kesempatan ini untuk mengumpulkan kekuatan dan menendang pangkal atas paha Tuan Sam dengan keras.

Tuan Sam sama sekali tidak menyangka akan mendapat serangan seekstrim ini oleh seorang wanita lemah yang sudah dibiusnya. Dia terjungkal ke lantai sambil menahan rasa sakit yang amat sangat. 

Memanfaatkan momen itu, Ratih segera bangkit dan berlari ke pintu. Dia keluar menuju koridor panjang

Ratih bisa merasakan tubuhnya mulai terasa panas dan kakinya mulai menyerah sekali lagi, sehingga dia tidak bisa lagi berlari. Mengandalkan sedikit rasa sakit yang memberinya kekuatan, dia menghampiri ke dalam lift yang ada di ujung koridor ini.

Pintu lift terbuka dan dia segera terjatuh ke depan. Kepalanya jatuh ke dalam tangan kokoh seseorang pria. 

Ah, siapa lagi ini?

Ratih mendongak dan menangkap seraut wajah pria. Dengan sisa kekuatannya, Ratih mencengkeram lengan baju pria itu erat-erat.

"Tu-Tuan,” sengalnya. “Selamatkan aku. Tolong."

Dari sudut pandangnya yang sudah mabuk, pria itu sangat tampan. Wajahnya yang halus memiliki tepian yang tajam. Matanya yang hitam dan dalam penuh dengan kekejaman dingin dipadu dengan bibirnya yang tipis terkatup rapat. Tak ada reaksi apapun seolah pria itu adalah patung.

Hanya saja wajah pria itu yang putih sedikit memerah tidak seperti biasanya, membuatnya tampak semakin seksi tak terlukiskan.

Pria itu menatap Ratih dengan heran. Suara sol sepatu berlarian terdengar di belakangnya. Matanya menjadi gelap dan dia segera menggendongnya ke dalam lift.

Pikiran Ratih kacau. Tubuhnya terasa panas tak tertahankan. Ia memeluk erat tubuh lelaki itu sambil bergerak gelisah untuk menghilangkan rasa panas.

Namun, semakin dia melakukannya, semakin kuat perasaan itu.

Napas pria itu juga menjadi cepat. Dia memarahi dengan wajah dingin,

"Jangan bergerak."

Dengan itu, jari-jarinya gemetar dan dia mendorongnya menjauh.

Ratih terbentur dinding yang dingin, rasa sakit membuatnya mengerutkan kening tak terkendali. Namun, hal itu juga membuat kesadarannya sedikit kembali. Ia menggigit bibir bawahnya dan berusaha sekuat tenaga menahan kegelisahan di tubuhnya. Ia ingin membenamkan dirinya dalam air dingin agar merasa lebih baik.

Lift terbuka dan pria itu segera melangkah keluar. Ratih tanpa sadar mengulurkan tangan dan meraih lengan bajunya lagi.

"Jangan tinggalkan aku."

Pria itu tertegun sejenak. 

Secara insting, Ratih mendekatkan diri ke wajah pria itu. Napas panas mereka saling beradu. Tangan pria itu mengepal, mengeluarkan suara berderit.

"Tahukah kamu apa yang sedang kamu lakukan?" Suara rendah dan serak terdengar di telinga Ratih. Napasnya yang panas menyemprot kulit halusnya, membuatnya menggigil. Itu sedikit mengobati kegelisahannya.

Namun, itu belum cukup. Jauh dari cukup. Ratih menginginkan lebih.

Dia tahu dia tidak boleh melakukan ini, tetapi tubuhnya dengan patuh melekat pada pria itu.

Pria itu menarik napas dalam-dalam, mengangkat tubuh Ratih yang hampir roboh  dan berjalan keluar pintu. Tak lama kemudian, ia berjalan menuju hotel bintang lima di seberang jalan.

Di kamar presidensial hotel, lampu redup dan bayangan mereka saling bertautan.

Ratih tersentak. Pria itu menekannya ke pintu. Begitu pintu tertutup, dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia seharusnya menolak dan segera melarikan diri, tetapi tubuhnya tidak mau mendengarkannya.

Tanpa menunggu laki-laki itu melakukan sesuatu, dia mencondongkan tubuhnya ke depan, berjinjit dan mencium bibir indah pria itu.

Pria itu tercengang. Dia tidak menyangka wanita itu akan mengambil inisiatif. Matanya menjadi gelap. Dia memegang pinggangnya dengan satu tangan dan mengangkatnya sedikit, hampir menelannya dengan ciuman penuh gairah.

Tangannya yang besar tak kuasa menahan diri untuk meluncur naik turun di pinggang rampingnya.

Ratih merasa tubuhnya semakin terbakar. Telapak tangannya sudah meraba kemana-mana. Tanpa sadar ia mengusap-usap tubuh lelaki itu dan melenguh karena rasa perasaan tidak nyaman itu.

Pria itu mundur selangkah dan menjauhkan diri darinya. Ia menatap matanya dan bertanya,

"Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Tahukah kau apa yang akan terjadi selanjutnya? Belum terlambat untuk menyesalinya."

Tanpa pria yang bisa diandalkan, Ratih merasa makin tidak nyaman. Tubuhnya terasa seperti digigit semut. Rasanya sangat panas dan menyakitkan hingga yang bisa ia katakan hanyalah–

 "Tolong saya."

Mata pria itu menjadi gelap dan dia tidak ragu lagi.

Bab terkait

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 2 Pertama Kali

    Pria itu membanting Ratih ke tempat tidur dan membungkam bibir merah gadis itu, menelan semua erangan lembutnya ke dalam mulutnya. Ciuman penuh gairah itu menerjang Ratih bagai badai, membuatnya tak dapat memikirkan apa pun lagi.Suasana di dalam kamar menjadi semakin intens. Ketika mereka terjerat di tempat tidur, pakaian Ratih sudah terlepas semua. Tubuh panas pria itu menekannya, membuatnya akhirnya merasakan sedikit bahaya. Dia mulai menggeliat gelisah.Namun, detik berikutnya, rasa sakit yang menusuk datang, membuatnya menggigit bahu pria itu.Lelaki itu mengernyit pelan dan rona merah di wajah tampannya makin lama makin pekat. Ia menatap wanita kecil yang menangis di pelukannya dengan heran. Namun, hatinya dipenuhi dengan gairah yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Ia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.Malam masih panjang, dan suasana ambigu berlanjut.***Ratih membuka matanya dengan berat. Ada langit-langit yang tidak dikenalnya di atas kepalanya dan ruangan itu dipe

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 3 Jebakan

    Setelah pria asing yang belum ia ketahui namanya itu keluar, Ratih buru-buru mengenakan pakaiannya.Setelahnya, ia segera keluar dari kamar tersebut.Kesalahannya semalam adalah tidur dengan pria lain yang bukan pacarnya. Namun, hal tersebut tidak akan terjadi jika ia menjemput majikannya pulang seperti yang diperintahkan–alih-alih meminum gelas anggur yang sepertinya sudah diberi obat.Namun, bagaimanapun–Ratih sudah bukan orang yang sama lagi.Kali pertamanya sudah hilang.Ratih mengulurkan tangan untuk menghapus air mata yang menggenang di matanya. Kepalanya dipenuhi alasan kenapa Nyonya Aziz tega melakukan hal tersebut kepadanya.Apakah si majikan itu sebegitu inginnya memenangkan tender hingga berani menjual Ratih yang memang notabene hanyalah seorang TKW?Padahal Ratih datang ke negara ini untuk hidup, bekerja sebagai tulang punggung keluarganya di rumah. Apalagi desakan utang yang mereka gunakan saat ibunya kecelakaan waktu itu. Dan Ratih pun tidak neko-neko. Di jam kerja, ia a

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 4 Pria MAlam Itu

    Ratih tidak mengatakan apa pun. Ia hanya menatap Abdul yang berbalik dan pergi bersama Miriam di pelukannya. Melihat pemandangan di depannya, hati Ratih berdenyut nyeri. Pria ini, mereka telah bersama selama hampir setahun. Mustahil untuk tidak sedih dan kecewa ketika melihat kemesraan mereka. Namun, ia tidak bisa memaafkan Abdul. Sama seperti pria itu terhadapnya, sekalipun karena salah paham.Pada akhirnya, Ratih berbalik pergi.“Ratih, kamu baik-baik saja?” Lina bertanya dengan cemas melihat wajah merah padam sahabatnya.Ratih menggeleng. Tampaknya dia harus berhenti menjadi perawat nenek segera. Ia benar-benar ingin memutus hubungan dengan keluarga Aziz.“Bantu aku menemukan pekerjaan baru dalam waktu dekat,” pintanya pada Lina kemudian. Mendengar itu, Lina menghela napas dan mengangguk. “Aku akan bertanya pada manager,” katanya.Lina bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan penjualan apartemen sebagai petugas penjualan.Saat itu, Ratih berpikir kalau masalahnya hari itu hanyal

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 5 Melarikan diri

    "Ratih, kenapa pergi? Kamu belum makan jamuan pernikahan." Miriam, si jalang itu, benar-benar muncul dan bahkan mencengkeramnya.Ratih menggertakkan giginya karena marah dan merendahkan suaranya,"Miriam, lepaskan aku. Jangan membuat keributan."Miriam tertegun dan tanpa sadar melepaskannya.Ratih menghela napas lega, tetapi dia tidak menyangka suara pria di belakangnya terdengar perlahan,"Nona, Kamu ...?"“Tengku Ammar, ini teman yang bekerja sebagai perawat Nenek di rumahku. Sudah kami anggap seperti keluarga sendiri.” Miriam segera menarik Ratih dan memperkenalkannya kepada Tengku Ammar.Ratih ditarik oleh Miriam dan hampir jatuh. Untungnya, Abdul memegangnya dan bertanya dengan khawatir,"Apakah kamu baik-baik saja?"Wajah Miriam menjadi gelap dan dia melotot ke arah Abdul dengan tatapan tidak senang. Kemudian dia diam-diam mendorong Ratih ke arah Tengku Ammar dengan paksa, bermaksud melihat Ratih mempermalukan dirinya sendiri. Tengku Ammar menangkapnya dengan cepat.Semua orang

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 6

    Tengku Ammar masih duduk di ruang kerjanya dengan wajah muram. Ditangannya ada satu eks majalah Melayu News edisi minggu depan. Dia segera melemparnya ke tempat sampah. “Apa ini semua rencana ibu?” Ia bertanya pada Imran yang mematung di depan meja. Imran sedikit ragu untuk menjawab. Majalah ini memang di kirimkan oleh Nyonya besar Shah Alam langsung ke meja Tengku Ammar pagi ini. Belum dicetak dan di pasarkan. Dia dengan mudah dapat menebak niat pihak lain mengirimkan majalah ini ke meja Tuannya.“Dimana dokumen tentang gadis itu?” Tengku Ammar bertanya dengan wajah dingin. Imran dengan patuh mengambil sebuah map di lemari dokumen rahasia. “Tuan, apakah anda yakin akan terlibat dengan gadis ini?” Imran mau tidak mau memberanikan diri bertanya. Dia sebenarnya tidak punya kualifikasi untuk mempertanyakan tindakan yang diambil atasannya, namun ini sebagian besar menyangkut kehidupan pribadi Tuannya. “Dia adalah target yang cocok.” Sinar kelicikan

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 7

    Dia segera mengangkat kepalanya dan menatap pria itu. Tidak semua orang punya wajah yang tampan. Jelas itu adalah pria yang pernah tidur dengannya tempo hari. Dia segera menundukkan kepalanya. Berusaha membuat dirinya tidak terlihat sehingga pria itu tidak bisa mengenalinya."Nila, kemarilah. Temani Tuan Ammar melihat apartemen." Manajer itu tiba-tiba memanggil petugas penjualan senior yang sangat cantik untuk menemani pelanggan baru itu. Ratih segera menghela napas dan berbalik menuju kursi sofa di lobi, namun sebelum punggungnya menyentuh sofa, sebuah suara bariton yang familiar terdengar menggelitik di telinganya.“Ratih, aku ingin Nona Ratih yang menemaniku.” Pikiran Ratih hampir meledak. Ah, bagaimana pria itu bisa tahu bahwa dia bekerja disini? "Ratih, manajer memanggilmu. Cepatlah." Lina menyodoknya, segera membuat dia berubah panik. “Ini pelanggan pertamamu! Berusaha lah dengan keras.” Bisik Lina di telinganya.

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 8

    Ratih hampir menjatuhkan map itu ke lantai namun dia tetap berusaha kuat untuk tenang. Itu adalah kontrak pernikahan. Berisi beberapa kewajiban dan beberapa klausul tentang hubungan bisnis. Dia membaca satu persatu klausul yang tertulis di dalamnya seperti yang di perintahkan.“Jelaskan.” Ratih sudah selesai membaca poin demi poin.“Aku butuh seseorang untuk menjadi tameng.” Ujar Tengku Ammar dengan tatapan datar.“Mengapa harus aku?” Dia mengangkat wajah dan bertemu dengan tatapan mata Tengku Ammar yang sedang menelisiknya.“Tidak ada alasan.” Jawabnya dingin.Ratih menjadi sedikit kesal dengan jawaban ini. Ada ribuan gadis yang akan berbaris untuk mendapatkan kesempatan memegang kontrak ini di Terengganu, mengapa harus dia?“Kalau begitu, aku menolak.” Ratih menutup map dan meletakkannya di meja sofa lalu bangkit untuk pergi. Namun dia segera ingat bahwa pria ini adalah pelanggan pertamanya yang harus dia selesaikan.Melihat gadis itu berbalik, wajah Tengku Ammar menjadi semakin din

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 9

    Ratih merasakan kepalanya berputar dan berdenging. Namun dia bertahan untuk mendengarkan sampai akhir.“Bicaralah kondisimu. Aku tau kamu butuh uang.” Ujar Tengku Ammar tenang. Dia lalu menyodorkan selembar dokumen berisi keuntungan apa yang akan di peroleh Ratih jika dia setuju menjadi istri bayarannya.“Kamu akan mendapatkan gaji bulanan, dan kompensasi atas malam itu. Tidak perlu khawatir untuk biaya hidup dan kebutuhan lainnya. Aku akan menyediakannya.” Jelas Tengku Ammar dengan nada serius.Ratih sebenarnya tidak punya pilihan lain, selama tiga hari bekerja sebagai Staf penjualan, dia bahkan belum mendapatkan pelanggan satu orangpun. Persaingan disana terlalu ketat. Para staf senior selalu mencuri pelanggan orang lain.Lagipula, mendapatkan pelanggan untuk membeli apartemen mewah itu sedikit sulit karena penjualan property akhir-akhir ini sedang sepi.“Berapa kompensasinya?” Tanya Ratih akhirnya.“Kamu bisa menyebutkan.” Jawab Tengku Ammar murah hati. Ratih merasa senang dengan j

Bab terbaru

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 23

    Ratih tidak bisa menggerakkan kakinya, jadi dia hanya bisa melihat Nyonya Aziz meraih kursi rodanya dan memarahi Lina.Beberapa pelayan di rumah itu ingin bergerak untuk menolong Ratih namun Nyonya Shah alam membentak dengan ekspresi membunuh."Mari kita lihat siapa yang berani bergerak membantunya." Mendengar peringatan ini, para pelayan tidak berani bergerak. Bagaimana pun ini adalah Nyonya Besar, memecat mereka semudah mengalihkan tatapan."Nyonya Aziz, lepaskan aku. Jika itu adalah masalah passport, aku bisa menyelesaikannya sendiri. Aku tidak butuh bantuanmu. Lagipula bukankah aku sudah melunasi semua hutang-hutang padamu?"“Aku hanya berniat membantumu. Jangan duduk di kursi yang bukan milikmu. Kembalilah ke negeramu dengan baik.” Nyonya Aziz memarahi dengan marah.Nyonya Shah Alam mendengus mendengar ini,"Mengapa kamu melawan? Bagaimana mungkin wanita yang tidak berpendidikan dan dari keturunan rendahan sepertimu bisa menjadi menantu keluarga Shah Alam kita?"Nyonya Aziz henda

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 22

    Mendengar itu Ratih sedikit tersedak. Dia tidak bisa menjawab. Belum lagi mereka mengira dia pura-pura hamil kemarin, sekarang dia sudah duduk di kursi roda meski masih bisa sembuh. Berapa banyak alasan yang dimiliki wanita itu agar dia menyerah?"Tapi…" dia ingin bilang bahwa dia masih hadir menghadiri kelas universitas di sore hari namun Tengku Ammar memotongnya dengan kesal."Apakah kamu masih mencoba berbohong padaku?”Ratih terkejut dan berkata,"Apa yang kamu tahu?"Bukankah pria ini sudah tau kalau dia sedang kuliah?Apa yang harus di sembunyikan?"Aku tidak bisa menyembunyikan apapun dari orang sepertimu," Jawab Ratih dengan suara rendah. Tampak sedikit lelah.“Apa maksudmu?” Tengku Ammar bahkan lebih marah.“Bukankah sebelumnya aku pernah bilang bahwa aku tidak mengizinkanmu menghubunginya, tapi kau tetap saja terlibat dengannya. Apakah kamu begitu tergila-gila dengan uang?"Tengku Ammar bertanya dengan tatapan curiga.“Aku….” Ratih tidak bisa lagi menjawab."Mengapa kamu lebi

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 21

    Pembantu?Mata Tengku Ammar berkilat kaget. Dia sudah tahu sejak awal, namun kapan Hafiz mengetahui rahasia ini? Tampaknya sebentar lagi berita paling panas di media ibukota akan mengangkat topic ini."Bagaimana kamu tahu dia pembantu?" Seberapa parah rumor itu telah menyebar?"Apa kau masih perlu bertanya? Siapa kau? Kau adalah Tengku Ammar, orang terkaya di empat negera bagian. Bagaimana orang sepertimu bisa terjebak dengan seorang pembantu?”Kali ini kata-kata Hafiz memang cukup tajam. Bukan saja karena dia peduli namun lebih karena sakit hati. Bagaimana adiknya yang cantik dan terpelajar bisa kalah dari seorang pembantu? Sungguh memalukan!“Itu bukan urusanmu!” Jawab Tengku Ammar muram.“Baiklah, Namun apa yang dia lakukan diluar? Sebagai istrimu, bukankah seharusnya dia mendapatkan apa pun yang dia inginkan? Tapi, sekarang dia ingin mendapatkan uang tambahan. Apa artinya ini? Apakah kamu tidak menafkahinya?” Lanjut Hafiz tanpa ampun. Namun setelah kata-kata itu selesai sebuah puk

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 20

    "Apa ini tentang perceraian." Ratih duduk dan berkata dengan gelisah. Mereka baru saja bertempur semalam, bagaimana jika dia hamil lagi setelah mereka bercerai?Tengku Ammar mengerutkan kening dengan ekspresi muram,"Ratih, jangan lupakan perjanjian kita sebelumnya. Ngomong-ngomong, Kamu belum melihat klausul terakhir! Jika kamu berani menyebut-nyebut masalah perceraian, kamu harus membayarku 20 juta Ringgit sebagai ganti rugi atas hilangnya masa mudaku."“Apa??” Ratih melompat kaget."Tidak ada klausul seperti itu dalam kontrak. Aku melihatnya dengan jelas. Itu tidak mungkin.” Bantahnya seketika. Dia memeriksanya dengan teliti, oke!"Ruang kosong dibagian paling bawah itu bisa ditambahkan. Aku menambahkannya kemudian, jadi kamu pasti tidak tahu." Tengku Ammar mengakui kecurangannya tanpa malu-malu.Sudut mulut Ratih berkedut. Orang ini benar-benar tidak punya integritas!"Mengapa kamu melakukan ini?" Ratih bertanya dengan marah."Tentu saja untuk mengakhiri pikiran-pikiranmu yang kac

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 19

    Dia pasti sudah mandi. Rambutnya tidak dicukur, jadi dibiarkan terurai menutupi dahinya.Hal ini membuatnya tampak jauh lebih muda dari biasanya, tetapi karena wajahnya yang buruk, ia tampak sedikit putus asa.Dari sudut pandang mana pun, itu tampak seperti bos bangkrut dalam drama TV.Dia berpikir bahwa sumber keuangan keluarga Shah Alam masih sangat banyak. Bagaimana mereka bisa bangkrut secepat ini? Tengku Ammar ingin marah, tetapi ketika dia mendengar dan melihat ekspresi khawatir gadis ini, dia tidak bisa marah.Dia begitu kesal hingga dia tertawa,"Apakah kamu akan senang jika aku bangkrut? Apakah kamu ingin aku bangkrut?” Tanyanya kesal."Tentu saja tidak. Aku hanya merasa kamu terlihat tidak sehat, jadi aku sedikit khawatir." Ratih segera menjelaskan.Tengku Ammar menarik napas dalam-dalam dan tiba-tiba tidak ingin membahas video itu. Dia berdiri menariknya ke sampingnya dan ingin merangkulnya. Namun dia segera mencium baud aging panggang dan sedikit bau minuman."Apa kamu pe

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 18

    Hati Ratih sedikit tidak nyaman, tetapi dia juga merasa sedikit lega.Mereka berdua tidak cocok. Lebih baik mereka bercerai. Mereka tidak berutang apa pun kepada satu sama lain.Mari kita lihat kapan pria akan membicarakannya! Sekalipun dia hendak menceraikannya sekarang, Ratih tidak punya apa pun untuk dikatakan. Misi mereka sudah sedikit banyak berhasil.Namun, Tengku Ammar tidak mengatakan apa-apa, dia meminta Imran untuk membelikannya sekantong pakaian dan memintanya untuk berganti pakaian di kamar mandi. Imran bahkan tidak membelikannya pembalut.Ketika dia keluar, Tengku Ammar melepas jasnya dan mengikatkannya di pinggangnya.Ratih menolak dengan halus,"Itu akan mengotori pakaianmu.""Itu hanya pakaian," kata Tengku Ammar acuh tak acuh.Ratih menggigit bibirnya dan mengikuti di belakang Tengku Ammar.Ketika mereka masuk ke dalam mobil, dia mengira Tengku Ammar akan menyinggung soal perceraian, tetapi Tengku Ammar tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia memejamkan mata dan bersan

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 17

    “Mengapa kamu tidak setuju dia menikah dengan Zarina?” Ratih mau tidak mau sedikit penasaran."Kamu tidak perlu peduli tentang itu.Dia lebih cantik darimu, punya bentuk tubuh yang lebih bagus darimu, lebih terdidik darimu, dan lebih cakap darimu.Terlebih lagi, mereka adalah kekasih masa kecil, dan memiliki hubungan yang dalam. Dia juga berasal dari keluarga baik-baik.”Jelasnya dengan bangga. Seharusnya Ratih merasa bahagia mendengar penjelasan itu. Tujuannya menikah sedikit banyak telah mencapai hal-hal baik."Lalu mengapa kamu tidak setuju? Kamu sebaiknya setuju saja," kata Ratih.Namun, bahkan jika Tengku Ammar ingin menceraikannya sekarang, dia tidak takut. Dengan uang yang diberikan Hafiz, dia akan mampu membiayai ibunya sampai akhir perawatannya.Namun, anak dalam perutnya … membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.Nyonya Shah Alam menggertakkan giginya, be

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 16

    “Apakah dia kekasihmu?”Hafiz tertawa terbahak-bahak,"Nona Ratih memang pandai bercanda. Bagaimana kamu bisa tahu kalau dia adalah kekasihku?Dia hanyalah seorang wanita yang kukagumi. Sayang sekali seseorang memiliki perasaan padanya, tetapi dia tidak.”"Tetapi untuk menerima hadiah sebesar itu dari Tuan Hafiz, aku yakin dia akan tersentuh." Ratih menjamin.Wanita mana yang tidak akan terharu setelah menerima hadiah rumah? Hafiz ini benar-benar ahli. Metodenya sangat brilian."Itu belum tentu benar. Dia mungkin hanya mengucapkan terima kasih kepadaku." Hafiz mendesah.Ratih tersenyum malu. Dia hanya ingin menghasilkan uang dan tidak ingin mendengar kisah cinta Hafiz yang rumit.Beruntungnya, Hafiz tidak mengeluh karena naksir padanya. Hafiz mengeluarkan sebuah amplop tebal.“Komisi di awal.” Ujarnya murah hati. Ketika Ratih meliha

  • Dikontrak Jadi Istri Penguasa   Part 15

    Mendengar itu, wajah Tengku Ammar bahkan tidak menunjukkan emosi apapun.“Hukum telah mengakuinya.” Jawabnya sederhana.Nyonya Shah Alam semakin marah ketika mendengar ini. Dia menunjuk ke arahnya dan berkata dengan marah,"Tengku Ammar, apakah kamu pikir kamu bisa mengabaikan ibumu sekarang setelah kamu dewasa?Kamu tidak memberi tahuku tentang hal besar seperti pernikahanmu, dan kamu tidak menggelar pesta pernikahan. Apakah kamu menganggapku sebagai ibumu?”"Jika kamu tidak datang sekarang, aku akan membawanya ke rumah besar untuk memperkenalkan diri hari ini dan memberitahumu tentang pernikahan kami," kata Tengku Ammar dengan tenang.Nyonya Shah Alam mendengus dingin,“Kamu baru saja mendapat surat nikah. Tengku Ammar, jangan pikir aku tidak tahu apa yang sedang kamu rencanakan.Kamu hanya menyimpan tempat untuk Zarina sehingga kamu bisa memberinya pesta perni

DMCA.com Protection Status